NovelToon NovelToon

Sang Penakluk 2

Prolog

Setelah mendengar penjelasan dari dokter spesialis kandungan yang memeriksa kondisi Istrinya, Jhong pun terduduk lemas di kursi panjang rumah sakit. Jhong terdiam dan mencoba mencerna apa yang dokter itu bicarakan, beberapa saat kemudian butiran kristal bening mulai terlihat di pelupuk mata pria itu, dengan tatapan kosong memandang ke dinding putih rumah sakit. Pria itu tak tau apa yang harus dia lakukan karna kebodohannya lah yang membuatnya kehilangan bayinya, bahkan janin itu pun masih sangat kecil, harapannya seakan sirna mengetahui jika janin yang ada di rahim istrinya kini telah di ambil oleh yang maha kuasa.

Pria itu masih terdiam dengan tatapan kosong terlihat juga Ray, Senjoo dan Jim, juga shock mendengar apa yang Dokter ucapkan, mereka terlihat sibuk menenangkan sahabatnya yang terlihat berduka karna kehilangan bayinya. Namun Jhong hanya diam tak mengubris apa yang sahabatnya ucapkan.

Pria itu memejamkan matanya menyesali atas perlakuannya terhadap istrinya, dilihat dari raut wajahnya pria itu sangat teramat menyesal karna lebih memilih menjaga hati teman masa kecilnya, dari pada menjaga perasaan Istrinya yang sedang mengandung!

Lorong rumah sakit yang terlihat mewah, dengan cat berwarna putih dan terlihat bangku-bangku rumah sakit yang tertata rapi di depan setiap ruangan, entah mengapa di sore hari itu lorong rumah sakit itu terlihat sepi dan sunyi, bahkan langit pun terlihat mulai gelap, karna tertutup awan hitam yang menyelimutinya, Pria itu masih duduk kaku di depan ruangan istrinya, dia tak tau apa yang harus di lakukan wajah Jhong terlihat pucat dan tak hentinya dia menyalahkan dirinya sendiri atas kepergian janin yang ada di rahim Istrinya.

"Andai saja aku menjaga mu, pasti musibah ini tak akan menimpamu Sayang, betapa bodohnya aku lebih memilih menjaga hati wanita lain dan mengabaikan mu begitu saja. Apa yang harus aku lakukan untuk menebus kesalahan terbesarku! karna keegoisan ku membuatmu kehilangan janin yang sedang berada di rahim mu. Bahkan janin itu masih sangatlah kecil dia bahkan bulum sempat terlahir ke dunia ini." Ucap lelaki tersebut dengan menelan keras Saliva nya yang terasa getir.

"Yang lebih aku sesali lagi ialah, jika saja sejak awal aku tak menuruti permintaan Ibu Mertua yang menyuruhku merahasiakan penyakitnya mungkin kamu tidak akan semenderita ini Sayang. Dan aku tidak perlu menerima kebencian dan amarahmu aku bahkan tak sanggup melihatmu menitihkan air mata, tapi kenapa aku malah menjadi sebab dari semua duka, rasa sakit, rasa kecewa yang selalu kau rasakan! Bahkan aku juga yang menjadi sebab dari semua rasa sakit yang kini kau alami" Pria itu masih tak henti-hentinya menyalahkan dirinya sendiri atas semua yang terjadi.

Apalah daya semua sudah terjadi, janin yang tadinya tumbuh sehat di rahim istrinya harus di keluarkan paksa oleh dokter.

2 Jam kemudian

Pria itu terlihat berdiri dari posisi duduknya, dan melangkah dengan perlahan menuju ke arah pintu ruangan istrinya di rawat, wajahnya terlihat sedih dan pucat Pasih, kristal bening masih terlihat di pelupuk mata pria tersebut.

