NovelToon NovelToon

My Story'

MyS' 1

Aku Salma Nuraisya yang akrab disapa Salma itu anak yang Cerdas hidup dikeluarga sederhana. Ia merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. kehidupan keluarga kecilnya masih dibilang tidak harmonis hubungan antara kedua orang tuanya yang berakibat kepada mental dia dan saudara nya khusus nya dia. Sebagai anak pertama ga mudah bagianya ditengah situasi keluarga yang selalu jauh disebut harmonis.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Aku Salma merasa dunia ga adil karena hidup keluarga ku yang jauh dari harmonis. Untungnya ada pasang yang mendukung aku selalu saat suka dan duka dia adalah Prayoga.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
"Saya siap mendukung kamu dalam situasi apapun asalkan kita bertumbuh bareng" "Kehidupan kita sama namun hanya keadaan nya yang berbeda " ~Prayoga Arjuna Wijaya~
Pak Hasan
Pak Hasan
"aku kepala keluarga yang sayang keluarga namun dibalik kerasnya sifatku aku memikirkan keluargaku. ~Pak Hasan~
Bu Minah
Bu Minah
"Aku ingin menjadi egois namun aku bertahan demi anak-anak ku. Aku gatau sampai kapan harus begini. Semoga ada keajaiban" ~Bu Minah~
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Aku melihat hubungan kedua orang tuaku sejak kecil sedang tidak baik-baik saja. Mereka kadang bertengkar hebat dan bahkan sampai hinaan yang dilontarkan oleh keduanya. Aku sebagai anak dari kecil hanya bisa dia. Kadang keadaan yang memaksaku untuk dewasa.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Hingga mental ku dipertaruhkan. Dibalik sifat orang tua ku yang seperti itu aku merindukan kehidupan keluarga kecil yang harmonis layaknya keluarga seutuhnya.
terkadang semuanya membutuhkan alasan. Gak semuanya harus dijelaskan. Kadang diam juga bisa menjadi pilihan terbaik selain menjelaskan semuanya yang dirasa percuma.
Salma berjalan masuk ke rumah, melepas tasnya di sofa. Ibu Buminah sedang memasak di dapur, sementara Pak Hasan duduk di ruang tamu, menonton TV. Suasana rumah yang biasanya hangat dan nyaman kini terasa dingin dan sunyi.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma ada kegiatan hari diskolahnya. Ia sebenarnya tidak begitu semangat itu untuk pulang. Tapi hanya itu keluarga yang dimilikinya "Bu, aku sudah pulang!" seru Salma. Sambil tersenyum kepada ibunya.
Bu Minah
Bu Minah
melihatnya ibunya hanya melihat sekilas sambil berkata lembut namun tegas. "Tunggu, Salma! Aku lagi masak!" jawab Ibu minah dengan nada yang tidak sabar.
Salma berniat membantu ibunya, karena tidak ada yang membantu ibunya selain dirinya. Dia mempunyai adik laki-laki yang pergi dari rumah (mengadu nasib di negri orang) sejak kehidupan orang tua kami mulai tidak harmonis.
Dan adik perempuan nya yang jarang dirumah kalopun ada juga tidak berniat membantu hampir dihitung jari lah kira-kira.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma mendekati Ibu Buminah di dapur. "Bu, apa yang bisa aku bantu?" sambil berniat menawari bantuan.
Bu Minah
Bu Minah
"Tidak ada, kamu saja yang istirahat. Kamu capek pasti," kata Ibu Buminah dengan nada yang masih sama.
Salma merasa tidak enak dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Saat dia melewati ruang tamu, Pak Hasan memanggilnya.
Pak Hasan
Pak Hasan
"Salma, kamu sudah makan siang?" tanya Pak Hasan tanpa menoleh ke arahnya. Namun ada rasa ingin tau terhadap anaknya itu.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma merasa tidak enak dan memutuskan untuk pergi ke kamarnya. Saat dia melewati ruang tamu, Pak Hasan memanggilnya. "Belum, Ayah. Aku tidak lapar," jawab Salma singkat. Meski senang ditanya hal sepele oleh ayahnya namun ia tidak merasa lapar pikirannya selalu ke keluarganya.
