NovelToon NovelToon

Kultivasi Terlalu Sulit, Jadi Aku Memutuskan Mereformasi Dunia Saja

Prolog: Kontrak Pengubah Takdir

Dunia ini punya cara yang sangat teliti untuk memberitahumu bahwa kau adalah sampah.

Bagi Li Fan, penjelasan itu datang dalam bentuk tiga hal: pakaian linen kasar yang gatal dan penuh tambalan, semangkuk bubur yang isinya lebih mirip air keruh daripada makanan, dan tatapan hina dari sesama murid ketika ia berjalan melewati halaman Sekte Awan Yang Bergejolak.

"Li Fan, akar Kayu Rendah. Tingkat kultivasi: tidak ada. Nilai: nol. Kerja kerasmu hari ini di ladang herbal dikonfirmasi. Lanjutkan."

Suara mandor yang membacakan laporannya datar, tanpa nada menyindir sekalipun. Itu justru yang membuatnya lebih menyakitkan. Menghina berarti masih ada sedikit perhatian. Yang ini adalah pengabaian total. Seonggok sampah tidak pantas mendapat energi untuk diejek.

Dia membungkuk, mengambil jatah makanannya, dan menemukan sudut terpencil untuk menyantap "makan malam"-nya. Butiran beras yang bisa dihitung dengan jari itu tenggelam dalam cairan putih. Pikirannya, seperti yang sering terjadi akhir-akhir ini, melayang ke kehidupan sebelumnya.

Dia ingat truk itu. Lampunya yang menyilaukan. Rasa terbang yang singkat dan kacau. Dan kemudian… kegelapan. Lalu, dia terbangun di tubuh remaja kurus ini, dengan memori yang kacau balau tentang perlakuan kejam, penghinaan, dan keputusasaan. Seorang yatim piatu yang disekolahkan ke sekte kecil ini hanya untuk dijadikan tenaga kerja kasar, sebuah praktik amal yang menyedihkan untuk memenuhi kewajiban sosial sekte.

Akar Kayu Rendah. Kata-kata itu seperti vonis mati. Dalam dunia kultivasi di mana garis keturunan dan bakat spiritual menentukan segalanya, dia adalah lapisan terbawah. Seumur hidupnya dihabiskan untuk mengolah tanaman spiritual untuk orang lain, tanpa harapan pernah merasakan energi spiritual itu mengalir dalam dirinya sendiri. Mati muda, terlupakan.

"Bodoh. Semua ini bodoh," gumannya dalam hati, sendok kayunya mengetuk dasar mangkuk dengan kesal. Pengetahuannya dari dunia sebelumnya memberitahunya bahwa sistem kasta yang kaku seperti ini pada akhirnya akan runtuh. Tapi teori ekonomi dan sosiologi tidak ada gunanya ketika perutmu keroncongan dan besok kamu harus menyiangi gulma selama dua belas jam.

Dia memejamkan mata, mencoba merasakan sesuatu apa pun dari tubuhnya yang lemah ini. Petunjuk dari memorinya mengatakan untuk duduk bersila dan "menarik napas ke dantian". Hasilnya? Tidak ada. Hanya angin malam yang dingin dan suara katak di kejauhan. Dia benar-benar sebuah batu yang tidak bisa diukir, sebuah kentang yang tidak bisa berkultivasi.

[System Terdeteksi...]

[Menganalisis Jiwa Pengguna... Terkonfirmasi: Kesadaran Dimensi Lain.]

[Mencocokkan dengan Hukum Dunia... Sistem 'Pembangun Pengaruh' Diaktifkan.]

Suara itu bukan suara. Itu adalah getaran yang muncul langsung di dalam tengkoraknya, jernih dan mekanis.

"Whoa!" Li Fan nyaris menjatuhkan mangkuknya. Matanya terbuka lebar, menatap kegelapan di depannya. Sebuah layar semi-transparan, berwarna biru, terbentuk di bidang pandangnya.