Jhon membuka perlahan pintu ruangan istrinya itu, dan melangkah kakinya menuju ranjang rumah sakit, dengan tatapan senduh alangkah terkejutnya Jhong Back mengetahui jika ranjang rumah sakit itu sudah kosong dan tak terlihat Istrinya di ranjang dingin pasien! Mata pria itu terlihat berkeliling menatap setiap sudut ruangan, namun masih tak menemukan keberadaan Istri cantiknya. Pria itu terlihat menyerukan namun Istrinya tapi masih tak ada jawaban. Jhong berteriak histeris mencari keberadaan istrinya tersebut, Matanya seketika membulat dan dia berlari menuju kamar mandi, dibukanya pintu itu dengan kasar dan segera masuk kedalam kamar mandi yang ada di dalam ruangan tersebut, namun Jhong masih tidak menemukan keberadaan Istrinya.

Dengan wajah kebingungan Pria itu terlihat berteriak-teriak menyerukan nama Istrinya kembali, dengan suara lantang dan raut wajah terlihat sangat khawatir, ketiga pangeran pun yang berada di luar ruangan segera masuk setelah mendengar teriakkan sahabatnya itu, ketiga pangeran pun seketika terperanjat melihat ranjang pasien yang sudah kosong melompong.

"Apa yang terjadi! Mana Una?" Ucap Ray dengan wajah terlihat kebingungan. Sedangkan Senjoo dan Jim masih mencari Una di sekitar ruangan tersebut, ruangan VIP itu sangatlah luas karna itu memang ruang khusus yang biasanya di gunakan Jimmi nan jika sedang sakit.

Jhong melirik tajam kearah Jimmi nan yang tengah sibuk mencari keberadaan Istrinya.

"Pasti kau yang telah menyembunyikan Istriku!" Bentak Jhong dengan nada suara meninggi sembari menajamkan alisnya dan mengepalkan kedua tangannya. Setelah mendengar ucapan Jhong seketika tubuh Jim terlihat kaku dan berbalik menatap Jhong dengan menyipitkan matanya.

"Bagaimana mungkin aku melakukannya! Sedangkan aku bersama kalian sedari tadi." Jawab Jim dengan balas meloto ke arah Jhong.

Kedua pria itu saling memandang dengan tatapan membunuh, tangan kedua pria itu terlihat saling mengepal dengan rahang terlihat mulai mengeras, Jhong melangkah kasar mendekati Jim yang sedang berdiri di tengah ruangan, setelah sampai di hadapan Jim tanpa basa-basi Jhong langsung melayangkan tinjunya di wajah Jim, namun dengan cepat Jim menangkis tinju tersebut, hingga Jhong hanya menghantam angin.

Ray dan Senjoo tak tinggal diam melihat perkelahian itu, mereka berdua segera melangkah mendekati kedua orang yang sedang bertengkar itu, Mencoba menenagkan keduanya.

"Apakah dengan kalian berdua bertengkar akan membuat Una kembali lagi! Lebih baik kita berfikir dengan kepala dingin dan mencari keberadaan Una." Ucap Ray dengan suara terdengar berat mencoba menahan kegeramannya.

Untuk beberapa saat Jhong terdiam, Dia terlihat mencoba mencerna kata-kata sahabatnya itu.

"Aku harus menemukan Istriku segera!" Ucap Jhong dengan bergegas melangkah keluar dari ruangan tersebut kemudian di ikutin oleh Ray dan Senjoo.

Jim masih tak bergeming dari tempatnya berdiri, setelah ketiga pangeran pergi meninggalkan ruangan tersebut. Jim terlihat mengeluarkan selembar kertas putih dari saku celananya, Jim terlihat berjalan menuju laci kecil yang ada di samping meja pasien, pria itu mengelakkan kertas itu begitu saja dan berlalu pergi menyusul ketiga temannya yang lebih dulu keluar dari ruangan.

