Matahari Malam
Part 1. Diary tengah malam
Suatu malam, Listrik padam di sebagian kota. Di dalam kamar kontrakan terdapat gadis bersama kucing kesayangannya yang hanya di terangi lilin
Rara
Luna,kucing... kamu itu bisa diem gak sih?! setiap malam kaya latihan sprint😤
Rara
Baru juga mau rebahan, kamu mala loncat ke rak buku
Rara
Eh... jangan sentuh lilin itu--
Rara
Jadi kucing atau ninja sih kamu?
Astaga setengah malam begini jantungku balap F1
Rara
(Menggendong kucingnya) aku gak marah, tapi uang jajanmu ganti lilin nya ok👌
Rara
Aku tau kamu kucing tapi tetap aja.
Rara keluar, berjalan menuju toko bersama Luna(kucingnya), Rara berjalan keluar diterangi lampu senter 🔦 dan satu tangannya menggenggam tali kucingnya.
Rara
Aduh dingin bangeeet🥶 Malam jumat lagi. Fix, vibesnya udah kaya film horor😖 cepat ah takuuut
(Rara berjalan cepat ke toko, kucingnya mengikuti terseret seret)
Tidak berselang lama Rara balik dari toko, dalam perjalanan Rara kesandung karna buru buru, barang yang di genggam terjatuh
Krsek(Suara barang jatuh).
Rara
Uh astagaa, lagi buru buru kenapa ada cerita kesandung (omelnya sambil memungut barangnya)
Rara
Lah Luna..
kenapa sih kucing pilih waktu paling horor buat kabur😭
Luna, kucingnya kabur ke arah taman kecil di ujung jalan. Tempat yang biasanya sepi.
Rara
huh... huh... huh... (nafas tersengal sengal lari maraton mengejar Luna).
Rara
Dasar kucing abu, aku kirim ke asrama kucing sumpah(omel Rara sambil mengatur nafasnya kembali)
Rara ingin maju menghampiri kucingnya, namun Rara menemukan seorang pria berdiri diam menatap langit tanpa ekspresi.
?
(Perlahan menoleh. Wajahnya datar, disinari cahaya senter Rara. )
keduanya saling pandang tanpa kata.
Luna(meow)
(Luna mendekat ke kaki pria dan duduk?)
Part 2. Gara-Gara lun, ketemu pria aneh
Masih ditaman, Rara terpaku jantungnya berdegut kencang. Di bawah cahaya rembulan, pria itu tampak begitu mempesona? Tunggu(Rara tersadar?)
Rara
(Dalam hati) Fokus Rara! Penampilanmu pasti kacau balau sekarang. Rambut acak-acakan, baju tidur gambar beruang, dan sandal jepit yang entah sudah berapa kali putus
Rara berusaha mengalihkan Perhatiannya dari pria itu dan fokus pada kucingnya
Rara
Sini Nak! jangan ganggu orang!
Tapi Luna lebih tertarik pada kaki pria itu, dengan santainya duduk disana menatap tuanya Rara dengan mata bulatnya yang polos, dan malah menggesekkan tubuhnya ke kaki pria itu.
?
(tersenyum) Dia sepertinya nyaman disini(Suara berat dan dalam)
?
(Menatap Rara dengan tatapan intens)
Rara
(Gugup)Emm... Maaf Bang, kucing saya...
?
(Menunduk ke arah Luna) Dia manis
Rara
(Makin gugup) iya, namanya Luna. Dia suka kabur-kaburan
?
(Tersenyum tipis) Mungkin dia mencari teman.
Rara
Yah... nggak tahu juga sih, dia aneh kadang.
?
(Menatap sekilas, ujung bibir terangkat samar) Aneh itu kadang menarik.
Rara
(Mencoba meraih Luna) Luna sini sayang. Jangan ganggu abang-nya.
Luna(meow)
(Makin menempel sambil masih menggesekan ke kaki pria itu)
Rara
(Melihat kucingnya tatapan datar)
Serius, Lun? cepet banget pindah haluan ya kamu...
