Disebuah kota,tempat makan dipinggir jalan.
"Dasar br*n*s*k.dia sudah tidak pulang selama 2 bulan. Apa dia tidak tahu bahwa aku merindukannya. Dasar br**gs*k, br**gs*k, br**gs*k!" ucap Fayya sambil meminum minuman nya yang ada ditaangan nya.
"sudahlah Fayya, jangan minum lagi kamu sudah terlalu mabuk." Ucap teman nya Fayya. Yang tidak lain adalah kania putri, dan biasa dipanggil kania. Padahal kania juga sudah sama-sama mabuk.
"Tidak! aku tidak akan berhenti minum sampai dia menjemputku!" tutur Fayya dengan nada tinggi. Kania hanya diam melihat tingkah teman nya itu.
"ahh.. aku ingin berdansa. Siapa ya yang ingin berdansa bersamaku?" ucap Fayya berdiri dan menghampiri pria yang sedang duduk dimeja tak jauh dari meja Fayya.
"om ayo kita berdansa." Ajak Fayya sambil memegang tangan pria itu. Pria itu terkejut saat fayya memegang tangan nya.
"ma,,maaf dik. Apa kamu tidak apa-apa?seperti nya kamu mabuk." Ucap pria tadi agak gagap.
"tidak kok aku tidak mabuk." Ucap Fayya dan berdiri menunjukan bahwa ia tidak mabuk. Tapi Fayya hampir jatuh karena tidak bisa berdiri dengan benar. Lalu, Fayya memegang tangan pria itu lagi untuk meminta nya berdansa.
Disaat yang bersamaan ada mobil berjajar yang berhenti dipinggir jalan. Ada seorang laki-laki yang memakai setelan tentara menghampiri Fayya yang sedang memegang tanga pria itu, Petter yang melihat nya pun merasa kesal ia lalu pergi menghampiri Fayya dengan muka yang garang.
"FAYYA ANDARA!" teriak laki-laki itu kepada Fayya. Ia marah melihat Fayya yang memegang tangan pria lain. Namun, Fayya tak menghiraukan nya, ia masih memegang tangan pria itu. Lalu Petter mengangkat tubuh Fayya menuju mobil nya Fayya meronta-ronta tubuh nya ingin di lepas.
"lepas, lepaskan aku!" ucap Fayya kepada petter dengan suara keras. Petter tak menghiraukan nya. Ia tetap membawa nya menuju mobil nya. Namun ada yang menghentikan nya.
"Berhenti! Lepaskan temannku!"ucap kania setengah sadar menghampiri petter dengan marah. Petter hanya diam melihat teman nya Fayya yang sama konyol nya itu. Lalu petter menyuruh penjaga nya, untuk mengantarkan temannya Fayya. Kania masih berjalan menuju Petter. Namun, saat ia melihat medali yang banyak itu ditempel di baju nya Petter ia baru menyadari bahwa itu petter suami nya Fayya. Lalu ia tersadar, ia sedikit bergetar dan malu.
"eh..ternyata suami nya Fayya. Kukira pria lain yang membawa Fayya. Kalau begitu saya pergi dulu, tidak usah mengantar saya." Ucap kania sedikit ketakutan lalu pergi secepatnya.
Saat di dalam mobil Fayya tertidur. Lalu bersuara. Petter yang mendengar nya menyangka bahwa Fayya sudah bangun.
"Jadi begini caramu menyambut suami mu pualng?" ucap Petter marah. Fayya yang mabuk masih merasa bingung. Fayya bangun dengan masih setengah sadar sedang melihat Petter yang sedang duduk disamping nya. Fayya menyangka bahwa petter datang ke mimpinya, lalu..
"Dasar br**gs*k. Kamu sudah tidak pulang selama 2 bulan. Dan sekarang kamu memarahi ku?" ucap Fayya marah kepada Petter. Petter hanya diam melihat Fayya yang memarahinya.
