NovelToon NovelToon

Gadis Cerewet Dan Pria Dingin

Hari yang menyebalkan

"Cepetan. Loh ngapain lama banget sih? Kalau sampai kita telat, gue tinggalin loh di jalan" seru Bian yang bersorak pada Syafa karna dirinya sudah menunggu beberapa menit yang lalu di motornya

"Kakak. Syafa sama Bian berangkat dulu. Bye" teriak Syafa sebelum keluar dari rumah "Sabar kali. Masih ada setengah jam" sahutnya dengan menggerutu naik ke motor Bian

"Loh pikir perjalanan ngga makan waktu? Belum lagi macet" ketus Bian yang sudah menyalakan mesin motornya

"Bawel. Sana jalan. Ngga usah ngomel terus" tegur Syafa

Bian yang setengah kesal sepagi ini harus menahan emosi dan hanya mendengus dengan napas yang begitu berat. Ia melajukan motornya dengan kecepatan yang lumayan penuh menurut Syafa

"Bian? Jangan ngebut-ngebut bisa ngga sih?" teriak Syafa didekat telinga Bian karena bising dengan suara kendaraan lain yang saling bertautan

Bian tidak menjawab meski ia mendengarnya. Mood-nya untuk berbicara seperti menghilang hingga membuat Syafa kesal dibuatnya. Gadis itu takut jika, Bian ngebut dan akhirnya membuat mereka kecelakaan.

"Bian" teriak Syafa sekali lagi

"Loh diam atau gue turunin loh disini" bentak Bian tanpa mengurangi laju kecepatannya

"Gue kan takut" seru Syafa

"Loh tinggal pegang aja apa susahnya? Ribet banget jadi cewek" sahut Bian

Karna Syafa merasa takut dan tidak aman. Ia lebih memilih memegang kedua sisi jaket yang dipakai oleh Bian hingga, Bian pun semakin melajukan kecepatannya dan berhasil membuat Syafa berteriak kencang karna terkejut

"Bian!!!" teriak Syafa yang begitu keras sambil memeluk erat perut, Bian dan menutup matanya karna tidak merasa takut

***

"Cowok rese, ngeselin, nyebelin, Singa sangar, manusia es terkutuk, arghhh" Syafa terus menggerutu sepanjang perjalanan menuju ruang auditorium yang siap dipakai untuk para mahasiswa baru yang akan mengadakan OSPEK hari ini dan meninggalkan Bian di parkiran yang masih terlihat santai

"Syafa!" teriak seorang gadis yang melambaikan tangannya ke arah Syafa yang baru saja menginjakkan kaki di ruangan tersebut

"Wow. Gila, Banyak banget orang disini" Syafa sedikit tertegun dan pandangannya mengitari ruangan tersebut

"Ngapain loh bengong disitu?" tegur Bian dari belakang Syafa yang langsung menyosor masuk dan sedikit memberi guncangan pada bahu sebelah Syafa hingga gadis itu tersentak

"Bian" geram Syafa, "Benar-benar loh yah. Dasar manusia es terkutuk" umpatnya yang menahan kegeramannya

"Sya? Loh ngapain bengong disana? Sini!" teriak gadis yang sekali lagi menyadarkan Syafa

Syafa menarik napas berat, "Pagi-pagi udah buat mood gue buruk aja si manusia es dingin itu" ujarnya yang menghampiri seorang gadis yang terus memanggilnya sejak tadi

"Kenapa loh? Masih pagi, tapi muka udah keliatan tua" ledek gadis yang berada di sebelah, Syafa

"Udah deh Cha. Gue lagi kesal. Jangan bikin gue makin emosi. Mood gue lagi ngga bagus" sahut Syafa yang ternyata gadis itu adalah Icha. Sepupunya

"PMS loh?" tebak Icha

"Ngaco loh. Emang kalau gue kesal kek gini, artinya gue PMS? Nanyanya ngga usah seakan-akan loh cowok deh" cercah Syafa yang membuat beberapa Pasang mata mengarah ke mereka berdua

