Sea tengah mengantar susu hangat ke kamar Delane seperti biasanya. Delane adalah anak angkat keluarga Satuan yang memiliki kecerdasan yang sesuai dengan keluarga Satuan, memang sudah takdir namun apa jadinya jika seorang anak angkat ini diam-diam menyukai gadis yang jelas-jelas permata keluarga Satuan.
Namanya juga perasaan datang karena memang menyukainya, apalagi ternyata di balas juga, bukannya ini sebuah keberuntungan. Akan tetapi perjalanan mereka tidak mudah, masih muda dan sangat labil sekali, namun mereka sudah melakukan komitmen dulu.
"Kak, ini tidak benar. "
"Terusss yang benar seperti apa? " Menatap gerak gerik Sea yang mulai resah, sangat imut dan ingin melahap nya sekarang.
Sea mundur sampai terhimpit di dinding tubuhnya.
Brughh
Susu hangat itu diletakkan di atas meja.
"Jangan menatapku seperti itu kak, kakak ingat aku siapa? " ingin menutupi wajahnya dengan nampan, namun di hentikan.
"Tentu saja, Sea Laura Satuan putri kandung mommy dan daddy yang sudah membesarkan aku dari lahir, " sangat sadar, meski intinya dibawah sana mulai resah lagi. Nyut nyutan banget kalau tidak segera di salurkan.
"Naahhh kakak udah tau dan sadar, lantas kenapa kakak begini ke aku? " Sea ketakutan dan khawatir dengan Delane yang seperti ini terhadap dirinya.
Sudah sering kali ia memergoki Delane mengeluarkan suara de sahannya di kamar dan sesering itu juga Sea mengantar susu hangat di malam hari. Lantas, siapa yang menjadi objek pelampiasannya Delane di pigura itu, Sea ingin tau.
"Begini yang bagaimana? "
"Ya begini ini, " Mendorong dada bidangnya namun sia-sia.
Tenaga Sea jauh lebih kecil dari Delane meski sama-sama sering ngegym juga.
"Begini? " memiringkan wajahnya.
Cup.
Memberikan tekanan dan kecupan secara bersamaan.
KAMAR SEA
Gea tersenyum melihat putri cantiknya yang semakin tumbuh besar, tingginya melebihi dirinya jadi Sea ini sangatlah cantik jika bekas luka ini tidak ada.
"Cepat bangun. " Menggoncang tubuh Sea putrinya.
"Iya mommy, "
Dengan malas Sea bangun meski dalam keadaan setengah sadar ia akan bangun pagi.
Ting.
"Taraaaa selamat pagi kesayangan mommy. "
"Apaan sih mom, "
Malas kan kalau sudah lihat jam weker yang baru menujukkan pukul 4 pagi, gila apa jam segini bangun sementara ia baru bisa tidur jam 12 malam, cukup sih 4 jam tidur tapi ngantuk woy.
"Cepat bangun, hari ini kita ke pantai Sea. "
" Iya mommy kembarannya Sea, Sea akan bangun ya mommy kalau menyangkut pautkan pantai, "
Gea senang melihat keceriaan Sea putrinya.
"Ya udah, mommy ke bawah dulu. Kamu siap-siap mumpung masih libur, satu lagi kamu harus dandan yang cantik. "
"Enggak mom, " Tolaknya.
"Pokoknya harus cantik, apa perlu panggilkan Delane atau Sky kakakmu? "
"Tidak, iya iya Sea akan dandan, " Menggerutu.
Gea ini sangat menyayangi anak-anaknya terutama Sea anak perempuan satu-satunya yang dimiliki kediaman Satuan, cantik tapi tertutupi. Sedangkan Delane fokus membaca buku di tangan kanannya sedangkan Sky bermain catur dengan Brian.
"Daddy."
"Apa? " Fokus mengalahkan Sky meski putranya ini gak bisa di kalahkan, masih lumayanlah jika di bandingkan Delane yang akan cepat mengalahkan dirinya.
"Ketus amat Dad, kayak lagi pms. Gak dapat jatah malam ya dari mommy, " Paham betul anak-anaknya ini seperti apa Brian dan Gea itu.
