Rahasia Tunangan Di Balik Sahabat
hari pertama setelah acara pernikahan
*mohon maaf jika saya membuat sebuah cerita kaku dan formal karena ini adalah karya pertama saya. saya akan berusaha untuk berkembang lebih baik hari demi hari untuk menyesuaikan diri dengan pembaca. Saya hanya bersekolah di tingkat SMP. mohon maaf jika saya membuat kesalahan dalam cerita saya.*
*menceritakan keseharian sebagai tunangan Reynold dan Olivia mereka berdua di putuskan untuk dijadikan pasangan oleh kedua orang tua Reynold dan Olivia. Dikarenakan sejak kecil mereka berdua sudah sering bersama dan melalui masalah, kegembiraan, kesedihan bahkan saling mendukung satu sama lain.*
*selesainya mereka menuntaskan acara pernikahan Reynold dan Olivia menuju ke rumah mereka yang telah di berikan oleh orang tua Olivia. Rumah tersebut memiliki furnitur mewah dengn desain elegan namun juga modern menyatu dengan kontras cahaya sore yang menyinari lembut rumah tersebut.*
Reynold
*Reynold duduk di sofa ruang tamu lalu menghela nafas panjang untuk rileks dan berkata dengan nada yang menunjukkan sedikit kelelahan setelah acara pernikahan*
"tidak kusangka kita diminta untuk menjadi pasangan oleh orang tua kita. Itu mengejutkan bagiku..."
Olivia
*Olivia berbaring di samping Reynold dengan nyaman menunjukkan kelelahan juga setelah acara. Olivia berkata dengan nada lembut*
"kau benar, ini sangat mengejutkan untukku juga. Namun apakah kita memang terlihat dekat seperti itu sampai -sampai kedua orang tua aku dan kamu memutuskan untuk menjadikan kita pasangan?"
Reynold
*Reynold sedikit tersentak dengan perkataan Olivia. Reynold berkata dengan wajahnya yang sedikit memerah malu untuk mengatakannya*
"mungkin begitu... Aku juga menyadari jika kita sangat dekat sebelumnya. Seperti sepasang kekasih namun itulah yang membuat kedua belah pihak dari orang tua kita setuju menjadikan kita sebagai pasangan."
Olivia
*Olivia terdiam sejenak mencerna perkataan Reynold lalu olivia menyandarkan kepalanya ke pundak Reynold dengan senyuman tipis yang menggoda*
"aku tidak bisa mengelak perkataan kamu. Kita memang selalu dekat bahkan membuat orang tua kita membuat keputusan besar seperti itu. aku merasa senang sekaligus bingung namun aku tetap menerimanya"
*Olivia melirik Reynold dengan mata yang bersinar dengan intensitas*
Reynold
*wajah Reynold memerah seketika ketika Olivia meliriknya dengan intensitas membuat. Reynold semakin merona namun tidak menyadarinya. Reynold lalu berkata dengan nada penuh tekad*
"Olivia... Aku juga menerima keputusan orang tua kita. Aku merasa senang sekaligus beruntung memiliki kamu. Aku berjanji akan membuat kamu bahagia dan juga melindungi kamu sebagai suami"
Olivia
*Olivia terdiam sejenak mendengar perkataan Reynold yang penuh tekat lalu tersenyum lembut. Tangannya mengusap pipi Reynold dengan kasih sayang dan berkata dengan nada lembut*
"terimakasih. Aku juga akan berusaha untuk menjadi lebih baik setiap harinya sebagai istri kamu. Aku akan melakukan segenap hati"
*Olivia melirik wajah Reynold yang memerah rona dan tertawa lembut membuat wajah Olivia terlihat lebih muda dan manis*
Reynold
*wajah Reynold mulai bersemu merah melihat senyuman manis dari Olivia. Jelas terpesona lalu mengalihkan pandangannya untuk menyembunyikan wajahnya yang terpesona oleh keindahan wajah Olivia dan berkata dengan nada yang sedikit malu bercampur gugup*
"t-terimakasih sudah mempercayaiku. Aku akan berusaha segenap hati... untuk menunjukkan bahwa aku adalah suami yang pantas untukmu"
Olivia
*Olivia tertawa lembut saat melihat Reynold yang merona lalu menyentuh dagu Reynold dengan senyuman tipis yang menggoda dan berbisik dengan nada lembut namun menggoda*
"kalau begitu aku akan menantikannya... namun kenapa wajahmu memerah, sayang?"
hari pertama setelah acara pernikahan
Reynold
*wajah Reynold semakin bersemu merah terpasang di wajahnya lalu berkata dengan nada yang sedikit gugup*
"itu karena... Mungkin Kamu bertindak terlalu dekat. Itulah sebabnya mengapa aku terlihat merah. Dan tolong jangan menggodaku, kita baru saja selesai acara..."
