"brak........"
"Astaga............"
"Mih....... telepon ambulan mih..." Ucap Brian.
"Iya sebentar boy." Ucap Berlian yang langsung ambil HP-nya dan dia langsung telepon ambulan.
"Adek bawa buka pintu mobil itu masih ada orang di dalam mobil itu." Ucap Brian.
"Astaga..... Abang ada anak kecil Abang sama Abang gede juga mereka berdarah Abang..." Ucap Berlian.
"Astaga....... Om....tunggu sebentar jangan bergerak dulu Brian mau berhentiin darah Om dulu. Adek....bantuin kakak itu sama bawa adek kecilnya keluar dari mobil. Seperti nya mobilnya mau meledak. Sekarang adek kita gak bisa nunggu lama. Mamih cepet mih kita ngejauh dari mobil ini." Ucap Brian yang langsung nyobek baju sekolah nya dan dia langsung balut luka laki-laki itu.
"Iya..." Kompak Berlian dan Brianna yang langsung bawa dua orang yang di dama mobil.
"Boy baik ke punggung saya. Kita gak bisa lama di sini saya bisa bawa kamu sementara menjauh dari mobil ini lihat adik dan Daddy kamu sudah di bawa anaksaya menjauh dari mobil ini cepat naik tak usah sungkan dengan saya badan saya besar saya kuat gendong kamu." Ucap Berlian.
"Hem..." Jawab anak laki-laki remaja yang pake baju SMA itu.
Berlian bawa anak laki-laki itu di punggung nya dan bener saja setelah mereka menjauh mobil itu meledak.
"Duar...." Suara ledakan mobil itu.
"Alhamdulillah....." Kompak Berlian, Brian dan Brianna.
"Mih... ambulan nya lama banget." Ucap Briana.
"Hah....ini kawasan sepi sayang mana ini malam juga. Apa kita bawa mereka ke rumah saja." Ucap Berlian.
"Kayanya lebih baik gitu mih... eeeehhhh....mobil kita mana?" Ucap Briana.
"Kamu mah pelupa....mobil kita ada di sebelah sana. Kita gak usah ke pasar dulu kalau gitu hari ini kita balik lagi ajah." Ucap Berlian.
Mereka langsung masuk ke mobil mereka yang tak jauh dari mobil laki-laki itu yang kecelakaan nabrak pohon besar.
"kita ke klinik dulu luka Tuan ini dalem mamih gak bisa jait lukanya." Ucap berlian yang bawa mobil ngebut buru-buru ke arah klinik dekat rumah dia.
"Ada apa ini ?" Tanya dokter di sana.
"Kita kecelakaan." Kata Berlian.
"Bawa dulu mereka masuk." Ucap dokter.
Mereka langsung masuk ke dalam klinik itu.
" kamu yang balut luka ini?" Ucap Pak mantri.
"Iya Brian takut darah nya banyak banget yang keluar masalahnya." Ucap Brian.
"Bagus ini rapih...saya buka dulu tuan maap saya cuma bius sedikit tahan ya saya bersihkan dulu biar bisa langsung di jahit."
Sementara Brian langsung keluar dari ruang rawat itu dan ke ruang rawat sebelah nya.
"Tahan oke.." Ucap pandu.
"yang bayi lukanya hanya sedikit di tangan kena serpihan kaca." Kata jidan.
"Om...punya susu bayi gak Briana beli kalau ada adek lapar." Kata Briana.
"Ada sebentar ya...Karman minta Sumi tolong ambilin susu Jana ya bawa tiga dus sama botol bayi yang udah di bersihin juga. Kalau istri saya bangun dan tanya Sumi. Bilang saya ada di sini lagi bantuin Abah." Kata jidan.
"Siap den." Ucap Karman.
Setelah dokter itu keluar dari ruangan itu Brian langsung deketin laki-laki yang pake baju SMA itu.
"Kak...punya identitas kan?" Kata Brian ke laki-laki yang pake baju SMA.
"Di mobil." Ucap laki-laki itu
"Waduh....kalau punya Daddy nya kakak ada gak ya?" Ucap Briana.
"Coba tanya mamih semoga di saku celana nya ada masalah nya kalau gak salah ada deh tadi semoga gak jatuh." Ucap Brian.
"Abang ajah yang ke sana." Ucap Brian.