Selamat datang, Pengguna. Sistem Pembangun Pengaruh siap melayani.

Prinsip Dasar: Kekuatan Diperoleh Melalui Perubahan.

Setiap tindakan yang secara signifikan mengubah takdir dunia ini akan memberi Anda Poin Pengaruh.

Poin Pengaruh dapat ditukar dengan: Peningkatan Akar Spiritual, Pemahaman Teknik Instan, Kekuatan Kultivasi, dan Sumber Daya.

Di bagian bawah layar, ada dua baris yang sangat mencolok:

Akar Spiritual Saat Ini: Kayu Rendah (0/1000 Poin untuk Peningkatan)

Poin Pengaruh: 0

Jantung Li Fan berdebar kencak. Ini… ini persis seperti cheat code dalam game! Tapi kemudian, logikanya yang terlatih dari kehidupan sebelumnya langsung menganalisis. Ini bukan sistem yang memberinya kekuatan secara cuma-cuma. Ini adalah sistem transaksional. Dia harus membayar untuk menjadi kuat dengan menciptakan… pengaruh.

"Pengaruh?" bisiknya pada dirinya sendiri, suaranya bergetar antara rasa takut dan gembira. "Apa yang bisa dilakukan seorang Kayu Rendah seperti aku?"

Seolah menjawab pertanyaannya, sebuah notifikasi baru muncul.

[Tugas Perkenalan: Ubah Takdir Seseorang.]

[Deskripsi: Dunia adalah jaringan takdir. Ubah satu benang, dan kamu akan menggetarkan seluruh jaringannya. Bantu seseorang mengubah nasib buruknya dalam 24 jam ke depan.]

[Hadiah: 100 Poin Pengaruh.]

Seratus poin. Hanya sepersepuluh dari yang dia butuhkan untuk naik dari status sampahnya. Tapi itu adalah sebuah awal. Itu adalah sesuatu yang bisa dia kendalikan.

Dia tidak lagi memeditasikan energi spiritual yang tidak bisa dia rasakan. Dia sekarang harus memeditasikan peluang.

Pikirannya berputar cepat. Siapa di sekitar sini yang nasibnya bisa dia ubah? Para murid lain? Mereka akan menertawakannya. Para elder? Mustahil. Mandor? Tidak ada gunanya.

Lalu, ingatannya tertuju pada seorang pria tua. Old Man Zhang. Seorang tukang kebun tua yang bahkan lebih hina darinya, karena setidaknya Li Fan masih dianggap "murid", meski hanya namanya saja. Zhang adalah orang biasa, tanpa akar spiritual sama sekali, tubuhnya sudah bungkuk dan penuh sakit karena puluhan tahun bekerja keras. Kemarin, Li Fan mendengar seorang murid Outer Court mengatakan bahwa Zhang akan diusir dalam beberapa hari ke depan karena "tidak produktif lagi". Di dunia yang kejam ini, itu sama dengan hukuman mati.

Itulah dia, pikir Li Fan, sebuah rencana gila mulai terbentuk di kepalanya. Seorang pria yang takdirnya sudah di ujung tanduk. Sempurna.

Dia berdiri, energi baru mengalir dalam dirinya. Bukan energi spiritual, tapi energi tujuan. Mangkuk kosongnya dia letakkan dengan tenang. Tatapannya, yang sebelumnya kosong dan putus asa, sekarang memiliki cahaya tajam dan fokus.

Dia berjalan melewati halaman yang sama, tetapi kali ini, bahunya tidak lagi membungkuk. Beberapa murid meliriknya, sedikit bingung dengan perubahan sikapnya yang tiba-tiba, tetapi kemudian mengabaikannya lagi. Seonggok sampah tidak layak mendapat perhatian lama.

Tapi Li Fan tersenyum tipis. Mereka bisa memandangnya rendah hari ini. Besok, mungkin lain cerita.

