Namanya adalah Ye Len An atau sering dipanggil Lenna, seorang jenderal wanita berumur 24 tahun yang telah lama berkecimpung dalam perang
Posisinya sebagai Jendral membuatnya punya banyak musuh, segala intrik yang mereka lakukan tidak akan berguna karena Lenna mempunyai mata spesial
dia mempunyai dua adik bernama Arta dan Agatha, dua sosok kembar itu sangat berarti untuk Lenna karena hanya mereka satu satunya keluarga yang selamat dari sebuah insiden
saat ini dia sedang menuju tempat dimana misinya berada
"Halo A8 apakah kamu mendengarku?" Ucap Lenna memegang mikrofon yang ada di telinganya
Note: A8 adalah kode yang digunakan agar musuh tidak mengetahui nama setiap anggota
"Jendral, hati hati mereka memasang bom di tempat yang tidak diketahui orang namun kami telah melacak nya" ucap A8
"Kirimkan lokasi sekarang! " perintah Lenna langsung dituruti oleh A8
"Oh ya suruh Y22 datang bersamaku kesana" ucap Lenna
"Baik Jendral" ucap A8 mematikan percakapannya
....
"Apakah Kakak akan kembali?" Tanya seorang gadis kepada seorang laki laki di depannya
"Entahlah Tha, kita doakan saja Kak Lenna baik baik saja" ucap laki laki itu
Mereka adalah Arta dan Agatha, adik dari Lenna, mereka kembar, sifat sama, apa yang mereka suka sama, apa yang mereka tidak suka sama, bahkan kalo salah satu yang sakit satunya juga ikut sakit
Lenna pusing dengan kedua adiknya ini, kalo dipisah nanti mereka marah marah pada dirinya, kalo tidak dipisah mereka akan terus bertengkar dan saat itu hatinya bertanya "kalo gak mau dipisah tapi terus bertengkar ketika tidak dipisah maunya apa?!"
Arta dan Agatha adalah anak kembar, namun yang lebih tua adalah Arta karena dia lahir duluan sementara Agatha dia lahir 10 menit setelah kakaknya
Untungnya Lenna punya sikap sabar kalo tidak bisa bisa dia keluar rumah dan meninggalkan kedua adiknya itu
"Ya Ya, Terserah" ucap Agatha paling malas berdebat dengan kakaknya
°°_Author_°° : kalo malas kenapa masih mau berdebat?! T_T
....
Lenna sudah sampai di tempat yang ia tuju, panti asuhan yang dulu dimana dia dirawat dari kecil hingga besar
Saat sampai di tempat, Lenna langsung mengamankan semua anak maupun orang di sana
Mereka yang mendapat perlakuan begitu sangat bingung tapi mereka menurut saja karena identitas Lenna sangat terkenal
hingga salah satu anak bertanya
"Kak, kenapa kita semua diamankan?" Tanya anak perempuan itu
Lenna yang mendengar itu tersenyum
"kau akan tau itu nanti" Ucap Lenna mengusap anak itu, mirip dengan Agatha, itulah pikirnya
"Kak, aku mau sekali jadi seperti kakak apakah itu bisa?" Tanya seorang anak laki laki dia sangat mengidolakan Lenna
"Lebih baik jadi diri sendiri daripada menjadi seperti orang lain, Mengerti? " Ucap Lenna diangguki anak itu
Duaar
suara ledakan keras berasal dari halaman depan panti asuhan itu
"Cek, Y22 Amankan mereka biarkan aku menahannya" Ucap Lenna yang tau keberadaan Y22
"Baik Jendral" ucap Y22 masuk ke dalam panti asuhan dan mengamankan mereka
"Hahaha, akhirnya Jendral yang diidamkan oleh semua orang keluar" ucap seorang pria yang tak lain adalah salah satu musuh Lenna
"Ck, Arthur kamu masih sama seperti dulu ya tidak pernah berubah masih menginginkan diriku, namun tak masalah karena aku sudah mempunyai seseorang" ucap Lenna dengan seringai nya
"kau?! " ucap pria itu bernama Arthur itu menunjuk Lenna
"Ck, Tidak sopan kau sama Jendral ini" ucap Lenna menembak pistolnya hampir terkena kepala Arthur namun yang kena hanya helaian rambut