?
(Mengambil luna,menggendong, lalu mengelus luna) Dia tidak menganggu
Rara
(Dalam hati) Aduh. kok jadi awkward gini sih?(Tertawa kecil) Dia emang suka nyari perhatian.
?
(Menatap Rara lekat-lekat) Seperti pemiliknya
Rara
(Blushing) Eh? Enggak lah! saya mah biasa aja.
?
(Terdengar suara motor mendekat)Sepertinya jemputanmu datang.
Tiba-tiba terdengar suara teriakan dari kejauhan.
ibu Dewi ayu(Mama rara)
RARA! KAMU DI MANA?!
Rara
(kaget)Mampus! itu Mama!
?
(Tersenyum geli)Sepertinya kamu harus pulang.
Rara
(Panik)Iya!(Mengambil Luna di gendongan pria itu) Sini. Saya duluan ya Bang. Dah
Rara
(Berlari ke arah suara Mamanya)
ibu Dewi ayu(Mama rara)
(Melihat anaknya Rara berlari menghampirinya sambil menggendong luna)Rara Anaya Putri! Dari mana saja kamu?! Naik(Bentak)
Rara
(Rara langsung naik ke motor Mamanya tanpa berkata)
Depan pintu kontrakan. Setelah sampai, Mama Rara mengambil kunci pintu berada pot bunga.
ibu Dewi ayu(Mama rara)
(Balik menatap Rara) Kamu ini yah! dari mana tadi jam segini?
Rara
(Cemberut) Dari toko Ma beli lilin, trus Luna kabur. Nyariin.
ibu Dewi ayu(Mama rara)
Bikin Mama khawatir nyari kamu! udah tau listrik mati, malah keluyuran!
Rara
(Merengek) Maaf, Ma. Abis Luna kabur sih.
ibu Dewi ayu(Mama rara)
(Membuka pintu) Yaudah, sana masuk! Besok-besok jangan diulangi lagi!
Rara
(Mengangguk?) Iya, Ma.
Rara
(Duduk di tepi kasur memikirkan pria yang ada di taman tadi)
Rara
(Bergumam) Cowok tadi siapa yah?bukan orang sini keknya deh! Tapi.. kok keliahatannya tuh cowok, kayanya misterius banget?
Luna(meow)
(Melompat ke pangkuan Rara) Meow!
Rara
(Mengelus Luna) Kamu sih, lun. Gara-gara kamu aku jadi ketemu pria aneh di taman tapi ganteng sih.
Rara
(Tiba-tiba teringat sesuatu) Eh, tapi kok dia bisa tau Mama manggil aku yah? Padahal kan jauh...
Rara
(Merinding) Jangan-jangan dia... hantu?!
Rara Anaya Putri 23tahun, tinggi 167 imut, cantik, ceria, pintar tapi agak polos dalam hal tertentu. Sedikit kocak, ceplas ceplos, dan selalu penuh semangat.
Rara terlihat ceria dan periang, tapi sebenarnya hidupnya sederhana dan penuh tantangan. Dia tinggal di kontrakan kecil bersama Mamanya, karena orang tuanya sudah bercerai sejak lama. Rara tak pernah mengenal Papanya, dan setiap kali dia bertanya, Mamanya selalu terlihat sedih, membuat Rara memilih untuk tidak melanjutkan pertanyaan itu. Meski begitu, Rara tetap berusaha kuat dan menjalani hari-harinya dengan semangat.
Ibu Dewi ayu(Mama Rara) , 48 tahun, adalah sosok ibu yang kuat dan pekerja keras. Sebagai single mother, dia protektif terhadap Rara dan menjalankan peran ganda sebagai ibu sekaligus ayah bagi anaknya. Dedikasinya tanpa batas membuatnya menjadi pilar utama dalam kehidupan Rara.