"Oke.." ucap Brian yang langsung lari ke ruangan sebelah.
Ternyata di sana cuma ada mamihnya sama laki-laki dewasa itu.
"Om Brian butuh identitas Om." Ucap Brian
"Ini.." Ucap laki-laki dewasa itu ngasih dompetnya ke Brian.
"Om...Brian butuh KTP nya ajah Om mau ada orang yang di hubungi gak?" Ucap Brian.
"Saya bukan orang sini. Kebetulan saya ke kota ini untuk melihat pembangunan perusahaan saya. Tapi di jalan tiba-tiba rem mobil saya blong. Seperti nya ada orang yang ingin saya dan anak-anak saya mati. Tolong jangan sampe ada yang tahu kalau saya di sini." Ucap laki-laki itu.
"Jadi kami harus gimana?" Kata Berlian.
"Boleh saya numpang di rumah anda dulu untuk sementara waktu?" Kata laki-laki itu.
"Kita juga baru di kota ini Om...mamih gimana ini?" Ucap Brian.
"Hah...kita gak butuh KTP kalau kita gak nginep bang... mending sekarang kita pulang ajah toh tuannya juga udah boleh pulang. Kamu bayar dulu ajah itu dompet mamih di tas kamu kan bayar dulu buat semua nya." Kata Berlian.
"Ambil uang di dompet saya saja."
"Pake uang mamih dulu lah om biar gak ribet juga nanti kalau mau bayar di rumah ajah. Ya udah mamih tunggu di mobil ajah Brian sekalian mau bayar dulu tadi juga Briana minta beli susu ke dokter sekalian buat adek bayi."
"Eeeehhhh...dia alergi susu sapi gak?" Tanya berlian.
"Gak anak saya tak alergi susu sapi." Ucap laki-laki itu.
"Alhamdulillah kalau gitu." Ucap berlian.
Setelah selesai pembayaran semuanya langsung pulang ke rumah Berlian.
"Bawa Om nya ke kamar tamu." Kata Berlian.
"Ya mih..."
"Kakak...tidur di kamar Abang ajah sama Abang kasurnya ada dua ko. Adek bayi nanti tidur sama mamih." Kata Briana.
"Makasih."
"Maap rumahnya kecil." Kata Berlian.
"Tak apa-apa."
Subuh-subuh Berlian rumah Berlian sudah di ketok.
"Buka...." Teriak orang yang ada di luar.
"Sebentar......" Teriak Berlian yang langsung buka pintu.
"Kata Rudi kamu masukin laki-laki ke rumah tadi malem dan sampe sekarang belum keluar dari rumah ini."
"Maap pak..."
"Ada apa sayang." Ucap laki-laki dewasa itu.
"Kamu siapa?"
"Saya suami Berlian saya baru datang dari kota."
"Bukannya kamu janda?"
"Sayang kamu tega iiiiiiiiiiiihhhhhhh..kita belum cerai kalau marah jangan ngaku janda donk." Kata laki-laki itu.
Berlian hanya geleng-geleng kepala nya.
"Saya dengan istri saya ini sebenarnya belum cerai hanya saja kami salah paham saya ke sini saja sampe kecelakaan di jalan sepi karena ingin cepet-cepet ketemu anak dan istri saya sampe dokumen yang saya bawa semuanya hancur anda kalau tak percaya lihat saya ke jalan sepi di sana masih ada mobil saya. Saya baru mau lapor polisi sekarang." Ucap laki-laki itu.
"Kalau begitu nama Tuan siapa?"
"Mama saya Braja, anak saya Brama, Brian, Briana dan Brima." Kata Braja.
"Hem....boleh saya lihat KTP anda?"
"Sayang dompet mas mana?" Kata Braja
"Sebentar." Kata Berlian.
"Ini...." Kata Berlian.
"Ini KTP saya Anda lihat kan saya sudah menikah status." Kata Braja.
"Hem...iya...sudah kalau begitu maapkan kami."
"Iya tak apa-apa." Kompak Berlian dan Braja.
Setelah orang-orang itu pergi berlian langsung ngehela nafasnya.
"Alhamdulillah..." Ucap Berlian.
"Maap." Kata Braja.
"Tak apa-apa...... duduk Tuan jangan terlalu lama berdiri nanti anda pusing." Ucap Berlian.
