Raga Di 2025 Tapi Jiwa Di 2012
𓇢𓆸001
Selamat datang, semoga suka
// Bahkan...
Di tujuh kehidupan lainnya... Aku akan tetap bertahan bersamamu...
// Kalau kita terus berusaha, pasti kita akan mendapatkannya... Tapi kita lupa, hidup kita tidak benar-benar milik kita. Jika Tuhan bilang tidak, maka tidak...
[ Central Hill, Paragon City... Nov, 2025 ]
Daffa Mahendra
Ini sudah ke seratus kali kamu meminta bercerai Rania... *tenang
Rania Kalilla
Apa kamu tidak mengerti... *mengatupkan bibirnya
Rania Kalilla
Kita sudah menikah selama 10 tahun... Tapi... Aku selalu merasa hidup sendiri walau jelas rumah ini tidak hanya ada aku... *menjatuhkan air mata dengan bibir bergetar
Rania Kalilla
Apa kamu pernah tau rasanya berjuang sendirian?
Rania Kalilla
Sakiiit, Daf...
Daffa Mahendra
Kamu mau aku seperti apalagi?
Daffa Mahendra
Semua keinginanmu selalu aku penuhi...
Daffa Mahendra
Kamu hanya tidak bisa melihat dengan jelas!
Rania Kalilla, istri dari Daffa Mahendra. Selalu meminta perceraian. Namun, kenyataan yang sebenarnya, dia hanya ingin suaminya berubah.
Daffa Mahendra
Maaf... Aku tidak akan pernah menceraikanmu... Rania Kalilla...
Daffa Mahendra
Lakukan saja semua yang ingin kamu lakukan... Selama itu membuatmu senang, silahkan...
Daffa Mahendra
*bangkit berdiri
Rania Kalilla
Bukan ini mauku... *lirih terduduk lemas terisak pilu
Daffa berdiri membelakangi Rania, dia mengeratkan kepalan tangannya.
Daffa Mahendra
*menoleh pada istrinya
Daffa Mahendra
Aku sudah bilang... Kita memutuskan menikah untuk hidup bersama selamanya... Kita tidak memilih menikah untuk berpisah...
Daffa Mahendra
Jika merasa bosan, yang diganti adalah suasananya bukan orangnya...
Rania Kalilla
*terus menangis
Daffa Mahendra
Jika lelah, kamu bisa beristirahat... Bukan dikit-dikit minta pisah...
Daffa Mahendra
Jika kamu bilang sudah gak cinta... Terus... Semalam itu apa?
Daffa Mahendra
Kamu masih menikmati percintaan kita...
Daffa menunduk terkekeh, senyumannya memgembang saat melihat istrinya salah tingkah.
Daffa Mahendra
Aku bawa anak-anak, jalan... Kamu istirahat... Aku...
Rania Kalilla
Aku ingin pergi... *lirih menyela seraya bangkit lemas
Daffa Mahendra
*meneguk ludahnya
Daffa Mahendra
Aku antar...
Rania Kalilla
Aku ingin sendiri...
Rania Kalilla
Kamu baru saja bilang lakukan apapun yang ingin aku lakukan...
Rania Kalilla
Lihat? Belum ada satu hari, satu jam, satu menit... Kamu mengingkarinya!
Rania Kalilla
Aku menikah denganmu sama seperti terpenjara disini!!
Daffa Mahendra
Kalau kamu pergi... Terus aku gimana?
Rania Kalilla
Kamu sendiri yang bilang mau pergi dengan anak-anak... Barusan...
Rania Kalilla
Apa bedanya? *speechless
Daffa Mahendra
Bedanya kamu di rumah!
Daffa Mahendra
Di tempat yang aman...
Daffa Mahendra
Dan aku pastikan akan pulang dengan cepat...
Rania Kalilla
*terduduk lemas
Rania Kalilla
Kamu seperti ini benar-benar menghilangkan kebebasanku...
Daffa Mahendra
Aku hanya takut...
Rania Kalilla
Apa kamu pikir aku akan kabur?
Rania Kalilla
Haha... Hahaha!
*terbahak pilu dengan air mata yang terus mengalir
Daffa Mahendra
Jangan tinggalkan aku, Rania...
Daffa Mahendra
Bagaimana hidupku nanti... Bagaimana anak-anak... Mereka mencarimu... Huhu
[ Rania Kalilla, umur 35 tahun, kondisi koma pendarahan di otak. ]
𓇢𓆸002
Rania Kalilla
Ah! *terbangun penuh peluh
Gadis itu terlihat gelisah, ia menyelidik sekitar dan mencoba mencari ponselnya.
Rania Kalilla
*menatap ponselnya
Kali ini dia memeluk lututnya menangis tanpa perlu lama.
Rania Kalilla
Aku pikir aku benar-benar mati... Huhu...
// Aku mencintaimu bukan karena aku mampu, tapi aku melakukannya karena aku ingin. Tidak peduli apa yang akan terjadi... Selama aku mencobanya dan jika hasil mengkhianati ku... Bagiku, tidak ada rasa penyesalan sudah memilih mencintaimu sejauh ini...
Rania Kalilla
Aku kembali ke tahun dimana pertama kali aku bertemu dengannya... *menatap pantulan dirinya di cermin
Rania Kalilla
Heh... *tersenyum
Rania Kalilla
Bagaimana jika kita tidak pernah bertemu disini... Daffa Mahendra...
