seorang gadis berpakaian rapi baru saja keluar dari sebuah cafe. gadis itu memegang map coklat serta tas ransel yang berada di punggung nya. bajunya rapi, rambutnya yang bergelombang tergerai indah.
" huh!" Laura menghela nafas lelah.
ini bukan pertama kali dia melamar kerja di cafe. Sudah puluhan kali namun hasilnya sama, dia di tolak.
gadis yang memiliki nama lengkap Laura alisha Wijaya itu memiliki otak yang cerdas, wajah yang cantik dan sikap yang baik. namun orang orang menolak nya dengan alasan mereka tidak menerima mahasiswi.
" kemana lagi aku harus melamar?" gumam nya putus asa.
Laura duduk di halte bus. Cuaca sangat terik hari ini, sepertinya nanti malam akan turun hujan yang lebat.
bus berhenti di depannya. Beberapa orang turun dan masuk. Laura ikut turun dan masuk ke bus. Laura duduk di tempat yang paling belakang.
Karena bosan, laura mengambil ponselnya. Dia melihat notif SMS dari operator yang memberi tahu nya jika paket internet nya sisa 500 MB.
" uang ku sudah habis, aku tidak punya uang untuk beli paket lagi" gumamnya lesu.
tiba tiba Laura memiliki ide. Kenapa dia tidak mencari kerja di internet saja? itu lebih mudah bukan?
Laura pun membuka aplikasi tersebut, dan membaca setiap postingan yang mencari tenaga kerja. Ada yang mencari karyawan, art, supir, bodyguard dan yang lain lain nya. namun persyaratan nya tidak ada yang bisa Laura penuhi.
" nah ini, jadi baby sister, tidak ada syarat yang memiliki pendidikan yang panjang. Aku bisa melamar Disini" gumamnya lalu mulai membaca satu persatu Syaratnya. hingga batas usia.
"25-40 tahun" gumam Laura lesu.
Umurnya baru 20 tahun, bagaimana dia bisa melamar disana? Tentu dia tidak bisa memenuhi syaratnya.
bus berhenti, Laura pun turun dan berjalan kaki menuju kosan nya. Kosan yang sudah menunggak selama 2 bulan. kalo sampai bulan ini dia tidak bisa bayar, habis lah dia.
" ah! aku punya ide!" serunya lalu tersenyum cerah.
dia membuka ponselnya kembali lalu mencari sebuah kontak yang di beri nama monyet Afrika . Laura segera menghubungi nomor itu.
" gw butuh uang 2 juta" ujar laura tanpa basa basi " kalo Lo beri gw uang 2 juta gw bakal kasih tahu tempat gw tinggal sekarang"
" tiba tiba Lo nelpon gw dan bilang butuh uang? Baru sadar Lo nggak bisa hidup tanpa uang? Makanya nggak usah sok sok an bisa hidup mandiri " ujar pria si seberang sana
" nggak usah banyak bacot, cepat kirimin gw uang 2 juta. Kalo nggak mau yaudah, tunggu aja kabar kematian gw "
" oke gw kirim, kirim nomor rekening sama alamat rumah lo"
" oke!"
Laura mematikan panggil tersebut lalu mengirimkan nomor rekeningnya ke kontak itu.
kirim uang dulu baru gw kirim alamat rumah gw _ Laura
Dasar perhitungan, udah baik mau gw kirim Lo uang _ Monyet Afrika
Banyak bacot Lo_ Laura.
Laura tersenyum cerah saat melihat notif pemasukan di ponselnya. Dia segera mengirim alamat rumah nya karena dia bukan tipe orang yang suka ingkar janji.
Laura tidak jadi pulang. dia pergi lagi untuk menarik uang lalu mengisi pulsa setelah itu dia akan pergi ke suatu tempat.
Setelah menarik uang dan mengisi ulang pulsa. Kini Laura berada di depan sebuah rumah. Laura menekan bel rumah sederhana itu hingga tidak lama seorang wanita paruh baya Keluar.
" ada apa ya nona?" tanya bibi itu.
" saya Laura bi, apa kaivan ada di rumah?" tanya Laura dengan sopan.
