NovelToon NovelToon

NASIP CAMPUR

01

"Daniel, kecilkan suara musiknya woii " ucapnya sambil memukul-mukuli pintu kamar milik seorang lelaki remaja.

"Daniel dirga adipatih" Panggilnya keras.

"Daniel"

"Tok"

"Tok" Wanita itu tidak berputus asa hingga terus berusaha menggetuk pintu.

"Tok"

"Daniel, buka pintunya, ati mau masuk"

"Daniel"

"Daniel setan"

"Kau tidak buka pintunya dalam hitungan ketiga, uang jajanmu ku berhentikan sampai tahun depan"

"Danieeeeeeeeel" Jeritnya dengan suara melengking tapi tidak bisa mengalahkan suara musik rock yang di putar dari dalam sana.

"Astaga anak itu seharusnya waktu dia kecil aku memencet hidung biar tidak bernafas bukannya meyumpal mulut besarnya dengan susu aghh sungguh DNA tidak bisa menipu" gerutanya marah sambil bertolak pinggang di depan pintu yang masih tertutup rapat.

"Daniel Dirga Adipatii. ku sumpahi kau budek beneran baru tahu rasa kau" Umpatnya lalu menedang pintu yang tak kunjung terbuka juga.

sekuat apa pun wanita itu berteriak, tersangka utama tetap saja tidak mendengarnya. daniel sepertinya terlalu sibuk dengan dunianya sendiri di dalam sana.

Daniel adalah kakak laki-lakiku, sedangkan wanita yang sedang kesal itu adalah ibu sambungku. Yaps dia bukan wanita yang melahirkan kami jadi kami memanggilnya ati, panggilan itu juga dia sendiri yang tentukan kok.

katanya dia tidak ingin di panggil ibu, mama, bunda atau panggilan semacamnya oleh aku dan kakakku, dengan alasan, katanya itu untuk menghormati wanita yang meninggal karena melahirkan kami alias mama kandungku yang bernama bella.

Baik sekali kan dia?. Tidak sepenuhnya seperti karena walaupun kami memanggilnya dengan sapaan ATI yang artinya tante baik hati, nyatanya mulut nistanya memudarkan kebaikannya tapi, aku juga tidak bisa menampik jika dia adalah wanita yang baik karena, klao bukan dengan kebaikannya yang tulus, jelas aku tidak akan ada di muka bumi ini dengan citra diri yang baik.

Ati ini, tipikal orang yang sedikit aneh karena, setahuku, dia sudah mengkerut semua harta milik api alias ayah biologisku, tapi hingga hari ini, gaya pakaian dan cara berdandannya, seperti orang yang hidup serba pas-pasan.

Sebelum menikah dengan api, ati adalah salah satu karyawan di perusahaan yang di pimpin langsung oleh api. Katanya ati adalah satu-satunya karyawan yang tidak punya tata krama dan moral tapi anehnya api suka sehingga mempercayakan ati sebagai asisten.

Karena ati di angkat sebagai asisten, alias pembantu tambahan di luar jam kerja, ati menjadi cukup akrap dengan mama bella yang saat itu berstatus sebagai istri api.

Mama bella termasuk orang yang perfektsionis dan protektif pada api jadi mama bella sering menggecek aktivitas api melalui ati. Sampai suatu saat mama bella akan melahirkan, nyatanya cuman ati yang bisa mama tempati untuk minta tolong.

Ati tidak pernah cerita bagaimana sebenarnya hubungan api dengan mama bella yang jelas, katanya ati sudah berjanji menjaga kami dan memastikan kami hidup baik-baik hingga bisa menjalani takdir kami.

Ngomong-ngomong tentang Api, Kata ati, panggilan API di labelkan pada lelaki berstatus suaminya karena mendukung karekternya yang suka meledak-ledak jika sudah marah.

API itu panas, kalo kecil jadi kawan besar malah menjadi lawan. selain itu, api juga sebagai singkatan dari papi, dan Antagonis tapi Indah (pemarah tapi tampan). itu kata ati tapi kurasa itu benar karena di usia menjelang 50 tahun, api masih punya body atletis, wajah karismatik bahkan label hot dedy melekat ketika ati sering mengantarkan aku, daniel dan fatih.

Panggilan kami aneh?, kurasa malah terkesan lucu sih. Selain panggilan ati dan api, kami sebagai anak-anaknya juga punya panggilan kesayangan. Misalnya saya daniel, dia di panggil iel, di rumah aku di sapa ica sedangkan untuk fatih, di sapa titih.