Icha merasa malu karena beberapa pasang mata mengarah ke mereka, "Astaga gila. Loh bisa pelan-pelan ngga sih ngomongnya. Malu banget gue diliatin orang-orang kek gini"

Syafa juga sebenarnya merasa malu. Namun rasa kesalnya masih mendominasi hingga ia hanya terus mengumpat bahkan ia tidak sengaja melihat ke arah Bian yang juga tengah melihatnya. Seketika itu juga Syafa memalingkan wajahnya dari Bian dengan begitu kesal

"Kenapa dia?" batin Bian yang mengerutkan keningnya melihat tingkah Syafa

Para senior mereka sudah memasuki ruangan dan membuat para mahasiswa baru berdiri menyambut kakak senior mereka. Terlihat enam orang laki-laki dan empat orang perempuan

"Silahkan duduk membentuk setengah lingkaran seperti ini" seru salah satu dari senior mereka yang mengarahkan untuk membentuk setengah lingkaran

Para mahasiswa baru pun terlihat mulai menuruti perkataan seniornya untuk mengambil tempat duduk dalam lingkaran yang telah ditentukan

"Selamat datang di Jurusan Kimia" seru kembali salah satu dari senior mereka yang disambut dengan tepuk tangan yang begitu riuh

"Selamat datang di Jurusan kita bersama. Yaitu Jurusan Kimia. Semoga kalian semua bisa berjuang sampai akhir, walau gue sendiri tau itu ngga mudah" seru salah satu gadis cantik yang menjadi senior mereka hingga kembali mendapat sorakan riuh, terutama pada kalangan laki-kakinya, namun itu tidak berlaku untuk Bian yang masih saja terpasang wajah dinginnya disana

"Gila, cantik banget tuh kakak"

"Gue yakin, gue bisa naklukin dia"

"Loh berani bayar berapa kalau loh gagal?"

"Gue kasih motor gue buat loh satu"

Terdengar ocehan yang begitu risih di telinga Bian tentang kesepakatan mengambil hati pada salah satu gadis cantik yang menjadi senior mereka

"Oh ia. Mungkin kami perkenalkan diri masing-masing dulu agar teman-teman disini bisa tau nama senior-seniornya yang ada di depan sini" ucap salah satu dari para senior laki-laki

"Setuju" teriakan penuh kompak yang tercipta dari para mahasiswa baru

"Ok. Dimulai dari gue yah. Nama gue Hendra angkatan kedua. Berarti gue cuma satu tingkat dari angkatan kalian" ucap Hendra yang menjabat sebagai ketua OSPEK Jurusan Kimia

Sambutan terus terdengar ketika satu persatu dari para senior mereka memperkenalkan diri. Bahkan sambutan lebih riuh kembali saat senior gadis cantik yang bernama Mila memperkenalkan diri dengan senyum yang terus menghiasi bibirnya

"Diantara para senior cowok kita. Belum ada yang ngalahin kegantengannya Kak Reza" bisik Syafa pada Icha

"Kak Reza? Siapa dia?" balas Icha yang juga ikut berbisik

"Senior dari Jurusan Sastra Indonesia" bisik kembali Syafa pada Icha

"Seangkatannya Kak Syifa?" tanya Icha dengan pelan

Syafa mengangguk sempurna "Yap. Ganteng banget tau" ucapnya dengan pelan

"Ntar kenalin gue yah? Siapa tau jodoh" bisik Icha

"Ngaco. Ngga mau. Ntar loh naksir. Itu gebetan gue. Loh ngga boleh dekat-dekat" ancam Syafa dengan nada yang begitu pelan

"Ya elah. Pelit amat loh" ketus Icha

"Biarin. Bodo amat" tukas Syafa

"Karena sesi perkenalan dari para senior sudah selesai. Kini saatnya kita perkenalan diri dari para mahasiswa baru. Ada yang mau maju duluan?" seru Hendra yang mengangkat tangannya

Namun tidak ada satu dari mahasiswa baru pun yang mengacungkan tangannya. Bahkan mereka saling menunjuk satu sama lain

"Mungkin pada masih malu kali yah" ujar Mila yang tersenyum manis, "Atau kita bisa menu...... " ucapannya tiba-tiba terhenti

Bian maju ke depan tanpa ekspresi apapun dan berdiri tepat di tengah kerumunan para mahasiswa baru maupun senior mereka

"Wah ganteng banget"

"itu mahasiswa baru? Gila ganteng banget"

"Mahasiswa baru?"

