"Jadi selama ini,kalian berkhianat di belakangku?”Laras bertanya dengan suara tertahan. Tangannya mengepal di samping tubuhnya,berusaha menahan amarah yang memuncak di dalam dirinya saat ini.
Suasana di caffe begitu berat,bahkan terasa begitu dingin dan hanya keheningan menyelimuti mereka.Tidak ada rasa bersalah di wajah mereka,bahkan mereka curi-curi pandang dan tampak malas meladeni perkataan Laras.
Rose menatap laras dengan penuh kesombongan. “ Aku pikir kau terlalu dramatis Laras, kau berpikir terlalu kekanak-kanakan. Lupakan semua perkataan kami yang telah kamu dengar barusan atau bahkan menyinggung perasaanmu saat ini Laras.
“ Kau yakin berkata seperti itu Rose? Setelah apa yang telah aku perbuat untuk mu?”tanya dengan nada gemetar dan perasaan sesak di dadanya.
Selama ini,Laras menganggap Rose keluarganya dan bahkan dia selalu memberikan apapun yang Rose inginkan.Namun Rose,menganggap dirinya sekedar ATM berjalan demi memuaskan apapun keinginan dirinya.
“ Salahkan saja dirimu yang polos, bahkan kau tak sadar kami hanya memanfaatkan kamu Laras.”
“ Kau benar Anggun,aku terlalu polos dan bahkan bodoh di hadapan kalian”ujarnya dengan tatapan yang tajam.
Berbeda dengan Sela,dia merasa tidak enak dengan Laras dan bahkan perkataan teman-temannya sudah kelewatan.
Hati Laras terasa hancur,dia menarik nafas panjang.” Aku berteman dengan kalian benar-benar tulus,Apa selama ini aku pernah meminta kalian untuk ganti rugi dan bahkan perhitungan dengan kalian atas apapun yang kalian beli selama pergi berbelanja denganku hah?”
"Sudah cukup!!!”bentak Sela,karena merasa kasihan dengan Laras yang perasaannya di hancurkan saat ini.
Suasana makin mencekam,bahkan semuanya menatap ke arah Sela dan tidak menduga Sela akan membentak mereka.
“Kalian sungguh kelewatan terhadap Laras,aku menahan diri dari tadi semenjak kalian mengatakan hal-hal yang menggores perasaan Laras.Apa kalian tidak punya hati? Laras begitu baik terhadap kita,tapi kalian makin menjadi terhadap Laras dan aku tidak sudi berteman dengan kalian!!”
Kata-kata Sela membuat mereka terdiam,karena tidak menduga Sela akan membela Laras dan bukankah selama ini Sela mengikuti mereka,bahkan sama-sama mendapatkan keuntungan dari Laras.
Sela merasakan darahnya mendidih,amarah meliputi hatinya dan merasa muak dengan perbuatan teman-temannya yang hanya ingin memanfaatkan Laras.
"Kau membelaku Sela? Apa kau sedang berakting di hadapan mereka,agar aku luluh dan menganggap kamu sahabatku? Padahal,kau memiliki niat terselubung terhadapku”kata Laras menatap Sela tidak percaya membelanya.
Seolah tidak perduli dengan perkataan Laras,Sela mendengus keras dan merasa Laras benar-benar menjadi lelucon di hadapan mereka saat ini.
“Aku tidak perduli dengan semua perkataan bodoh mu itu,aku hanya muak dengan drama kalian!! Aku pergi!!!” Kata Sela bangkit dari duduknya,dia merasa suasana di dalam ruangan benar-benar tidak bersahabat untuknya.
Dengan santai, Sela melangkah pergi meninggalkan teman-temannya dan malas beromong kosong dengan mereka.
Suasana hening untuk beberapa saat,setelah kepergian Sela dan hanya terdengar suara helaan nafas dari mereka.
“Jika kamu ingin berdrama lagi di sini,kami akan temani kamu Laras.Bagaimanapun,kami merasa kasihan dengan kamu yang tidak memiliki teman satu pun dan kau jangan terlalu berharap terhadap kami”sindirnya dengan dingin.
Laras menatapnya sejenak,lalu tanpa kata,ia berbalik dan berjalan keluar dari ruangan yang telah dirinya pesan.Meninggalkan teman-temannya yang tidak tau diri seperti mereka.