"Dapat, kata siapa? "
"Kataku lah dad, tuh lihat wajahnya gak seger, layu kayak sayuran kemarin, "
"Daddy pusing nih, lihat. " Menujukkan insta gram nya yang di banjiri komentar jelek tentang Sea.
Puft.
"Aaaa ha ha ha, jelek amat nih cewek. Siapa dad? " Masih tertawa nyaring.
"Sea, " Singkat padat dan membuat Sky menutup mulutnya.
"Ehem." Sea menuruni anak tangga. Semua orang tertuju pada dirinya, Sea kah itu?
"Siapa tadi yang bilang aku jelek, minta di botakin palanya hah? " Mengejar Sky yang sudah lari tunggang langgang.
"Wleee gak kena, ha ha gak kena wleee sini tangkap. Jelek jelek dekil gak cantik jelek, " Sengaja.
Sea tetap tak menyerah namun sedetik kemudian ia berhenti.
"Capek ngejar setan kayak kamu kak, lebih baik ngejar kak Delane yang diem diem dingin. "
Berbalik arah mendekati Delane, saat hendak duduk justru tidak jadi dan Delane menatapnya saja, padahal mau memastikan Sea ini pakai apa bajunya kenapa begitu pas di tubuhnya.
"Apaan sih, setan setan gini aku tetap kakakmu yang tampan. Dan satu lagi calon daddynya anak-anak kakak nanti. " Dengan bangga ia menyebutkan dirinya calon daddy.
"Terserah, " Melepas kan tangan Sky yang menariknya tadi.
"Sudah-sudah, semua sudah siap. Ayo berangkat mommy sudah siapkan semua tadi sama daddy. " Menghentikan pertengkaran itu.
Mereka sering bertengkar sejak dalam kandungan bahkan. Tapi semua kelakuan mereka justru warna indah dalam hidup keluarga Satuan.
"Benarkah? " Sea senang bukan main, ia segera masuk dan duduk di kursi dekat jendela.
"Geser dikit kenapa? "
"Mobil ini luas, kenapa minta geser sih. Ogah ah geser dan mengalah sama kamu kak, "
"Adek ngalah napa, gak masalah kan kak Delane? " Delane hanya menangguk dan kembali membaca buku, ehhh tunggu sebentar sepertinya ini bukan buku berbahasa Inggris melainkan buku berbahasa turki, benar saja.
"Iya, "
Kini satu jok tiga orang yang benar saja, Sea berada di tengah-tengah mereka berdua, gil@ ditambah lagi kedua kakak laki-laki nya seperti Titan di sampingnya, ia tenggelam layaknya botol yakult.
Hiks.
"Kenapa wajahmu gitu? Gak nyaman duduk di tengah-tengah? Apa perlu kakak mengikatmu lalu di letakkan di atas kabin mobil? "
"Ogah, "
"Sini." Delane menariknya sehingga Sea berada di pangkuannya.
Dag dig dug jantung gak aman.
"Tidak deh, lebih baik aku di belakang. "
Pindah begitu saja, padahal belakang penuh barang-barang, tumben gak pakai mobil lain justru pakai mobil kecil ini yang jelas-jelas gak bakalan muat juga. Tapi jarang-jarang bisa pergi ke pantai tapi ya resikonya begini, kalau dulu saat masih kecil sih oke ya pakai mobil begini lah sekarang pada bongsor dan Titan semua kecuali Sea.
Perjalanan ke pantai terasa indah, mereka saling berbicara satu sama lain dan jarang sekali pembicaraan ringan begini, kesibukan Brian lah yang menyita waktu untuk bercengkrama kecuali tengah malam bersama Gea selalu mommy mereka.
"Sea, kamu ada seseorang yang kamu sukai gak? Kakak udah ada nih. Bahkan kak Delane tau loh? "
"Oh yaaaa, jamet kayak Opet gini ada yang suka. Iiiuhhhh jijik aku jijik, " Memalingkan wajahnya.
"Kamuuu, awas saja kalau kamu berani-beraninya punya cowok. Kakak yang akan jadi garda terdepan, adek jelek gak boleh punya pacar."
