声?
Bayangan yang Tak Tumbuh
見えない出口 届かないこの声
自分が何者かも分からない
もがき苦しみ続けて それでも
いつか馳せた想いを糧にして
Langit pagi seharusnya membawa cahaya, tapi di rumah ini, matahari tak pernah benar-benar masuk.
Tirai selalu tertutup, dan udara di dalam ruangan seolah menua bersama waktu yang tak bergerak.
Kuroku Rei
見えない出口 届かないこの声。
Jalan keluar tak terlihat… suara tak dapat tersampaikan.
Kalimat itu berputar di kepalaku seperti mantra yang melelahkan.
Setiap hari, aku mencoba berbicara—tentang perasaan, tentang sakit, tentang betapa dinginnya dunia yang mereka sebut “keluarga.”
Tapi setiap kali aku membuka mulut, kata-kataku hanya memantul, pecah di antara suara pintu yang dibanting dan langkah-langkah yang pergi tanpa pamit.
Kadang aku berpikir, mungkin aku hanya penghuni sementara di kehidupan mereka.
Seseorang yang tidak pernah diminta lahir, tapi harus menanggung keberadaan itu sampai akhir.
Aku terus berjuang dan juga menderita—meski tak ada yang benar-benar peduli.
Namun di antara luka yang diam, aku mulai mengenal sesuatu yang asing…
Kuroku Rei
いつか馳せた想いを糧にして。
Suatu saat, aku akan memupuk perasaan bergegas ini.
Perasaan untuk keluar. Untuk hidup.
Aku tidak tahu apakah aku bisa menyebutnya harapan, atau sekadar keputusasaan yang menyamar.
Tapi di tengah kehampaan ini, aku tahu satu hal—aku ingin tahu siapa aku sebenarnya, jika bukan “anak mereka.”
Dan mungkin, ketika hari itu tiba, aku akan meninggalkan rumah ini tanpa menoleh.
???
Dasar anak tidak berguna! (menampar)
???
Percuma aku membesarkanmu sebesar ini (memukul)
Saat Tangan Itu Terulur
決して変わらない 決められたストーリーで
決して僕じゃ 敵わないと分かっていたって
ねぇ 聞かせてよ 精一杯の声で
手を伸ばして掴むんだ さぁ
未来を変える
Bagaimanapun, cerita yang telah ditentukan takkan berubah.
Begitu katanya — ayah, ibu, dunia, bahkan aku sendiri yang dulu percaya bahwa hidup hanyalah garis lurus yang harus diikuti tanpa bertanya.
Namun pagi ini terasa berbeda.
Langit tampak lebih jujur dari biasanya.
Aku berdiri di depan cermin kecil yang retaknya seperti urat di kulit tua, menatap bayangan yang belum benar-benar kukenal.
Bayangan yang pernah membisu terlalu lama.
Bagaimana pun, aku tahu bahwa aku tak dapat mengalahkannya…
Kuroku Rei
Ya, mungkin aku memang tak bisa melawan masa lalu.
Kuroku Rei
Tak bisa menghapus luka yang sudah tertulis di tubuh dan ingatan.
Kuroku Rei
Tapi untuk pertama kalinya, aku menyadari—aku tak harus mengalahkan semuanya.
Kuroku Rei
Aku hanya perlu berani berjalan.
Tangan ini gemetar ketika meraih gagang pintu.
Di luar sana, dunia berisik dan asing.
Tapi saat cahaya pagi menembus celah jendela, aku mendengar sesuatu yang pelan… suara jantungku sendiri, seperti memanggil.
Seakan mengatakan "Hei, katakanlah padaku dengan suara yang sekuat tenaga."
"Bukan untuk membuktikan apa pun."
"Bukan untuk menebus masa lalu."
"Tapi untuk merasakan dunia dengan caramu sendiri."
Aku memutuskan untuk melangkah
Sekarang, aku menggapaikan tangan—dan meraihnya.
Kuroku Rei
Masa depan mungkin tak bisa diubah sepenuhnya, tapi arah langkahku bisa.
Dan kali ini, aku tidak akan berhenti di depan pintu.
Kuroku Rei
Aku akan mengubah masa depan.
Kuroku Rei
Aku akan mengubah pandangan mereka terhadapku
Kuroku Rei
Aku akan berdiri diatas kakiku sendiri
Mungkin bukan dunia yang berubah.
Kuroku Rei
Mungkin hanya aku, yang akhirnya berani percaya bahwa aku bisa memilih—
bahkan ketika seluruh hidupku pernah ditentukan oleh orang lain.
???
Untuk apa kamu memakai pakaian itu! (menunjuk)
???
Pergilah, aku tidak ingin melihat wajahmu sedetikpun
Kuroku Rei
Aku sangat membenci kala itu
Langkah Tanpa Peta
生きて 生きて 彷徨いながら足掻き探して
まだ見ぬ先へ
君が 僕を 必要としてくれてるのなら
いつまでも 行くよ
さらに先へ
Terus hidup, terus hidup, terus mencari sementara kehilangan arah.
Itulah yang kulakukan sejak hari itu—
???
Aku tidak membutuhkanmu lagi (melempar koper)
Sejak pintu rumah tertutup di belakangku tanpa suara pamit.
Tidak ada tujuan, tidak ada janji.
Hanya langkah-langkah yang menuntunku ke mana pun angin membawa.
Kuroku Rei
(menyeret koper)
Jalanan kota terasa asing
Kuroku Rei
Tapi, tak ada yang menatapku dengan penilaian, tak ada yang memanggil namaku dengan nada dingin
Kuroku Rei
Aku hanya wajah biasa di antara keramaian—dan entah kenapa, itu terasa seperti kebebasan
Pergi ke tujuan yang belum diketahui.
Kuroku Rei
Aku tak tahu harus ke mana
Karena saat itu aku hanyalah anak SMP kelas 2
Tapi mungkin memang begitulah hidup bekerja.
Mungkin maknanya bukan di tempat yang kutuju.
Melainkan di keberanian untuk berjalan meski tanpa arah.
Kuroku Rei
(menatap sebuah kartu)
Kuroku Rei
Ternyata mereka masih punya hati nurani
Kadang, saat senja turun, aku masih mendengar suara mereka—
Bukan sebagai luka, tapi sebagai gema masa lalu yang perlahan melembut.
Kuroku Rei
Kalau pun suatu saat nanti kau membutuhkan bantuan dariku,
Kuroku Rei
Sampai kapan pun aku akan pergi.
Aku tak lagi menunggu siapa pun memanggilku pulang.
Sekarang, “pergi” bukan berarti melarikan diri, tapi menemukan diriku sendiri yang dulu hilang di antara dinding rumah itu.
Langkahku belum stabil, tapi aku terus berjalan.
Angin malam membawa bau tanah basah, dan untuk pertama kalinya aku menatap langit tanpa takut.
Kuroku Rei
(duduk menatap langit yang hujan dari jendela kamarnya)
Kuroku Rei
Bulannya terlihat berbeda...
Kuroku Rei
Aku seperti melepas rantai yang sudah lama menjeratku
Pergi dengan lebih jauh lagi.
Ya, Aku akan terus berjalan.
Bukan untuk melupakan, tapi untuk membuktikan
Bahwa aku masih bisa hidup…
Meski arahku belum pasti,
Meski masa laluku belum sepenuhnya sembuh.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!