Jhong hampir gila mencari keberadaan Hyouna, dia bahkan menyuruh ratusan anak buahnya untuk mencari keberadaan Istrinya! Ratusan pengawal itu mengeledah setiap ruangan yang ada di rumah sakit itu, namun sia-sia tak ada satupun pengawalnya yang menemukan Istrinya. Bahkan rekaman Cctv pun tak luput dari pemeriksaan namun anehnya rekaman tersebut seakan sengaja di hapus oleh seseorang! Hingga kepergian sang Istri pun tak dapat dilacak oleh para bodyguard Jhong back,

Mata Jhong menatap tajam ke arah Dokter yang tadi memeriksa Istrinya, Wajah Dokter itu pucat Pasih dengan keringat mulai menetes dari dahinya dan jatuh perlahan membasahi pipinya, Dokter tersebut segera menundukkan pandanganya karna takut dengan amarah Jhong, tubuh Dokter tersebut terlihat bergetar karna takut bahkan terlihat beberapa kali dokter tersebut menyeka peluh yang ada di keningnya!

Jhong segera menghentikan langkahnya setelah tiba di hadapan dokter tersebut.

"Di mana kau sembunyikan Istriku? Apakah kau tidak ingin hidup lebih lama lagi di dunia ini!" Ancam Jhong dengan mengambil kerah baju dokter tersebut dengan kasar dan tatapan membunuh.

Jangan lupa like dan komentar nya ya☺️☺️ serta beri keritik dan saran agar saya lebih semangat lagi untuk melanjutkan ceritanya.

Komen dan like kalian adalah semangat autor!

Frustasi

Dokter tersebut terlihat gemetar, wajahnya kelihatan pucat dan peluhnya mulai berjatuhan membasahi pipinya yang terlihat sedikit keriput. Jhong masih menatap dokter itu dengan menyatukan alisnya. Tapi Dokter tersebut hanya diam dengan menundukkan pandangannya menatap kelantai rumah sakit. Dengan rahang mulai mengeras Jhong bertanya untuk yang kedua kalinya.

"Kenapa diam saja? Cepat katakan di mana kau sembunyikan Istriku!" Tanya lelaki tersebut dengan mencekik leher Dokter itu hingga Dokter itu merasakan sesak nafas

"sa. . saya tidak tau tuan!" Jawab Dokter tersebut dengan nada putus-putus dan mulai kehabisan nafasnya. Jim segera melepas paksa tangan Jhong yang masih mencengkram leher pria paruh baya itu.

Pria itu semakin brutal karna tak bisa mengontrol emosinya lagi, bukalah masalah mudah untuknya kehilangan orang yang paling berarti dalam hidupnya! bahkan Jhong hampir saja melayangkan tinjunya kepada Jimmi namun Ray dan Senjoo dengan sigap memegangi kedua pundaknya dengan mengatakan untuk memberikan kesempatan dokter tersebut untuk menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi Jhong tak mengubris sedikitpun apa yang di ucapkan sahabatnya.

"Biarkan dia bicara, Kau tidak perlu sekasar itu!" Bentak Jim sembari memegangi badan dokter tersebut yang sedang bergetar hebat.

"Tadi saya memeriksa Nona Hyouna, kondisinya masih sangatlah lemah dan saya juga menyuntikkan obat tidur didalam cairan infusnya!" Jawab Dokter itu dengan suara bergetar, sembari menundukkan kepalanya.

Jhong tak terima dengan yang Dokter itu ucapkan, namun Ray dan Senjoo mencoba menenangkannya tapi hal itu tak berhasil, Jhong membanting peralatan rumah sakit dan mengamuk sejadi-jadinya. Para Perawat dan Dokter terlihat ketakutan tubuh mereka bergetar dan terkulai lemas. Jim menyuruh Dokter dan Semua Perawat untuk segera pergi memasuki salah satu ruangan, agar terhindar dari amarah Jhong Back!

"Jhong tenangkan dirimu! Kita akan menemukan Hyouna! Panggil semua pengawal mu, siapa tau mereka sudah menemukan bukti kepergian Una." Ucap Jim dengan nada yang sangat lembut.

Jhong terdiam sesaat pria tersebut mencoba mencerna apa yang diucapkan oleh sahabatnya.

Beberapa saat kemudian ratusan pengawal terlihat sudah berdiri berjejer rapi di halaman rumah sakit. Salah satu pengawal yang ada dibarisan depan melangkah mendekati Jhong dengan membungkukkan tubuhnya. pelayan itu menyerahkan kertas putih ke pada Jhong.