Dia menuju gubuk reyek di pinggir area perkebunan, tempat Old Man Zhang tinggal. Dalam pikirannya, dia sudah mulai menghitung. Seratus poin untuk tugas pertama. Lalu apa berikutnya? Menyebarkan pengetahuan dunia sebelumnya? Teknik pertanian yang lebih baik? Teori sanitasi dasar? Puisi yang memicu pemberontakan? Kemungkinannya tak terbatas.

Sistem itu memberinya jalan keluar, tetapi dia sendiri yang harus membangun jalan itu, batu demi batu, dengan setiap tindakan yang mengguncang tatanan dunia yang mapan ini.

"Old Man Zhang," panggilnya saat mendekati gubuk, suaranya lebih berwibawa daripada yang dia kira. "Aku ada ide. Aku pikir kita bisa bernegosiasi ulang dengan takdir kita."

Dia berdiri di depan pintu gubuk yang reyek, bayangannya tertimpa cahaya bulan, memanjang dan seolah-olah menjanjikan sesuatu yang lebih besar. Di depannya, ada kehidupan seorang tua yang hancur. Di belakangnya, ada dunia kultivasi yang kaku dan kejam.

Dan di dalam dirinya, sebuah sistem yang haus akan perubahan telah terbangunkan.

Perjalanan panjang dari Kayu Rendah untuk mengguncang fondasi langit telah dimulai.

Chapter 1: Negosiasi dengan Takdir Tua

Bau arak murah dan kesedihan memenuhi gubuk itu. Old Man Zhang terbaring di atas tikar jeraminya yang tipis, matanya yang keruh menatap langit-langit yang penuh sarang laba-laba. Ketika Li Fan masuk, dia bahkan tidak menoleh.

"Pergilah, nak," gumannya, suaranya serak. "Orang tua sepertiku tidak punya apa-apa lagi untuk diberikan, bahkan kata-kata bijak sekalipun."

"Justru, Old Man," sahut Li Fan, suaranya tenang namun mengandung keyakinan yang tidak biasanya. "Aku yang datang untuk memberimu sesuatu."

Dia berjongkok di samping pria tua itu, matanya dengan cepat menilai keadaan. Persendian Zhang bengkak, napasnya terdengar berat. Ini lebih dari sekadar kelelahan; ini kelelahan yang menghabiskan seluruh kehidupan.

Layar sistemnya masih terbuka di sudut pandangannya, mengingatkannya pada misinya.

[Tugas Perkenalan: Ubah Takdir Seseorang.]

[Waktu Tersisa: 23 jam, 54 menit.]

"Aku tahu mereka akan mengusirmu," kata Li Fan langsung ke pokok persoalan.

Old Man Zhang memejamkan mata, seolah menahan rasa sakit. "Lalu? Dunia ini tidak punya tempat untuk orang yang tidak berguna. Aku sudah menerima takdirku."

"Bagaimana jika takdir bisa dinegosiasikan ulang?" tantang Li Fan. "Bagaimana jika kau masih bisa berguna, bukan untuk mereka, tapi untuk dirimu sendiri?"

Pria tua itu akhirnya menoleh, matanya menyipit memeriksa remaja di hadapannya. "Kau... kau ini Li Fan, kan? Si Kayu Rendah yang selalu murung itu. Apa yang kau pikir bisa kau lakukan?"

Lebih dari yang kau bayangkan, pikir Li Fan. Tapi yang diucapkannya adalah, "Aku punya ide. Kau tahu ladang herbal di lereng bukit barat? Yang penuh dengan Yellow Root Grass yang hampir mati?"

"Semua orang tahu. Tanah di sana sudah tandus. Bahkan rumput liar pun enggan tumbuh."

"Justru itu. Aku punya cara untuk menyuburkannya kembali."

Zhang mendengus, memalingkan muka. "Omong kosong. Bahkan Elder Pengelola pun sudah menyerah."