Selama ini,Laras sudah menganggap mereka keluarga sendiri dan bahkan selalu memberikan apapun yang mereka inginkan.Namun,kepercayaannya benar-benar di khianati oleh mereka.
Brak...
“Tolong aku”ucapnya yang langsung menarik Laras begitu saja.
Laras jelas terkejut saat ini,karena dia langsung di tarik begitu saja dan memasuki sebuah ruangan yang bahkan tidak tau ruangan apa.
“Lepaskan aku”pinta Laras,karena merasa sakit di pergelangan tangannya.
Namun perkataannya tidak di gubris sama sekali,sialnya Laras malah di himpit oleh orang asing yang tiba-tiba menariknya begitu saja.
Keterkejutan Laras semakin bertambah,ketika dirinya di cium paksa oleh pemuda asing di depannya dan sialnya tenaga Laras tidak sebanding dengan pemuda di hadapannya saat ini.
“Oh shit,apa yang dia lakukan”batin Laras kaget dengan tindakan pemuda di depannya.
Laras seketika panik,ketika lelaki di depannya menarik pinggangnya dan bahkan tubuh mereka begitu berdekatan.
Tatapan Laras terkunci,bahkan mereka saling menatap satu sama lain dan Laras merasakan lidah yang menerobos masuk ke dalam mulutnya.
Laras mendorong lelaki tersebut,ketika merasa tenaga lelaki tersebut sudah lengah dan nafasnya naik turun.
“Apa kau begitu gila menciumku”kata Laras dengan kesal memaki lelaki di hadapannya.
“Panas”ucapnya,merasa tubuhnya begitu kepanasan dan bahkan dia tidak mendengar perkataan Laras sama sekali.
“Apa dia di jebak”pikir Laras,karena melihat gelagat lelaki di hadapannya semakin tidak karuan.
Laras langsung menarik lelaki itu pergi,dia mencoba menolong lelaki tersebut sebisanya dan bodohnya dia begitu ingin menolong lelaki yang jelas sudah mencuri ciuman pertamanya.
...****************...
“Dimana aku”ucapnya menatap ruangan yang begitu asing di depan matanya,bahkan kini dia berada di bath up dengan air yang begitu dingin.
Namun pendengarannya mendengar seorang wanita yang kini berdebat dengan suara berat lelaki,dia pikir itu pelayan lelaki yang memarahi bosnya sendiri.
“Jangan persulit saya nona,apalagi nona membawa lelaki asing ke rumah dan pasti nyonya besar akan marah”ucapnya takut.
“Aku akan menghadapi mereka,kau cukup urus lelaki di dalam.Bagaimanapun,aku hanya menolong dia”balasnya cuek.
“Jadi,dia menolongku”ucapnya tersenyum.
Setidaknya dia bisa bernafas lega,karena ada orang yang menolongnya dengan tulus dan dia harus menyelidiki orang yang berani menjebaknya seperti ini.
“Kau sudah sadar,setelah sadar kau bisa pergi dari sini dan jangan menyulitkan nona mudaku!!”ujarnya dengan tegas.
“Terimakasih sudah menolong aku”ucapnya,tidak menghiraukan ancaman pelayan di depannya.
“Kau hanya perlu berterimakasih pada nona ku”balasnya dingin.
Dia hanya mengangguk setuju,bagaimanapun pelayan di hadapannya tidak ingin nonanya kesulitan dan dia cukup penasaran dengan nona pelayan tersebut.
Bagaimanapun,setelah dirinya di jebak dan dia tidak sadar sama sekali atas apa yang terjadi terhadapnya.
“Kau bisa pakai kemeja ini,aku rasa kau tidak perlu bantuanku sama sekali”katanya tegas.
“Terimakasih pak”balasnya sopan.
Namun pelayan langsung pergi meninggalkannya begitu saja,dan dia hanya bisa mengganti pakaiannya sendiri saat ini.
Bersyukurlah dirinya,karena berada di tangan wanita yang tepat dan mau menolongnya.Dia bisa bernafas lega,setelah ini bisa pergi meninggalkan rumah penolongnya saat ini.
“Kau sudah sadar”ucapnya menatap pemuda di depannya yang sudah rapi.