Rania Kalilla
Ini hari pertama aku bekerja... Aku tidak boleh melewatkan kesempatan... *berfikir
Rania Kalilla
Tuhan... Apa sedang Engkau rencanakan... *mengatupkan bibir berkaca-kaca
Tanpa ia sadar, air mata jatuh begitu saja.
Rania Kalilla
Asal tetap hidup, maka... Akan ada kebahagiaan yang kamu dapatkan...
Rania Kalilla
Asal terus hidup... *bergetar menangis
Unknown
Nah, Rania... Ini kantor Divisi Marketing... Kamu bisa bergabung sekarang...
Unknown
Oh, iya... Rekan satu team mu sudah lebih dulu. Namanya Delisa...
Rania Kalilla
*mengangguk sopan
Rania Kalilla
Terima kasih, Bu...
Unknown
Ya... Semoga betah ya... *tersenyum bersiap meninggalkan ruangan
Rania berjalan perlahan, dia tahu ini bukan pertama kalinya. Namun, rasa gugup ini bukan karena datang dari rasa takut... Melainkan dari semangat yang membara.
Delisa Anastasya
Oh, hai...
Delisa Anastasya
Kamu pasti anak baru juga ya?
Rania Kalilla
Hm! *tersenyum
Delisa Anastasya
Kenalin, aku Delisa...
Rania Kalilla
Aku Rania... *mengulur tangan dan berjabatan
𓇢𓆸003
// Bagaimana jika seandainya kecelakaan itu tidak terjadi? Bisa jadi kamu menikah dengan orang lain...
// Enggak, aku pasti akan mencarimu... Tuhan pasti membantuku menemukan jalan kearahmu... Karena aku merasa kamu memang ditakdirkan untukku. sehidup selamanya...
Rania duduk di sebuah cafe yang cukup terkenal disana. Dia sengaja menyendiri.
Baginya, bepergian sendiri dan melakukan apa yang ia suka, merupakan bentuk apresiasi menyenangkan atau bisa disebut self reward.
Rania Kalilla
Eh... Renan... *canggung
Renan adalah teman satu divisi dengannya. Dibilang dekat, tidak terlalu, dibilang tidak akrab juga tidak.
Satu hal yang buat Rania takut dengan Renan adalah...
Daffa Mahendra
*menatap Rania dan tersenyum
Renan Arkha Malik
Kok sendirian...
Renan Arkha Malik
Kita boleh kan gabung?
Renan Arkha Malik
Eh, kenalin... Ini Daffa... Bos di Divisi Sistem!
Renan Arkha Malik
Oy, Rania!!
Rania Kalilla
'Susah payah aku menghindarinya... Dia datang lagi... Sama persis seperti dulu... Kenapa aku lupa... Aku sungguh ceroboh...
Rania Kalilla
Boleh... Tapi, aku udahan kok... Ini mau pulang... *bangkit
Renan Arkha Malik
Ih gitu kali!
Renan Arkha Malik
Kemaren aku janji mau teraktir kamu kan... Yuk, mumpung dah disini...
Daffa Mahendra
*terus memperhatikan Rania
Daffa Mahendra
Sorry, gue ikut nimbrung...
Rania Kalilla
*tersenyum canggung
Daffa Mahendra
Daffa... *menjulurkan tangannya
Rania Kalilla
'Aku sudah tau...
Rania Kalilla
Rania... *menjabat enggan
Daffa Mahendra
Rania... *tersenyum
Renan Arkha Malik
Udah woi! *menepuk tangan Daffa
Daffa Mahendra
Eh, iya... Salam kenal... *tersenyum lebar
Renan Arkha Malik
Jangan SKSD lo ya!
Waktu berjalan sungguh melambat bagi Rania. Dia terlihat gelisah membuat dua pria di hadapannya terlihat kebingungan.
Rania Kalilla
Aku pulang duluan ya, aku cape...
Daffa Mahendra
Aku antar ya...
Renan Arkha Malik
Harusnya gue yang bilang...
Daffa Mahendra
Lu pake motor, kasian kena angin...
Renan Arkha Malik
Dih, jangan bawa-bawa kesenjangan sosial gini lah... Gak suka gue...
Rania Kalilla
Gue pulang sendiri aja!
Rania Kalilla
Barusan udah pesan taksi... *bangkit
Rania pamit langsung bergegas berlari meninggalkan keduanya.
Renan Arkha Malik
Dia kenapa ya... Gak biasanya kayak gini... Kek ketemu hantu...
Renan Arkha Malik
Jangan-jangan... Gara-gara elu? *menoleh pada Daffa
Daffa Mahendra
*menatap punggung Rania
Daffa tersenyum lebar penuh makna.
Daffa Mahendra
Rania... Dia satu section ama lu?
Renan Arkha Malik
Bukan, ama Delisa...
Daffa Mahendra
Owh... *tersenyum
Renan Arkha Malik
Suka lu ya? *curiga
Daffa Mahendra
Lu enggak kan?
Renan Arkha Malik
Dih... Suka juga... *bangkit meninggalkan Daffa
Daffa Mahendra
*menatap kepergian temannya tidak senang
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!