"Ini bukan teknik kultivasi, Old Man. Ini... pengetahuan dari kampung halamanku." Itu tidak sepenuhnya bohong. Dalam kehidupan sebelumnya, kakeknya adalah seorang petani yang piawai. Dia ingat cerita-cerita tentang rotasi tanaman, pupuk alami, dan irigasi. Hal-hal yang di dunia sebelumnya adalah pengetahuan umum, tapi di sini, di dunia yang terobsesi dengan energi spiritual dan teknik kultivasi rahasia, pengetahuan dasar itu mungkin saja menjadi revolusioner.

"Kau pikir aku akan percaya pada omong kosong seorang Kayu Rendah?" gerutu Zhang.

Li Fan menarik napas dalam. Ini adalah langkah pertama yang berisiko. Dia harus meyakinkan orang yang sudah putus asa dengan janji yang bahkan dia sendiri belum bisa buktikan.

"Kau akan diusir dalam beberapa hari, benar?" katanya, suaranya lebih lembut. "Apa ruginya mencoba? Jika gagal, kau tetap akan diusir. Tapi jika berhasil... mungkin mereka akan mengizinkanmu tinggal. Atau bahkan memberimu posisi yang lebih baik."

Ada cahaya sekilas di mata Old Man Zhang yang keruh. Seberkas harapan yang sangat tipis, hampir tak terlihat. Itu yang dibutuhkan Li Fan.

"Apa... rencanamu?" tanya Zhang akhirnya, dengan enggan.

Li Fan tersenyum. Ini awal yang baik.

"Sederhana saja. Kita butuh kotoran kelinci dari kandang di belakang dapur, daun-daun kering yang membusuk di hutan, dan abu dari tungku. Kita campur semuanya, biarkan selama sehari, lalu sebarkan di ladang itu."

Zhang mengerutkan kening. "Kotoran? Kau mau kita memakai kotoran?"

"Percayalah," kata Li Fan. "Ini akan mengembalikan kehidupan ke tanah itu."

[Peringatan: Tindakan pengguna berpotensi mengubah Takdir Subyek 'Old Man Zhang'. Perkiraan Poin Pengaruh: 50-100 poin, tergantung tingkat keberhasilan.]

Lima puluh poin? Itu hanya setengah dari yang dijanjikan tugas. Tapi itu logis. Mengubah nasib seseorang sepenuhnya mungkin membutuhkan lebih dari sekadar memberi mereka harapan. Dia perlu membuktikan bahwa harapan itu nyata.

"Baiklah," desis Old Man Zhang akhirnya, mendorong dirinya untuk duduk. "Aku tidak punya hal lain untuk dilakukan. Tapi kau harus membantuku. Kaki tua ini tidak bisa membawa kotoran kelinci sendirian."

"Tentu saja," jawab Li Fan, merasa lega. "Kita mulai besok pagi."

---

Keesokan paginya, sebelum fajar menyingsing, Li Fan sudah membangunkan Old Man Zhang. Mereka bekerja dalam diam, menghindari perhatian. Membawa keranjang anyaman, mereka mengumpulkan kotoran kelinci, mengais daun busuk, dan menyelundupkan abu dari tungku dapur.

Beberapa murid yang melihat mereka menertawakan "si Kayu Rendah dan si Tua Bangka yang main-main dengan kotoran." Li Fan mengabaikan mereka. Fokusnya tertuju pada tugasnya, pada sistem yang menanti di sudut pandangnya.

Setelah mencampur semua bahan dalam sebuah lubang yang mereka gali, mereka menutupnya dan menunggu. Old Man Zhang duduk di dekatnya, keraguan jelas terpancar dari wajahnya.

"Hanya sehari?" tanyanya untuk kesepuluh kalinya. "Tidak mungkin ini bekerja hanya dalam sehari."

"Percayalah," ulang Li Fan, meski di dalam hatinya sendiri juga ada keraguan. Apa pengetahuan dunia lamanya benar-benar bisa bekerja di dunia yang aneh ini?