"Cakep banget gila"

"Itu cowok bening banget deh sumpah"

"Tadi gue ngga liat dia. Ganteng banget"

Telinga Syafa risih mendengar pujian yang mengatakan jika Bian itu "ganteng". Ia bahkan menyempatkan diri menoleh pada Bian yang berdiri dengan tampang yang membuat Syafa eneg melihatnya

"Ganteng darimana? Muka sangar Plus songong kek Singa gitu dikata cakep. Tampang muka manusia es dingin ia. Ngga ada cakep-cakepnya" ketus Syafa yang mendapat senggolan dari Icha yang mendengar ocehannya

"Sembarangan loh. Muka cakep gitu loh kata sangar" protes Icha yang tidak mengetahui Bian itu siapa

"Yah emang ngga ada cakep-cakepnya. Liat tuh mukanya, sangar banget kek Singa" tukas Syafa

"Mata loh kayaknya harus periksa ke dokter dulu deh Sya. Cakep bening kek gitu loh kata sangar" sergah Icha

"Terserah loh deh" pasrah Syafa yang kembali menoleh pada Bian. Lalu segera memalingkan wajahnya ketika, Bian menoleh padanya

"Dasar manusia es dingin, tampang sangar kek Singa" umpat Syafa yang semakin kesal

*

*

*

*

Halo gengs 😅 I'm comeback nih ✌🏻 Hayo, mana nih yang dari kemarin2 minta novel Bian sama Syafa diterbitkan 🤭. Jangan lupa like, komen positif dan beri tipnya yah 🤗😍

Tinggal serumah?

"Gue Febian Vanjaya dari jurusan Kimia angkatan pertama" Bian memperkenalkan dirinya tanpa ekspresi apapun dari wajahnya namun tetap terlihat tampan dan menarik

"Ganteng banget"

"Bening yah?"

"Statusnya apa?"

"Status gue mahasiswa" ucap Bian lalu kembali ke tempat duduknya

"Sumpah deh Sya. Ganteng banget tuh cowok" puji Icha terus menerus dan semakin membuat Syafa kesal

"Mata loh yah Cha. Sana periksa ke dokter. Apanya yang ganteng. Loh ngga liat mukanya dia songong gitu? Dikiranya muka sangar dingin gitu cakep apa? Ish" gerutu Syafa yang bergidik

"Yah cakeplah. Mata loh aja yang bermasalah. Punya masalah apa sih loh sama dia? Keknya loh dari awal ngga suka banget sama dia" tukas Icha yang merasa heran dengan tingkah sepupunya itu

"Gue ngga punya masalah apa-apa tuh sama dia. Dia aja kali yang punya masalah sama gue" ketus Syafa

"Apanya yang dia punya masalah sama loh. Orang dari tadi yang ngejelekin itu loh" cercah Icha

"Terserah loh deh. Malas gue" pasrah Syafa yang menghela napas kasar

"Wah. Ini dari kalangan cowok sudah ada yang mewakili satu orang. Dari kalangan Cewek ada?" seru Mahir yang menjadi wakil ketua OSPEK kali ini

Icha dengan cepat mengangkat tangannya hingga membuat Syafa terkejut, "Yakin loh Cha?"