Fatih adalah adikku sekaligus anak kandung dari ati. Ati sempat mengandung seorang anak perempuan lagi tapi saat usianya masuki enam bulan, aku dan ati mengalami kecelakaan yang membuat adik yang masih dalam kandungan itu keguguran. Dan sayangnya, setelah insident kecelakaan itu, ati tidak bisa hamil lagi.

Walaupun fatih adalah anak kandung, untungnya ati bukan wanita yang pilih kasih malah sering menyamaratakan kami semua. Ingat ya semua, jadi misalnya aku yang melakukan kesalahan, aku dan daniel di hukum, sedangkan saat aku dan daniel berbuat salah, api dan fatih juga ikut di hukum.

Selama ini, hanya aku dan daniel yang sering berbuat ulah sedangkan fatih, tolong jangan tanya. Fatih itu, tipekal orang yang malas bergerak, malas malas berpikir bahkan malas bersuara sedari dulu, tapi sekalinya gamuk, ati dan api yang ngak bisa bilang apa-apa.

Flashback on.

Ada satu kejadian dimana aku dan daniel iseng menjual fatih di salah satu media yang menyediakan jasa jual beli barang baru juga bekas. Nah kami memasang foto fatih dengan maksud menjualnya.

Kami menjualnya mahal kok. harganya 99 juta, tiga hari setelahnya HP fatih tidak berhenti berbunyi karena memang kami mencantumkan nomor hp fatih. Tahu bagaimana responnya?. Dia cuman melirik kami lalu kembali santai memainkan HPnya.

Aku dan daniel sibuk cekikikan membaca semua komentar calon pembeli tapi setelah kedua orangtua kami pulang, fatih langsung ngaduh. Dia ngaduhnya sambil bilang

"Nih, kak iel dan ica jual aku" Jelasnya dengan intonasih masih datar tapi dengan acuhnya dia berkata

"Jadi aku harus move ke keluarga mana?. Pilih gih, aku mau ngemas barang biar bisa langsung pindah" Ujarnya sambil menyedorkan HP ke api dan ati.

Syok? ini lebih dari speechless. Jangan harap ati ngamuk seperti biasanya, karena ati malah terbahak keras membaca setiap komen yang lucu sedangkan api yang wajahnya merah padam.

Saat itu adalah momend pertama kali kami melihat api marah dan mengacuhkan akup dan daniel. Sungguh kami tidak menyangka jika api akan semarah itu. Kami jujurnya menyesal dan semakin tidak enak hati pada ati, nyatanya ati malah menenangkan kami sambil berkata

"Kalian tahu kan status sosial kita di muka umum. Kalian mungkin pikir ini hanya candaan tapi bagi api, ini penghinaan" Ujarnya sambi memeluk kami berdua.

"Kalian didik, di manjakan dengan kebutuhan yang terbaik lalu anaknya di jual dengan harga yang tidak lebih mahal dari semua koleksi sepatu api, ya marah dong"

"Tapi ati kenapa tidak marah?"

"Anak ati kan ada tiga. Kalo fatih laku 99 juta kan masih ada kalian berdua. Fatih 99, ica 99 plush iel 99 juta lagi kan tambah kaya atimu ini" Ujar ya dengan wajah ceria.

"Atiii" Jerit aku dan daniel bersamaan.

"Kenapa? Ngak suka kan?. Titi mungkin merasakan yang sama. Kalian tahu titih yang paling perfeksionis di antara kalian. Di gituin malah tempramentlanya muncul"

"Maaf ati" Cicitku dalam pelukan ati.

"Iya" Jawab ati.

Ati memafkan kami tapi tidak dengan api. Saat itu saking kesalnya fatih benar menggemasi barangnya. Demi menenangkan fatih, api malah mengajak fatih memasang tenda di halaman belakang sambil barbeque'an. Mereka berdua hanya mengizinkan ati ikut sedangkan aku dan daniel hanya menonton dari jauh.

Memang sih ati menyempatkan diri membawakan kami makanan tapi makan dari jauh sambil melihat fatih sangat manja pada ati adalah pemandangan yang paling menyebalkan di dalam hidupku.

Saat itu kami masih SMP kelas 1 sedangkan fatih masih kelas 5 SD tapi sampai saat ini, kenangan itu masih melekat dalam otakku. Setelah kejadian itu, aku dan daniel menjadi kapok mempermainkan fatih.