"Hem.." ucap Braja.
"Saya ke dapur dulu sebentar." Ucap Berlian yang langsung ke dapur dan dia bikin susu jahe.
"Ini susu jahe untuk anda silahkan di minum." Ucap Berlian.
"Hem.."
Berlian langsung ke dapur lagi dia nyiapin semua kebutuhan anak-anak nya.
"Bangun Brian...... Briana...... sholat...." Teriak Berlian yang lupa kalau ada Braja dan anak-anak nya di sana.
"Mamih..... iiiiiiiiiiiihhhhhhh...gak malu gitu teriak-teriak segitu ada tamu." Ucap Brian.
"Astaga...lupa....abisnya kamu bukannya bangun sholat." Ucap Berlian.
"Abang udah sholat adek juga udah sholat tadi pas mamih ngobrol sama bapak-bapak pikasebelen di luar." Ucap Brian.
"Oh..." Ucap Berlian
"Cuma oh doank?" Ucap Briana.
"Ya harus apa lagi atuh..itu susu jahe punya kalian kasih itu kakak nya siapa ya namanya mamih lupa." Ucap Berlian.
"Kak Brama." Ucap Briana.
"Nah itu..." Ucap Berlian.
Mereka akhirnya minum susu jahe mereka dan Braja masuk ke kamar nya lagi sedangkan Berlian sibuk mandiin bayi laki-laki
"Hem...harus beli bajunya." Ucap Berlian.
"Sementara pake pemper sama baju Abang dulu ajah mih. Nanti kita beli ke pasar baju dedek bayi." Ucap Brian.
"Oke..."
"Mih om...pake baju mamih?" Ucap Briana.
"Iya untung badan mamih gede ya jadi cukup tapi hehehehe... celana panjang mamih jadi celana selutut nya Tuan itu." Ucap Berlian.
"Tinggi banget ya?" Ucap Briana.
"Iya bener." Ucap Brian.
"Suuuuuttt...nanti kedengeran. Kalian mandi sana siap-siap ke sekolah." Ucap Berlian.
"Hem..oke... sarapan kalian ini nasi goreng ati ampela kan?" Tanya Briana.
"Nasi goreng ayam suwir ah.." kata Brian.
"Iya dua-duanya mamih bikinin nanti sok sana mandi dulu." Ucap Berlian.
"Iya oke..." Kompak mereka.
"Jangan rebutan kamar mandi Abang di kamar mandi belakang ajah." Teriak Berlian.
"Iya....jangan teriak - teriak lagi itu dedek sampe kaget kasihan." Ucap Brian.
"Eeeehhhh... maap boy maap..kamu kaget ya." Ucap Berlian sambil gendong bayi laki-laki itu.
Brama bangun dari tidurnya tak biasa nya dia tidur dengan nyenyak baru kali ini dia tidur bener-bener nyenyak mana di rumah orang lain yang baru dia kenal.
"Kak...minum dulu susu jahenya mumpung masih anget. Kalau mau tidur lagi boleh ajah Brian mau pergi sekolah dulu ya kalau ada perlu ke mamih ajah mamih di ruang TV." Ucap Brian.
"Hem...iya saya mau ke kamar mandi sebelah mana?" Ucap Brama.
"Yuk... Brian anterin tenang di sini gak akan kesasar orang rumah nya gak ada sekat sama sekali." Ucap Brian.
Dan bener pas Brama keluar dari kamar itu, ternyata bener rumah ini tak ada sekat sama sekali. Ruang TV, ruang makan , dapur tak ada sekat dan kamar satu jajar semuanya.
"Ini kalau ada tamu keliatan donk?" Ucap Brama.
"Tamu ya di luar kak..kan ada ruang tamu di sebelah garasi rumah. Yang pas mau masuk rumah itu ruang tamunya." Ucap Brian.
"Oh..." Ucap Brama.
"Itu kamar mandinya." Ucap Brian.
"Mih....." Ucap Brian.
"Ya bang ada apa?" Jawab Berlian.
"Gak iseng ajah." Ucap Brian.
"Kebiasaan kamu ini." Ucap Berlian.
"Abang................ kebiasaan iiiiiiiiiiiihhhhhhh....suka pake kaos kaki adek." Teriak Briana.
"Bukannya minggu kemarin mamih beliin kalian kaos kaki dua pasangan sama Hem..?" Ucap Berlian sambil gendong bayi mungil itu.