"Apaan sih, suka-suka Sea lah. Kan yang jalanin Sea, "
"Tapi kakak gak mau, yang ada kamu fokus pacaran doang dan gak bikin pinter. Contoh nih kakak mu ini, meski pacaran tapi tetap jadi juara pertama di kelas." Menepuk d4danya dengan bangga akan pencapaiannya.
Delane hanya diam lalu ia tersenyum sangat tipis sekali, selain itu ia sangat sadar akan posisinya seperti apa di keluarga Satuan, Delane tau bahwa dirinya bukan anak kandung mereka sejak kelas 1 SD dan dirinya tau lantaran ia tidak mendapatkan nama Satuan di belakang nama seperti yang mereka berdua miliki, lalu diam-diam ia mengambil sempel dan mengecek statusnya sendiri siapa dan ternyata benar dirinya bukan anak kandung mereka, sesak namun harus tau kenyataannya, lewat siapa Delane mengeceknya tentu saja lewat baby sitter yang senantiasa merawatnya sejak ia lahir, lantas kedua orang tuanya dimana? Setelah itu saat duduk di bangku kelas 6 SD dan mereka mulai paham barulah di beritahu kenyataan yang ada, Delane menangis dan sejak saat itu keceriaannya hilang dan menjadi lebih dingin lagi.
Hingga kini Delane tak tau dimana keberadaan kedua orang tuanya yang masih tersisa, kenapa ia sampai-sampai dikirim ke kediaman Satuan, aneh kan. Buku yang tadi dibaca kini ia letakkan di dalam tas dengan rapi dan lihatlah betapa gagah dan tampannya Delane dengan mata berwarna coklat.
"Halah bullshit, yang ada itu yang benar seperti kak Delane, lempeng gak ada tuh naksir sama cewek, " Sea memuji Delane.
"Kata siapa, naksir tuh sama cewek."
Saat Delane minum langsung tersedak. "Uhuk uhuk, "
Gea langsung menoleh kebelakang. "Iya kah? Siapa? Mommy boleh tau? "
"Gak ada mom, sumpah. Sky mengada-ada mom, " Ia menutup botol minum itu dan mengembalikan nya.
"Iya kah, terus gambar wanita yang kamu lukis itu siapa? "
"Gak ada, " Tetap dingin saja Delane ini.
"Ck, jangan bilang itu Sea. "
Deg.
Sea langsung menatap ke arah Sky.
"Bukan, " Delane menyahut.
"Hufttt syukurlah jika bukan si jelek dekil Sea ini, kalau benar ya kak Delane. Aku akan jadi orang pertama yang melarang kakak untuk bersama Sea, yang ada kepalanya Sea jadi tambah besar kepala karena di cintai dan di sayangi kamu kak Delane. "
"Kita keluarga, tidak ada hubungan selain itu, " Dingin sekali.
"Bagus deh, ya seharusnya begitu meski awalnya aku sempat tak percaya kalau kak Delane ini bukan anak kandung mommy dan daddy, kakak ini lebih mirip ke mommy dan daddy dari segi manapun, aneh kan, justru kita yang kembar saja gak mirip daddy sama mommy. Apa jangan-jangan justru kita berdua yang anak pungut. "
Puk.
"Anak sialan, siang malam daddy mu ini dan mommy berjuang untuk melahirkan kalian justru kalian menanggap diri kalian anak pungut,"
"Aduhhh habisnya kami tidak ada mirip-miripnya dengan daddy dan mommy. " Sky bicara apa adanya.
Brian sangat tampan rupawan dan rich, sedangkan Gea cantik sekali dari kecil sampai punya anak, tapi lihatlah Sky dan Sea yang kecantikan Sea saja gak ada secuilnya Gea apalagi Sky yang tampannya seperti sang opa saat muda dulu.
"Sudah, kalian anak-anaknya mommy dan daddy jangan bertengkar lagi. Bikin pusing saja kalian ini, " Gea kembali menatap ke arah jalanan.
Merawat mereka hampir barengan usianya bukanlah mudah, meski sekarang Delane sudah kelas 3 SMA dan Sea serta Sky kelas 2 SMA, mereka sekolah selayaknya anak seusianya tidak lebih cepat ataupun lebih lambat, agar usia mereka menikmati masa-masa sekolah nya.