Pak Hasan tidak berkomentar lagi, dan Salma melanjutkan ke kamarnya. Dia merasa lelah dengan keadaan keluarga yang semakin buruk. Mereka selalu bertengkar dan tidak pernah bahagia. Salma merasa seperti hidup di rumah yang tidak memiliki kehangatan dan kasih sayang.
Salma membuka pintu kamarnya dan masuk ke dalam. Dia melemparkan diri ke tempat tidur dan menutup mata. Dia merasa lelah, tidak hanya fisiknya, tapi juga mentalnya. Dia tidak tahu bagaimana cara mengatasi keadaan keluarga yang semakin buruk ini.
Setelah beberapa saat berbaring, Salma bangun dan memutuskan untuk mengambil buku pelajaran di mejanya. Dia harus belajar untuk ujian besok. Tapi, pikirannya terus melayang ke keadaan keluarga yang tidak harmonis.
Salma merasa sedih dan kesal. Dia tidak tahu apa yang salah dengan keluarganya. Mereka dulunya adalah keluarga yang bahagia dan harmonis. Tapi, sekarang semuanya berubah. Keadaan finansial yang buruk membuat mereka selalu bertengkar dan tidak pernah bahagia.
Salma mencoba untuk fokus pada pelajarannya, tapi pikirannya terus melayang. Dia merasa tidak bisa berkonsentrasi. Akhirnya, dia memutuskan untuk mengambil ponselnya dan mengirim pesan kepada Prayoga, kekasihnya.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Hai, aku sedang tidak enak badan. Bisa ketemu aku?" tulis Salma. Sambil memaksakan diri menghubungi kekasihnya tersebut.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
Tidak lama kemudian, Prayoga membalas pesannya. "Aku bisa ketemu kamu sekarang. Apa yang terjadi?" Karena ia juga menunggu kabar dari kekasihnya, namun takut menghubungi karena tidak ingin dianggap mengganggu Salma dengan keadaan keluarga nya.
Salma merasa sedikit lebih baik setelah membaca pesan dari Prayoga. Dia tahu bahwa Prayoga akan selalu ada untuknya dan ia pun begitu sebaliknya terhadap Prayoga.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Aku akan menunggumu di taman, tempat biasa kita bertemu" tulis Salma.
Salma mematikan ponselnya dan memutuskan untuk menunggu Prayoga di taman. Dia berharap bahwa kehadiran Prayoga dapat membuatnya merasa sedikit lebih baik perasaan nya.
Setelah beberapa saat menunggu, Prayoga tiba di taman. Dia langsung menghampiri Salma dan memeluknya seolah melepas kan rindu sebentar.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
"Apa yang terjadi, Salma? Kamu terlihat lelah," tanya Prayoga dengan nada yang lembut.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma merasa air matanya mulai keluar. "Aku tidak tahan dengan keadaan keluarga ku. Mereka selalu bertengkar dan suasana rumah yang tidak pernah bahagia," jawab Salma dengan suara yang tercekat.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga memeluk Salma lebih erat. "Aku ada di sini untukmu, Salma. Aku akan selalu mendukungmu." Sambil memberikan sedikit kekuatan menandakan bahwa ia tidak sendirian.

MyS' 2

Salma merasa sedikit lebih baik setelah berbicara dengan Prayoga. Dia tahu bahwa dia tidak sendirian dalam menghadapi masalah ini. Prayoga memeluknya erat dan memberinya kekuatan untuk menghadapi hari-hari yang sulit.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
"Aku ada di sini untukmu, Salma. Aku akan selalu mendukungmu," kata Prayoga dengan nada yang lembut.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma tersenyum lemah dan mengangguk. "Terima kasih, Prayoga. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpa kamu."
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga tersenyum dan memegang tangan Salma. "Kamu tidak perlu khawatir tentang itu, Salma. Aku akan selalu ada di sini untukmu sayang bisiknya lirih."
Mereka berdua duduk di taman, menikmati suasana yang tenang dan damai. Salma merasa sedikit lebih baik setelah berbicara dengan Prayoga. Dia tahu bahwa dia masih memiliki harapan untuk menghadapi masa depan yang menakutkan baginya.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Tiba-tiba, Salma teringat sesuatu. "Prayoga, aku harus pulang. Ibu pasti sudah khawatir mencariku sekarang," kata Salma.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga yang pahampun mengangguk. "Baiklah, aku akan mengantarmu pulang sekarang." Tanpa penolakan dari Salma.