Hari berganti malam. Li Fan hampir tidak bisa tidur. Keesokan paginya, ketika mereka membuka lubang kompos, sebuah aroma tanah yang segar dan kaya menyambut mereka, sangat berbeda dengan bau busuk yang mereka harapkan.

"Luar biasa," gumam Old Man Zhang, merasakan tekstur kompos itu dengan jemarinya yang gemetar. "Bahkan tanah di kebun Elder tidak seharum ini."

Mereka dengan cepat menyebarkan kompos itu di sepetak tanah kecil di ladang herbal yang tandus. Mereka memilih area yang paling gersang, sebagai ujian.

Kemudian, mereka menunggu.

Hari itu berlalu tanpa perubahan. Old Man Zhang mulai kehilangan harapan lagi. Bahkan Li Fan mulai bertanya-tanya apakah sistemnya hanya halusinasi.

Tapi ketika fajar menyingsing pada hari ketiga, sesuatu yang ajaib terjadi.

Tunas-tunas hijau muda, penuh kehidupan, menembus permukaan tanah yang sebelumnya keras dan retak. Tidak hanya itu, tunas-tunas itu tumbuh dengan kecepatan yang terlihat mata, dalam beberapa jam saja sudah mencapai ketinggian beberapa inci, dengan warna hijau yang cerah dan penuh vitalitas.

"Itu... itu tidak mungkin!" teriak Old Man Zhang, suaranya pecah antara rasa takjub dan tidak percaya. "Yellow Root Grass... tumbuh di tanah mati! Dan secepat ini!"

Kegembiraannya menarik perhatian. Beberapa murid yang lewat berhenti, mata mereka terbelalak. Kabar itu menyebar seperti api.

Tak lama kemudian, Elder Pengelola yang bertanggung jawab atas perkebunan datang, wajahnya berkerut karena kesal karena terganggu. Tapi ketika dia melihat sepetak tanah subur yang hijau di tengah lahan gersang, ekspresinya berubah dari marah menjadi takjub, lalu penuh kecurigaan.

"Zhang! Apa yang kau lakukan?" hardiknya.

Old Man Zhang, yang tadinya penuh kegembiraan, langsung gemetar ketakutan. Dia menatap Li Fan, matanya memohon.

Saat itulah Li Fan melangkah maju. Jantungnya berdebar kencang, tapi suaranya tetap tenang.

"Elder, ini adalah teknik yang kubawa dari kampung halamanku. Old Man Zhang membantuku mengujinya."

Elder itu memandang Li Fan dengan tajam, matanya menyelidik. "Kau? Si Kayu Rendah? Kau mengharapkanku percaya bahwa kau, yang bahkan tidak bisa merasakan energi spiritual, menemukan cara untuk menghidupkan kembali tanah yang mati?"

"Ini bukan masalah energi spiritual, Elder," jawab Li Fan, mempertahankan kontak mata. "Ini masalah memahami tanah itu sendiri. Memberinya apa yang dibutuhkannya, bukan memaksanya dengan energi."

Elder itu terdiam sejenak, memandangi ladang herbal yang subur itu. Lalu, dia mendekat, merasakan daun-daun hijau itu dengan jarinya. Energi spiritual kecil tapi stabil terpancar dari tanaman itu.

"Hmm," dengusnya akhirnya. Dia menoleh ke Old Man Zhang. "Zhang, karena kau berperan dalam hal ini, posisimu aman. Bahkan, aku menugaskanmu untuk mengawasi perluasan teknik ini ke area lain. Kau akan mendapat jatah makan ganda."

Wajah Old Man Zhang berubah karena lega dan sukacita yang tak terbendung. Air mata mengalir di pipinya yang berkerut. Dia membungkuk berulang-ulang. "Terima kasih, Elder! Terima kasih!"