"Apa? Mau ngelantur tidak jelas lagi?" ucap Lenna menatap Arthur yang menatapnya dengan amarah
"Takkan ku maafkan!" ucap Arthur mengeluarkan belati andalannya lalu menyerang Lenna
Pertempuran yang sangat besar terjadi, semua penghuni telah melarikan diri ke mansion Lenna yang cukup jauh dari tempat kejadian
Pertempuran yang tidak terhindarkan terjadi, mereka mulai menyerang satu sama lain tanpa memedulikan lingkungan sekitar mereka rusak
Boom
Blar
Ledakan terjadi, tempat yang awalnya indah kini menjadi rusak
Lenna dipenuhi banyak luka namun itu masih tidak cukup membuatnya menyerah
Arthur juga punya banyak luka namun tidak sebanyak Lenna, dia melihat Lenna yang sudah dipenuhi luka pun menyeringai
"Ayolah, menyerah dan ikut bersamaku atau tidak?" Ucap Arthur mencoba mencari kesempatan
"Dirimu sudah tak lama lagi akan tiada jika lukamu seperti ini, percuma jika kamu memanggil bawahan mu ayo sini ikut denganku" ucap Arthur menatapnya lapar
"Ck, B******n seperti mu tak pantas bersanding denganku" ucap Lenna dengan senyumnya meski telah dipenuhi banyak luka
"Hahaha baiklah jika itu mau mu, aku tak akan segan segan lagi untuk menghabisi mu" Ucap Arthur dengan cepat melesat
Arthur dengan cepat berada di depan Lenna dan hendak menusuk jantung Lenna
Jleb
Pedang yang panjang itu menembus dari tubuh Lenna namun gadis itu sempat senyum disaat terakhirnya
"Aku juga akan membawamu mati bersamaku" ucap Lenna dengan senyumnya
Dor
Arthur terkejut dengan tindakan Lenna yang menembak tepat di jantungnya, dia tak pernah berfikir bahwa Lenna masih punya senjata di tangannya
"Hehehe, jika itu mau mu, kita lihat siapa yang akan masuk surga" ucap Arthur dengan kekehannya
Dia merasa sangat sakit ketika mengetahui Lenna tidak membalas cintanya namun dalam dirinya dia bertekad menjadikan Lenna sebagai istrinya
dia terlalu obsesi sampai membuat Lenna menjauhinya dan memusuhinya, dia tidak tau apa yang salah dengan dirinya?
"Inikah cinta tapi tak dibalas? Aku memang egois namun jika masih ada kesempatan aku mau mencari orang yang lebih baik daripada mu Lenna" batinnya disaat terkahir nya, namun batinnya dengan batin Lenna beda
"Semoga kalian baik baik saja, maaf aku harus meninggalkan dunia ini" batin Lenna mengeluarkan bulir hangatnya
.....
Beberapa Jam kemudian setelah mengeksekusi para korban, para bawahan Lenna kembali ketempat Jendral nya berada
betapa terkejutnya mereka mendapati junjungan mereka mati bersimbah darah dan pernah pajang menembus tubuhnya
"Jendral... " Ucap mereka sedih
lalu A8 menelpon adik dari Junjungannya
"Halo" ucap seorang gadis
"Maaf.... " ucap A8
"apa? Apa yang terjadi dengan kakakku?!" ucap Agatha tak sabaran
"Maaf... Jendral... Telah tiada" ucap A8 dengan tangisnya
Brak
Hape yang dipegang Agatha jatuh membuat Arta mengernyitkan keningnya
"Ada apa?" tanya Arta
"Hiks... Hiks... Huaaaaaa... Kakak... Kakak telah tiada" ucap Agatha memeluk kakaknya
"Apa?! kamu tidak bercanda kan?!" ucap Arta jelas kaget
"Mana mungkin aku bercanda kakak bodoh!" ucap Agatha memukul kakaknya
Kejadian hari ini dicatat dalam sejarah karena kesetiaan dan pengorbanan Lenna sangat besar membuat para kaum muda termotivasi
Kejadian ini membuat gempar dunia karena idola mereka harus meregang nyawa
banyak yang mengunjungi makam Lenna sebagai penghormatan terakhir mereka kepada Jendral besar wanita yang sangat mereka hormati
....