Mereka berdua berjalan pulang, tangan di tangan. Salma merasa lebih baik dengan kehadiran Prayoga di sampingnya. Dia tahu bahwa dia dapat menghadapi apa pun yang terjadi dengan Prayoga di sisinya.
Bu Minah
Bu Minah
Saat mereka tiba di rumah, Salma melihat ibunya menunggu di depan rumah. "Salma, di mana kamu? Aku sudah khawatir," kata Ibu bu minah dengan nada yang lega.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma tersenyum dan memeluk ibunya. "Aku hanya berjalan-jalan dengan Prayoga, Bu. Maafkan aku, telah membuat ibu khawatir, aku tidak bermaksud bu."
Bu Minah
Bu Minah
Ibu minah mengangguk dan memeluk Salma kembali. "Aku hanya khawatir tentang kamu, Salma. Aku tidak ingin kamu terluka."
Salma merasa sedikit lebih baik setelah berbicara dengan ibunya. Dia tahu bahwa ibunya masih peduli tentangnya, meskipun mereka memiliki masalah dalam keluarga. Dia berharap bahwa suatu hari nanti, keluarganya bisa menjadi lebih harmonis dan bahagia.
Salma bangun pagi-pagi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah. Dia masih merasa sedikit lelah setelah kejadian kemarin, tapi dia tahu bahwa dia harus tetap kuat. Saat dia sedang sarapan, ibunya memanggilnya dari ruang tamu.
Bu Minah
Bu Minah
"Salma, ayo kita bicara sebentar," kata Ibu minah dengan nada yang serius.
Salma merasa sedikit khawatir dan segera menuju ke ruang tamu. Ayahnya sudah duduk di sofa, dengan wajah yang terlihat marah.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Apa yang terjadi, Bu?" tanya Salma dengan hati yang berdebar. Firasat nya mengatakan akan terjadi sesuatu.
Bu Minah
Bu Minah
"Ayahmu dan aku sudah membicarakan tentang keuangan keluarga. Dan kami memiliki keputusan yang harus kamu ketahui," kata bu minah dengan nada yang tegas.
Salma merasa sedikit takut. Dia tidak suka ketika ibunya berbicara dengan nada seperti itu.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Apa keputusannya?" tanya Salma dengan hati yang berdebar.
Bu Minah
Bu Minah
"Ayahmu dan aku telah memutuskan bahwa kamu harus berhenti bersekolah dan membantu keluarga mencari nafkah," kata Ibu uminah dengan nada yang tidak sabar.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma merasa seperti dipukul petir. Dia tidak bisa percaya apa yang sedang terjadi. "Tidak, Bu! Aku tidak bisa berhenti bersekolah. Aku masih ingin melanjutkan pendidikanku," kata Salma dengan suara yang tercekat.
Pak Hasan
Pak Hasan
"Tidak ada pilihan lain lagi, Salma. Keluarga kita membutuhkan uang," kata Pak Hasan dengan nada yang keras.
Salma merasa marah dan sedih. Dia tidak ingin berhenti bersekolah, tapi dia juga tidak ingin membuat keluarganya menderita. Dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak adil.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Tidak adil! Aku tidak ingin berhenti bersekolah!" kata Salma dengan suara yang keras.
Bu Minah
Bu Minah
Ibu minah dan Pak Hasan saling menatap, lalu menoleh ke Salma. "Kamu tidak punya pilihan lain, Salma. Kamu harus melakukan apa yang kami katakan," kata Ibu bu minah dengan nada yang tegas.
Salma merasa seperti dunia berputar. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak ada jalan keluar.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Aku tidak mau! Aku tidak mau berhenti bersekolah!" kata Salma dengan suara yang semakin keras.
Pak Hasan
Pak Hasan
Pak Hasan bangkit dari sofa dan mendekati Salma. "Cukup! Kamu harus mendengarkan apa yang kami katakan. Kamu tidak bisa selalu mendapatkan apa yang kamu inginkan," kata Pak Hasan dengan nada yang keras.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma merasa seperti dipukul. Dia tidak bisa menahan air matanya lagi. Dia berlari ke kamarnya dan mengunci pintu. "Aku benci ini! Aku benci hidupku!" kata Salma dengan suara yang tercekat.