"Itu tuh mom, kakak yang mulai duluan. Lagian Sea sedari tadi kalem dan gak aneh-aneh, "
Sky menyipitkan matanya, bisa-bisanya Sea bicara begitu, padahal akar utamanya tiap hari ya Sea ini.
"Apaan sih jelek, kaca mata coba di lepas. Gak minus atau plus ngapain pakai kacamata? Biar jelek gitu? "
"Iyalah, masalah buat lu? "
"Ehhh aku kakak kamu, sampai aku dengar lagi kamu bilang lu ke kakak kamu, awassss aja, " Menujuk Sea.
Sea menjulurkan lidahnya, tak ada takut-takutnya pada Sky.
"Tapi gak ada masalah kan, lagian terserah Sea lah mau pakai kacamata yang ada plus atau minusnya. Gak mengurangi daya tarik bukan. "
Bangga dan menghargai dirinya sendiri. Maka dari itu rejekinya sangat lancar, gambar-gambar hasil karyanya baru publish dan sudah menghasilkan sejak pertama rilis 10 bab pertama, wahhh memang bidang seni mengalir murni dalam dirinya.
"Mengurangi lah, kamu jadi jelek dan gak cantik apalagi menarik yang ada bikin bosan lihatnya, "
"Itukan kak Sky yang lihat, kalau orang lain kan beda. "
"Sama jelek, gak ada cantik-cantiknya, apalagi manis gak ada, "
Sambil mengibaskan tangannya menolak bahwa Sea ini memang cantik sekarang ini, meski kacamata dan kuncir 2 nya masih stay di kepalanya.
Justru Delane menganggap sebaliknya. Menarik sekali gadis yang ia kagumi, bahkan tiap hari ia tidak bisa tidak memikirkan dia.
"Sudah, jangan bertengkar. Sudah sampai, angkat barang-barang sana. "
Delane sudah keluar dari mobil. Sedangkan pengawal pribadi juga sama tapi mereka tidak menggunakan pakaian resmi justru santai agar tidak mencolok.
"Siap kak Delane. " Sky melompat dan bergegas membuka bagasi belakang dan menatap adiknya yang membantu menurunkan barang-barang.
Lalu Delane.
Deg.
"Hey, tutupin. " Meraih syal yang bergelantungan di leher sky.
Sea malu, lantaran di tegur Delane apalagi mereka sekarang bukan anak-anak lagi melainkan remaja yang sedang tumbuh.
Kaos v neck yang dikenakannya ternyata membuat miliknya terekspos dan tepat di depan wajah Delane.
Lihatlah telinga Delane sampai memerah.
Sky menepuk pundak kanannya.
"Kak, ada apa? " Tak paham bahwa adiknya membuat ulah.
"Ehem, gak ada apa-apa. Angin terlalu kencang, gak baik untuk kesehatan. Apalagi sekarang musimnya tak menentu, " Bergegas pergi.
Sedangkan Sea mengambil makanan dan ikut membantu membawa bekal itu. Delane sudah kembali mengambil makanan sisa lainnya.
"Sini, lelet banget. "
"Apaan sih, gak lelet kok cuma kurang cepat aja kok jalannya, " Menggerutu pasalnya ia sering di katain lelet oleh Delane, sedangkan Sky selalu mengatakan dirinya jelek dan pendek.
Tapi meskipun begitu ia adalah kebanggaan milik keluarga Satuan, sehari tanpa Sea seperti satu abad lamanya, sunyi tanpa ke berisikan.
"Sama saja, lelet kamu itu. Perasaan sudah tujuh belas tahun, masih saja lelet. "
"Apaan sih, enggak lelet kok. Udah cepet ini, kakak tuh yang jalannya kepanjangan, lagian aku belum tujuh belas tahun, kurang dia minggu lagi," Elak nya membenarkan.
"Sama saja. " Delane menyahut.
Melihat kaki Delane yang memang panjang, lalu ke atas sedikit. Wajah Sea memerah, ia bukan gadis polos yang tak tau apa-apa, justru hobinya lihat perut sixpack dan wajah tampan tentunya.
Sky menangkap ekspresi Sea. "Ehem, suka? "
Deg.
"Apaan? " Menoleh dan menatapnya tajam.