"Tuan muda, saya menemukannya di ruangan Nona Hyouna!" Tutur pengawal tersebut. Tanpa berfikir panjang Jhong segera mengambil kasar kertas itu, dan membukanya.

Terlihat banyak goresan tinta yang tak beraturan bentuknya di dalam kertas putih itu, bahkan kertas putih itu terlihat sangat penuh tulisan! Jhong terdiam di posisinya berdiri, pria itu terlihat sangat serius membaca tulisan yang ada didalam kertas putih tersebut dengan mata masih tak bergeming menatap kertas yang sedang dipegangnya!

 

Sepucuk Surat.

 

DEAR. : Jhong Back

Awal bertemu dengan mu, aku sangatlah membenci sikapmu yang arogan dan sombong. Tapi tak kusangka kamu malah menolongku saat aku hampir terjatuh, saat itu aku mengira kau akan mengeluarkan ku dari kampung Karna sikap ceroboh ku! Tapi tak kusangka, kamu berlalu pergi begitu saja meninggalkanku tanpa berkata apapun. meninggalkan ku yang kebingungan dengan semua sikapmu.

Pertemuan kedua denganmu di Club membuat ku mulai membenci mu, bagaimana mungkin aku tak membencimu. Kau mencium ku dihadapan teman-teman kampusku, hingga mereka memandangku sebelah mata, tapi biarlah itu sudah lama berlalu,

Tapi aku sangat berterima kasih kepadamu. Malam hari itu kamu menolongku saat aku sedang dalam masalah yang begitu besar, aku tak tau apa yang akan terjadi jika kamu tidak datang menolongku, apa kamu masih ingat saat para pencuri mencoba melecehkan ku, kamu dengan berani menghadapi mereka dan melepaskan ku dari masalah yang begitu besar, bahkan kamu merawatku beberapa hari. sejak itu rasa benciku padamu mulai berkurang Sayang!

Hingga Pada puncaknya kamu mengetuk pintu rumahku dan memaksaku harus menikah denganmu! Dengan sangat terpaksa aku menyetujui pernikahan dadakan itu, karna aku tak ingin membuat ibu ku terlibat masalah besar!

Awal pernikahan aku sangat membencimu namun seiring berjalannya waktu aku mulai jatuh hati padamu, dan aku mulai berkhayal untuk menghabiskan sisah waktuku hanya bersama mu! Tak lama setelah itu Yera datang dalam kehidupan kita dan mengacaukan semuanya, kau lebih mementingkan perasaan Gadis itu dari pada perasaanku. Melihatmu dekat dengan putri Yera itu membuatku sangat murka dan tersakiti, tapi apalah daya aku hanyalah Gadis dari keluarga sederhana, oh bukan paling tepatnya keluarga miskin yang tidak memiliki apapun untuk dibandingkan dengan Putri Yera!

Yera sangatlah sempurna, Dia cantik dan yang lebih pentingnya lagi Yera Gadis itu sederajat denganmu! Tidak seperti diriku. aku ibaratkan serpihan debu yang ada dibawah kaki kalian para bangsawan. Hingga Suamiku sendiri mengabaikan ku dan lebih memilih menjaga hati Gadis lainnya.

_ _ _

Beberapa waktu yang lalu, aku baru mengetahuinya bahwa kau menerima perjodohan kita, karna Ayahmu lah yang menjadi penyebab meninggalnya Ayahku! Awalnya aku tak ingin percaya namun karna aku melihat buktinya dengan mata kepalaku sendiri, dengan berat hati aku mempercayai apa yang Yera jelaskan. Hati ku sungguh hancur bagaikan terkena Hujaman pisau tajam yang menusuk seluruh tubuhku. kenyataan pahit ini harus aku ketahui dari mulut orang lain.

belum hilang kesedihan yang aku alami, satu kenyataan pahit lagi aku temui, Kau dengan sengaja menyembunyikan penyakit Ibu ku, hampir dua tahun lamanya. Bahkan aku sangat merindukannya disetiap hari, Kau dengan tega membiarkan ku hidup dengan tenang disaat ibu ku sedang bertarung dengan penyakitnya. Kamu tega tak membiarkan ku merawat penyakit ibuku disaat-saat terakhirnya. aku hanya bisa memeluk dan berbicara dengan tubuh yang mulai kehilangan jiwanya!

