"Waktu Membawa Kita Pulang"
tatapan asing
Mall sore itu dipenuhi suara langkah kaki dan obrolan ringan para pengunjung. Cahaya lampu kristal menggantung indah dari langit-langit tinggi, membuat suasana semakin elegan. Di tengah atrium utama, seorang perempuan muda tampak sibuk memberi arahan pada tim dekorasi. Dialah Khana Raharja — CEO muda wedding organizer ternama yang dikenal perfeksionis. Hari itu, ia sedang mengatur dekorasi untuk klien VIP yang akan menikah akhir pekan ini.
Khana Raharja
(mengamati tata bunga di meja pelaminan)
“Rini, tolong geser vas bunga itu sedikit ke kanan. Cahaya lampu harus jatuh pas di tengah.”
rini
(menyesuaikan posisi vas bunga)
“Seperti ini, Kak?”
Khana Raharja
(melangkah pelan, memperhatikan setiap detail)
“Ya… pas. Nggak boleh ada kesalahan sekecil apa pun.”
rini
(tersenyum bangga)
“Wedding ini bakal jadi acara yang elegan banget.”
Khana Raharja
(membalas senyum tipis)
“Itu tujuan kita.”
Seorang pria berjas hitam berjalan dengan tenang diiringi sekretaris pribadinya. Aura dingin dan berkelas langsung menarik perhatian banyak orang. Pria itu adalah Alvaro Virendra — CEO muda, desainer perhiasan sekaligus pewaris perusahaan besar. Ia datang ke mall untuk mengecek store perhiasan miliknya.
Alvaro virendra
(melihat ke etalase tokonya)
“Pastikan koleksi terbaru dipajang besok. Aku nggak mau ada keterlambatan.”
Vano
(mengetik cepat di tabletnya)
“Siap, Tuan Alvaro.”
Langkah Alvaro sempat terhenti ketika pandangannya menangkap sosok perempuan di tengah atrium. Rambut panjangnya tergerai indah, tangannya luwes memberi arahan pada timnya, dan wajah itu… wajah yang tak asing.
Alvaro virendra
(berbisik pelan, hampir tak terdengar)
“Khana…?”
Vano
(melihat ekspresi bosnya)
“Tuan? Anda terlihat aneh. Ada yang menarik perhatian?”
Alvaro virendra
(dengan suara pelan namun tegas)
“Cari tahu siapa perempuan itu.”
Vano
(langsung mencatat)
“Baik, Tuan.”
🌿 Tak lama kemudian, Vano kembali mendekati Alvaro dengan data di tangan.
Vano
“Tuan, sudah saya dapatkan. Nama perempuan itu Khana, CEO wedding organizer terkenal dan juga seorang model”
Alvaro virendra
(menatap Khana tak berkedip)
“Waktu benar-benar membawanya kembali…”
Vano
“Apakah Anda ingin saya mendekatinya?”
Alvaro virendra
(menghela napas dalam-dalam)
“Belum. Aku ingin lihat dulu… apakah dia masih seperti dulu.”
outhor
“Beberapa pertemuan… bukan kebetulan. Tapi cara waktu mengingatkan: rumahmu pernah ada di hati seseorang.”
tatapan tak pernah hilang
(Ruang meeting agensi model KR – siang)
Tania (manager KR entertainment)
“Terima kasih sudah datang, Tuan Alvaro dan vano. Hari ini kami sudah menyiapkan tujuh model terbaik dari KR Entertainment untuk audisi proyek fashion dan perhiasan Anda.”
Vano
“Baik. Tuan Alvaro ingin melihat kandidat secara langsung sebelum casting resmi besok.”
Hasna
(berbisik ke Ayu) “Tujuh model terbaik? Ya jelas kita masuk.”
Ayu
“Iya, tapi sayangnya Khana juga ada.”
Chitra
“Bisa nggak kalian diem sebentar?”
Pintu terbuka. Alvaro dan Vano masuk. Suasana langsung hening.
Hasna
(mendesis pelan) “Itu dia…”
Ayu
“CEO-nya keren banget.”
Chitra
(mata berbinar) “Alvaro…”
Chitra
(dalam hati) "gua yakin Alvaro akan milih gua"
Khana Raharja
(pelan, tercekat) “Dia…”
Tania (manager KR entertainment)
“Tuan Alvaro, inilah ketujuh model pilihan kami. Mereka punya track record bagus, pengalaman runway internasional, dan image yang kuat.”