"Hem...maap kaos kaki Abang ilang satu di sekolah." Ucap Brian.
"Kebiasaan pasti ilang satu terus." Ucap Berlian.
"Jangan marah itu adek lihatin terus." Ucap Brian.
"Gara-gara kamu...nanti mamih beliin lagi dek. Sekarang makan dulu kalian. Eeeeehhh....boy... eeeehhhh.. Brama sini ikut sarapan..." Ucap Berlian.
"Hem...iya Tante." Ucap Brama yang duduk di kursi yang ada di sana.
"Kamu ada alergi makanan atau apa gitu?" Ucap Berlian.
"Gak ada Tante." Ucap Brama.
"Oke...mau nasi ayam suwir atau nasi goreng ati ampela mau dua-duanya juga boleh ayam suwir nya tinggal kamu simpen di atas nasi goreng yang kamu mau.?" Ucap Berlian.
"Makasih Tante...tapi... tangan Brama." Ucap Brama.
"Sebentar Tante simpen adek kamu dulu kamu makan di suapin Tante kalau gitu." Ucap berlian yang langsung nyimpen bayi mungil itu ke kasur yang ada di ruang TV.
"Tan..." Ucap Brama
"Gak usah malu kak tenang ajah kalau Briana gak buru-buru kesekolah Briana pasti suapin kakak juga." Ucap Briana.
"Makasih.." ucap Brama.
"Sama-sama."
"Yuk sini makan kalian makan juga abis itu bawa bekel kalian di sana jangan lupa. Uang jajan kalian hari ini mamih potong. Kemarin kalian cari gara-gara sama mamih inget kan?" Ucap Berlian.
"Iya inget... padahal kita udah pura-pura lupa tadi." Ucap Brian.
"Idih...mamih gak akan lupa." Ucap Berlian.
"Inget Abang pulang tunggu Briana. Kalian harus pulang barengan. Briana jangan macem-macem lagi kaya kemarin. Pulang barengan Abang kamu kalau mau ekskul sebisa mungkin pulang dulu." Ucap Berlian.
"Oke.." kompak keduanya.
Mereka akhirnya makan lagi dan Berlian nyuapin Brama. Setelah sarapan Brian dan Briana akhirnya pergi ke sekolah. Brama tiduran di ruang TV denga bayi Brima.
"Hem...."
"Astaghfirullah... Tuan hampir jantung saya copot." Ucap Berlian saat Braja yang tiba-tiba ada di dapur.
"Kamu masak apa?" Ucap Braja.
"Oh....ini oseng ati ampela sama ayam suwir sama perkedel jagung sama oseng toge tahu." Ucap Berlian.
"Saya lapar."
"Oh...iya sebentar saya siapin Tuan." Ucap Berlian.
"Hem...tapi tangan saya." Ucap Braja.
"Kalau mau di suapin boleh saya suapin nanti tadi Brama makan juga saya yang suapin." Ucap Berlian.
"Maap."
"Ya tak apa-apa tuan."
"Hem...nanti siang kita ke KUA ya untuk ngurus semuanya biar orang-orang di sini tak curiga lagi." Ucap Braja.
"Hem.." ucap Berlian.
"Ini tuan sebentar saya ambil minum tuan dulu." Ucap Berlian.
Brama lihat Berlian nyuapin Daddy nya dengan telaten Daddy nya yang biasanya alergi deket-deket perempuan tapi dengan berlian ternyata alerginya tak kambuh.
"Daddy... alerginya Daddy gak kambuh?" Ucap Brama.
"Eeeehhhh...gak boy." Kata Braja yang baru sadar.
"Alergi apa?" Ucap Berlian.
"Oh...gak Tante Daddy gak terlalu suka makan pedes Tante." Ucap Brama.
"Wah maap kalau gitu masakan saya hampir semuanya pedes cuma oseng toge sama pekerdel tahu ini yang gak pedes." Ucap Berlian.
"Gak apa-apa ini gak terlalu pedes." Ucap Braja.
"Hem.." berlian nganggukin kepalanya.
"Tan boleh minjem HP?" Ucap Brama.
"Hp kamu di mobil?" Ucap Braja.
"Iya hp Daddy ada gak?" Ucap Brama.