Sumpah sejahat-jahatnya kami, fatih lebih kejam lagi karena dia mewarisi sikap kedua orangtua kami. Biarpun begitu, ati selalu menempatkan fatih di antara aku dan daniel karena katanya kalo aku dan daniel akur maka jadinya akur banget tapi kalo sudah bertengkar maka tidak akan ada yang mau menggalah.

Ya kurasa itu benar karena aku memang lebih akrap dengan fatih begitu pun dengan daniel. Aku dan daniel baru saling mencari kalo ada perlunya. Aneh kan? Ya kurasa, kami kembar tapi musuh yang nyata udah kayak setan aja.

FLASHBACK OFF.

2

Di kekediaman adipatih, Jangan pernah berharap akan ada sapaan lembut dan penuh kasih sayang karena di rumah kami hanya ucapan umpatan dan suara abstrak yang mungkin sangat menjijikkan jika di dengar.

Awalnya juga aku merasa seperti itu, lalu membanding-bandingkan keluarga orang lain dengan keluargaku tapi setelah sadar kalo di balik layar banyak derita dan hal yang di sembunyikan lalu meneteskan air mata, aku bersyukur dengan apa yang ku miliki.

Banyak orang bertingkah jika dia dan pasangannya baik-baik saja lalu tanpa sebab, tanpa masalah malah terjadi perceraian, perselingkuhan dan paling menyedihkan adalah anak-anak alias teman sebayaku harus menderita karena tindakan orangtuanya.

Orangtua temanku selalu bersikap ramah, murah senyum dan terlihat harmonis tapi tiba-tiba salah satunya bercerai hanya karena diskomunikasi sedangkan di rumahku, jangankan diskomunikasi, harga cabe naik seribu saja di lakukan komprensi di meja makan seandainya bisa, nyamuk mati juga di cari pembunuhnya.

Seperti itulah keluargaku. Orangtuaku tidak bisa dikatakan harmonis karena, anehnya setelah perdebatan panjang itu, kami kembali akur-akur saja bahkan kami bersikap jika adu urat dan adu gulat tidak pernah terjadi.

ati dan api tidak pernah malu memperlihatkan kemesraan mereka pada kami. Sama seperti saat ini, aku dan ati sedang berada di dapur untuk membantu art menyiapkan makan siang, ternyata api datang lalu tanpa aba-aba memeluk ati dari belakang. Itu terkesan romantis menurutku tapi ati paling jago merusak suasana.

Bukannya membalas pelukan, Ati malah menyikut perut api dengan keras sampai-sampai api melepaskan pelukan dan mengaduh sakit.

"heii kau ini" ujar api lalu menggelus perutnya yang terkena sikuatan.

"semua anakmu hampir membuatku gila, tidak danisa, daniel dan fatih beghh rasanya aku akan menjadi kanibal sebentar lagi" ucap ati dengan suara keras dan penekanan seakan-akan siap untuk meremukkan tulang-tulang sumber kekesalannya itu.

"kau kan memang sudah gila" mendengar hal itu ati semakin marah dan siap melayangkan pukulannya pada api, tapi belum juga pukulan itu belayang api sudah bergerak meninggalkan dapur begitu saja.

melihat itu ati segera melemparkan sendok yang ada ditangannya dan sendok itu berhasil menggenai kepala api tapi bukannya kesakitan, api malah menjulurkan lidah dan berkata

"tidak sakit wekkk" ledeknya.

terjadilah aksi kejar-kejaran diantara pasangan suami istri itu. Aku dan art yang melihat adegan  itu hanya bisa menggelengkan kepala mendapati orang tuanya layaknya abg tua yang berada di filem india.

Entah apa yang membuat ati terlihat sangat spesial di mata api, karena sejauh aku mengenal ati, penampilannya tidak pernah secantik wanita sosialita bahkan kalo ada kurir atau seseorang yang baru pertama kali datang di kekediaman kami, orang itu tidak bisa membedakan mana nyonya besar dan Art.

Aku sudah sangat sering menegur penampilan ati, tapi emang atinya yang baru hingga sampai dinasaurus beranak dalam kubur juga dia ngak mau berubah dan anehnya api juga suka-suka aja tuh dengan penampilan ati selama ini.

Hubungnaku dengan ati juga tidak bisa di katakan sangat akrap karena kami sering berdebat. Ati orang yang paling tidak bisa di ajak kompromi tentang waktu apa lagi saat aku berkata nanti. Efek dari kata nanti itu melebihi jus amma tiga kali baca sumpah.