“Terimakasih sudah menolongku”katanya dengan tulus.
“Siapa nama mu?”tanyanya dengan santai.”Dia sangat tampan,aku tidak terlalu rugi dengan ciuman paksa yang sudah terjadi di antara kita”pikirnya mengamati lelaki di hadapannya.”
“Kevin Arendra”ucapnya mengulurkan tangan.
“Nama yang bagus,sesuai dengan orangnya.”
“Terimakasih,karena nona sudah menolongku”ucapnya menatap Laras yang kini terus menatapnya.
“Sama-sama”balas Laras dengan suara lembut.
Tatapan Kevin jatuh pada kecantikan Laras,bahkan cukup terkesima dengan wanita di depannya dan kecantikan Laras cukup sempurna di matanya.
“Duduklah”perintah Laras tersenyum.
Kevin mengangguk setuju,dia duduk di sofa dan melihat Laras yang menuangkan anggur untuknya.
"Terimakasih"ucap Kevin menerima gelas yang di berikan Laras.
Laras duduk di samping Kevin dan menaikkan sebelah kakinya yang memperlihatkan kaki putih mulusnya.
Laras jelas mencium aroma sabun yang sering di pakainya di tubuh Kevin,membuat Laras merasa begitu nyaman di dekat Kevin.
Kevin melirik kaki jenjang Laras,dia hanya bisa menahan dirinya untuk tidak menyentuhnya dan jelas dirinya tergoda oleh penampilan Laras saat ini.
Laras memikirkan ciuman mereka di caffe,bahkan mengingat dengan jelas Kevin yang begitu agresif saat mencium bibirnya dan itu jelas pengalaman pertamanya.
“Bagaimana rasanya?”tanya Laras menatap gelas di tangannya.
“Enak”balas Kevin,menduga anggur yang di minumnya jelas tergolong anggur yang sangat mahal.
“Mau mencobanya lagi?”tanya Laras tanpa sadar.
“Aku tidak berani”balas Kevin cepat.
Jelas dirinya cukup sadar diri,agar tidak mencoba anggur yang berada di tangannya saat ini.Apalagi,anggur yang di minumnya cukup mahal dan dia jelas tidak mampu untuk membelinya.
Laras menaikkan sebelah alisnya,dia menaruh gelasnya di atas meja dan melihat gelas Kevin yang sudah berada di atas meja.
“Apa kamu belum mengerti apa yang aku ucapkan?”tanya Laras menatap Kevin.
Kevin menatap ke arah Laras,jelas penampilan Laras cukup seksi di matanya dan dia menatap manik mata Laras yang kini menatapnya.
Laras menarik tangan Kevin,membuat Kevin terkejut dan mengikis jarak di antara mereka.Bahkan,dia bisa mencium aroma vanila di rambut Laras dan perasaannya jelas gelisah.
"Maksud ku,aku ingin mencoba apa yang kita lakukan di caffe tadi”ucapnya menatap Kevin serius.
Kevin masih blank dengan apa yang di katakan Laras,jelas dia tidak mengingat apapun kejadian di caffe dan bahkan dia merasa kepalanya begitu pusing.
Kedua mata Kevin melotot,dia merasakan bibir Laras yang lembut dan tidak menduga Laras begitu berani terhadapnya.
Kevin mendorong Laras pelan,dia menatap Laras yang tersenyum ke arahnya dan merasa Laras sudah kelewat batas.
“ Apa yang kau lakukan? Apakah sudah gila,ini terlalu di luar batas untukku dan kau seorang perempuan yang seharusnya tidak melakukan hal nekat seperti ini”protes Kevin serius.
“Aku hanya mengikuti caramu sewaktu di caffe”ucap Laras dengan enteng.
“ Caraku di cafe,aku tidak mengerti apa yang kau katakan.”
“Sudah malam,kau bisa pergi dari rumah ku dan biarkan supir yang mengantarmu”ucap Laras beranjak dari duduknya.
Kevin mengangguk mengerti,dia cukup berterimakasih atas pertolongan Laras terhadapnya.
...****************...
"Kenapa baru hari ini kamu menghubungiku? Apa kau tidak merindukanku Arkana,aku pikir kau terlalu sibuk dengan wanita-wanita mu di sana.”
