NovelToon NovelToon

O Desejo Da Rainha

BAB 1—Kematian di Dunia Nyata, Kebangkitan Sang Ratu

“𝘈𝘱𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘮𝘣𝘶𝘯𝘶𝘩. 𝘐𝘢 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨𝘨𝘪𝘭 𝘫𝘪𝘸𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘭𝘢𝘮𝘢 𝘥𝘪𝘬𝘩𝘪𝘢𝘯𝘢𝘵𝘪.”
Ketika Selina, seorang perempuan muda di dunia modern, mati dalam kebakaran yang diduga kecelakaan — ia tidak menyadari bahwa kematiannya adalah hasil pengkhianatan orang yang paling ia percayai. Namun nasibnya tidak berhenti di sana. Ia terbangun di dunia asing, di tubuh Ratu Elara Vionne, penguasa kerajaan kelam yang dibenci rakyatnya karena tirani dan darah dinginnya. Tapi Ratu Elara belum sepenuhnya mati. Jiwanya masih ada di dalam sana — membisik, berontak, dan menolak digantikan. Dua jiwa, satu tubuh. Satu ingin menebus dosa, satu ingin menghancurkan segalanya. Dan di antara keduanya, ada Kael, sang Jenderal — pria yang dulu bersumpah membunuh Ratu Elara, tapi kini mulai jatuh cinta pada “wanita” yang tampak seperti dia... namun tidak lagi sama.
[00:43 — Chat dari Dunia Nyata]
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Kau yakin rumahku aman malam ini? Aku merasa… ada sesuatu yang aneh.
seseorang
seseorang
Kau terlalu paranoid, Sel. Nikmati saja malammu.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Haha, iya, mungkin cuma capek. Besok aku bantu urus proyek lagi, ya?
seseorang
seseorang
besok? ah...sayang sekali mungkin "Besok" kau tak sempat bangun lagi.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
…Apa maksudmu?
seseorang
seseorang
Tidurlah. Api butuh waktu untuk menyala.
𝘚𝘶𝘢𝘳𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘩𝘪𝘭𝘢𝘯𝘨, 𝘥𝘪𝘴𝘶𝘴𝘶𝘭 𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘥𝘦𝘳𝘢𝘬 𝘬𝘢𝘺𝘶 𝘥𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘬𝘢𝘵𝘢.
Api menari di langit malam. Jendela memantulkan wajah yang terbakar — bukan oleh nyala, tapi oleh pengkhianatan. Selina (Rani) menatap ke atas. Antara asap dan cahaya, ia melihat sesuatu: bayangan seorang wanita berselimut mahkota, memanggilnya dari kegelapan. “Datanglah… tubuhku kosong. Ambillah tempatku, wahai jiwa yang hancur.” Lalu segalanya hitam. Dunia berhenti berputar. Udara berubah menjadi dingin seperti pisau kaca.
[04:11 — Dunia Asing]
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Dimana aku...? kenapa dingin sekali?
seseorang
seseorang
Kau berani... mengambil tubuhku?
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Siapa kau? kenapa suaramu ada di kepalaku?
seseorang
seseorang
Aku — Ratu Elara Vionne, penguasa kerajaan ini. Dan kau, makhluk asing, telah mencuri napasku.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Aku tidak mengerti. Aku seharusnya mati. Rumah ku terbakar— Tubuhku—
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
Api memanggil jiwa yang layak terbakar. Mungkin kita sama, kau dan aku. Keduanya dikhianati oleh orang yang dicintai.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Kalau begitu... kenapa aku di sini?
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
Karena kau menatapku, di antara nyala api itu. Kau memohon pada langit untuk hidup kembali. Dan langit, bodoh seperti biasa, mengabulkannya. Sekarang, kita terikat.
[Batin Selina] Mataku terbuka perlahan. Langit-langit istana berwarna marmer hitam memantulkan bayangan seorang wanita. Gaun panjang, rambut sehitam tinta, dan tangan yang begitu indah… tapi bukan tanganku. “Tubuh ini bukan milikku… tapi napasnya terasa nyata.” Aku bangkit, menatap cermin besar di hadapanku. Cermin itu retak, tapi pantulannya jelas — sosok wanita dengan mata merah darah menatap balik. “Kau cantik,” bisik suara itu di dalam kepalaku. “Cantik… tapi rapuh.” “Aku bukan kau,” jawabku lirih. “Dan aku tidak ingin menjadi kau.” “Sayang sekali… tubuh ini tidak mengenal pilihan.”
[Suara langkah masuk — pintu terbuka]
pelayan
pelayan
Yang Mulia Ratu, Anda akhirnya sadar! Kami pikir Anda meninggal setelah diracun di perjamuan malam itu!
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Diracuni...? (bingung)
pelayan
pelayan
Ya, Yang Mulia. Semua orang menunggu keputusan Anda… Tentang siapa yang harus dihukum.
(𝘗𝘦𝘭𝘢𝘺𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘯𝘥𝘶𝘬, 𝘬𝘦𝘵𝘢𝘬𝘶𝘵𝘢𝘯. 𝘚𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘢𝘵𝘢𝘱 𝘵𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯𝘯𝘺𝘢 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘦𝘮𝘦𝘵𝘢𝘳.)
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
Jangan tampakkan kelemahan. Tubuh ini punya reputasi yang harus dijaga. (dalam kepala)
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Reputasi? Kau menyebut membunuh orang itu reputasi?
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
Kau akan belajar... dalam istana ini, cinta dan darah adalah bahasa yang sama.
[Penutup bab] Langkah-langkah kecilku bergema di aula kosong. Di luar jendela, salju turun seperti abu. Setiap butirnya membawa bayangan masa lalu, seolah dunia ini sedang menguji seberapa jauh aku bisa bertahan dalam tubuh yang bukan milikku. “Aku mati dalam api,” bisikku, “tapi hidup kembali dalam dosa.” Dan di dalam hatiku, suara Elara berbisik lembut—seperti racun yang memabukkan: “Selamat datang di kerajaanku, wahai pengganti. Mari kita lihat… siapa yang lebih dulu kehilangan kewarasannya.”