"Yakin. Tadi kan cowok ganteng yang kenalin dirinya. Dan gue sebagai pasangannya harus kenalin diri juga" bisik Icha yang terkekeh lalu maju ke depan membuat Syafa menyesal menanyakannya. Ia tau, sepupunya itu punya tingkat percaya diri yang luar biasa

"Halo. Nama gue Aleysa Lifia. Gue biasa dipanggil Icha dari jurusan Kimia angkatan pertama" seru Icha yang mendapat sorakan riuh dan tepuk tangan karna keberanian serta kecantikannya

"Status" seru salah satu dari kalangan laki-lakinya

"Sama seperti Febian Vanjaya tadi. Status gue juga seorang mahasiswi" sahut Icha dengan lugas seperti sudah terbiasa

"Wah. Baiklah. Selanjutnya, Icha mau nunjuk siapa?" tawar Mahir sebagai senior

"Syafa" Icha dengan cepat menunjuk ke arah Syafa yang kini tengah membulatkan matanya karna terkejut

"Oh god. Icha" geram Syafa yang membatin

Semua pandangan kini tengah mengarah ke Syafa. Tanpa terkecuali Bian yang juga ikut menoleh dan baru menyadari jika gadis yang berdiri baru saja memperkenalkan dirinya adalah sepupu dari Syafa dan kakak iparnya Syifa

"Ayo Sya" cetus Icha yang melambaikan tangannya memanggil Syafa

Dengan badan yang serasa melemas tiba-tiba. Syafa mulai berdiri dan menyeret paksa kakinya untuk menuju ke tengah kerumunan orang-orang yang siap menyantap dirinya dengan pandangan mereka

"Swiitt swiitt"

"mau taruhan ngga? Gue yakin, gue bisa dapetin dia"

"Berani bayar berapa loh?"

"Lima juta"

"Ok deal"

"Gue yakin. Gue bisa dapetin dia dalam satu bulan ini"

Bian menoleh ke arah mereka yang kini tengah bertaruh mendapatkan hati Syafa. Sebagai orang yang kini harus melindungi Syafa. Bian ingin sekali menghajar laki-laki tersebut. Namun tatapannya bahkan sudah cukup membuat ketiga laki-laki tersebut terdiam dan berusaha mengalihkan pandangan mereka

"Perkenalkan diri loh Sya" bisik Icha sebelum dirinya kembali dan meninggalkan Syafa disana

"Halo. Nama gue Syafayla Queendy dari jurusan Kimia angkatan pertama" ucap Syafa yang setengah mati menutupi rasa gugupnya. Meskipun ia terkenal cerewet, tapi tingkat percaya dirinya masih dibawa rata-rata

"Kayaknya dia yang paling cantik yah di angkatan kita?"

"Ia. Baby face yah?"

"Senyumnya juga manis"

"Ia nih. Gue yang cewek aja iri liat dia"

Bisikan-bisikan terdengar di telinga Syafa yang membuatnya semakin gugup dan harus menggigit kuat bibir dalamnya

***

"Sya? Masih marah aja loh sama gue?" cetus Icha ketika mereka sudah bisa beristirahat selama setengah jam ke depan sebelum kembali berkumpul untuk bersenang-senang dengan teman masing-masing dan para senior

"Kalau aja mutilasi orang ngga dosa. Udah gue mutilasi loh sekarang. Kesal banget gue" gerutu Syafa yang menatap tajam Icha

"Yaelah Sya. Kek gitu aja loh marah. Harusnya loh senang. Tadi loh dipuji-puji terus tuh. Katanya loh yang paling cantik di angkatan kita" ledek Icha

"Terus gue mesti bilang 'Waw' gitu?" ujarnya dengan nada sewot

"Santuy dong. Ngegas banget loh" tukas Icha

"Udah ah. Gue haus. Sana beliin gue minum" perintah Syafa kepada Icha

"Lagak banget loh nyuruh-nyuruh gue. Gini-gini juga gue lebih tua ya dari loh. Ngga ada sopan santun ya emang loh" sahut Icha dengan kesal

"Itu sebagai permintaan maaf loh ke gue. Cepetan sana" balas Syafa

"Gue aduin loh kek Kak Syifa yah. Kalau loh kurang ajar sama gue" ancam Icha

"Wah. Gitu loh yah. Main ancam-ancam sekarang" ketus Syafa

"Biarin" ucap Icha yang sudah tertawa

"Beneran deh gue haus" cetus Syafa

"Ya udah sana ke kantin" balas Icha

"Tapi gue malas gerak" sahut Syafa

"Ya udah. Mati aja loh sana kalau ngga mau gerak"

Ucapan, Icha membuat Syafa tergelak. Terlebih saat, melihat raut wajah malas sepupunya itu. Syafa tiba-tiba teringat pada Bian. Ia mengedarkan pandangannya namun tidak melihat Bian di ruangan tersebut

"Nyari siapa loh?" tanya Icha

"Bentar" ucap Syafa yang meraih ponselnya di saku almamaternya kemudian terlihat mengotak atik ponselnya sebelum dirinya menempelkan di telinganya

"Halo"

"..........."