"Aku sangat benci sama kamu! Aku menunggumu setiap hari. Berharap kamu akan pulang saat itu juga. Namun apa? hasilnya nihil. Kamu tidak pulang. Aku sangat merindukanmu. Jika kamu pulang kamu hanya pulang sebentar lalu pergi lagi. Apakah kamu tidak bisa tinggal beberapa hari dulu bersamaku? aku sangat kesepian." Jelas Fayya panjang lebar sambil menitikkan air matanya. Petter hanya terdiam, ia tak menyangka bahwa Fayya akan berbicara seperti itu. Apakah saat ia pergi, Fayya benar-benar
menderita? pikir Petter. Namun, ia merasa bahwa Fayya tidak akan bahagia bila bersama nya. Ia tidak tahu harus berbuat apa.
terimakasih jangan lupa like😊
Di dalam mobil, saat di perjalanan pulang. Petter diam sambil melihat Fayya yang sedang tidur pulas. Ia berfikir" Apakah kau sebenci itu kepadaku, bahkan kau bisa-bisanya ingin berselingkuh dariku?" ucap Petter dalam hati.
Saat pagi hari. Fayya bangun dan ia heran mengapa ia sudah ada dirumah. Apa kania yang mengantar nya? atau jangan-jangan Petter yang Fayya anggap di mimpi nya itu nyata? Ia langsung berganti pakaian dan menuju meja makan.
Saat dimeja makan ia melihat Petter yang sedang memakan sarapan nya. Senyum gembira terpapar diwajah Fayya. Ia senang bahwa petter sudah pulang.lalu ia pergi mengahmpiri Petter di meja makan. Ia langsung memeluk Petter tanpa aba-aba.
"Selamat pagi suamiku" Ucap Fayya kepada Petter sambil memeluk nya dari belakang. Petter kaget saat Fayya memeluk nya. Ia langsung mendorong Fayya dari diri nya.
"Sudah ku peringatkan. Jaga sikap mu Fayya. Kamu itu perempuan harus sopan. Jangan ulangi kejadian yang tadi!" Tegas Petter. Tapi Fayya tak sedih atau marah saat Petter marah karena sikap nya yang tidak sopan itu. Fayya malah tersenyum bahagia kepada Petter.
"Fayya, nanti kamu ikut aku kerumah keluarga LU" Tutur petter sambil menyantap sarapannya.
"Aah? memang nya mau apa kita pulang kerumah keluarga LU?" tanya Fayya penasaran.
"Ada yang mau aku bahas dengan ayahku." Jawab petter.
"ohh gitu. Baiklah." Ucap fayya tersenyum lagi sambil melihat petter.
"Jika kamu tidak mau makan. Ayo pergi sekarang" Ucap petter.
"eh tidak-tidak-tidak aku lapar, aku lapar kok!" ucap Fayya langsung memakan makanan nya dengan cepat.
Saat di rumah keluarga LU. Ia bertemu dengan kakak pertama nya petter, kakak kedua, kakak ketiga, dan kakak ipar nya. Juga ayah nya petter yang tidak lain adalah pemimpin dirumah itu, Kavindra LU.
"Hallo ayah." Ucap Fayya tersenyum sambil menghampiri nya.
"ohh akhirnya anakku sudah pulang"ucap kavindra sambil tertawa kecil.
"Ayah aku kesini ingin berbicara hal penting dengan mu." Ucap Petter seruis.
"Baiklah, ayo keatas. Dan Fayya kamu tunggu dulu sebentar disini yaa. Aku akan berbicara dulu dengan anak kurang ajar ini sebentar." Ucap kavindra lembut kepada Fayya.
"Baik ayah." Jawab Fayya menurut.
Petter dan kavindra pun pergi keatas untuk berbicara. Petter kesana untuk mengajukan surat cerai kepada ayah nya untuk Fayya. Ia sengaja tidak memberitahu Fayya sebab ia takut Fayya berbuat hal aneh.
"Ayah, aku ingin bercerai dengan Fayya" Ucap petter tegas. Plakk! suara tamparan keras mendarat di muka Petter. Ia sudah tahu bahwa ayah nya pasti memukul nya.