Sky dan Sea sudah berada sejak di dalam kandungan, ia tau tabiat adik kembarnya ini.
"Akui sajaaa kenapa, "
Plak.
Berisik sekali Sky ini.
"Enggak, sana jauh-jauh. " Sebal lantaran Sky senang sekali menggodanya.
Sedangkan Gea dan Brian menikmati angin segar pantai dengan santainya.
"Tak menyangka ya ay, anak-anak sudah tumbuh besar. "
"Iya mas, ditambah lagi mereka itu semakin peduli satu sama lain, "
"Iya ay, ay kalau suatu saat nanti anak-anak punya pasangan masing-masing gimana menurutmu ay? "
Rasa-rasanya tak siap, apalagi Sea putri kecil kesayangan keluarga Satuan.
"Yaaaa mau gimana lagi, asalkan mereka bisa menjaga diri aku gak apa-apa mas. Selain itu juga kita harus memberi perhatian dan kepedulian kita pada mereka agar mereka tidak merasa sendirian. " Gea memang selalu bijaksana saat mengambil keputusan begitu juga Brian. Helaan nafas terdengar, "Selain itu, kita harus meningkatkan keamanan untuk mereka bertiga, rasanya seperti ada sesuatu yang mengancam, " Perasaan seorang ibu tidak bisa dipungkiri.
Pengalaman hidup menjadikan mereka berdua semakin bijaksana dan tegas terhadap keutuhan keluarga kecilnya, apalagi semenjak Oma Shofia meninggal dunia 10 tahun yang lalu karena usianya dan juga sakit yang di deritanya.
Sreggg.
Delane merebut barang-barang yang di bawa oleh Sea begitu saja.
"Kak Delane, apa-apaan sih. Main ambil gak bilang-bilang. " Sebal karena ia terkejut.
Gea dan Brian sampai geleng-geleng kepala, padahal Delane ini terkenal dingin sekali tapi lihatlah terhadap adik nya sangat perhatian semoga hubungan mereka selalu akrab dan baik-baik saja.
"Mereka bertiga ini lucu sekali ya. " Brian berceloteh.
Gea mengangguk dan setuju dengan apa yang suaminya ucapkan.
"Ada yang aneh gak sih mas? "
"Aneh apanya ay? " Menatap Gea penuh cinta.
"Enggak, mungkin aku salah lihat. Delane maki hari makin terlihat begitu gagah dan tampan ya mas? " Menoleh ke arah Brian.
"Iya, tapi ay. Kenapa kamu mendadak memujinya, jangan bilang kamu terpesona dengan anak angkat kita. Tau begini jadinya, dulu seharus aku tak menyetujui adopsi Delane, apalagi dia anaknya, " Menutup mulutnya.
Selama ini baik Gea maupun Brian tak bicara apa-apa tentang orang tua kandung asli Delane, apalagi jika nanti sewaktu-waktu orang tuanya datang.
"Mas."
Delane yang mendengar samar-samar mendekati.
"Dad, mom. Apa yang kalian sembunyikan dariku? " Duduk di samping Gea.
"Jauh sedikit, jangan terlalu mepet istri Daddy, "
"Apaan sih dad, gak bakalan aneh-aneh ke mommy juga. " Menegaskan.
Yaps, karena sudah ada seseorang yang selalu menarik di mata serta hatinya.
Gagah dan tampan lah yang membuat Brian posesif, apalagi tadi istrinya baru saja memujinya bertambah emosi serta cemburu jadinya, bukan karena mewajarkan hal ini tapi untuk mengantisipasi adanya anak angkat ku yang gagah dan perkasa. Oh noooo jangan sampai terjadi.
"Sana, ini istri daddy. " Memeluk lebih erat lagi.
Sea yang baru datang sampai terkejut mendengar perdebatan daddy nya dan Delane.
"Ada apa sih dad? "
Brian langsung menatap bintang hatinya.
"Tidak ada apa-apa Sea, " Mencubit pipi kanannya.
Sea begitu sangat di cintai dan berhak mendapatkan hal ini sepenuhnya, selain itu putri satu-satunya yang dimiliki keluarga Satuan, jadi harus di jaga baik-baik bukan.
"Ciyeee daddy mode cemburu nih yeee. " Sea meledek sedangkan Sky juga ikut-ikutan nimbrung.