"Loh dimana? Gue haus"

"........"

"Beliin gue minum"

".............."

"Gue di ruangan lah. Mau kemana lagi gue. Cepetan beliin gue minum. Gue dari tadi haus"

"............"

"Gue malas gerak. Lagian di kantin juga pasti banyak banget tuh orang-orang ngegosip"

"............."

"Apa? Ngegosipin gue? Berani banget mereka"

"..........."

"Ia ia. Cepetan. Dua botol yah"

".............."

"Ok bye" ucap Syafa yang segera mematikan sambungan teleponnya padahal orang diseberang sana terdengar masih berbicara, "Ngomong loh sana sama hp" lanjutnya pada ponselnya

"Loh nelpon siapa sih?" tanya Icha yang semakin penasaran

"Ntar loh juga tau. Tungguin aja orangnya" jawab Syafa yang kembali menyelipkan ponselnya di saku almamaternya

"Loh disini punya kenalan selain gue?" tanya Icha kembali

"Loh bawel banget sih? Tungguin aja kenapa? Ribet loh" celoteh Syafa

"Yaelah. Gue kan cuma nanya. Dasar nenek tua, ngomel aja bisanya" protes Icha

Terlihat Bian masuk ke dalam ruangan dan seketika menjadi bahan perhatian bagi kaum hawa termasuk, Icha yang melihatnya. Namun Syafa tidak melihat Bian karna sibuk memperbaiki kancing almamaternya yang hendak terlepas dari tempatnya

"Oh my god. Dia kesini Sya" heboh Icha yang berusaha menahan teriakannya

Syafa yang kebingungan mendongak menatap Icha dan segera mengikuti arah pandangan Icha yang ternyata tengah melihat ke arah Bian yang menghampiri mereka

"Oh my god" pekik Icha yang menutup mulutnya

Bian tanpa basa basi langsung menyerahkan dua botol air minum kepada Syafa dengan tampang yang masih terlihat dingin dan tetap terlihat begitu menarik

"Makasih. Tapi duduk dulu kek gitu, apa gitu. Ini malah langsung-langsung aja"cetus Syafa yang menerima botol air minum tersebut

"Loh gue beliin, ngga ada syukur-syukurnya yah" protes Bian

"Bentar-bentar. Ini maksudnya apa sih? Loh kenal dia Sya?" tanya, Icha yang semakin kebingungan

Syafa tidak langsung menjawab. Ia mengedarkan pandangannya karena semua pasang mata tengah melihat ke arah mereka. Bahkan ada yang berbisik dan terlihat iri

"Loh ngga mau duduk dulu? Tuh, orang-orang pada ngeliat kesini" ujar, Syafa mendongak menatap, Bian

Tanpa membalas. Bian segera duduk di hadapan, Syafa dan Icha. Meskipun rasanya Icha ingin sekali berteriak karna senang, namun ia juga dilanda kebingungan

"Jadi. Dia ini siapa?" tanya ulang Icha

"Loh tadi udah dengar kan? Namanya Bian" ketus Syafa

"Bukan gitu" Icha memukul lengan Syafa. "Maksud gue kok loh bisa kenal sih sama dia" tunjuknya pada Bian

"Gimana ngga kenal. Orang kita tinggal serumah" balas Syafa dan Bian memilih untuk diam sambil menggaruk kepalanya

"What? Kalian tinggal serumah?" teriak Icha yang terkejut hingga menimbulkan kembali beberapa pasang mata menoleh pada mereka

"Astaga Icha" Syafa segera membekap mulut Icha

*

*

*

Oh ia maaf lama. Seharian kemarin sinyal ngeleg banget. Gagal terus ngirim eps ini. Ini aja subuh2 banget aku uploadnya. Ada yg sama?