“ Kau jangan bercanda Laras, Aku tidak melihat kecantikan mereka dan aku benar-benar sungguh merindukan kamu di sini. Justru kamu, aku begitu sulit menghubungi kamu kemarin-kemarin.”
”Sory,aku terlalu sibuk dengan teman-teman sampahku.”
Arkana merasa heran dengan ucapan Laras,karena tidak biasanya Laras mengumpat terhadap teman-temannya dan bukankah terakhir kali Laras begitu senang pergi bermain dengan mereka.
“Apa yang terjadi?”tanya Arkana serius.
“Tidak ada,cepat kau selesaikan study mu itu dan bergegaslah pulang.Aku merasa kesepian di sini,aku butuh kamu di sini”jelas Laras sendu.
Hanya Arkana yang saat ini menjadi harapan bagi dirinya satu-satunya,andai keluarga Arkana tidak terlalu ketat menyuruh Arkana mengejar studi bisnis dan sudah di pastikan Arkana akan berada di sampingnya hingga saat ini.
Apalagi,mereka berteman sejak kecil dan Arkana terbilang lelaki tampan.Bahkan,dia selalu pusing dengan wanita-wanita yang selalu mengejar Arkana.
Tapi sayang,Arkana justru tidak menyukai wanita-wanita itu dan menjadikan Laras sebagai tameng untuk menghadapi penggemar Arkana.
"Are you ok?”
Laras hanya mengangguk,bagaimanapun dia tidak ingin Arkana khawatir tentang dirinya dan dia tersenyum di layar ponsel terhadap Arkana.
“Kapan kau pulang?”
“Tidak tau,aku masih ada urusan yang belum aku selesaikan di sini."
“Apa kau tidak akan hadir di pesta ulang tahun ku lagi?”tanyanya dengan nada sendu.
"Maaf,sepertinya aku tidak bisa menemani mu lagi”balasnya sedih.
“Baiklah,aku mengerti dengan kesibukan mu”ucapnya menahan kerinduan terhadap sahabatnya Arkana.
Arkana hanya menahan senyum saat ini,dia sudah mengajukan cuti dari jauh-jauh hari untuk menghadiri pesta Laras.
“Tidurlah,aku masih harus mengerjakan tugas kampusku”perintahnya terhadap Laras.
“Baiklah,good night”ucap Laras yang langsung mematikan sambungan telepon.
Laras hanya menghela nafasnya kasar,bahkan sahabatnya sendiripun tidak hadir di pesta ulang tahunnya dan pesta ulang tahun yang di harapkannya menjadi hambar.
Berbeda halnya dengan Arkana,dia sudah menyiapkan kado spesial untuk Laras dan berharap Laras menyukai kado yang sudah di siapkan oleh nya.
“ Aku harap nanti laras menyukai kado yang aku pilih ini”ucapnya melihat kado yang sudah terbungkus rapi di atas mejanya.
Sebenarnya,Arkana sudah menyukai Laras sejak dulu dia berkenalan dengan Laras.Bahkan,dia sudah memendam perasaan semenjak kecil terhadap laras.
Arkana selalu menjadi garda terdepan untuk laras.Namun sayangnya,Laras tidak mengetahui tentang perasaannya ini.
“Jangan terus melihat fotonya seperti itu,bukankah kamu sudah mengajukan cuti untuknya”ucapnya santai.
“Terlalu ikut campur,cepat selesaikan proposal mu itu dan biarkan aku beristirahat dengan tenang.Jika bukan perjanjian yang kakek katakan,aku malas menemani kamu di sini dan lebih baik menemani Laras di sana”balasnya dingin.
“Hanya kau yang pintar di keluarga kita,jadi kakek memilih kamu menemani aku.Jadi,jangan menyalahkan aku yang seolah-olah sengaja membawa kamu kesini”katanya dengan cuek.
Arkana hanya menghela nafasnya kasar,dia tidak bisa menyalahkan sepupunya ini dan bagaimanapun memang dia serta sepupunya yang bisa di andalkan oleh keluarga mereka.
Arkana langsung melanjutkan kegiatannya,dia mengejar deadline dengan cepat.Semua dia lakukan hanya untuk Laras,orang yang selama ini dia usahakan kebahagiaannya.