Flashback on.

"ica kuping kamu ngak budek kan? sana tegur kakakmu" ujar wanita bernama caca dengan wajah masam dan tidak lupa bertolak pinggang.

"mmm nanti ti." jawabnya santai.

"ayo dong sebelum apimu pulang." desak caca lagi.

"nanti ati" kata anak gadis yang di panggil ica.

"nanti saat gunderuwo pake pembalut?" bentak caca dengan kebasaran kian menipis.

"ngak mungkinlah wong genderumo pake popok" jawab ica acuh tak acuh.

"yang pake popok itu tuyul" semprot caca.

"kan bapaknya jadi harus kembaran"

"kembaran nenekmu giginya masuk gawang?, kamu itu, tegur kakakmu sana" perintahnya sekali lagi namun hanya dibalas

"mmm" gummamnya menjawab.

"Danisa girda adipati" ujarnya sambil berkecak pinggang.

"Aku lagi konsen nonton ati. Lihat tuh baju-bajunya keren dan trendy ngak kayak baju ati yang sebelas dua belas dengan baju preman kompleks depan"

"Kan emang preman punya apimu, apa masalahnya?" Jawabnya acuh.

"Ati ngak ada niat gitu, ubah penampilan biar makin cantik, bohay biar api makin cinta dan ngak lirik wanita lain"

"Ngak cantik aja apimu suka apa lagi cantik. Apimu tuh loyo kalo sama wanita lain"

"Agh?" Tanyaku binggung.

"Makanya cepat tua, tar ati jodohin. Kalo tua ngak nikah-nikah, ati kandangin kamu sama sapi"

"Apaan sih ati" Protesku tidak terima.

"Lagian kamu kerjanya tinggal di rumah aja. Main kek kemana, ke kandang macan atau ke kandang buaya juga boleh"

"Mereka ngak suka aku, buaya dan macan doyannya sama tante jelek kayak ati." Balasku acuh.

"anak siapa sih kamu?" ujarnya dengan rasa putus asa.

"anaknya mama bella" katanya dengan sangat santai tanpa menggalihkan pandangannya dari gadget.

"oghh kamu ya, awas saja kalo sakit minta bantuan sana sama mama bellamu dia alam baka sana."

"ati" mendenggar kalimat ancaman itu seketika anak perempuan menggalihkan tatapannya ke ibu sambung yang begitu baik namun sering berkata kasar itu.

"apa?" ujar sang ibu dengan mata melotot.

Ati tuh, mulutnya saja persis seperti sabda dajjal tapi melihat anak-anaknya lemas saja dia mulai panik apa lagi kalo jatuh sakit. Entah seperti apa sebenarnya ati tapi aku menyukainya. Hingga detik ini, tidak tahu kenapa umpatannya adalah hal yang kami nantikan.

Kalo ati sudah mode diam, acuh dan santai, rumah jadi tenang, saking tenangnya kami merasa sedang di intay untuk di lemparkan bom nuklir.

Ati itu tipe orang susah untuk tersinggung lalu merajuk tapi kalo sudah kesal, emosinya itu bertahan lama. Kalo sudah dalam mode merajuk, ati pasti jawabnya singkat-singkat. Misalnya,

"Kamu kenapa?" Tegur api yang melihat ati menatap tv dengan pandangan kosong.

"tidak ada apa-apa"

"aku sehat kok" ujarnya meyakinkan namun tak seorangpun yang percaya itu.

"ca jangan kekanan-nakan bilang deh kamu itu kenapa?" Tegur api.

"it's okey Api" jawabnya acuh.

"terus kenapa diam?" tanya dimas lagi.

"Tidak"

"Ca bilang deh, kamu kenapa?"

"Ngak kenapa-napa"

"Kenapa diam?"

"memang harus bicara 24, aku juga capek kali" ujarnya dengan santai dan menutup perdebatan itu.

Gitu aja terus sampai kami ngak tahu gimana caranya minta maaf sedangkan ati sudah kabur dari rumah untuk menenangkan diri. Kebiasaan ati yang suka kabur dari rumah sampai saat ini padahal sudah tua tapi tidak sadar diri.

3

Hari minggu adalah waktu bersantai jadi, hanya rebahan sambil menyaksikan siaran tv yang menarik, tiba-tiba ati datang dan sidak dadakan terjadi.