Jangan lupa like, komen positif dan membangun yah, dan juga jgn lupa beri tipnya. Terima kasih untuk semua dukungannya.

Dasar Jangkrik

"Bisa diam ngga sih loh?" geram Syafa pada Icha yang masih terus ia bekap mulutnya menggunakan telapak tangannya

Bian terlihat cuek saja bahkan ia sama sekali tidak melihat ke arah Icha maupun teman perempuan lainnya yang sejurusan dengannya. Memberikan minuman saja kepada Syafa saja hanya menoleh sekilas

"Lepasin dulu" seru Icha setelah berhasil melepaskan tangan Syafa

"Mulut loh bocor banget yah. Gimana kalau sampai yang lain dengar dan mikir yang macam-macam?" ketus Syafa

"Eh. Gue aja sepupu loh bisa mikir yang macam-macam. Gimana mereka yang emang dari awal ngga tau apa-apa" sahut Icha yang terus bergantian menatap Syafa dan Bian

"Seenggaknya suara loh kecilin" tukas Syafa

"Ok. Jelasin ke gue? Apa maksud loh tadi? Loh sama Febian ini tinggal serumah? Gimana ceritanya? Loh kan tinggal bareng Kak Syifa sama suaminya?" cercah Icha dengan bertubi-tubi pertanyaan

"Nanyanya pelan-pelan bisa ngga sih? Gimana mau gue jelasin kalau loh dari tadi ngoceh mulu kek bebek" sergah Syafa

"Enak aja loh ngatain gue bebek" protes Icha

Bian menggaruk kepalanya dan meminum minuman yang masih tersisa dalam botol tersebut. Ia sebenarnya malas berada diantara kedua gadis yang super cerewet itu. Namun ia terpaksa harus berada disana jika tidak ingin beberapa gadis lainnya mendekatinya seperti di kantin tadi. Untung saja Syafa tadi menelpon untuk dibelikan minuman. Dan itu membuat Bian berhasil lolos dari mereka yang membuatnya terganggu

"Bian. Ngga apa-apa kan kalau gue ngasih tau Icha kita tinggal serumah? Icha ini sepupu gue kok. Biar nanti kalau ada yang mikir macam-macam. Ada Icha yang ngebelain kita" cetus Syafa pada Bian yang merasa bodo amat dengan keduanya

"Terserah loh. Itu ngga guna bagi gue. Dan gue juga ngga akan perduli omongan orang lain nantinya" jawab Bian dengan tampang dinginnya hingga membuat Syafa ingin sekali mencakar wajahnya itu

"Bisa ngga sih depan gue ngga usah pasang wajah sok cool gitu?" ketus Syafa

"Muka gue emang gini. Kenapa? Ngga suka?" tukas Bian masih dengan wajah dinginnya

"Dih. Terserah loh deh. Ngga guna juga tuh buat gue" ujar Syafa dengan sewot

"Kok kalian malah berantem? Jadi hubungan kalian itu apa?" sergah Icha

"Dia adiknya kakak ipar tersayang gue" jawab Syafa hingga membuat Icha tersedak dengan air liurnya

"Santai dong Cha. Kenapa sih loh? Kaget banget" seru Syafa membantu Icha memukul punggungnya karna tiba-tiba terbatuk

"Keselek air liur gue" sahut Icha lalu terkekeh

"Icha. Jorok ah" jijik Syafa

"Jadi Febian ini adiknya kakak ipar loh?" tunjuk Icha pada Bian setengah percaya

"Santai dong" tukas Syafa menurunkan telunjuk Icha, "Panggil aja dia Bian. Kepanjangan kalau Febian"

"Pantesan cakep. Suaminya Kakak Syifa aja cakep banget" ucap Icha dengan polos

Satu jitakan mendarat di kepala Icha. "Bisa ngga sih mata loh dikontrol dikit hah?"