Beberapa hari lagi kontrak pernikahan kita telah selesai! Aku harap kamu melepaskan ku dan kita jalani kehidupan kita seperti sebelumnya, anggaplah kebersamaan kita hanyalah masalahku yang harus kita lupakan, aku lebih memilih pergi dari hidupmu daripada harus bersamamu yang tak pernah sedikitpun menghargai kehadiranku.

Hiduplah bahagia dengan Putri Yera, aku tidak ingin menganggu kalian lagi. Aku akan pergi dari hidupmu selamanya, kuharap kau menghargai keputusan ku, dan aku akan mencoba membuka lembaran baru tanpamu Suamiku. Oh bukan! paling tepatnya Mantan suamiku.

~ Hyouna

Setelah membaca isi surat dari sang istri. Lutut Jhong terkulai lemas hingga kakinya mulai gemetaran Pria itu seakan tak sanggup berdiri lagi. Isi surat itu sungguh membuatnya terkejut sembari tangannya masih memegangi surat dari sang istri tercinta.

Apa yang terjadi Jhong! Siapa yang mengirimkan surat itu, ucap Ray sembari mengambil kertas yang ada di tangan Jhong back. Ray membacanya bersama dengan Senjoo setelah selesai membaca isi surat tersebut Ray dan Senjoo saling memandang dengan mulut terkunci.

Jhong menghampiri Jim dan berkata.

"Kumohon jagalah dia, aku akan menghargai keputusannya!" Ucap jhong sembari melangkah pergi.

" Ray, Senjoo! Siapkan acara pernikahanku bersama Putri Yera secepatnya!" Ucap Jhong sembari berlalu pergi.

Jangan lupa Like ya dan komentarnya juga.

7 tahun Kemudian

Visual Hyouna.

Hyouna usia 26 tahun.

asli Seoul.

Visual Yera Usia 31 tahun

7 tahun kemudian.

Anak laki-lakil berusia sekitar 6 tahun, dia terbangun dari tidurnya dan langsung turun dari ranjangnya, anak itu turun dari tangga. Dia mencium aroma wangi masakan dari arah dapur rumahnya. Anak itu berlari kecil dengan menyanyikan lagu " Bangun tidur ku terus mandi" Kakinya terhenti setelah melihat wanita cantik dihadapannya, sibuk memasak. dengan peluh terlihat bercucur di dahinya.

"Mami. . sini biar Lee bantu," Ucapnya dengan senyum terlihat mereka di bibirnya, berharap Mami ya, memperbolehkannya untuk menyetujui keinginannya.

Hyouna mematikan kompor listriknya, karna Sup ikan yang dimasaknya sudah mendidih. wanita itu membungkuk dan mengendong anak laki-lakinya, setelah anak itu sudah di dekapannya Hyouna mencium kedua pipinya bergantian, sembari berjalan meninggalkan dapurnya dan perlahan menaiki anak tangga.

"Mami! Kenapa malah berjalan menuju kamarku? Kan aku tadi bilang mau membantu Mami masak!" Tanya Lee sembari mengusap lembut kening Mami ya, yang dipenuhi peluh dengan punggung tangannya.

"Pangeran kecilku! Kamu harus mandi dulu! Nanti, baru bantu Mami ya." Sahut Hyouna dengan mencubit pelan hidung anaknya. karena merasa gemas.

Ibu dan anak itu hanya tinggal berdua saja perumahan yang bisa dibilang cukup mewah, tapi rumahnya juga tidak begitu besar karna hanya ditempati berdua saja. dan ada satu pelayan yang biasanya membantu mengasuh Lee, jika Hyouna sedang pergi berkerja.