“Kau tampak begitu frustasi”ucapnya yang langsung duduk di samping Kevin.
“Kau benar,aku sedang mencari dalang yang menjebakku kemarin”balas Kevin dengan nada kesal.
“Menjebak?”tanyanya memastikan.
“Ada yang menjebakku kemarin,sialnya dia memakai trik kotor terhadap ku”balas Kevin menatap sahabatnya.
“Sudah mengecek CCTV?”tanyanya memastikan.
“Aku tidak memiliki wewenang seperti itu Smith,aku dan kau berbeda.Aku tidak bisa terang-terangan melakukan hal seperti itu,kau tau bukan bagaimana aku bersembunyi dari orang tua ku”katanya kesal.
”Kau begitu sulit berdamai dengan orang tua mu sendiri”balas Smith menepuk pundak Kevin.
“Kau tau sendiri,bagaimana aku membenci ayahku sendiri dan aku tidak suka ibu tiriku itu!!!”
“Memang salah apa ibu tiri mu itu,hingga kamu begitu enggan pulang ke sana”ucap Smith penasaran terhadap Kevin.
Karena selama ini,Kevin selalu memendam semuanya sendiri dan bahkan dia tidak tau alasan Kevin kabur dari rumah.
Sebagai sahabat kecilnya,dia hanya bisa membantu Kevin semampunya dan jelas Kevin tidak tau sebenarnya bantuan yang di berikan oleh Smith merupakan bantuan dari ayah Kevin sendiri.
Ayah Kevin meminta tolong terhadap Smith,setidaknya dia berusaha bertanggung jawab terhadap putranya sendiri dan Smith setuju dengan perintah ayah Kevin untuk tidak mengatakan hal yang sebenarnya terhadap Kevin.
Berbeda halnya dengan Kevin,dia menyaksikan sendiri bagaimana ibu tirinya berlaku kejam terhadap adiknya yang membuat sang adik meninggal dunia.
Sedangkan ayahnya,dia tidak mempercayai apa yang di katakan Kevin dan lebih membela ibu tirinya yang membuat Kevin memiliki keputusan keluar dari rumah orang tuanya.
"Kau tidak perlu tau.Lagi pula,sekarang aku malas berurusan dengan keluargaku sendiri”ucapnya menghela nafasnya kasar.
Kevin menduga orang yang menjebak nya adalah ibu tirinya sendiri,namun sayangnya dia tidak memiliki bukti sama sekali.
"Kenapa kamu bisa curiga bahwa ada yang menjebak kamu?”tanya Smith penasaran.
Kevin pun menceritakan apa yang terjadi pada dirinya sendiri,membuat Smith yang mendengarnya cukup takjub dengan wanita yang menolong Kevin pada saat itu.
“ Apa dia cantik?” Tanya Smith dengan penuh penasaran.
“ Cantik,aku juga cukup mengagumi ketulusannya saat menolongku”balas Kevin mengingat wajah Laras saat ini.
“Ayo pergi ke kampus,kau selama ini tidak pernah pergi ke kampus dan bahkan aku cukup iri dengan kepintaran mu itu.Tanpa pergi ke kampus pun,kau selalu memuaskan dosen dan kau benar-benar anak emas mereka”ujar Smith cukup iri dengan kepintaran Kevin.
"Kau terlalu beromong kosong,ayo kita pergi"ajak Kevin yang malas dengan ucapan Smith yang terlalu berlebihan tentang dirinya.
Merekapun langsung pergi menuju kampus,bahkan Kevin mengendarai motor sport miliknya sendiri dan jelas itu hasil dari kerja kerasnya selama ini.
...****************...
“Aku cukup puas dengan hasil karya mu ini,kau bisa bekerja sama dengan murid kebanggaanku untuk hasil yang lebih memuaskan lagi nantinya”ucap sang dosen menatap Laras.
“Murid kebanggaan?”pikir Laras bingung.
“Memangnya siapa murid kebanggan bapak?”tanya Laras penasaran.
“Dia jarang datang ke kampus,lagi pula tanpa kehadirannya di kampus itu membuat aku semakin bangga dengan kecerdasannya dan aku sudah menyuruhnya datang pada hari ini.”
Laras mengangguk mengerti,dia semakin di buat penasaran oleh murid kebanggaan sang dosen dan bahkan dosen begitu membanggakannya di hadapan dia.