**Hai! Terimakasih telah membaca Novel ini, Semoga kalian suka~
Jangan lupa Like, Komen, Kritik, Saran, dann Votenya ya temen temen
Semoga cerita ini menghibur kalian**
Lenna terbangun dan mendapati dirinya berada di dalam hutan yang sangat besar
Dia melihat tangannya yang agak kecil, meskipun begitu dia sepertinya tau umurnya menyusut
Dia tidak tau nama hutan itu namun dia bisa menyimpulkan bahwa dia ada di suatu tempat atau berpindah dimensi
"Kenapa aku bisa berpindah dimensi? bukannya aku sudah mati?" Tanyanya dalam hati
"Untung saja cincin ruang ini masih ada" ucap Lenna bernafas lega melihat sebuah cincin di tangannya
Cincin itu adalah pemberian Jendral sebelumnya, dia mewariskan semua hartanya pada Lenna karena tau Lenna adalah orang baik
Awal pertemuan mereka saat Lenna menyelamatkan anak dari Jendral itu dan menjadi teman baik
Sebelum meninggal dia sempat mengatakan bahwa pewarisnya adalah Lenna karena saat itu anaknya berada di luar negri memegang suatu tanggung jawab sebagai CEO maka dari itu dia mewariskan semua hartanya
Untung Lenna bisa tau cara menggunakan semua alat yang diberikan Jendral itu namun yang dia tidak tau adalah sebuah kalung bewarna biru muda yang berbentuk sebuah kunci
Dia berfikir bahwa kalung itu adalah kalung biasa jadi dia terus memakainya agar bisa mengingat Jendral yang selalu bersama nya
"Sepertinya umurku disini 15 tahun.... kenapa bisa menyusut begini..." Tanyanya kebingungan sambil memprediksi
Selama ini setiap Lenna berperang pasti akan mengenakan kalung itu agar mengingat mendiang jendral dahulu, sangat tajam untuk ukuran kalung, untungnya Lenna selalu hati hati memakai kalung itu
"nah sekarang aku harus bagaiman?" ucap Lenna memegang kalungnya dengan erat sampai tangannya tergores karena ada salah satu pinggiran kalung itu tajam dan tanpa sengaja darahnya menetes
Sriing
Sebuah cahaya tiba tiba menyilaukan mata Lenna dan saat dibuka dia melihat pemandangan yang belum pernah dia lihat sebelumnya
Pemandangan yang sangat indah bagi para manusia normal, tapi tidak dengan Lenna
"Hah?! dimana ini?!" Tanyanya kebingungan jelas dia tidak terkagum kagum
"Ini seperti dalam novel novel, malas aku tuh kalau sama semua novel yang kubaca seperti ini" gumam Lenna malas
Selama ini ketika Lenna menghabiskan waktu luangnya pasti Lenna akan membaca Novel, bahkan ketika istirahat dia akan membaca novel sambil makan
"Berisik" ucap seekor burung yang sedang bertengger di pohon
"Nah kan mirip, pasti seperti ini adegan selanjutnya, tapi beda dikit tak apalah" batin Lenna kesal
Lenna jelas agak kesal karena bukannya dijawab malah bilang berisik kan itu wajar, pikirnya
"Hei Burung bodoh! katakan aku dimana atau aku akan mencabut semua bulu mu" ucap Lenna menarik ekor burung itu
"Eh?! Ah!! jangan cabut buku kesayangan ku!" ucapnya frustasi
"Katakan atau.... " Ucapan Lenna terhenti karena burung itu berbicara duluan
"Iya Iya, bisakah kamu menghormati ku sedikit?! aku ini lebih tua darimu!" ucapnya tak terima
"Ck, burung Tua bodoh, mana jomblo lagi" ejek Lenna
Jleb
"Perkataan yang sangat menyakitkan" batik burung itu menangis tanpa air mata
"Beraninya kamu sama leluhur ini!!" ucapnya marah, lingkungan sekitarnya menjadi es