" ada non"
" boleh saya bertemu? Ada hal penting yang ingin saya bicarakan"
" silahkan masuk nona, saya akan memberi tahu Aden kaivan terlebih dahulu "
Laura mengangguk lalu segera masuk. Dia duduk di sofa yang ada di ruang tamu. lalu tidak lama seorang pria seumuran dengan nya turun dan menghampiri nya.
" kenapa Lo kesini?" tanya pria itu dengan nada dingin.
" karna gw punya keperluan, kalo tidak ada mana mungkin gw ke sini " jawab Laura santai" gw butuh bantuan Lo"
kaivan Wijaya, pria tampan yang memiliki wajah sangat mirip dengan Laura. Hanya saja versi pria. siapa pun yang melihat mereka pasti langsung menebak jika mereka ini adalah saudara. entah sepupu atau kandung.
" cepat katakan" ujar kaivan " gw nggak punya banyak waktu" lanjutnya.
" yang pertama, gw butuh tempat tinggal untuk sementara. Karena dalam waktu 24 jam, Monyet Afrika itu akan datang kerumah gw" ujar Laura " yang kedua, gw mau minta bantuan Lo untuk membuat KTP palsu gw. Atau lebih tepatnya indetitas palsu "
Kening kaivan berkerut binggung. untuk apa Laura mengubah indetitas nya? Apa yang sedang gadis bego ini rencanakan?
" buat apa?" tanya kaivan
" buat nipu orang lah" jawab Laura enteng " Lo buat aja, yang jelas ini tentang keberlangsungan hidup gw" ujar Laura.
Kaivan menghela nafas berat. Laura, gadis yang cerewet yang tidak pernah lepas dari hidup nya. satu satunya gadis yang berani ngomong tanpa jeda dan ngomong seenaknya pada dirinya. Yaa, hanya gadis ini seorang.
" Lo berani bayar berapa?" tanya kaivan
" berapa pun yang Lo mau " jawab Laura dengan gaya angkuh seperti orang miliarder yang memiliki banyak uang tanpa merasakan kesulitan makan. padahal dompetnya saja tidak memiliki isi.
" 1 miliar" ujar kaivan.
" oke!" jawab Laura tanpa ragu.
Kaivan menyipitkan matanya menatap Laura. dari mana Laura mendapatkan uang sebanyak itu? kaivan tahu dengan jelas bagaimana isi dompet gadis di depannya.
" cepat buatkan,harus selesai besok" ujar Laura.
" uang nya dulu" ujar kaivan menjulurkan tangan nya meminta uang.
" Lo ngeremehin gw? Lo pikir gw nggak punya uang? Dasar anjing Afrika! Lo sama Leon sama saja!" ujar Laura marah, bahkan nada bicaranya jadi meninggi penuh emosi.
Laura berdiri berkacak pinggang, dia mengambil tas dan juga map coklat miliknya. " gw pergi! Tunggu aja kabar kematian gw. Karna dalam 24 jam Monyet Afrika akan datang dan gw pasti di paksa untuk ikut sama. dan dalam 24 jam, pria yang mengincar gw bakal bunuh gw!" ujarnya lalu pergi.
Kaivan menghela nafas panjang. Dia sangat mengenal gadis itu. Laura, gadis bar bar yang suka marah marah. Gadis yang suka bikin drama namun tidak pernah membuat nya benar benar marah. kaivan tahu, 5 menit lagi Laura akan kembali.
dan benar saja, 5 menit kemudian Laura masuk. dia duduk di depan kaivan dengan wajah memelas.
" bantulah gw, gw ini sebatang kara nggak punya tempat tinggal. Tolong beri gw tumpangan" ujar Laura dengan suara di buat dramatis.
Kaivan berdiri dan berjalan menghampiri bibi " bibi, siapkan satu kamar untuk gadis itu" ujar kaivan.
" baik den" jawab bibi.