Bab 2 — Dua Jiwa di Balik Cermin

Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
“𝘒𝘢𝘶 𝘣𝘶𝘬𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶. 𝘛𝘢𝘱𝘪 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘪𝘯𝘪… 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩𝘬𝘶.” “𝘔𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘣𝘦𝘯𝘢𝘳, 𝘵𝘢𝘱𝘪 𝘫𝘪𝘸𝘢 𝘪𝘯𝘪 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘪𝘭𝘪𝘬𝘮𝘶 𝘭𝘢𝘨𝘪.”
Suara itu menggema di dalam pikirannya — dalam ruang hening tanpa bentuk, seakan dunia terhenti. Selina berdiri di hadapan cermin besar berwarna keperakan, retak di beberapa sisi. Dari balik pantulan itu, sosok perempuan lain menatapnya — berwajah sama, namun dengan sorot mata yang berbeda: tajam, angkuh, dan dingin. Elara. Ratu yang tubuhnya kini ditempati oleh jiwa Selina.
Angin dingin berhembus dari jendela kamar istana. Tirai merah darah menari perlahan. Selina membuka mata, napasnya berat. Tubuhnya terasa asing — seolah setiap gerakan bukan miliknya sendiri. Gaun hitam mewah membalut tubuhnya, dihiasi renda perak dan simbol kerajaan Vaeloria, tanah yang terkenal kejam dan haus kekuasaan.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Dimana aku? (bisiknya lirih.)
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
“𝘋𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘥𝘪 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘮𝘣𝘶𝘵𝘢𝘯 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩𝘢𝘯, 𝘥𝘢𝘯 𝘤𝘪𝘯𝘵𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘳𝘢𝘤𝘶𝘯, 𝘚𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨.”
Selina menelan ludah. Ia tahu itu bukan halusinasi. Suara itu jelas. Terlalu hidup. Terlalu dingin.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
𝘬𝘢𝘶... 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢?
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
“𝘈𝘬𝘶 𝘌𝘭𝘢𝘳𝘢 𝘝𝘪𝘰𝘯𝘯𝘦. 𝘙𝘢𝘵𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘴𝘦𝘥𝘢𝘯𝘨 𝘬𝘢𝘶 𝘱𝘪𝘯𝘫𝘢𝘮.” “𝘋𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨, 𝘬𝘢𝘶 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘢𝘬𝘶.”
Kilatan memori menabrak pikirannya. Adegan singkat muncul — pesta kerajaan, tawa palsu, gelas anggur merah, dan seseorang yang menyelipkan racun ke dalam cawan. Lalu rasa panas di tenggorokan. Jeritan. Gelap. Ratu Elara mati. Namun tidak sepenuhnya.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
(Selina terhuyung) Tidak… aku tidak ingin merebut tubuh siapa pun.”
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
“𝘛𝘦𝘳𝘭𝘢𝘮𝘣𝘢𝘵. 𝘛𝘢𝘬𝘥𝘪𝘳 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘦𝘯𝘶𝘭𝘪𝘴 𝘶𝘭𝘢𝘯𝘨 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶, 𝘚𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢 𝘈𝘳𝘥𝘺𝘯𝘦́ 𝘝𝘢𝘦𝘭𝘰𝘳𝘢.” “𝘒𝘪𝘵𝘢 𝘵𝘦𝘳𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘴𝘦𝘬𝘢𝘳𝘢𝘯𝘨 — 𝘥𝘶𝘢 𝘫𝘪𝘸𝘢 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘴𝘢𝘵𝘶 𝘵𝘢𝘬𝘩𝘵𝘢.”