Olivia
*Olivia terdiam sejenak lalu tertawa lembut sebelum menarik tangannya yang sedang menyentuh dagu Reynold dengan senyuman tipis*
"ah, maaf. Aku hanya sedikit penasaran mengapa kamu merah malu. Atau... Mungkinkah karena malam pertama kita?"
*Olivia terus menerus menggoda dengan niatan untuk menghibur Reynold dan dirinya sendiri*
Reynold
*wajah Reynold semakin merah merona seperti tomat yang siap untuk di petik lalu mengalihkan pandangannya dengan malu bercampur gugup lalu Reynold berkata dengan nada yang sedikit protes bercampur malu*
"mana mungkin. Aku tidak memikirkan hal seperti itu sebelumnya. Kamu hanya membuatku gugup dengn godaan kamu yang menyebalkan"
Olivia
*Olivia tertawa lembut yang kini lebih keras lalu menepuk pundak Reynold dengan lembut lalu berkata dengan nada lembut dan senyuman tipis yang menggoda muncul di mulutnya*
"maaf, maaf. Aku hanya... Sedikit bersemangat. Kau tahu kenapa? Karena aku jarang melihat kamu merah merona seperti tomat sebelumnya. Itulah yang membuatku ingin menggoda kamu terus menerus"
Reynold
*Reynold hanya bisa menghela nafas panjang lalu berkata dengan nada yang sedikit mengejek tertanam dalam nada perkataannya untuk menyerang balik Olivia.*
"lantas? kenapa kamu begitu bersemangat seperti ini? Mungkinkah... Kamu sudah menyukai aku sebelumnya huh?"
Olivia
*Olivia terkejut dengan karangan Reynold yang tepat sasaran. Wajah Olivia mulai bersemu merah namun menyembunyikannya di bahu Reynold*
"aku tidak tahu."
*wajah Olivia memerah menjadi-jadi di bahu Reynold berharap Reynold tidak melihat wajahnya yang merah hampir seperti tomat*
Reynold
*Reynold tersenyum penuh kepuasan saat melihat Olivia yang merah merona lalu mengangkat dagu Olivia dengan gerakan lembut dan berkata dengan nada lembut namun menjengkelkan ketika di dengar oleh Olivia*
"benarkah? Aku mendengar nada ketidakpastian dalam mulut kamu, sayang. Kau tidak bisa menyembunyikan apapun dariku..."
Olivia
*wajah Olivia terlihat seperti tomat sekarang lalu mengalihkan pandangannya dengan malu lalu berkata dengan nada malu*
"a-aku... Aku memang mencintaimu sejak SMP atau lebih lama. A-aku tidak tahu pasti..."
Olivia
*Olivia menggembungkan pipinya dengan kesal namun membuatnya terlihat menggemaskan lalu menggerutu protes*
"Reynold! Kamu... tolong jangan menggodaku seperti itu..."
Reynold
*Reynold menarik diri dengan gerakan cepat lalu mengangkat tangannya dengan gerakan yang terlihat menyerah*
"maaf, maaf. Aku hanya terbawa suasana... namun apakah kita akan memiliki kamar satu di rumah ini?"
*arasy Sulton berdiri dari sofa untuk berkeliling rumah dengan matanya yang diedarkan*
Olivia
*Olivia mengikuti Reynold di belakangnya lalu berkata dengan nada yang menunjukkan penasaran*
"hm... Aku tidak tahu, mari kita lihat ada berapa ruangan dan apa saja"
*setelah mereka berkeliling sejenak di rumah tersebut memiliki 2 lantai dengan 2 kamar mandi, 3 tempat tidur, 1 ruang tamu, 1 dapur, 1 ruang makan, dan 1 tempat khusus untuk menonton film ataupun membaca buku. Semua ruangan memiliki desain dan furnitur mewah nan elegan yang di campur dengan desain modern*
Reynold
*Reynold mengamati setiap ruangan dengn kagum dengan matanya yang berbinar dengan antusias*
"wah, ternyata rumah ini besar juga ya... namun bagaimana pendapatmu tentang rumah ini Olivia?"
Olivia
*Olivia mengamati sekitar ruangan sejenak lalu berkata dengan nada tenang. (Olivia keluarga sangat kaya)*
"menurutku ini cukup besar dan juga aku menyukai desain rumah yang modern ini...."