Laura tersenyum cerah lalu segera berdiri menghampiri kaivan. " terimakasih kaivan, kamu memang saudara terbaik ku" ujar Laura memeluk erat kaivan.
sebuah mobil hitam mengkilap berhenti di depan kos kosan milik Laura. Siapa pun yang melihat mobil itu pasti langsung bisa menebak jika pemilik nya pasti orang kaya raya. lihat plat mobil nya tertulis nama dan pemilik.
pintu terbuka, sebuah kaki yang memakai sepatu putih biru keluar lalu baru terlihat seorang pria keluar.
beberapa orang yang juga ngekos disana menatap kagum pada sosok pria yang memakai masker dan topi itu. Meskipun wajahnya tertutup, tapi dari pakai nya saja mereka dapat menebak. pria itu pasti tampan dan kaya.
Pria itu adalah Leondra Wijaya, Monyet Afrika yang di maksud oleh Laura. Leon, menutup pintu mobil lalu melangkah menuju kontrakan milik Laura. dia ingin lansung masuk namun pintu di kunci. lalu dia memilih untuk mengetuk.
Tok tok
Menunggu sebentar berharap pintu terbuka. namun tidak ada tanda tanda ada orang. Leondra. Menatap orang orang yang sedang menatapnya, semua orang itu adalah wanita dan kebanyakan yang masih muda.
" dimana Laura?" tanya leondra
" anda mencari Laura? Dia tidak ada. dari semalam dia tidak pulang" ujar salah satu dari mereka.
Leondra berdecak kesal. Dia telah di tipu oleh Laura. Wanita licik itu sangat hobi menipu nya.
" gadis licik itu, benar benar menipu ku" desis Leon lalu kembali ke mobil.
bisik bisik terdengar. Mereka semua mengatai Laura. Mereka pikir Laura telah menipu pria itu dengan mengambil uang milik pria tersebut.
Leon mengambil ponselnya lalu menghubungi nomor yang di beri nama gadis licik
dia menghubungi nomor tersebut. nada tunggu berbunyi cukup lama karena panggilan tidak kunjung di jawab. Leon tidak menyerah dia terus menghubungi nomor itu sampai panggilan terjawab.
" Lo di mana? berani beraninya Lo nipu gw!" ujar Leon kesal.
" siapa yang nipu Lo?" tanya Laura berpura pura tidak mengerti
" nggak usah pura pura nggak ngerti. Sekarang di mana Lo?" tanya Leon.
" gw bilang, kalo Lo ngirim uang nya gw bakal kasih Lo alamat gw. bukan berarti Lo bisa ketemu gw"
Ah! Yaa juga. lain kali Leon harus lebih pintar lagi menghadap wanita licik satu ini. ini bukan pertama kalinya dia di tipu. Tapi sudah kesekian kalinya.
" sekarang Lo di mana?" tanya Leon.
" dimana pun gw bukan urusan Lo" ujar Laura.
tut!
panggil di putuskan. Leon memukul setir mobil. Untuk kesekian kalinya dia terus gagal dan gagal lagi. Laura dan kaivan, 2 manusia itu sangat pintar mempermainkan nya.
" sial! Gw harus ketemu sama mereka" ujarnya.
Kaivan melepaskan topi dan masker nya lalu di lemparkan ke kursi penumpang. wajah tampannya yang sangat mirip dengan kaivan terlihat jelas. Sama persis, tidak ada cela untuk membedakan antara kaivan dan Laen. Hanya saja gaya dan warna rambut mereka yang berbeda.
siapapun yang melihat mereka pasti lansung tahu jika mereka itu kembar. Kembar identik yang tidak memiliki celah sama sekali.
••••••••••
Satu Minggu berlalu. Laura masih tinggal di rumah kaivan. Dia terlalu betah di sana sampai tidak mau pergi. Padahal kaivan sudah mengusir nya beberapa kali dan Laura hanya menjawab.
" gw akan pergi kalo Lo udah bikin gw indetitas palsu"
dan saat ini, mereka sedang sarapan berdua. Kaivan sarapan dengan memakan 3 telur rebus. Sedangkan Laura sarapan dengan roti.
Setelah selesai sarapan, kaivan mengeluarkan sesuatu dan memberikan pada Laura " kirim uang nya ke nomor rekening gw dan harus pergi sekarang juga dari rumah gue" ujar kaivan dingin.