"Anak kurang ajar berani-berani nya kamu bilang seperti itu! tarik ucapan mu sekarang juga!" Teriak Kavindra marah. Untung saja ruangan dimana ayah dan Petter lumayan tebal jadi tidak terdengar ke luar.
" Tidak, aku tetap ingin bercerai dengan Fayya. Fayya bisa menikahi pria yang lebih baik dariku. Yang bisa membuat Fayya bahagia." Jelas Petter dengan lantang.
"Apa yang kau bicarakan! Kau seperti ini hanya akan membuat Fayya sedih. Seumur hidupku. Aku tidak akan mengijinkan mu untuk menceraikan Faya ingat itu!" Jelas kavindra marah besar.
"Terserah, aku akan tetap akan menceraikan Fayya." Ucap petter lalu pergi.
"dasar anak br**gs*k. kembali! aku belum beres berbicara!" teriak kavindra kepada petter marah sejadi-jadinya. Namun, Petter tak menghiraukan nya ia terus pergi keluar. Saat ia hendak turun kebawah. Ia berfikir jika Fayya melihat bekas tamparan ayah nya ini. Ia takut Fayya akan khawatir. Jadi ia berdiam dulu di lantai atas sampai luka nya tak berbekas lagi.
Di saat yang bersamaan. Fayya yang sedang menunggu petter di sofa ikut khawatir kepada Petter. Ia takut Petter kenapa-napa. Sesaat kemuadian seperti ada orang di belakang Fayya,ucapku. Dan ternyata itu adalah adik nya petter, Axel LU.
"Hai Fayya, sedang apa kau disini" Tanya Axel kepada Fayya.
"oh hai Axel. Aku sedang menunggu Petter. Dia sedang berbicara dengan ayah dilantai atas." Jawab Fayya menjelaskan.
"ohh begitu." Ucap Axel mengerti.
"kalau begitu, ayo kita pergi keluar sambil menunggu kak petter selesai berbicara dengan ayah. Lagian pasti mereka sedang berbicara tentang pekerjaan dan itu pasti lama. Supaya tidak bosan, ayo kita makan kue di toko kue yang kamu suka itu." Ajak Axel, dan berharap Fayya akan ikut.
Jangan lupa like terimakasih😊
"Jadi apakah kamu mau pergi?" ucap Axel kepada Fayya, berharap ia akan menerima tawaran nya untuk pergi keluar bersama.
"ehm..baiklah, ayo kita pergi. Lagian aku juga udah bosan disini" ucap Fayya kepada Axel meng iyakan tawaran nya. Axel lalu tersenyum dan menarik tangan Fayya pergi dari rumah itu.
Saat makan malam. Fayya masih belum pulang. Petter khawatir. "kemana Fayya jam segini belum pulang?" ucap petter di dalam hati. Tak beberapa lama Fayya sudah pulang dengan Axel. Satu tangan Fayya berpegangan tangan dengan Axel, dan yang satu nya lagi memegang kue. Petter melihat mereka berdua pulang dengan berpegangan tangan.Tatapan tajam tertuju pada genggaman Fayya dan Axel.
Fayya yang melihat petter berdiri didepan nya.ia langsung pergi menghampiri nya.
"Hallo suamiku, aku pulang.." Ucap Fayya sambil tersenyum kepada petter. Axel yang melihat Fayya tersenyum bahagia kepada petter hanya bisa diam, sambil menahan diri. Axel sungguh tidak percaya, bahwa ayah nya menjodoh kan Fayya kepada kakak nya yang lebih tua dari Fayya. Padahal diri nya seumur dengan Fayya. "kenapa tidak aku saja yang dijodohkan dengan Fayya?" ucap Axel di dalam hati.
"Kemana saja kamu dari tadi?!" Tanya petter sambil melihat Fayya tajam. Saat Fayya hendak menjawab nya, Axel malah berbicara dahulu.
"Fayya pergi bersamaku untuk membeli kue" Jawab Axel kepada petter.
"Aku bukan bertanya kepadamu, kenapa malah kamu yang berbicara!" bentak petter.
"Dan kamu Fayya, jangan memakan makanan manis saat malam hari. Itu tidak sehat untuk gigimu. Nanti jika kamu sakit, kamu jangan merengek kesakitan kepada ku." Ucap petter marah.