"Kenapa loh yang marah sih?" gerutu Icha

"Mata loh tuh" tukas Syafa

Baru saja Icha hendak membalas. Para senior mereka sudah kembali memasuki ruangan tersebut sebagai pertanda waktu istirahat mereka telah berakhir

"Ayo semuanya kumpul kembali" seru Hendra

"Bian. Loh duduk bareng kita aja disini" tawar Icha pada Bian

Bian hanya menoleh sekilas namun tidak menjawab. Ia mengedarkan pandangannya dan melihat beberapa gadis tengah tersenyum padanya hingga membuat dirinya risih. Ia pun terpaksa mengikuti Syafa dan Icha untuk duduk bersama daripada harus duduk dikelilingi gadis-gadis yang membuatnya muak berada disana

"Loh beneran mau duduk disini?" tanya Syafa yang memastikan setelah, Bian duduk di sampingnya

"Kenapa? Ngga boleh?" tanya ulang Bian

"Boleh-boleh aja sih. Tapi tuh liat, cewek-cewek disana pada ngeliatin loh" sahut, Syafa yang menunjuk beberapa gadis tengah menatap, Bian dengan ekor matanya

"Itu yang bikin gue malas" balas, Bian dengan pelan

"Cieee, Bian jadi rebutan" ledek Syafa dengan pelan

Bian melirik Syafa dengan tajam hingga membuat Syafa menyengir karna takut dengan tatapan tajam laki-laki tersebut

"Bercanda Bian. Ngga usah marah-marah" Syafa menyapu wajah Bian agar tidak terus menatapnya

"Bagaimana waktu istirahatnya teman-teman semua?" seru Mahir

"Cukup" teriak mereka semua

"Kalau begitu. Bisa kita lanjut acara kita?" seru Hendra kembali

"Lanjut"

Baik. Mari kita lanjut acara kita semua" sahut Hendra

"Kita akan memainkan beberapa game untuk seru-seruan. Bisa?" seru Mila sebagai senior tercantik yang ada disana

"Bisa"

"Kita mulai game yang pertama yah. Ini game tatap mata gue" seru Mahir

"Maksudnya gimana?" tanya Syafa

"Ia. Ngga ngerti gue" sahut Icha

"Gamenya gimana kak?"

"Ia kak. Kita belum ngerti"

"Ok. Biar gue jelasin dulu aturan permainannya. Nah, masing dari kalian akan saling bertatap-tatapan sampai salah satunya nyerah. Pasangan kalian dalam game ini adalah teman duduk kalian, yang mulai dihitung dari paling ujung kanan" tutur Hendra yang menunjuk orang yang paling berada di ujung

"Semoga gue sama loh deh" ucap Syafa pada Icha

"Maksudnya biar loh bisa kalah?" ledek Icha

"Gue ngga akan kalah dari loh" tegas Syafa

Hitungan demi hitungan terus berlanjut sampai pada Icha yang ternyata harus berpasangan dengan seorang gadis juga yang duduk di sebelahnya. Dan Syafa harus berpasangan dengan Bian

"Masa sama loh sih?" gerutu Syafa

"Sana protes ke senior" sahut Bian dengan santai

"Mana berani gue" ketus Syafa

"Loh mau gue yang protes?" tawar Bian

"Ngga" jawab Syafa dengan tegas, "Ngga usah. Yang ada loh malah bikin ribut" sergahnya

"Loh yang mau juga" keluh Bian

"Tapi nanti loh ngalah yah sama gue?" pinta Syafa dengan sangat manis untuk merayu Bian

"Ngapain?" ketus Bian

"Biar gue bisa menanglah. Yah? Yah? Bian? Yah? Ntar ngalah yah?" bujuk, Syafa dengan lembut

"Giliran punya maksud loh baik-baikin gue yah" tukas Bian

"Jelas lah. Ya udah kalau ngga mau" rajuk Syafa

"Dasar cewek" keluh Bian yang menggeleng

"Semuanya sudah mendapatkan pasangan?" tanya Runi salah satu senior cewek

"Sudah kak"