Setiap bulan memang hal ini terjadi tapi aku lupa. Sebelum ati pergi berbelanja kebutuhan bulanan, dia akan mengecek seluruh kamar kami, yaitu anak-anaknya. Untungnya kamarku bersih jadi ati tidak sempat mengomel banyak.

Selesai mencatat semua kebutuhanku, kami berdua ke kamar daniel dan tahu apa yang terjadi?, baju, leptop, hp, buku, bungkus makanan, kertas-kertas berserakan di mana-mana. Jelas ati marah, lalu di bangunkannya pemilik kamar dengan cara kasar. Ati lalu berkata

"Daniel bangun. Ini kamar atau kandang ****. Astagfirullah al azim. Kau sampai setua ini tidak berubah ya"

"Apa sih ati. Datang-datang langsung marah. Ati itu kenapa?" Tanya sabar sambil menggumpulkan tenaga karena baru saja terbangun.

"Gimana ngak marah kalo kelakuanmu kayak ini"

"Kan sisa di bersihin sama art kita"

"Apa-apa ART. ngak ada, kau sudah setua ini, perkututmu juga udah bebulu malah minta di urus orang lain"

"Lagh kalo mereka ngak bersih-bersihh tugasnya apa?"

"Kau kalo ngak jadi anak dimas mau jadi apa?"

"Isss" Ujar daniel acuh lalu mencari posisi yang nyaman untuk mekanjutkan tidurnya.

"Daniel rapikan kamarmu sendiri" Jerit ati lalu bertolak pinggang.

"iya ati" Jawab kakak laki-lakiku.

Daniel lalu bangkit menuju kamar mandi setelahnya, dia keluar lagi dan mulai merapikan semua kekacauan yang dia buat sendiri, sedangkan aku juga ati mulai mencatat satu persatu barang yang sudah habis.

Ati lalu mengecek satu persatu di mulai dari isi kulkas, stok parfum, pomade, dan sebagainya. Apa yang kurang, Satu persatu ku cacat tapi saat ati memasuki kamar mandi, dari dalam ati menjerit dan berkata

"bocak geblek, pakaian dalammu kenapa ada dikamar mandi"

"kebaiasaan bukannya disana ati"

"alasan saja kau"

"lagian kau dikamar sendirian tapi pusaka mu kau sembunyikan juga, punyamu bengkok atau sudah mati?"

"ngaklah, enak saja punyaku yang perjaka ini dibilang layu sebelum waktunya. aku malah diap buatin cucu segudang untuk ati" Tantang daniel dengan bangga.

"Sembarangan. Ati percaya kau bisa bikin anak tapi ukuran punyamu berapa?" Tanya ati.

"Wighhh besar panjang. Punya api pasti kalah dari aku"

"Menjijikkan" Umpatku dengan gaya pura-pura muntah.

"Hei yang besar dan panjang bisa wanita tahu. Puas deh itu cewek-cewek ku goyang"

"bocah semprul sana mandi, ati tungguin"

"okey wanitanya api" setelah dia mandi ati kembali histeris dan berkata

"woy bocah semprul gantung handukmu pada tempatnya"

"hehehe iya ati" ujar saudara kembarku dengan cenggiran bodohnya. selalu seperti itu jika wanita yang kami panggil dengan sebutan ati menggamuk hanya karena hal sepeleh yang bisa dikerjakan nanti jika ingat iya jika ingat.

"ha he ha pake daun pisang sana biar sekali kayak tarzan"ujar ati dengan berang serta tangan yang diletakkan disisi kedua pinggangnya.

hal ini sudah biasa terjadi pada keluarga kami atau lebih cocok disebut dengan pertenak binatang. wanita yang berstatus sebagai ibu atau istri dari ayah kandungku yang walau enggan kuakui tapi negara dan agama memiliki bukti nyata yang tidak bisa kuelak lagi.

umpatan caci maki adalah sarapan keluarga kecilku dipagi hari, karena ada saja ulah kami yang sebagai anak yang menurutnya salah hingga disebutkannya nama-nama bintang kecil hingga yang paling hina dan kasar terlontarkan dari mulut nyinyirnya itu, segala jenis nama binatang yang bersusun menggikuti alfabet selalu diabsenkan dengan rajin.

di alfabet dimulai dari huruf A-Z dan memang seperti itulah huruf yang dikenal secara internasional. walau begitu di indonesia tidak semua alfabet menggikuti atau mengguna huruf awalan di alfabet tetapi untuk wanita itu semuanya lengkap tanpa terkecuali.