"Ada di kamar. Kamu tolong telepon pengacara Daddy tolong urusin mobil sama tolong urusin surat nikah Daddy sama berlian." Kata Braja.
"Hem..oke." ucap Brama.
"Kamu gak tanya Daddy?" Ucap Braja yang aneh dengan kelakuan Brama yang langsung setuju.
"Nanya apa lagi kan udah jelas tadi yang Daddy suruh." Ucap Brama.
"Bilang sama pengacara Daddy jangan sampe ada yang tau keberadaan kita di sini apalagi asisten Daddy biarin mereka nyari kita sementara waktu. Oh.. iya jangan pake kartu kamu sementara waktu kalau mau beli apa-apa pake uang yang ada di dompet Daddy itu ada 6 juga lebih kalau gak salah. Oh..iya...pake kartu yang di kasih almarhum mommy kamu ajah biar mereka gak bisa nyelidiki kita." Ucap Braja.
"Brama simpen di dompet Daddy kan?" Ucap Brama.
"Coba lihat ada gak?" Ucap Braja.
"Ada...." Ucap Brama.
"Hem... sekolah kamu gimana nanti?" Ucap Berlian.
"Tante boleh daftarin Brama di sekolah nya kembar gak?" Tanya Brama.
"Boleh sih tapi dokumen nya gimana?" Tanya Berlian.
"Nanti saya yang urus dokumen nya saya suruh pengacara saya." JawabvBraja.
"Hem..oke....sini Brama ganti perban nya dulu. Mumpung adik kamu tidur." Ucap Berlian.
"Tan....." Ucap Brama.
"Ya.....ada apa?" Ucap Berlian.
"Suami Tante mana?" Brama.
"Sudah nikah lagi mungkin Tante gak tau." Ucap Berlian.
"Oh..." Ucap Brama.
"Maap saya tinggal kalian dulu saya mau ke pasar." Ucap Berlian.
"Ikut Tan." Ucap Brama.
"Kamu masih sakit kan di rumah ajah ya." Ucap Berlian.
"Nanti Tante sendiri gimana. Mana kata Brian belanjaan nya banyak." Ucap Brama.
"Gak apa-apa gampang orang pake mobil ko bawa belanjaan nya di sana juga ada tukang angkut barang." Ucap Berlian yang langsung jalan.
"Biarin ajah istirahat kamu sana." Ucap Braja.
"Hem..." Ucap Brama yang langsung masuk kamarnya Brian.
Berlian ke pasar sendirian di pasar dia belanja kebutuhan pesanan nasi boxnya untungnya masih banyak waktu buat dia nyiapin segalanya dia hanya beli ayam dan yang lainnya karena sayuran udah ada.
"Neng biasa masukin ke mobil?"
"Iya mang maap ya ngerepotin." Ucap Berlian.
"Gak apa-apa neng. Ini cemilan juga neng?"
"Iya mang." Ucap Berlian.
"Tumben gak sama kembar neng?"
Mereka sekolah mang tadinya mau malem-malem ke sini tapi gak jadi. Untungnya biasa chat ibu pesen ini tadinya minta di anterin ke rumah tapi kata ibu si mang gak enak badan." Ucap Berlian
"Iya neng bener udah 3 hari ini meriang tapi jadi nya malem terus."
"Mang kunyah bawang putih mang satu siung bawang putih kecil bagi dua satu di kunyah satu di Telen. Insyaallah cepet sembuh nya." Ucap Berlian.
"Nanti mang cobain neng."
"Iya mang masalahnya Brian alergi obat jadi kalau sakit saya kasih itu mang dan alhamdulilah cepet sembuhnya sama Brian mah kalau panas suka di Balur bawang racikan minyak sama bawang merah di kasih garem sedikit Balur semua badan sampe kaki juga. Insyaallah besoknya rerep panasnya." Ucap Berlian.
"Mang juga mau cobain ah."
"Sing cepet sembuh mang makasih ini udah bantuin." Ucap Berlian.
"Sama-sama neng hati-hati kalau mau belanja lagi banyak copet sekarang ma mana neng sendirian lagi."
"Tenang mang paling copetnya nyesel kalau mau nyopet saya." Ucap Berlian.
"Hehehehe...iya mang lupa kalau si neng bisa silat."
"Hehehehe... sedikit mang buat jaga diri." Ucap Berlian.