"ehm..baiklah. Nih xel, aku kembalikan kue nya. Dan terimakasih." Ucap Fayya mengembalikan kue nya kepada Axel. Dan kembali menghampiri Petter. Petter lalu tersenyum.
"Baiklah, ayo kita makan." Ajak petter kepada fayya dengan lembut.
"Baik" Jawab Fayya dengan senyuman. Axel hanya berdiam diri menahan diri nya, supaya tidak gagabah. Sesudah makan malam Fayya dan petter pun tidur di kamar yang biasa nya mereka tiduri jika pulang kerumah keluarga LU. Saat dikamar.
"hore..akhir nya aku bisa tidur dengan petter." Ucap fayya didalam hati sambil kegirangan. Saat Petter masuk kedalam kamar Fayya sudah menunggu Petter di kasur. Ia pun menghela nafas nya.
"Nanti saat tidur kamu jangan melakukan hal aneh apapun." Hcap petter tegas. Sambil membaringkan badannya di kasur.
"Baik, tapi jika begini bolehkan?" ucap Fayya sambil memeluk badan Petter.
"hemm..sudah tidur." Ucap Petter kepada Fayya. Fayya pun langsung terlelap dipelukan Petter. Petter yang melihat Fayya sudah tidur langsung ikut tertidur.
Saat pagi hari.mereka sarapan dan langsung berpamitan pulang. Sebab Fayya akan pergi sekolah. Fayya belajar di akademik aktris, karena cita-cita Fayya adalah menjadi aktris terbaik. Tak hanya Fayya sendiri teman nya kania juga ikut sekolah disana bersama Fayya. Saat diperjalanan ia hanya diam.dan,,,
"oh iya suamiku, apakah nanti kamu akan pergi lagi?" tanya Fayya bertanya dengan hati-hati kepada Petter. Takut ia membuatnya marah lagi.
"Tidak, selama beberapa hari." Jawab Petter berbicara tanpa melihat Fayya. Fayya yang mendengar nya senyum-senyum sendiri. Ia bahagia bahwa petter tidak pergi terburu-buru lagi. Saat hampir sampai di sekolah Fayya, ada yang menelpon Petter. Petter pun mengangkat nya. Setelah itu, tidak tahu mengapa petter menyuruh supirnya untuk memberhentikan mobil nya.
"Berhenti!" perintah petter kepada supir nya.
"mengapa kita berhenti?" tanya Fayya heran.
"Kamu boleh turun disini, aku masih ada pekerjaan. Jadi tidak bisa mengantarmu" Jelas petter.
"ohh baik." Ucap Fayya lalu turun dari mobil. Mobil pun melaju dengan cepat meninggalkan Fayya. Fayya diam sebentar dan,,
"Sudahlah tidak apa-apa lagian udah deket juga." Ucap Fayya di dalam hati. Ia pun pergi ke sekolah. Saat disekolah ia bertemu dengan kania. Namun kania seperti sedang memperhatikan seseorang.
"kania, kamu sedang apa?" tanya Fayya penasaran.
"hah? tidak kok, aku hanya sedang melihat pria itu." Jawab kania sambil meunjuk satu orang pria yang sedang diam.
"Memang nya ada apa dengan pria itu? apakah kamu?" ucap Fayya heran dan menyangka bahwa Kania suka kepada pria itu.
"bukan, bukan kok. Aku hanya melihat nya. Karena ia adalah peserta no 1 yang mendapatkan nilai tertinggi" Jelas Kania memberitahu.
"Benarkah?!" ucap Fayya tak percaya.
"Yaa, makan nya kita harus berteman dengan nya supaya kita tidak sulit di semester-semester berikut nya." Ucap kania serius.
"hemm..betul juga. Kania aku tak menyangka bahwa kamu sangat cerdik" puji Fayya.
"hemm..bukan kok. Aku hanya kebetulan memikir nya" Ucap Faya bangga namun rendah hati. Kania dan Fayya pun mendekati pria itu dan berbicara.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!