Salma merasa seperti tidak ada yang bisa dia lakukan. Dia merasa terjebak dalam situasi yang tidak ada jalan keluar. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan untuk membuat keluarganya bahagia.
Sementara itu, di luar kamar, bu minah dan Pak Hasan saling menatap. Mereka tahu bahwa mereka telah membuat keputusan yang berat, tapi mereka merasa bahwa itu adalah yang terbaik untuk keluarga.
Bu Minah
Bu Minah
"Aku harap Salma bisa memahami," kata Ibu minah dengan nada yang lembut.
Pak Hasan
Pak Hasan
Pak Hasan mengangguk. "Aku yakin dia akan mengerti. Dia hanya perlu waktu untuk memahaminya." Sambil mengusap wajahnya kasar dengan helaan nafasnya yang berat.
Tapi, apakah Salma akan bisa memahami? Ataukah dia akan terus merasa terjebak dalam situasi yang tidak adil ini? Hanya waktu yang akan menjawab semua nya.

MyS' 3

Salma merasa sedih dan kesal setelah pertengkaran dengan orang tuanya. Dia tidak bisa memahami mengapa mereka tidak mau mendengarkannya. Dia merasa seperti tidak ada yang peduli dengan keinginannya.
Setelah beberapa jam, Salma memutuskan untuk keluar dari kamarnya dan mencari Prayoga. Dia membutuhkan seseorang untuk berbicara dan memahami perasaannya.
Salma berjalan menuju taman yang biasa dia kunjungi dengan Prayoga. Dia berharap bahwa Prayoga ada di sana dan bisa menemaninya.
Saat dia tiba di taman, Salma melihat Prayoga sedang duduk di bangku, membaca buku. Salma tersenyum lemah dan mendekatinya.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Hai," kata Salma dengan suara yang lembut.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga menoleh dan tersenyum ketika melihat Salma. "Hai, apa yang terjadi? Kamu terlihat sedih," kata Prayoga dengan nada yang peduli.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma duduk di sebelah Prayoga dan menghela napas sebelum berkata. "Aku baru saja bertengkar dengan orang tuaku," kata Salma dengan suara yang tercekat sambil menunduk lalu menatap Prayoga sekilas.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga memeluk Salma dan membiarkannya menangis. "Apa yang terjadi? Ceritakan padaku," kata Prayoga dengan nada yang lembut.
Salma menceritakan semua yang terjadi, dari pertengkaran dengan orang tuanya hingga keputusan mereka untuk membuatnya berhenti bersekolah. Prayoga mendengarkan dengan sabar dan empati.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan, Prayoga. Aku merasa terjebak dalam situasi yang tidak adil," kata Salma dengan suara yang tercekat.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga memegang tangan Salma dan menatap matanya. "Aku ada di sini untukmu, Salma. Aku akan selalu mendukungmu, tidak peduli apa yang terjadi," kata Prayoga dengan nada yang tegas.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma tersenyum lemah dan memeluk Prayoga. "Terima kasih, Prayoga. Aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan tanpa kamu," kata Salma dengan suara yang lembut.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga mengangguk dan memeluk Salma sekali lagi. "Aku akan selalu ada di sini untukmu, Salma. Jangan lupa itu," kata Prayoga dengan nada yang lembut.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma tersenyum dan mengangguk. "Aku tidak akan lupa, Prayoga. Terima kasih atas semuanya," kata Salma dengan suara yang lembut.
Salma berpisah dengan Prayoga dan berjalan pulang dengan hati yang lebih ringan. Dia tahu bahwa dia memiliki seseorang yang peduli dan mendukungnya, tidak peduli apa yang terjadi.
Salma berjalan pulang dengan hati yang lebih ringan setelah bertemu dengan Prayoga. Dia merasa lebih baik setelah berbicara dengan seseorang yang peduli dan mendukungnya.
Saat dia tiba di rumah, Salma melihat ibunya sedang memasak di dapur. Ibu Buminah menoleh dan tersenyum lemah ketika melihat Salma.
Bu Minah
Bu Minah
"Hai, Salma. Bagaimana kabarmu?" tanya Ibu minah dengan nada yang lembut.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma menghela napas dan duduk di kursi. "Aku baik-baik saja, bu. Aku hanya perlu waktu untuk memikirkan tentang keputusanmu dan Ayah," kata Salma dengan suara yang lembut.