Setelah tiba di kamar anak laki-lakinya itu, Hyouna menurunkan anaknya di atas ranjang tidurnya yang sudah kelihatan rapi, karna Bik Lina sudah membersihkannya, saat Lee mencari Hyouna di dapur tadi! Bik Lina menyunggingkan senyumannya saat melihat Nyonya rumah itu berada dihadapannya.

"Biar saya saja yang mandikan Tuan Muda kecil, Nona! Ucap Bik Lina, yang sudah berjalan mendekati majikanya itu. Namun langkahnya terpaksa berhenti karena Lee menolaknya.

"Mami. . aku kan sudah besar, aku bisa mandi sendiri! Aku harus melindungi Mami dari orang-orang jahat yang ada diluar sana, Jadi aku harus mandiri mulai sekarang!" Ucap Lee dengan wajah polosnya. Hyouna dan Bik Lina tersenyum lebar mendengar pemikiran kecil yang ada dihadapannya itu.

Bagaimana mungkin anak kecil sepertinya bisa memiliki pemikiran yang begitu dewasa. Tentu saja karna Hyouna selalu mengajarkannya bersikap mandiri sejak usia Lee menginjak 3 tahun. Jadi anak kecil itu sudah terbiasa melakukan semuanya sendiri dan tak bergantung pada pengasuhnya. Contohnya, Lee sudah terbiasa mandi sendiri dan makan sendiri, bahkan selesai dia bermain, diapun terbiasa membersihkan mainannya sendiri! Tak seperti anak kecil seumurannya yang masih bersikap manja dan masih bergantung pada kedua orangtuanya.

"Menghela nafas panjang, baiklah, karena anak Mami sudah besar sekarang! Apakah pangeran kecil, Mami ini, sudah tidak memerlukan Mami lagi Sekarang!" Ucap Hyouna dengan menaruh tangannya di perut. berlagak sok jutek dan merasa kesal, dengan sikap mandiri anaknya itu.

"Mami! Jangan bilang begitu, Lee tidak ingin merepotkan Mami, dan Lee ingin hidup mandiri supaya kelak Lee bisa mengusir semua orang yang selalu melukaimu!"

Hyouna mengalihkan pandangannya menatap anaknya yang sedang mendekap hangat tubuhnya"Sayang, pangeran kecil Mami! Kamu harus tumbuh menjadi anak pintar agar kelak bisa melindungi Mami!" Tutur Hyouna dengan membalas pelukan hangat anaknya itu. Terlihat Kristal bening sudah mengenang di pelupuk mata wanita itu, dengan masih mendekap tubuh anaknya itu Hyouna segera menyeka air matanya yang perlahan menetes membasahi pipinya! Bik Lina tak tega melihat adegan haru diantara keduanya, Bik Lina lebih memilih keluar dari ruangan itu. perlahan Bik Lina membuka pintu kamar Lee, dan menutupnya kembali dengan masih menundukkan pandangannya karna merasa sedih!

Bik Lina sudah berkerja 7 tahun dirumah Hyouna, pasti dia mengerti semua penderita dan rasa sakit yang dialami oleh majikannya itu. Bik Lina tidak memiliki anak dan suaminya sudah lama meninggal dunia! Bik Lina sudah menganggap Hyouna seperti anaknya sendiri dan begitu pula sebaliknya dengan Hyouna. Bik Lina juga sudah menganggap Lee seperti Cucunya sendiri dan begitu pula sebaliknya!

Hati Hyouna sangatlah sakit jika mengingat kejadian 7 tahun yang lalu, bahkan kesedihan, rasa sakit, rasa kecewanya, masih dia rasakan hingga saat ini. Beruntunglah Hyouna memiliki Lee, anak semata wayangnya yang dilahirkan dari rahimnya sendiri 6 tahun yang lalu! Pangeran tampan yang ada didekapnya, inilah yang bisa perlahan menyembuhkan dan mengobati rasa sakit yang terjadi di masa lalunya. Bahkan sejak melahirkan Lee, Hyouna seperti wanita yang belum menikah! Hyouna bertambah cantik dan bahkan jika dilihat dari caranya berpakaian dan betapa imut wajahnya saat ini! hampir semua orang tidak percaya bahwa Hyouna sudah menikah. Karna Hyouna terlihat lebih mudah 5 tahun dari usianya.