Berlian pergi ketempat lainnya dia inget keripik di rumahnya cemilan dia sudah tinggal sedikit lagi.
"Teh....biasa basreng pedes sama original 2 ball, usus juga sama, keripik bawang sama 1 ball, keripik kentang 1 ball, sama Kiki bantal 1 ball." Ucap Berlian.
"Teteh teh jualan?"
"Hehehehe...gak teh cuma kan rumah saya jauh dari warung jadi kalau belanja harus banyak biar gak bulak balik. Udah gitu ke pasar juga kan lumayan jauh kalau jalan mah." Ucap Berlian.
"Hehehehe..iya juga ya ini mau di anterin sama Maman atau gimana?"
"Iya anterin tapi ke parkiran ajah mobil saya ada di sana. Oh iya teh beli kopi juga teh sama Indomie nya 3 dus rasa soto , rendang sama ayam bawang." Ucap Berlian.
"Siap teh...perbumbuan masih aman teh?"
"Masih masih banyak." Ucap Berlian.
"Kembar sekolah teh?"
"Iya kembar sekolah jadi sendirian." Ucap berlian.
"Ini teh jadi segini."
"Ini uangnya pas ya saya mau ke tukang baso dulu bilangin sama Maman tunggu sebentar." Ucap Berlian.
"Siap teh."
Berlian jalan ternyata ada anak kecil yang mau nyopet ibu-ibu.
"Hey......." Berlian langsung ambil baju anak kecil itu.
"Lepas.." ucap anak kecil itu.
"Diem ikut saya dari pada nanti kamu di arak." Ucap Berlian yang bawa anak kecil itu ke tukang baso.
"Mang baso mang 2 porsi mang....dan mang nanti bungkus ya mang 8 bungkus biasa pisah semuanya. Tambah lagi 2 bungkus buat Maman deh mang." Ucap Berlian.
"Siap neng."
"Nama kamu siapa?" Ucap Berlian.
"Bara." Ucap anak itu.
"Orang tua kamu mana?" Ucap Berlian.
"Meninggal." Ucap Bara.
"Tinggal dimana sekarang?" Ucap Berlian.
"Dia tinggal sama anak-anak jalanan neng. Mang lihat waktu itu dia di tempat rumah rongsok di belakang."
"Asalnya dia tinggal di mana mang?" Ucap Berlian.
"Gak tau neng mang juga dia baru di sini emang baru lihat beberapa hari ini."
"Hah...ikut saya pulang ya..mau gak?" Ucap Berlian.
"Kamu dari pada tinggal di sana susah makan dan kamu di suruh ngemis meningan ikut sama teteh ini dia orang baik udah lama langganan sama mang di sini. Tenang ajah jangan takut."
"Tapi...."
"Dari pada kamu di sana di gangguin sama yang lain. Dan kamu juga bisa sekolah lagi kamu masih kecil umur kamu ajah kayanya belum 6 tahun kan?"
"Hem.." Bara hanya nganggukin kepalanya.
"Ini neng pesenan yang di bungkus sebentar lagi ya."
"Iya mang." Ucap Berlian langsung ngasih mangkok baso Deket Bara.
"Sini bersihin dulu mukanya abis itu kita beli keperluan kamu." Ucap Berlian.
"Tapi..."
"Gak ada tapi-tapian sekarang makan dulu." Ucap Berlian.
Bara makan baso itu hampir ajah keselek karena makannya cepet.
"Pelan-pelan kalau masih lapar nanti di rumah kita makan nasi. Kamu gak ada keluarga lagi?" Ucap Berlian.
"Ada tapi..."
"Gak usah cerita kalau belum mau cerita." Ucap Berlian.
"Hem.."
Setelah selesai makan Berlian bener-bener beliin kebutuhan bara.
"Hah... semoga makin banyak pesenan nanti gak apa-apa Berlian tenang." Gumam Berlian.
"Tan ini banyak banget belinya." Ucap Bara.
"Mamih bukan Tante." Ucap Berlian..
"Iya mih..." Ucap Bara.
"Ini buat kamu nanti baju mah kita jait ajah di rumah ya ini beli buat ganti sementara gak banyak. Maap cuma bisa beliin yang murah." Ucap Berlian.
"Makasih mih udah bawa Bara ke sini bara janji jadi anak yang baik." Ucap Bara.