Setelah dari kamar daniel kami ke kamar fatih. Kalo daniel kamarnya berantakan, kamar fatih malah sangat-sangat bersih bahkan jujurnya, kamar fatih lebih bersih dari kamarku.

" Titi udah mandi?" Tanya ati sambil menyentuh beberapa barang untuk memastikan ada debu yang menempel atau tidak.

"Mm" Jawab fatih sambil menggosok kepalanya dengan handuk.

"Ati mau cek barang" Jelas ati singkat.

"Ya. Aku ganti baju dulu" Ujar fatih lalu berlalu memasuki closet miliknya.

"Nih daniel. Kamar adekmu aja rapi nah kamu, kenapa sih ngak pernah belajar hidup bersoh dan sehat"

"Ati jangan sama-sama in aku sama titih dong. Beda iel beda titih. Titih aja tuh yang kolot ngak tahu namanya seni" Ujar daniel membela dirinya sendiri.

"Gimana ngak sama in. Kalian satu gen kok, dari kalian bertiga kamu nih iel yang paling banyak ulah"

"Tapi ati paling sayang iel kan?"

"Iya tapi boong"

"Iiiii ati. Iel sayang ati, sumpah" Bujuk daniel dengan mata memelas. Tiba-tiba fatih datang berkata

"Menjijikkan" Ujarnya lalu buang muka.

Karakter fatih semakin ke sini semakin menyebalkan sumpah. Entah kenapa diantara kami, dia seolah lebih dewasa di banding aku dan daniel, daniel saja sebagai anak pertama seolah tidak punya wibawa kok dia udah kayak big boss.

Kebutuhan daniel juga fatih tidak jauh beda sebenarnya. Paling cuman sabun mandi, odol, parfum, facial wash dan tambahan khususnya cuman cream cukur. menurutku itu sedikit tapi biarpun begitu, yang mereka pakai termasuk yang kualitas terbaik dan harganya mahal.

Setelah mencatat semuanya, kami ber empat akhirnya berangkat ke mall untuk berbelanja. Jangan harap ati akan berkeliling lalu membeli barang yang kami butuhkan karena faktanya adalah, waktu berbelanja di jadikan adu perlombaan oleh ati.

Saat kami baru memasuki pintu masuk, kami semua sudah tahu kebutuhan kami masing-masing lalu tiga puluh menit selanjutnya kami akan berkumpul di salah satu tempat makan karena ati menunggu kami di sana.

Tahu acara uang kaget? Nah sama seperti itu kondisinya. Kami harus berlari dari satu toko ke toko yang lainnya, telat dikit uang jajan yang di potong tapi biarpun pergi beli sendiri, jangan harapkan boleh beli sesuatu yang tidak tercatat di note yang tadi kutulis.

Setelah belanja juga kami harus menunjukkan bukti pembelian dan barangnya. kalo sama ati, jangan harap mau curang, dengan tukang sayur yang naikin harga per barang dua ribu secara mendadak saja ati berani adu gulat kok apa lagi dengan kami.

Aku kadang tidak menggerti wanita itu sebenarnya berhati malaikat atau perwujutan dajjal karena banyak orang yang mengatakan dia adalah wanita yang baik dan ringan tangan untuk membantu, membantu apa'an, kami sebagai anak-anaknya sering di tindas kok.

uang masuk, keluar dan di sumbangkan semua atas pengetahuan ati, jadi tidak heran kalo ati adalah orang pertama yang tahu kami sudah berbelanja lebih dari budget yang dia tentukan.

Saat aku mengadu pada api, jangankan membantu, api malah terbahak keras mendengar kekejaman wanitanya pada kami. Semenjak remaja, aku merasa api itu tidak punya wewenang apa pun dirumah wong di dompetnya hanya tersimpan uang lima ratus ribu kok, dan tidak pernah lebih dari itu.

Semua itu ulah istrinya, api marah? Jangan harap dia malah tenang-tenang saja tuh. Di luar sana, orang bisa saja membanggakna semua kinerja api tapi faktanya, dirumah ati adlaah budak yang di bayar dengan kepuasan biologis saja.

Pernah nih aku melakukan kesalahan dan hasilnya sangat-sangat fatal untukku. Itu saat aku SMP, hanya gegara belanja barang mahal, aku di sidang sekeluarga, api membelaku? Ngak malah bikin aku nambah nangis lah.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!