Bu Minah
Bu Minah
Ibu minah mengangguk dan duduk di sebelah Salma. "Aku tahu, Salma. Aku juga tidak ingin membuatmu sedih. Tapi, kami harus memikirkan tentang masa depan keluarga kita," kata Ibu minah dengan nada yang lembut.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma mengangguk dan memandang ibunya. "Aku tahu, Bu. Tapi, aku masih ingin melanjutkan pendidikanku. Aku tidak ingin menyerah," kata Salma dengan suara yang tegas.
Bu Minah
Bu Minah
Ibu minah tersenyum dan memegang tangan Salma. "Aku tahu, Salma. Kami akan memikirkan tentang itu lagi. Tapi, untuk sekarang, mari kita makan malam bersama," kata Ibu minah dengan nada yang lembut.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma merasa seperti dia telah diberikan kesempatan kedua. Dia berjanji pada dirinya sendiri untuk bekerja keras dan membuat orang tuanya bangga.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Aku akan membuat kalian bangga, bu. Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini," kata Salma dengan suara yang tegas.
Bu Minah
Bu Minah
Ibu minah tersenyum dan memeluk Salma lagi. "Kami percaya padamu, Salma. Kami tahu bahwa kamu bisa melakukannya," kata Ibu minah dengan nada yang lembut.
Pak Hasan
Pak Hasan
Ayah yang selama ini diam, akhirnya berbicara. "Salma, kami juga ingin kamu tahu bahwa kami mencintaimu dan kami ingin yang terbaik untukmu," kata Ayah dengan suara yang lembut.
Salma merasa sedikit terharu dengan kata-kata Ayahnya. Dia tahu bahwa Ayah nya juga peduli dengan dirinya, meskipun terkadang dia tidak menunjukkannya dengan secara langsung.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Terima kasih, Ayah. Aku juga mencintaimu," kata Salma dengan suara yang lembut. Hubungan inilah yang setidaknya didambakan Salma dalam keluarga kecilnya.
Mereka berpelukan dan Salma merasa seperti hubungan mereka menjadi lebih baik. Dia tahu bahwa masih ada banyak tantangan yang akan dihadapi, tapi dia siap untuk menghadapinya.
Setelah beberapa saat, Salma memutuskan untuk pergi ke kamarnya untuk belajar. Dia ingin membuat yang terbaik dari kesempatan yang telah diberikan oleh orang tuanya.
Saat dia membuka pintu kamarnya, Salma melihat ponselnya yang terjatuh di lantai. Dia mengambilnya dan melihat bahwa ada pesan dari Prayoga.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
"Hai, Salma. Bagaimana kabarmu? Aku berharap kamu baik-baik saja," kata pesan dari Prayoga.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma tersenyum dan membalas pesan Prayoga. "Hai, Prayoga. Aku baik-baik saja. Orang tuaku telah mengubah keputusan mereka dan aku bisa melanjutkan pendidikanku," kata Salma dengan gembira.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga membalas pesan Salma dengan cepat. "Wah, itu berita baik! Aku sangat senang untukmu, Salma. Kamu pasti bisa melakukannya," kata Prayoga dengan penuh semangat.
Salma tersenyum dan merasa bahagia. Dia tahu bahwa dia memiliki teman dekat alias kekasihnya seperti Prayoga yang peduli dengan dirinya.
Salma kemudian memutuskan untuk memanggil Prayoga untuk membicarakan tentang rencana belajarnya. Dia ingin membuat rencana yang baik untuk mencapai tujuannya.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
"Hai, Prayoga. Aku ingin membicarakan tentang rencana belajar. Apa kamu bisa menemaniku?" tanya Salma melalui telepon.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
"Tentu, Salma. Aku bisa menemanimu. Kapan kamu ingin bertemu?" tanya Prayoga dengan nada yang santai sambil tersenyum.
Salma Nuraisya
Salma Nuraisya
Salma berpikir sejenak. "Bagaimana kalau besok sore? Aku ada waktu luang setelah sekolah?," kata Salma.
Prayoga Arjuna Wijaya
Prayoga Arjuna Wijaya
"Tentu, aku bisa menemuimu besok sore. Aku akan menunggumu di perpustakaan," kata Prayoga dengan nada yang gembira.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!