Hyouna berusaha keras berjuang untuk masa depan Lee. Tentu saja Jimmi Nan terus senantiasa menemaninya disaat Hyouna membutuhkan bantuan dan dukungan! Jim bahkan mengesampingkan kebahagiaannya demi kebahagiaan Hyouna! Karena menurut Jim kebahagiaannya terletak pada kebahagiaan Hyouna. Orang yang dicintainya!

Ting. . Tong. . Bunyi bel didepan rumah.

Bik Lina segera melangkah membukakan pintu rumah! Setelah pintu terbuka Bik Lina melihat pria yang sudah tak asing dimatanya itu. Siapa lagi kalau bukan Jimmi Nan!

"Bik! Di mana Jagoan kecil ku?"

"Dia sedang berada di atas Tuan!" Jawab Bik Lina sembari mengikuti Jim masuk kedalam rumah.

"Aku akan melihat sedang apa mereka berdua!"

"Tunggu, Tuan! Apa Tuan ada waktu untuk mendengarkan cerita saya?" Tanya Bik Lina sembari menundukkan pandangannya.

"Ya! Bicaralah." Ucap Jim singkat. sembari mendudukkan tubuhnya di sofa yang ada diruang tamu itu! Bik Lina menceritakan semua yang dilihatnya didalam kamar tadi, Setelah mendengar apa yang diceritakan oleh pelayan rumah itu. Wajah Jim terlihat bersedih. Selesai bicara Bik Lina segera kembali masuk kedalam dapur untuk menyiapkan sarapan pagi yang tadi sempat dimasak majikanya itu.

Jim masih terduduk di sofa, sangat terlihat jika Jim bersedih setelah mendengar Ucapan pelayan tadi. " Sudah 7 tahun berlalu! Aku tak menyangka, jika kamu masih mengingat dengan jelas semua kejadian itu! Apa yang harus aku lakukan, agar membuatmu melupakan kenangan menyedihkan itu!" Gumam Jim dalam diamnya.

Setelah selesai menyiapkan Pangeran kecilnya, Hyouna bergegas menuruni anak tangga, dengan mengandeng tangan Lee, yang berjalan disampingnya. Langkah Hyouna terhenti dibawah tangga, saat melihat Jim yang sedang duduk di sofa,menatap kedepan dengan pandangan kosong. Sedangkan Lee meloncat girang saat melihat Jim sudah ada didepan. Anak itu langsung berlari dan melompat di pangkuan Jim, membuat lamunanya pecah berkeping-keping.

"Paman. . Apakah, Paman Sudah Menunggu ku?" Tanya Lee dengan manjanya.

"Tentu Saja! Jagoan kecilku." Ucap Lee sembari perlahan berdiri dari posisi duduknya, dan menaruh Lee di punggung belakangan sembari berjalan menghampiri Hyouna yang masih berdiri di bawah anak tangga!.

SELESAI BACA JANGAN LUPA TINGGAL LIKE DAN KOMENTAR, AGAR SAYA LEBIH SEMAKIN SEMANGAT LAGI UNTUK UPDATE TERATUR ☺️

SERTA TINGALKAN KRITIK DAN SARAN AGAR SAYA BISA MEMBUAT NOVEL LEBIH BAIK LAGI. SELAMA KRITIK DAN SARAN MASIH DALAM BATAS SOPAN DAN WAJAR MAKA SAYA SANGAT MENGAPRESIASI😊

KLIK PROFIL SAYA DAN FOLLOW AKUN MANGATOON SAYA, SERTA IKUTI SETIAP KARYA SAYA. KHAIRIN SANGAT BERTERIMAKASIH ☺️☺️

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!