"Oke harus gak boleh nyopet." Ucap Berlian.
"Bara nyopet karena lapar maap." Ucap Bara.
"Mamih tau nanti nyampe rumah kamu bisa makan nasi sepuas kamu." Ucap Berlian.
"Makasih..." Ucap Bara.
Mereka akhirnya pulang dan setelah nyampe rumah Braja bingung Berlian bawa anak laki-laki.
"Siapa?" Tanya Braja.
"Anak saya Tuan kemarin lagi main di rumah saudara sekarang baru pulang." Jawab Berlian.
"Ooohhh...." Ucap Braja.
"Salam dulu itu sama Om nya boy." Ucap Berlian.
"Kenalin Om nama saya Bara." Ucap Bara.
"Hem..oke nama saya Braja." Jawa Braja.
"Om....suami baru mamih?" Ucap Bara.
"Bisa di bilang begitu." Jawab Braja.
"Adek nangis bang?" Tanya Berlian ke Brama.
"Nangis sebentar tan tapi tidur lagi abis minum susu." Jawab Brama.
"Oek....oek...oke....." Brima nangis kenceng.
"Sini bang." Ucap Berlian yang langsung ambil Brima.
"Boy....kenapa nangis?" Ucap Berlian sambil gendong dan meluk Brima.
"Mih Bara lihat adek boleh?" Ucap Bara.
"Boleh sini lihat adek nya ini. Sekarang ini adeknya Bara inget harus di jaga ya jangan di bikin nangis." Ucap Berlian.
"Oke siap." Ucap Bara.
"Kenalin gue Brama." Ucap Brama.
"Aku Bara bang salam kenal." Ucap Bara.
"Loe kelas berapa?" Ucap Brama.
"Belum sekolah bang masih lima tahun kurang umur Brama kata mamih belum boleh sekolah nanti nunggu 5 tahun Baru sekolah." Ucap Bara.
"Tapi tinggi juga loe kirain udah sekolah." Ucap Brama.
"Hehehehe... tinggi dan ganteng maksimal ya bang?" Ucap Bara.
"Tetep gantengan gue." Ucap Brama.
"Bara mau makan sekarang?" Ucap Berlian.
"Nanti sama Abang sama teteh." Ucap Bara.
"Emang masih kenyang?" Ucap Berlian.
"Masih mih... mih mau mangga boleh?" Ucap Bara.
"Boleh tunggu mamih kupasin." Ucap Berlian.
"Brama ajah yang ngupas Tan sekalian Brama juga mau." Ucap Brama.
"Hati-hati kena tangan." Ucap Berlian.
"Oke.." Ucap Brama.
"Beresin dulu belanja kamu itu nanti gendong dia lagi. Sini kasih Brima sama saya." Ucap Braja.
"Ini Tuan." Ucap Berlian.
Berlian langsung ke dapur dan dia langsung masak buat pesenan juga.
"Mih bara bantuin potekin cabe." Ucap Bara.
"Tapi awas kena mata nanti pake sarung tangan dulu biar gak kena mata nanti." Ucap Berlian.
"Brama bantuin bukain bawang deh bosen nonton terus dari tadi." Ucap Brama yang ikut duduk di dapur.
"Makasih...nanti udah selesai mamih traktir baso deh." Ucap Berlian.
"Asalamualikum........" Teriak kembar.
"Ko kalian udah pulang lagi?" Tanya Bara.
"Gurunya rapat Om." Kompak Brian dan Briana yang langsung sun tangan sama Braja
"Mih............." Teriak keduanya.
"Bukan teriak tapi salam dulu." Teriak Berlian.
"Iiiiiiiiiiiihhhhhhh...tadi udah.... Asalamualikum." Kompak keduanya.
"Waalaikumsalam..." Kompak Berlian, Brama dan Bara.
"Kamu...." Ucap kembar dan langsung di kasih kode sama Berlian.
"Bukan kamu.... kebiasaan sama adek sendiri begitu sana ganti baju kalian kasihan adeknya mau makan barengan sama kalian." Ucap Berlian.
"Hem...oke...ikut gue bocah gue mau ngobrol sama loe.." Ucap Brian.
"Mih....." Ucap Bara.
"Ikut sana sama bang Brian sama teteh mereka kangen kamu." Ucap Berlian.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!