Suara pintu terbuka. Seorang pria tinggi dengan rambut hitam dan mata kelam masuk. Pakaiannya seragam baja kerajaan — Jenderal 𝐊𝐚𝐞𝐥 𝐃𝐫𝐚𝐯𝐞𝐧𝐡𝐚𝐫𝐭, penjaga setia mahkota, dan musuh paling besar Ratu Elara semasa hidupnya.
Kael Dravenhart
Kael Dravenhart
Yang Mulia, Semua mengira Anda sudah mati.
Ia menunduk, tapi suaranya tajam seperti pedang.
Selina menatapnya, jantungnya berdetak cepat. Wajah itu… wajah dingin yang menatap dengan tatapan curiga dan kebencian. Namun di balik sorot itu, Selina melihat luka yang tersembunyi — luka yang sama seperti yang dulu ia rasakan sebelum mati.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"𝘑𝘢𝘸𝘢𝘣 𝘥𝘪𝘢," 𝘣𝘪𝘴𝘪𝘬 𝘌𝘭𝘢𝘳𝘢 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘬𝘦𝘱𝘢𝘭𝘢𝘯𝘺𝘢. "𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘭𝘪𝘩𝘢𝘵 𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩. 𝘑𝘦𝘯𝘥𝘳𝘢𝘭 𝘪𝘵𝘶 𝘣𝘦𝘯𝘤𝘪 𝘬𝘦𝘭𝘦𝘮𝘢𝘩𝘢𝘯."
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
(Selina menelan air liur.) Kematian tidak mau menerima aku, Kael.
Kael menatapnya dalam diam. Sekilas, matanya menampilkan keterkejutan — tapi hanya sebentar. Ia kemudian berlutut, namun masih dengan jarak dingin di antara mereka.
Kael Dravenhart
Kael Dravenhart
Apakah itu berarti… Setan pun takut menerima Ratu Elara? (sindirnya pelan.)
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"𝘛𝘦𝘳𝘴𝘦𝘯𝘺𝘶𝘮𝘭𝘢𝘩. 𝘒𝘢𝘶 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘶𝘢𝘴𝘢𝘪𝘯𝘺𝘢."
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"𝘒𝘢𝘭𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬, 𝘥𝘪𝘢 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘯𝘤𝘶𝘳𝘬𝘢𝘯𝘮𝘶."
Selina menahan air mata. Ia tersenyum tipis — senyum yang tidak sepenuhnya miliknya. Senyum Ratu Elara.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Kalau Setan takut padaku,maka mungkin aku lebih berbahaya dari mereka. (katanya pelan)
Kael menatapnya lama. Ada sesuatu dalam suaranya — sesuatu yang tidak pernah ia dengar dari sang Ratu sebelumnya. Lembut. Tapi menusuk.
Malam turun perlahan di atas istana Vaeloria. Selina menatap pantulan dirinya di cermin yang sama. Kali ini, retakan di permukaannya makin banyak. Di dalam pantulan itu, Elara tersenyum — tapi bukan senyum ramah. Senyum penguasa.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"𝘒𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘯𝘶𝘩𝘯𝘺𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘫𝘢𝘥𝘪 𝘢𝘬𝘶, 𝘚𝘦𝘭𝘪𝘯𝘢."
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
𝘋𝘢𝘯 𝘬𝘢𝘶 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘱𝘦𝘳𝘯𝘢𝘩 𝘣𝘪𝘴𝘢 𝘮𝘦𝘯𝘨𝘩𝘢𝘱𝘶𝘴𝘬𝘶 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘵𝘶𝘣𝘶𝘩 𝘪𝘯𝘪, 𝘌𝘭𝘢𝘳𝘢.
Keheningan memecah. Di luar jendela, lonceng kematian berdentang — tanda bahwa Ratu Elara telah “mati” secara resmi. Namun, di kamar yang sepi itu… dua jiwa yang sama sekali berbeda justru baru saja mulai hidup kembali.