Lalu dia menoleh ke Li Fan, dan dalam matanya ada sesuatu yang lebih dari sekadar rasa terima kasih. Ada kekaguman. Keyakinan. Dia melihat bukan pada seorang remaja Kayu Rendah, tapi pada seseorang yang telah mengulurkan tangan dan menariknya dari jurang.

[Tugas Perkenalan Selesai!]

[Takdir Old Man Zhang telah diubah secara signifikan: Dari diusir dan mati dalam kemiskinan, menjadi dihormati dan aman secara finansial.]

[Menghitung Poin Pengaruh...]

[+120 Poin Pengaruh!]

[Total Poin Pengaruh: 120]

[Peringatan: Tindakan pengguna telah menarik perhatian faksi kecil dalam sekte. Perkiraan dampak jangka panjang: Sedang.]

Li Fan hampir tersedak melihat angka itu. Seratus dua puluh! Lebih dari yang dijanjikan! Sistem ini jelas menghargai hasil nyata, bukan hanya niat.

Dia menatap Old Man Zhang yang masih terus membungkuk-bungkuk, lalu ke Elder yang masih memeriksa tanaman itu dengan takjub, dan akhirnya ke murid-murid lain yang berkumpul, sekarang memandangnya dengan ekspresi bingung dan penuh rasa ingin tahu, bukan lagi hinaan.

Dia mengulurkan tangan dan mengubah hidup seorang pria. Sebagai imbalannya, dia mendapat poin yang bisa mengubah hidupnya sendiri.

Dia tersenyum, kali ini bukan senyum getap, tapi senyum penuh keyakinan. Jalan di depannya masih panjang. Dari 120 poin menuju 1000 poin yang dibutuhkan untuk meningkatkan akarnya. Tapi dia telah membuktikan konsepnya.

Kultivasi terlalu sulit? pikirnya, melihat layar sistemnya yang sekarang menunjukkan Akar Spiritual Saat Ini: Kayu Rendah (120/1000 Poin). Tidak masalah. Aku akan mereformasi dunia ini sebagai gantinya, satu langkah kecil pada satu waktu.

Dia berbalik dan berjalan pergi, meninggalkan kerumunan yang bingung, langkahnya ringan dan penuh tujuan untuk pertama kalinya sejak datang ke dunia ini. Perjalanan sang Pembangun Pengaruh baru saja dimulai.

Chapter 2: Seni Memanipulasi Karma

Keesokan harinya, tepat saat fajar menyingsing, sebuah notifikasi singkat muncul di bidang pandang Li Fan.

[Pembaruan Sistem...]

[Fitur Tugas Resmi Dinonaktifkan.]

[Sistem sekarang beroperasi dalam mode pasif. Semua Poin Pengaruh akan diberikan berdasarkan penilaian sistem terhadap dampak tindakan pengguna, tanpa panduan atau tujuan yang ditetapkan sebelumnya.]

[Selamat berburu, Pengguna.]

"Bangs*t," sumpah Li Fan pelan, sendok kayunya berhenti di atas bubur yang hambarnya. Fitur tugas itu adalah satu-satunya petunjuk nyata yang dia miliki. Sekarang, dia benar-benar buta. Berapa banyak poin yang akan dia dapatkan karena menyelamatkan Old Man Zhang? Seratus? Lima puluh? Sepuluh? Atau... mungkin tidak sama sekali?

Kepastian 120 poin dari kemarin tiba-tiba terasa seperti harta karun yang tak ternilai.

Dia menyelesaikan makannya dengan cepat, pikirannya berputar kencang. Sistem ini seperti bos yang kejam: "Lakukan sesuatu yang besar, tapi aku tidak akan memberitahumu apa yang kuanggap 'besar', dan aku juga tidak akan memberitahumu berapa upahmu."

Dia perlu bereksperimen. Dia perlu menemukan "nilai tukar" yang tidak terlihat dari dunia ini.