Dia merasa berkecil hati atas kepuasan terhadap dirinya sendiri,padahal masih ada orang yang lebih cerdas dari pada dirinya saat ini.
Tok...
Tok...
Tok...
“Masuk”perintah sang Dosen.
Laras menatap lurus ke depan,dia mendengar suara pintu di buka dan seseorang masuk ke dalam ruangan.
Bahkan sang Dosen tersenyum ke arahnya,terlihat senyum bangga yang terukir di wajah sang Dosen.
“Apa saya mengganggu?”tanyanya dengan sopan.
“Tidak,duduklah”perintah sang dosen.
"Kenapa suaranya terdengar tidak asing”batin Laras mengingat suara siapa yang pernah dia dengar saat ini.
“Ada perlu apa bapak memanggil saya kesini?”tanya Kevin sopan dan bahkan dia enggan untuk melihat wanita di sampingnya.
“Aku perlu bantuan kamu mengerjarkan karya ilmiah yang baik bersama salah satu murid yang lain”ucapnya yang menyerahkan karya ilmiah tersebut.
“Saya lihat dulu pak”balas Kevin menerima laporan karya ilmiah tersebut.
Kevin membacanya dengan seksama,berbeda halnya dengan Laras yang kini merasa menjadi patung di antara mereka.
“Dia Kevin murid kebanggaanku,kau bisa bekerja sama dengan dia”ucap sang dosen terhadap Laras.
“Kevin”beo Laras yang langsung menatap ke arah Kevin.
Laras langsung menatap ke arah Kevin,namun Kevin tetap fokus pada laporan ilmiah di tangannya.
“Ternyata dia sekampus denganku”batin Laras terkejut.
“Kevin”panggil sang Dosen.
“Gimana pak?”tanya Kevin langsung menatap sang Dosen.
“Dia Laras yang akan menjadi partner kerja karya ilmiah ini”ujar sang Dosen terhadap Kevin.
"Kamu”ucap Kevin terkejut melihat wanita di depannya.
"Kalian saling kenal?”tanya sang Dosen.
“Iya,kami saling kenal pak”balas Laras cepat.
“Baguslah,kalian bisa kerja sama dengan baik nantinya.Aku serahkan karya ilmiah ini terhadap kalian,semoga kalian tidak mengecewakan harapan ku”ucapnya senang.
“Kami janji tidak akan mengecewakan bapak"balas Kevin dengan yakin.
“Kalian bisa membahasnya dari sekarang,karena aku ada kelas dan kalian bisa lanjutkan diskusi ini di tempat lain”ucap sang Dosen,karena dia memiliki kelas yang harus di isi olehnya.
“Baik pak,kalau gitu kami permisi"ucap mereka berdua lalu pergi meninggalkan ruangan sang Dosen.
Laras tidak menduga pertemuan mereka ini benar-benar takdir,bahkan dia cukup terkejut dan menyadari dunia ini terlalu sempit bagi mereka saat ini.
“Aku tidak menduga,kau anak kampus sini"kata Laras menatap lurus ke depan.
“Aku juga sama terkejutnya dengan kehadiran kamu di kampus ini,aku pikir kita tidak akan bertemu lagi dan takdir malah mempertemukan kita lagi.Dunia terlalu sempit bagi kita,karena ini pertemuan kedua kita dan aku akan membalas budi atas pertolongan kamu kemarin”ucap Kevin menghentikan langkahnya.
“Tidak perlu seperti itu,aku menolong kamu merupakan takdir.jadi,kita bahas karya ini dengan serius”kata Laras sungkan dengan perkataan balas budi.
Bagaimanapun,dia ikhlas menolongnya kemarin.Bahkan,dia tidak pernah memikirkan orang lain membalas budi terhadapnya.
Apalagi dengan Kevin,orang yang baru di tolongnya kemarin dan dia jelas tidak memerlukan balas budi Kevin terhadapnya.
Berbeda halnya dengan Kevin,dia merasa perlu untuk membalas budi terhadap Laras atas pertolongannya kemarin dan dia cukup bersyukur yang menolongnya saat itu Laras,bukan orang lain yang sudah pasti akan memanfaatkan moment itu untuk mendapatkan dirinya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!