Lenna tertegun dengan keadaan sekitarnya lalu menarik lagi ekor burung itu
"Dasar burung bodoh! Leluhur apanya jika masih kalah dengan anak kecil ini?!" ejek Lenna
"Memangnya kenapa?!" ucap burung itu tak terima dengan perkataan wanita itu
bruk
Lenna tiba tiba melepaskannya karena terlalu kesal membuat burung itu terpaksa mencium tanah dan paruhnya nyangkut ditanah
"Ups, maaf aku tak sengaja" ucap Lenna mengalihkan pandangannya sambil bersiul
"Dasar gadis kejam!" gumamnya
Beberapa menit kemudian Lenna akhirnya bisa bersandar sebentar sambil menunggu penjelasan dari burung bodoh itu
"Nah sekarang jelaskan aku dimana?" ucap Lenna to the point
"Jadi tempat ini biasa disebut Ruang dimensi Ice Phoenix, dan dimensi ini terhubung oleh kalung itu, kamu tak sengaja meneteskan darahmu sehingga kamu bisa masuk kesini" ucapnya
"M... sekarang bisa jelaskan aku ini ada di dunia mana?" Tanyanya
"kamu ada di dunia Kultivator dimana yang kuat dihormati dan yang lemah di tindas, hutan tadi namanya adalah Hutan Kematian yang sangat menyeramkan, tentu dibalik tempat Menyeramkan itu ada tempat yang indah dong, nah sekarang cobalah berkultivasi dan tes elemen mu" ucap burung itu
"Tunggu, aku tidak harus memanggilmu Ice Phoenix kan?" tanya Lenna
"Tentu tidak, berikan aku nama Tuan!" ucap Burung itu semangat
"Ck, baiklah namamu Yuu" ucap Lenna
"Terimakasih tuan" ucap Yuu senang
"baik aku mau berkultivasi dulu, jadi jangan ganggu aku" ucap Lenna mengambil posisinya yang nyaman
Yuu yang malas menunggu pun mencari pil yang tersisa dari pemilik terdahulu
"Haih, sepertinya dimasa depan aku harus melewati banyak rintangan untuk membantu gadis itu" ucapnya kesal
Warna mata Lenna sebenarnya adalah Merah, tapi karena tidak ingin dianggap aneh oleh orang orang Lenna mengubah warna matanya menjadi biru
Lenna hanya membuka lensa matanya ketika ia tidur atau tidak ada tugas, jadi bisa bersantai gitulah
Dia sebenarnya tidak menyukai warna matanya, ketika dia sadar bahwa matanya itu spesial dia tidak lagi tidak menyukai matanya dan malah bersyukur karena diberi kelebihan
5 bulan telah berlalu
kini Lenna membuka matanya, sekarang Lenna sudah tambah cantik dan merasakan tubuhnya ringan
"Hei Yuu! kau dimana? " panggil Lenna
"Aku disini tuan" ucap sosok anak kecil melesat kearah Lenna
"Oh apakah ini wujud barumu?" tanya Lenna memperhatikan Yuu dari atas sampai bawah
"aku bisa berubah wujud jika tuan semakin kuat, dan menurut perhitungan Yuu, Tuan majikan sudah mencapai kultivasi Raja level 4" ucap Yuu menilai tingkat kecepatan kultivasi Lenna
"Yah... hanya segitu sia sia dong aku tuh" keluh Lenna mendadak lemes
"Dasar tidak bersyukur!" ucap Yuu kesal, pasalnya butuh 2 tahun untuk lolos satu tingkat saja
sementara Lenna sudah 5 tingkat dan itu dalam waktu 5 bulan
sungguh membuatnya ingin muntah darah ketika mendengar ucapan tuannya
"Oh ya berikan aku semua jurus terkuat!" ucap Lenna
"Di ruang sebelah adalah perpustakaan, disana sudah kusiapkan teknik tingkat emas, silakan dicoba" ucap Yuu langsung pergi karena malas meladeni ucapan Tuannya
Lenna pun hanya menyunggingkan senyum tipis lalu bergegas memulai pelatihan barunya di dunia ini
Lenna berjalan sambil menggerutu