Old Man Zhang menemukannya di dekat dapur, wajahnya masih bersinar dengan kelegaan dan energi baru. "Li Fan! Li Fan! Elder Pengelola memberiku sepetak tanah kecil untuk kukelola sendiri! Dan... dan ini." Dia dengan malu-malu mengulurkan sepotong kue beras yang dibungkus daun. "Ini jatahku. Kau... kau harus membaginya."

Kebaikan hati, pikir Li Fan. Tapi berapa poinnya? Dia menerima kue itu dengan senyum. "Terima kasih, Old Man Zhang. Tapi jaga saja tenagamu. Kau masih perlu pulih."

[Perbuatan Baik Kecil: Menerima Rasa Terima Kasih. Poin Pengaruh: +0.1]

Li Fan hampir tersedak. NOL KOMA SATU? Jadi, dia butuh sepuluh ribu perbuatan baik kecil seperti ini hanya untuk naik dari Kayu Rendah? Itu gila. Sistem ini jelas tidak menghargai amal biasa. Ini menginginkan gelombang kejut. Ini menginginkan revolusi.

Dia tersenyum getar kepada Old Man Zhang dan berbalik, hatinya berat. Pendekatan langsung tidak akan membawanya ke mana-mana.

Sepanjang hari, saat dia melakukan tugasnya yang membosankan—mencangkul, menyiangi, mengairi—pikirannya bekerja tanpa henti. Dia mengamati. Dia mendengarkan. Dia adalah seorang analis data dalam kehidupan sebelumnya, dan sekarang dia mengumpulkan data tentang dunia barunya.

Dia memperhatikan bagaimana para murid Outer Court dengan akar Perak dan Emas memonopoli Pil Spirit Rendah mereka. Dia melihat bagaimana sistem distribusi makanan tidak efisien, menyebabkan beberapa orang kelaparan sementara yang lain menyia-nyiakan makanan. Dia mendengar desas-desus tentang persaingan antar kelompok murid, tentang perselisihan sepele yang bisa berubah menjadi pertempuran.

Ini bukan sekte; ini adalah pasar saham mikro dengan kekuatan sebagai mata uangnya, dan dia adalah seorang analis yang tidak memiliki modal.

Di penghujung hari, kakinya pegal dan pikirannya lelah, tapi dia memiliki benih sebuah rencana. Bukan rencana untuk menjadi pahlawan, tapi rencana untuk menjadi katalis.

Dia mendekati seorang murid Outer Court yang cemberut, bernama Wang, yang bertugas mengawasi gudang alat. Wang dikenal mudah marah dan iri pada mereka yang lebih beruntung darinya.

"Senior Wang," panggil Li Fan dengan suara hormat.

"Apa yang kau inginkan, sampah?" geram Wang tanpa melihatnya.

"Saya hanya memperhatikan... Senior pasti sangat frustrasi. Bertanggung jawab atas semua alat, tapi jatah Pil Spirit Senior tidak lebih banyak dari murid lain yang hanya bertugas menjaga gerbang. Padahal, tugas Senior jauh lebih berat."

Wang berhenti memeriksa catatannya dan menatap Li Fan. Matanya menyipit. "Kau pikir aku tidak tahu itu? Apa maksudmu?"

"Tidak ada, Senior." Li Fan mengangkat tangannya dengan takut. "Saya hanya... berpikir keras. Bagaimana jika para senior yang bertugas di pos-pos kunci seperti gudang, dapur, dan perpustakaan membentuk... semacam 'aliansi'? Untuk saling mendukung. Mungkin menukar jatah, atau setidaknya memastikan tidak ada yang dirugikan."

Dia tidak menyarankan pemogokan. Itu terlalu berisiko. Dia hanya menanamkan ide gagasan tentang solidaritas di antara para pekerja yang diremehkan.

Wang terdiam sejenak, wajahnya keruh. "Pergilah. Omong kosong."