"Febian mana?" tanya Mila yang tidak melihat Bian berada dimana

Semua ekor mata pun mencari keberadaan sosok pria tampan yang menjadi idaman cewek-cewek disana termasuk seniornya Mila. Bian mengangkat tangannya pertanda ia berada disana

"Oh. Febian berpasangan sama siapa?" tanya Mila dengan begitu lembut

"Jelas-jelas dia ngeliat gue di dekat Bian" gerutu batin Syafa

"Ditanyain" ucap, Bian yang sangat pelan pada, Syafa

"Ngga mau. Malas" balas, Syafa yang tak kalah pelan

Tanpa menunggu aba-aba. Bian mengangkat tangan, Syafa untuk menunjukkan bahwa gadis itulah yang menjadi pasangannya dalam game tersebut

Sorakan riuh terdengar meledek mereka. Pasalnya, genggaman tangan, Bian begitu erat mengangkat tangan, Syafa

"Bian" geram, Syafa yang menarik paksa tangannya, "Kalau sampai ada rumor apa-apa tentang kita, gue makan mentah-mentah loh" lanjutnya dengan pelan

"Sudah-sudah. Kalau begitu, silahkan kalian berhadap-hadapan dengan pasangan masing-masing" perintah, Runi

Kini semuanya tengah berhadapan dengan pasangan game mereka masing-masing. Syafa dengan cemberut menghadap ke arah, Bian dengan malas

"Kenapa loh?" tanya, Bian dengan mengerutkan keningnya melihat tingkah, Syafa yang cemberut

"Ngga tau. Udah diem aja deh" ketus, Syafa

Dengan malas, Bian memutar malas bola matanya. Ia sama sekali tidak bisa mengerti apa yang dimau oleh para cewek-cewek. Terlebih pada gadis yang ada di hadapannya kini

"Siap......... Mulai" seru, Hendra

Semuanya kini tengah saling bertatap-tatapan untuk mematikan lawannya. Ada yang sudah menyerah karna langsung tertawa, ada yang sudah berkaca-kaca dan tidak lagi sanggup.

"Bian, ngalah dong" ucap, Syafa dengan memelas

Bian tidak menghiraukannya. Ia terus menatap kedua mata, Syafa tanpa ekspresi apapun. Sedangkan, Syafa sudah setengah mati untuk bertahan menatap balik kedua bola mata, Bian yang berbinar terang

"Bian, please ngalah. Gue udah ngga kuat" pinta, Syafa dengan mata yang mulai terlihat berair disana. Namun, Bian tetap tidak mau mengalah

Kedua bola mata, Syafa sudah mulai hampir digenani air mata karna pedih terlalu lama tidak berkedip. Ia mulai merasakan pedih pada bola matanya. Baru saja ia hendak berkedip, Bian sudah mengalihkan pandangan. Dan seketika itu juga, Syafa berkedip dan berhamburlah air matanya yang tertahan

"Bian sialan. Ngapain ngalah disaat udah mulai kepedisan mata gue" celoteh, Syafa yang membatin menerkam wajah, Bian dengan matanya yang ia tajamkan

"Tuh, air mata loh jatuh. Lap sana. Ngapain ngeliatin gue" cetus, Bian dengan tampang sok dinginnya

"Gue aduin loh ke kakak. Loh udah bikin gue nangis" ancam, Syafa yang menyapu air matanya

"Dasar jangkrik" ketus, Bian

"Bian" teriak, Syafa yang membuat semua Pasang mata tertuju padanya

*

*

*

Maaf yah lama. Ngga tau kenapa selama 3 hari ini, sinyal buruk banget. Mau buka novel ini aja susah. Harus diulang-ulang terus. Ini bikin aktivitas aku yg lain terganggu terutama buat nulis. maaf yah semua. Ngirim eps ini aja luamaaaa bangeeettttt prosesnya

Jgn lupa untuk selalu meninggalkan jejak likenya, komen positifnya, dan beri tipnya juga sebagai dukungan untuk author. Makasih semua 😍

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!