"Semoga Yuu kejatuhan buah apel" ucapnya dan hati
Yuu sekarang sedang asyik makan buah apel yang ada di taman belakang sambil rebahan diatas pohon
Tuk
Bruk
tanpa sengaja semua apel itu jatuh dan Yuu merasa ini adalah hari sialnya
"Arrrggghhh! siapa sih yang mengutukku!" gerutunya
"Bwahahaha, mampus kau burung tua! " ejek Lenna tak sengaja melihatnya
"Sialan! hancur sudah reputasi ku sebagai burung ilahi terjantan dan terkuat!" ucapnya kesehatan
Dengan kesal dia menghentakkan kakinya menuju tempat untuk dia bersantai
"Yuu! " panggil Lenna
"Apa lagi?! " ucap Yuu datang langsung
"Ini apa ya?" ucap Lenna memegang sebuah buku berlapis es
"Itu?! Woah! Tuan beruntung sekali ini adalah buku terkuat yang pernah ada" ucap Yuu terkagum kagum dengan Tuannya
"Oh gitu, sana keluar aku mau lanjut baca!" ucap Lenna mengusir Yuu
"Ck, gadis tak tau perasaan!" garutunya kesal menghentakkan kakinya lagi
....
Ye Len An
Versi Merah
Versi Biru
Yuu
Agatha dan Arta
Kalung Dimensi Ice Phoenix
Pembagian Kultivator dan Element:
**Kultivator Perunggu: 1-5
Kultivator Perak : 1-5
Kultivator Emas : 1-5
Kultivator Jendral : 1-5
Kultivator Raja : 1-5
Kultivator Kaisar : 1-5
Kultivator Langit : 1-5
Kultivator Surga : 1-5
Kultivator Dewa : (Masih menjadi Misteri)
Element:
Tanaman
Tanah
Angin
Petir
Es
Air
Api
Cahaya
Kegelapan
. . . . .
Mohon maaf jika visualnya tidak sesuai yang diharapkan dan maaf jika ada kata yang salah
Terimakasih telah membaca Novel ini, mohon dukungan, komen, Saran, kritik, dan Votenya
Salam dari Author**~
5 hari Lenna membaca buku buku ini dengan habis walaupun setebal 2 buku
Kini akhirnya Lenna bebas dari semua buku yang mungkin bisa membuatnya stres 1 tahun
"Yuu!" Seru Lenna
"Apa?" Tanya Yuu langsung ada di depan Lenna dengan malasnya
"Setelah mempelajari semua buku itu aku harus bagaimana?" tanya Lenna
"Keluar dari dimensi ini dan jadilah penguasa hutan Kematian" ucap Yuu enteng
Lenna yang mendengar itu tidak mempermasalahkannya, toh dia juga pernah menjadi penguasa
Lenna keluar dengan mengikuti instruksi Yuu lalu dia kembali ke tempat pertama kali dia injak
Saat keluar Lenna memasang wajah bingung membuat Yuu ikut bingung
"Ada apa Tuan?" Tanyanya
"Em... Yuu keluar tunjukkin jalan" ucap Lenna cengengesan membuat Yuu tepuk jidat
"Oke deh Tuan" ucap Yuu langsung keluar dari dimensi dan menunjukkan jalan yang akan dilalui Lenna menjadi penguasa
Selama di perjalanan mereka tidak menemukan satu pun binatang roh maupun itu rendah, tengah, atau atas sekalipun tidak ada yang berani mendekat
"Kenapa mereka terlihat takut?" Tanyanya penasaran
"Ya jelas karena aku dong" ucap Yuu sombong padahal aslinya tidak
sebenarnya mereka takut mendekat karena aura yang keluar dari Lenna, sementara Yuu itu mereka anggap keluarga jadinya tau siapa Yuu itu
lalu mereka sampailah disebuah goa yang kelihatannya suram dan tidak pernah dibersihkan
Lenna langsung masuk tanpa aba aba Yuu yang baru saja mau ngomong
"Tuan! kamu ninggalin aku! " ucap Yuu langsung mengejar Lenna
"Ck, bilang saja kamu lambat" ejek Lenna
"Ya, Ya terserah tuan" ucap Yuu mengalah Kalau soal ejekan
Lenna memasuki goa itu, tampak biasa saja namun di hati Lenna berkata "Masuk terus sampai kedalam!"