Tapi Li Fan bisa melihat roda yang berputar di kepalanya. Benih itu telah tertanam.

Kemudian, dia pergi ke dapur, di mana seorang koki yang kelebihan berat badan mengeluh tentang kurangnya bumbu.

"Paman Koki," katanya, "saya perhatikan ada banyak jamur liar yang tumbuh di dekat mata air di lereng bukit timur. Mungkin bisa menambah rasa?"

Si koki mendengus. "Jamur? Kau pikir ini tempat makan kelas rendah?"

"Tapi... dengan rasa baru, mungkin bahkan Elder akan memperhatikan. Meningkatkan status dapur..."

Si koki meliriknya, lalu kembali ke wajan. Tapi keesokan harinya, Li Fan melihat seorang pelari dikirim ke lereng bukit timur.

Dia tidak melakukan apa pun secara langsung. Dia hanya... menyarankan. Menghubungkan titik-titik. Memberikan solusi kecil untuk masalah kecil, dengan harapan solusi itu akan menciptakan riak.

Dua hari berlalu tanpa pemberitahuan poin. Keraguan mulai menyusup. Mungkin idenya salah. Mungkin sistem hanya menghargai tindakan langsung dan dramatis.

Pada hari ketiga, keributan pecah di halaman. Senior Wang dan beberapa murid Outer Court lainnya dari pos kunci berdiri berhadapan dengan sekelompok murid dari faksi "Anak-Anak Berbakat", yang akar spiritualnya lebih tinggi.

"Kami muak jatah kami dipotong sementara kalian bersenang-senang!" teriak Wang, berani karena dukungan di belakangnya.

"Kau pikir siapa dirimu, sampah?" sergah pemimpin kelompok berbakat itu.

Tapi kali ini, Wang tidak mundur. Murid-murid dari dapur dan perpustakaan berdiri di sampingnya, membentuk blok yang bersatu. Itu bukan pemberontakan, tapi itu adalah tantangan terbuka pertama terhadap hierarki yang ada.

Konflik itu akhirnya diredakan oleh seorang Elder, tapi tidak sebelum semua orang menyadari bahwa para "pekerja" ini telah mengembangkan gigi.

Malam itu, ketika Li Fan berbaring di balai jeraminya, notifikasi yang sangat dinantinya akhirnya muncul.

[Riak Perubahan Terdeteksi.]

[Konflik Sosial yang Diinduksi Pengguna telah mengganggu keseimbangan kekuatan internal Sekte Awan Yang Bergejolak.]

[Dinilai: Dampak Kecil pada Struktur Kekuatan Sekte.]

[Poin Pengaruh: +25]

[Total Poin Pengaruh: 145]

Dua puluh lima poin. Tidak sebanyak menyelamatkan hidup seseorang, tapi jauh lebih efisien. Dia tidak mempertaruhkan nyawanya. Dia hanya menggunakan kata-kata.

Dia tersenyum di kegelapan. Ini bukan tentang menjadi pahlawan atau penjahat. Ini tentang menjadi arsitek. Dia tidak perlu mengayunkan pedang; dia hanya perlu mendorong batu pertama, dan menyaksikan efek domino itu jatuh.

Dia sekarang memahami aturan permainan dengan lebih jelas. Sistem ini menghargai gangguan terhadap tatanan yang ada. Semakin mapan struktur yang diguncang, semakin banyak poin yang dihasilkan.

Mata Li Fan berbinar dengan tekad dingin. Sekte Awan Yang Bergejolak ini hanyalah papan catur pertamanya. Dan dia baru saja mempelajari cara memindahkan bidaknya.

Dia menutup matanya, bukan untuk bermeditasi, tapi untuk merencanakan. Langkah selanjutnya. Gelombang keikut berikutnya. Dunia mengira dia hanyalah sebutir pasir. Tapi dia akan membuktikan bahwa sebutir pasir yang tepat, pada tempat yang tepat, dapat memicu longsoran.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!