Bab 3 — Retakan di Dalam Jiwa

Hening malam di istana Vaeloria terasa seperti doa yang tak pernah selesai. Salju di luar masih turun perlahan, namun di dalam kamar ratu, udara tak lagi terasa dingin — hanya berat. Seolah setiap napas mengandung rahasia yang menunggu pecah. Selina berdiri di depan cermin besar berhias batu safir. Wajah yang menatapnya bukan wajahnya sendiri — terlalu sempurna, terlalu tajam, terlalu… menyakitkan untuk dipercaya nyata.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Aku tak tahu siapa yang sebenarnya lebih berdosa di antara kita," bisiknya pelan.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Kau membunuh demi kekuasaan, dan aku... hanya ingin hidup kembali.
[Suara Elara bergema di dalam pikirannya]
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Hidup kembali dengan mencuri tubuhku?"
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Aku tidak mencuri, aku terseret.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Terseret? tidak ada yang 'terseret' ke dalam tubuh ratu Vaeloria tanpa alasan, gadis kecil. Dunia tidak sebaik itu."
Selina menutup matanya. Setiap kali Elara berbicara, suara itu terasa seperti cermin yang retak di dalam kepalanya — tidak hancur, tapi menyayat perlahan, cukup untuk membuatnya berdarah tanpa luka yang terlihat.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Aku tidak ingin menggantikanmu, Elara. Aku hanya ingin memperbaiki kesalahanmu.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Kesalahanku?" tawanya sinis Elara terdengar seperti belati yang digesek batu.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
“Kau bahkan tak tahu apa yang kulakukan demi mempertahankan kerajaan ini. Demi cinta yang tidak pernah kembali.”
Dalam sekejap, bayangan di cermin bergerak sendiri. Wajah Elara muncul di pantulan, berbeda dari refleksi Selina — mata itu hidup, berisi api dan air mata yang menolak padam.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
“Aku membunuh, ya. Tapi aku juga mencintai. Kau pikir itu mudah, Selina? Mencintai seseorang yang hanya memandangmu dengan jijik?”
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Kael...
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Jangan sebut namanya." Suara Elara merendah nyaris seperti isakan.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
“Aku sudah mati di matanya. Dan kini kau datang dengan wajahku, bicara padanya dengan kelembutan yang tak pernah kumiliki… lalu berharap dia tidak jatuh padamu?”
Selina terdiam. Karena jauh di dalam hatinya, ia tahu Elara benar. Tatapan Kael padanya beberapa malam lalu — ada sesuatu di sana, sesuatu yang membuat dada Selina terasa sesak.
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Aku tidak menginginkannya. Aku hanya ingin—
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Kau ingin mencintainya." Elara memotong tajam.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Sama seperti aku dulu."
Keheningan menggantung. Di luar, suara angin seperti seruling yang kehilangan nadanya. Selina memeluk dirinya sendiri — seolah bisa menenangkan dua hati yang saling mencabik di dada yang sama.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Kalau saja aku bisa menghapuskanmu.." gumam Elara lirih.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Mungkin dunia ini akan tenang."
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Dan kalau aku pergi, siapa yang akan membuatmu merasa hidup lagi?
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Aku tidak butuh hidup."
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Itu kebohongan terbesarmu.
Cermin tiba-tiba bergetar — retak halus menjalar di permukaannya, seperti urat darah pada kulit langit. Elara menatap Selina dari pantulan, mata mereka bertemu… dan untuk sesaat, tak ada perbedaan. Mereka berdua sama-sama terluka. Sama-sama terjebak. Sama-sama mencintai seseorang yang mungkin tak akan pernah benar-benar bisa mereka miliki.
Tiba-tiba, pintu kamar diketuk.
pelayan
pelayan
Yang Mulia?, Ratu diminta hadir di ruang dewan besok pagi. Ada kabar dari wilayah utara. Suara lembut terdengar.
Selina menarik napas dalam. Cermin di depannya memantulkan dua wajah yang kini tampak satu. Ia menatap pantulan itu lama… lalu berbisik pelan,
Selina Ardyné Vaelora
Selina Ardyné Vaelora
Kau dan aku... sepertinya kita harus belajar hidup bersama.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
“Atau saling membunuh perlahan,” sahut Elara dingin.
Ratu Elara Vionne
Ratu Elara Vionne
"Kita lihat siapa yang lebih dulu runtuh.”
Malam itu, istana tertidur dalam damai palsu. Namun di dalam dada sang ratu, dua jiwa berputar seperti badai — satu ingin memaafkan, satu ingin menghancurkan. Dan di tengahnya, cinta mulai tumbuh — seperti bunga yang mekar di tanah kubur.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!