*Olivia terdiam sejenak lalu berkata dengan nada ragu dan malu ; pipinya sedikit bersemu merah namun dengan harapan*
"apakah kita akan tidur bersama malam ini?"
malam pertama yang menegangkan
Reynold
*Reynold terdiam sejenak sebelum wajahnya memerah merona*
"... Baiklah namun ada suatu syarat untuk itu."
Olivia
*Olivia tersenyum ceria lalu mendekatkan diri dengan semangat juga bercampur penasaran*
"apa itu?"
Reynold
*Reynold menghela nafas lembut lalu memberanikan diri untuk menjawab*
"aku ingin kita tidak berbahasa formal seperti ini... Rasanya seperti wawancara di tempat kerja."
Olivia
*Olivia terdiam sejenak dengan matanya berkedip sejenak lalu tertawa geli*
"kau benar. Baiklah akan kucoba untuk tidak berbahasa formal."
Reynold
*Reynold tersenyum tipis lalu menarik Olivia untuk melangkah menuju kamar tidur*
"oke, sekarang kita jangan berbahasa formal lagi ya?"
Olivia
*Olivia mengangguk paham lalu berkata dengan nada sedikit terbelit karena terbiasa berbahasa formal*
"ya, jadi sekarang? Kita cuman... Tidur bersama `kan?"
Reynold
*Reynold terdiam sejenak lalu wajahnya memerah seperti tomat seketika lalu berkata dengan nada yang sedikit panik*
"y-ya, kamu jangan berfikir aneh-aneh saat kita tidur... oke?"
*arasy Sulton membuka pintu kamar tidur dengan gerakan lembut lalu menyalakan lampu*
Olivia
*wajah Olivia sedikit bersemu merah lalu memalingkan wajahnya dengan malu ; kupingnya sedikit memerah ketika Reynold panik*
"hmph, kenapa kamu panik huh?"
Reynold
*wajah Reynold semakin bersemu merah yang kini menjadi seperti tomat matang merah yang siap untuk di petik*
"bodoh, itu karena kamu membuatku panik dengan ajakan tidur bersama ini!"
*Reynold memprotes dengan cara yang menggemaskan membuat Olivia tertawa geli*
Olivia
*Olivia terdiam sejenak lalu tersenyum nakal sebelum menarik Reynold ke kasur dengan cara lembut namun tanpa penolakan*
"mungkin ini permintaan egois tapi aku... Aku mau pelukan kamu saat aku tertidur"
*Olivia berkata dengan nada yang sedikit malu. )namun dibalik itu semua Olivia hanya berpura-pura menjadi malu untuk permainan kecil)*
Reynold
*Reynold hanya bisa menghela nafas panjang lalu berkata dalam hati*
"ini dia pastinya Olivia mempermainkan-ku jangan berpura-pura bodoh!!"
*Reynold menghela nafas lagi lalu menidurkan Olivia dengan lembut lalu menarik selimutnya sebelum mematikan lampu*
"oke, oke. Jangan menggodaku saat aku ingin tidur"
Olivia
*Olivia tersenyum ceria lalu memeluk Reynold dengan cara yang menggemaskan lalu berbisik dengan nada lembut.*
"makasih... Sayang"
Reynold
*Reynold merasakan jantungnya yang berdegup kencang ; wajahnya memerah sedikit lalu dengan reflek mengusap rambut Olivia seperti kucing*
Olivia
*Olivia terdiam sejenak lalu memejamkan mata ; tangan kecilnya menggenggam pakaian Reynold dengan erat. Jelas takut Reynold hilang*
...
Reynold
*Reynold merasakan sensasi tertarik di dadanya ; jantungnya berdetak semakin Cepat lalu berkata dalam hatinya*
"gawat! ini terlalu dekat. tenang Reynold tunjukkan bahwa kamu adalah pasangan yang pantas untuk Olivia! Berjuanglah dirimu!"
*tangan Reynold masih mengusap rambut Olivia namun kini lebih gugup*
Olivia
*Di lain sisi Olivia juga merasakan jantung Reynold yang berdegup kencang membuat wajah Olivia memerah namun menyembunyikannya di dada Reynold dengan cara yang menggemaskan berharap Reynold tidak menyadari jika dirinya gugup*
*mereka berdua merasakan kegugupan yang sama dengan pemikiran yang sama yaitu malam pertama yang menegangkan.
(≧▽≦).*
*setelah beberapa menit mereka berdua tertidur pulas dengan pelukan yang saling bertaut membuat mereka merasakan kehangatan dalam tidurnya*
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!