Luna, kucing kesayangan Rara, awalnya ditemukan di jalanan dalam kondisi tidak terawat saat Rara pulang dari sekolah SMP. Rara merawatnya dengan penuh kasih, dan sejak itu Luna selalu setia menemani hari-harinya.
Part 3. Pertemuan di bawah Bayang-Bayang
Rara
(Membuka pesan dari sahabatnya) 📲
💬Besok ketemu yah! jangan bawa Luna, aku takut di gigit
Rara
(Balas)💬Santai, Luna cuma lucu kok. Palingan dia cuma bikin kamu nggak bisa gerak karna dielus terus.
Rara
(Rara tersenyum sambil mengelus luna yang tidur pulas)
📍Esok harinya, di cafe kecil, Rara duduk bersama sahabatnya. Pukul 09:00.
Dina(Sahabat Rara)
Ra, kamu kok keliatan beda hari ini? kaya abis nonton drama Korea maraton semaleman.
Rara
Jangan bilang muka aku kayak belum tidur tiga hari ya? (Menyentuh wajah pelan)
Dina(Sahabat Rara)
Kamu ngapain aja semalem?
Rara
Gini, Din. Aku Semalem ketemu seseorang di taman. Orangnya dingin, misterius... Entah kenapa bikin Aku penasaran. Luna malah langsung deket sama dia.
Dina(Sahabat Rara)
Serius, Ra? Ngapain kamu ke taman tengah malam gitu? Jangan bilang cari inspirasi absurd, ya?
Rara
(Mulai cerita, Matanya sesekali melirik Luna di pangkuannya)
Dina(Sahabat Rara)
Ooo gituu..
Dina(Sahabat Rara)
(Melirik Luna sambil nyengir nakal) Wah, Luna aja sampai segitunya. Fix deh, Pria itu bukan sembarangan orang, Feeling gue sih jodoh kamu, Ra!
Rara
Please, Din, jangan jadi cenayang dadakan deh.
Dina(Sahabat Rara)
Hehe, bercanda, Ra. Tapi keliatan sih kamu masih kepikiran banget.
Rara
Tapi serius, Din... entah kenapa bayangan dia masih aja keinget.
Dina(Sahabat Rara)
(Menerima pesanan kue keempat dari pelayan)
Makasih, mbak. Tapi Ra, hati-hati ya. Jangan sampe karna mikirin dia terus sampe lupa makan kue kamu. Dari tadi aja belum di sentuh, tuh.
Rara
(Rara tersentak, lalu menatap kue di depannya) Eh... iya, Din. Lupa, hehe.
Tak terasa berjam jam di kafe, menunjukkan pukul 01:00 siang. keduanya berpisah, Dina pamit karna shift kerjanya dimulai. Rara melambaikan tangan lalu berjalan pulang kontrakan sambil melamun.
Rara
(Dalam hati)
kenapa sih aku trus kepikiran dia? padahal aku nggak tahu siapa dia sebenarnya... Harusnya yang kupikirin sekarang tuh dapat kerjaan bukan pria itu. Duh, otak, tolong dong kerja sama dikit.
Luna mengeong pelan, lalu melompat ke tas Rara.
Rara
Luna, kamu nyari apa? Cemilan aku habis, jangan ngarep yah.
Langkah Rara terhenti ketika terdengar suara tangisan kecil di sekitarnya.
Rara
(Mencari sumber suara)
Suara siapa itu, Luna?.
Rara
(Menajamkan pandangan, ternyata, seorang anak kecil duduk sendirian. Perlahan mendekat) Dek kenapa nangis? Hilang ya?.
Anak kecil
(Menggeleng sambil sesegukan) kucingku hilang!.
Rara
Oh, kasian. Yuk, kakak bantu cari.
Anak kecil
(Menyeka air mata) Beneran, kak?
Rara
Iya, kakak bantu cari, ya. Siapa tahu, dia nggak jauh dari sini, cuma nyasar sebentar.
Rara mulai mencari bersama Anak kecil itu.