Di tengah jalan, Lenna menemukan banyak tumpukan koin emas, pil, herbal, dll. Tentu saja itu langsung diambil Lenna tanpa pikir panjang
Lenna dan Yuu terus berjalan hingga merasakan hawa panas
"Ugh, Tuan aku tidak bisa terus berlama di hawa panas" keluh Yuu
kini Lenna menatap aneh hewan kontraknya itu yang menurutnya sangat bodoh
"Bodoh! kamu itu kan bisa gunakan kekuatan mu untuk menekan hawa panas ini!" ucap Lenna memukul kepala Yuu
"Hehehe maaf" ucap Yuu
saat masuk ke dalam mereka menemukan seorang Naga yang menatap mereka dengan tatapan tajam
"Ka__" ucapan Naga terhenti oleh sebuah suara yang berasal dari Lenna
" Eh, Yuu siapa itu, jelek sekali aku jadi ragu kalo dia ditingkat sama seperti mu..." ucap Lenna menilai penampilan Naga tersebut
"Mana banyak sisiknya kayak ikan saja" protes Lenna
"Bwahahaha" Yuu tertawa melihat Naga yang dulu jadi musuhnya sekarang diejek oleh tuannya
"Ka___"
"Eh, kenapa dia gak punya badan malah seperti ular jelek yang pernah kulihat"
"Ngapain mas rambutnya keatas? kayak mau konser saja"
"Udah udah tuan, sebentar " ucap Yuu memegang perutnya
"Oke" ucap Lenna
"Nah jadi ini sebenarnya adalah Naga, dia sudah hidup selama 2.000 tahun demi mencari tuan yang pas dengannya" ucap Yuu menjelaskan
"Oh, berarti Naga tua kesepian dong, kasian sudah tua masih jomblo" protes Lenna
Jleb
"Ya ampun, gak tuannya gak hewannya sama sama nggak bener" batin Naga itu menangis
"Yaudah terus bagaimana?" Tanya Lenna yang tidak tau apa apa
"Kontrakin dia nanti dia akan menunjukkan jalan untuk Tuan menjadi penguasa hutan" ucap Yuu
"Enak saja, emangnya aku mau berkontrak denganmu?!" ucapnya sinis
"Woah, tanduk yang keren, bisa buat kerajinan nih" ucap Lenna tiba tiba ada diatas Naga tersebut
".....?!" Naga itu kaget apalagi perkataan Lenna yang menurutnya berbahaya
"Nah jadi anak baik kalo tidak aku cabut semua sisik mu dan ku jual ke pelelangan" ancam Lenna seketika tubuh Naga tersebut menegang
Akhirnya Naga itu menuruti perkataan Lenna karena takut sisiknya dicabut atau tanduknya diambil
Sekarang Lenna sedang mengambil semua harta yang ada di goa tersebut
"Hahaha, sekarang siapa yang bilang gak mau tadi?" ucap Yuu sinis
Bruk
Tiba tiba sebuah ekor panjang mendarat di kepala Yuu dengan santai
"Diamlah Phoenix Bodoh!" ucap Naga itu kesal
"Dasar kau Naga sialan!" Ucap Yuu kesal
"Udah udah jangan bertengkar, nanti aku tidak akan mengasih kalian makan" ancam Lenna malas dengan perdebatan ini
"Okelah" pasrah mereka
"Oh, Naga apakah kamu punya nama?" tanya Lenna
"Aku gak punya tuan tolong berikan aku nama" ucap Naga itu manja
Yuu yang merasa mendapat saingan baru ingin sekali merontokkan sisik sisik Naga itu
Tapi melihat tatapan tajam dari Tuannya dia tidak berani dan terpaksa diam menonton saja