"Hooh tuh, kalau di lihat-lihat ya cocok loh kak Delane dan Mommy. Tampan dan cantik mommy ku satu ini, gak kayak kembaran ku dari perut gak ada cantik-cantiknya padahal mommy secantik ini, "
Plak.
Sea langsung memukul lengan Sky.
"Mulut, awas saja sampai rumah. Aku bakalan lak ban nih mulut, kenapa gak bisa di rem. Setelah menjelek-jelakkan aku lalu pakai nyocokin mommy dengan kak Delane pula, "
Delane menyimak.
Brian menatapnya dengan tatapan side eyes pada Sky, bahkan wajahnya mendung.
"Siapa yang jodohin sih, mana berani aku. Lihat wajah daddy mau makan orang. " Sky menatap ke daddy nya sembari memohon ampun dan ia menarik kedua telinganya.
Brian menatap sky.
"Ada apa daddy. " Masih berani-beraninya ia cengegesan.
Alas untuk tempat duduk telah di tata dengan rapi, warna cerah seperti kecerian Gea selama ini apalagi kalau bukan warna kuning kesukaannya, Sea dan Sky fokus menata sedangkan Delane membeli beberapa kebutuhan yang tadi lupa di bawa sebab acaranya dadakan pula, biasnya ia paling rinci jika berpergian begini.
Namun saat ia kembali justru pemandangan lain yang ia lihat, lihat betapa menariknya milik Sea di balik kaos v neck yang terlihat dari atas saat Sea jongkok begitu.
Cegluk.
"Besar banget. " Baru sadar setelah mengamatinya selama bertahun-tahun, perasaan dulu tak sebesar itu, kenapa sekarang makin besar.
Wajah dan telinganya sampai memerah.
Sky y menoleh baru sampai menatap ke arah Delane.
"Apa kak yang besar? "
Degg.
"Eh, enggak. Laut yang besar, iya laut yang besar, " Menggaruk rambut kepalanya bagian belakang, padahal tidak gatal melainkan canggung.
Sky mengerutkan kedua alisnya.
"Benarkah? "
"Iya benar, " Bohong.
Sky mencium aroma kebohongan yang kuat disini.
"Jangan bohong kak, kita bersama bukan setahun dua tahun tapi seumur hidup kita. "
Delane diam, seumur hidup. Rasa-rasanya tak mungkin bisa bersama dengan keluarga Satuan untuk selamanya, mengingat keluarga ini pelindungnya tapi bisa jadi suatu saat nanti keluarganya sendiri datang dan ia diminta kembali secara paksa, sebelum semua terlanjur.
Sky tak menunggu jawabannya sebab Delane melamun kembali setelahnya.
Sea berdiri, lalu.
"Kak, kak Delane. " Sea melambaikan tangannya di depan wajah Delane yang melamun.
"Eh, " Terkejut. "Ada apa? " Dingin tapi pandangannya penuh cinta, orang yang peka akan tau hal ini.
"Lamunin apa sih kak, sampai-sampai dipanggil mommy gak nyaut? " Heran dong.
Sky heran dong dengan Delane yang tak terlalu menyahut jika Sky yang mengajaknya bicara.
Delane berlalu dan menghampiri Gea serta Brian yang ada di tempat pengasapan ikan laut disana banyak macam ikan laut di jual, baik mentah maupun sudah di masak dengan cara di asap.
"Eh orang ini, aneh banget. Gak bicara banyak dan langsung pergi gitu aja, kasihan nanti yang jadi pasangannya yang ada silent treatment tiap hari. " Geleng-geleng kepala.
Justru semburat senyum terlihat sangat tipis di bib ir Delane, Sea ini.
Gea menikmati pemandangan yang sangat cantik, wajahnya diterpa angin laut meski kini usianya tak bisa di bilang muda lagi namun tetap saja terlihat muda dan modis.
Usianya sekarang hampir 44 tahun tapi tak mengurangi saya tariknya yang masih saja populer di kalangannya, bahkan teman-teman arisan dan teman-temannya yang ada di media sosial sangat iri melihatnya, apalagi jika mereka berkumpul ke salah satu acara penting di sekolah.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!