Anak kecil
Oreo... Oreo...
Rara
(Dalam hati)
Oreo? kirain Roma kelapa.
Rara
(Bebicara)
Coba panggil lebih semangat lagi, Dek. Siapa tahu Oreo denger suaramu, trus keluar nyamperin.
Setelah beberapa saat mencari, Rara dan anak kecil itu tampak kelelahan.
Anak kecil
Hiks... Oreo kemana sih kak? Udah capek...
Rara
Iya, kakak juga udah mulai pegel, nih. Tapi jangan nyerah! Siapa tahu Oreo lagi sembunyi, mau kasi kita kejutan.
(Dalam hati)
kejutan ketemu boleh, tapi kejutan encok juga dapet.
Tiba-tiba, Luna, kucing Rara, berlari. Bukan ke arah Rara, melainkan ke arah seorang pria yang berdiri tak jauh dari sana. Pria yang sama yang ditemuinya semalam
Rara
Luna? Luna, mau kemana kamu?
Rara
(Terdiam dengan mata membulat melihat Luna menghampiri seseorang)
Rara
(Bergumam)Lho... Itu kan Abang yang semalam? Ngapain dia di sini?
Luna terus mengeong dan menggesekan tubuhnya ke kaki pria itu, seolah menyambutnya dengan gembira
Pria itu tersenyum ketika Luna, kucing Rara menghampirinya. Rara semakin bingung dan penasaran, ini sudah dua kali kucingnya menghampiri dan dekat dengan pria itu?!
Rara
(Dengan ragu, ingin berjalan mendekat. Menarik nafas dalam-dalam)
Berbalik ke anak kecil yang tampak sedih.
Rara
(Menjulurkan tangan ke anak kecil itu) Sini, ikut kakak
Anak kecil
(Menggapai tangan Rara) iya, kak. Bantu aku...
Rara
Iya, kakak bantu sampai ketemu Oreo
Rara menggandeng tangan anak kecil itu dan berjalan mendekati pria misterius itu. Anak kecil itu masih terlihat sedih, tapi sedikit lebih tenang karna Rara menggandeng tangannya
Rara nyengir menatap pria itu.Berusaha tetap santai, meski jantungnya aga konser. Lalu Luna kini tampak nyaman dengannya
Rara
Bang... Maaf ganggu. Bang inget saya kan?
?
(Menoleh, tatapan dingin tapi sopan)
?
(Diam sejenak menatap Rara seolah mengingat sesuatu)
?
kamu... yang waktu itu kan?
Rara
(Mengangguk. Sedikit lega karna pria itu mengingatnya) Iya, Bang.
Pria itu tersenyum tipis, Tapi senyum itu tidak mencapai matanya. Ada sesuatu yang dingin dan misterius dalam dirinya
Rara
Eh... Bang, saya mau tanya...
?
(Memotong, Menatap Rara tanpa ekpresi) Saya tau.
Rara
(Kaget)
Eh? Abang tahu?
(Dalam hati)
Aku bahkan belum sempat bilang mau nanya apa... Nih orang punya radar, jangan-jangan.
?
Saya tau, dimana kucing itu berada!
Rara
Serius? Abang Bisa bantu?
?
Bisa, tapi ada syaratnya
?
(Mendekat ke Rara dan berbisik) Jika kamu ingin saya membantu mencari kucing itu, kamu harus ikut dengan saya. ke suatu tempat.
Rara
(Dalam hati) Ke mana pria ini ingin membawanya? Dan apa hubungannya dengan kucing yang hilang itu?.
Dina(Sahabat Rara) dari SMP, umur 23 tahun di kenal cerewet, blak-blakan dan sedikit nyentrik. Gaya khasnya selalu tampil rapi dengan sentuhan manis. kadang kocak sama gilanya Rara, dia suka menggoda sahabatnya Rara tapi hatinya tulus, tipe teman yang selalu ada tanpa banyak drama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!