Tatapan Alvaro langsung berhenti pada Khana. Semua model menahan napas.
Alvaro virendra
“Saya tidak butuh hanya wajah cantik. Saya butuh sorot mata yang bisa bercerita.”
Hasna
(sinis ke Ayu) “Wah, Khana cocok banget tuh… sok misterius.”
Ayu
“Udah ketebak siapa yang bakal dipilih.”
Chitra
(bisik bisik) kalian berdua jangan asal bicara ya, belum tentu khana yang terpilih
Khana Raharja
(menatap Alvaro, tegang + bicara dalam hati) “Kenapa kamu di sini?”
Alvaro virendra
(dalam hati)"waktu akhirnya bawa kita ketemu lagi.”
Chitra
(dalam hati) “kenapa.. Dia lihatin khana terus?"
Vano
“Besok akan ada casting resmi. Tapi Tuan Alvaro ingin melihat langsung hari ini siapa yang punya aura paling kuat.”
Hasna
“Aku yakin aku yang menang.”
Ayu
“gua rasa chitra yang kepilih.”
Alvaro virendra
“Mata tidak pernah berbohong. saya tahu siapa yang cocok bahkan sebelum kalian mulai.”
Khana Raharja
“Jadi ini permainanmu?”
Tania (manager KR entertainment)
"khana jaga perkataanmu"
Alvaro virendra
“Bukan permainan. saya hanya mengambil kembali sesuatu yang dulu saya lepaskan.”
Tania (manager KR entertainment)
“Baik, sesi hari ini cukup. Kami akan menunggu keputusan awal Tuan Alvaro.”
Vano
“Nama kandidat utama akan diumumkan malam ini.”
Alvaro virendra
(berbalik, masih sempat melirik Khana) “Aku tunggu kamu besok, Khana.”
Hasna
“Kayaknya udah ketahuan siapa yang menang.”
Chitra
(menggenggam tangan erat) “aku nggak akan mundur…”
hasil keputusan
(Ruang meeting KR Entertainment – siang berikutnya)
Tania (manager KR entertainment)
“Terima kasih sudah datang. Hari ini kita akan mendengar langsung keputusan dari pihak Tuan Alvaro.”
Hasna
“Yakin deh, ini udah jelas banget siapa yang bakal dipilih.”
Ayu
“Iya. Tapi aku tetap berharap bukan Khana.”
Chitra
(diam, menggigit bibir) “Kalau dia pilih Khana… aku—”
Pintu terbuka. Alvaro dan Vano masuk. Semua langsung diam.
Vano
“Setelah mempertimbangkan semua aspek, Tuan Alvaro sudah menentukan model utama untuk kampanye fashion dan perhiasan terbaru.”
Hasna
(dalam hati) “Ayo, sebut.”
Ayu
(dalam hati) “Jangan Khana, please.”
Vano
(menatap lurus ke depan) “Model utama… Khana.”
Ruangan mendadak hening. Hasna dan Ayu terbelalak.
Chitra
(suara lirih) “Khana…”
Chitra
(dalam hati) " kenapa aku selalu kalah sama khana"
Khana Raharja
(terkejut) “tuan… kenapa aku?”
Alvaro virendra
“Karena hanya kamu yang cocok.”
Khana Raharja
“Kau tahu ini bukan ide bagus.”
Alvaro virendra
“Tapi ini keputusanku.”
Tania (manager KR entertainment)
“Keputusan ini resmi dan tidak bisa diganggu gugat.”
Chitra
(berdiri, suaranya bergetar) “Kau tahu kan aku mencintaimu, Alvaro. Tapi kenapa selalu dia?”
Alvaro virendra
(dingin) “Aku tidak butuh cinta di proyek ini. Aku butuh hasil.”
Alvaro virendra
"Chitra cukup!"
Alvaro virendra
(tegas) “Casting selesai. Khana mulai fitting besok.”
Hasna
“Gila… ini belum selesai.”
Ayu
“Percaya deh, Khana bakal nyesel.”
Khana hanya berdiri terpaku, napasnya berat. Alvaro berbalik pergi tanpa penjelasan lebih. Suasana ruangan panas dan tegang.
Chitra
(lirih, menunduk) “Kenapa harus kamu lagi, Khana…”
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!