"baik namamu.... Long saja" ucap Lenna yang tidak bisa memberi nama yang bagus
"Bagus Tuan! Terimakasih" Ucap Long kegirangan
"Nah cepat tunjukkin jalannya!" ucap Lenna yang sangat penasaran
"Ikuti aku!" ucap Long
Mereka berjalan hingga sampai di sebuah pintu besar bewarna Biru dan Merah
"Sekarang coba teteskan darah mu" ucap Long menatap tuannya
"Yaudah" ucap malas Lenna terpaksa meneteskan darah lagi
Sriing
Cahaya menyilaukan keluar membuat mereka terpaksa menutup matanya
Saat membuka matanya mereka melihat tempat yang sangat indah dan disana ada sebuah istana megah
"Wow, Sesuai yang kuharapkan" ucap Yuu kagum dengan pemandangan didepannya
Bagaimana tidak? awan awan di langit sangat indah, banyak bunga bunga yang bermekaran di setiap jalan
Banyak binatang kecil maupun binatang besar berjalan atau terbang
Ada banyak pohon bewarna Biru atau Merah, disana juga ada pohon biasa, istana yang menjulang tinggi
"Em.... Jadi masuk gak?" ucap Lenna membuyarkan lamunan mereka
"Langsung saja!" Ucap Yuu langsung masuk tanpa memperdulikan mereka
"Hadeh anak ini, apa tidak puas bukunya aku cabut kemarin?" ucap Lenna geleng geleng
Lalu mereka masuk dan hewan pertama yang mereka temui adalah Unicorn
"Salam Tuan, sihlakan masuk dan jadilah penguasa hutan Kematian" ucap Unicorn itu menunduk
"Anak baik, kamu jadi hewan kontrak ku ya" ucap Lenna mengelus Unicorn itu
"Sebuah kehormatan untuk saya" ucap Unicorn itu gembira
"Baik namamu Rann" ucap Lenna
Yuu dan Long yang melihat itu berusaha menahan amarahnya
"Hanya aku yang nanti disayang Tuan!" batin Yuu bersungguh sungguh
"Kita lihat siapa yang paling disayang Tuan" batin Long
Tanpa memperdulikan tatapan cemburu mereka, Lenna langsung masuk dan melihat sebuah tahta besar yang dilapisi Es dan di sampingnya ada sebuah tahta lagi tapi dilapisi api
Dan di samping tahta tahta itu ada sebuah pedang sesuai dengan tahtanya tapi yang api sepertinya hilang
Lenna yang melihat itu hanya menyimpan pertanyaannya lalu dia mencabut pedang itu dengan mudah dan menyimpannya di cincin ruangnya
Saat berbalik dia melihat ada banyak spirit beast yang menunduk hormat sambil berseru
"Salam Yang Mulia Ratu Kerajaan FireIce" ucap mereka
Note: Disini aku bingung mau namanya apa jadi pake gabungan antara Fire (Api) dan Ice (Es)
"Oke oke sihlakan kembali dengan pekerjaan kalian, dan tolong panggilkan 3 hewan itu" ucap Lenna
"Baik Yang Mulia" Ucap seekor Ular yang sebenarnya adalah Dayang untuk Ratu baru
.....
Yuu Versi anak kecil
Long
(Nanti Versi Naga nya)
Rann
.....
**Hai Guys, Terimakasih telah membaca Novel ini, jangan lupa dukungannya ya temen temen~
By~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!