Laura mengambil KTP palsu milik nya serta akte palsu. Laura tersenyum cerah lalu segera mengamankan benda itu di dalam sakunya.
" terimakasih kaivan tampan mempesona. kau memang saudara terbaik ku" ujar Laura lalu mengambil ponselnya dan mengirimkan sejumlah uang pada kaivan.
Kaivan melihat notif yang masuk di ponselnya. Notif pemasukan yang hanya senilai 1 juta 5 ratus. sangat jauh dari 1 miliar.
" maaf ya saudara ku, aku hanya punya uang segitu. Nanti kalo aku sudah kaya aku akan membayar lunas" ujar Laura lalu segera pergi sebelum mendapatkan amukan kaivan.
Kaivan menghela nafas berat. Menghadapi gadis licik itu memang tidak mudah. Tapi yang penting sekarang rumahnya kembali tenang tanpa penghuni berisik seperti Laura.
Laura menatap KTP palsunya dengan senyuman cerah. dia akan kembali ke kontrakan untuk berganti baju lalu kembali pergi.
Banyak mata menatap sinis pada Laura. Laura mengabaikan itu semua. dia memilih masuk ke kosannya lalu berganti baju lalu segera pergi.
Laura menggunakan bus untuk menuju ke sebuah alamat yang ada di ponselnya. tiba di halte terakhir Laura pun turun lalu berjalan kaki memasuki komplek elit yang di penuhi oleh rumah rumah besar yang megah dan mewah.
Laura menatap kagum setiap rumah yang berjejeran di sana. Dia menatap layar ponselnya melihat nomor rumah yang ingin dia tuju. Begitu tiba di sana dia segera menekan bel gerbang hingga tidak lama pintu terbuka dan terlihat seorang satpam muncul.
satpam itu sempat terpesona menatap tubuh mungil Laura. tinggi badan Laura hanya 146. Wajah nya cantik dan kulitnya putih bersih serta matanya yang berbinar. Bibir tebal nya melukiskan senyuman manis.
" ada apa ya nona?" tanya satpam.
" saya ingin melamar kerja sebagai baby sister disini, apa masih bisa?" tanya Laura dengan sopan.
" bisa nona, silahkan masuk "
Laura tersenyum lalu mengangguk pelan dan segera masuk. Dia menatap kagum pada pemandangan di depannya. Bagaimana tidak? Rumah ini memiliki halaman yang sangat luar. jalan menuju rumah megah itu jika berjalan kaki menghabiskan waktu sekitar 5 menit.
Laura berjalan kaki di temani oleh satpam. Setelah berjalan sekitar 5 menit lamanya akhirnya mereka tiba di depan pintu utama. Satpam menekan bel dan tidak lama seorang wanita paruh baya muncul di balik pintu.
" ini, ada wanita yang ingin melamar kerja" ujar satpam.
" oh, silahkan masuk nona" ujar wanita itu mempersilahkan Laura untuk masuk.
Laura pun segera masuk. Dia si persilahkan duduk di sofa ruang tamu. lalu wanita itu pergi untuk memanggil majikan nya. Dan tidak lama seorang wanita berpakaian anggun datang dengan gaya angkuhnya. Wanita tersebut menatap Laura dari atas sampai bawah.
" berapa usiamu?" tanya wanita itu dengan nada angkuh.
Baru melihat nya saja Laura lansung bisa menebak jika wanita ini memiliki sifat yang angkuh dan seenaknya. suka meremehkan merasa paling tinggi. Masa iya dia harus memiliki majikan seperti ini?
" 25 tahun nyonya" jawab Laura sopan.
Anjeli gledis, wanita berusia 30 tahun namun masih nampak muda, segar dan cantik. Wanita yang berstatus sebagai pebisnis. memiliki beberapa butik terkenal di kalangan orang orang elit.
Anjeli, memiliki seorang anak laki laki bersama suami nya. anak laki laki yang baru berusia 3 tahun.
" KTP" ujar Anjeli meminta KTP untuk pembuktian. Karena jika di lihat dari fisik Laura terlihat seperti anak SMA.
Laura pun menyerahkan KTP palsu yang sangat mirip dengan KTP asli dan memberikan nya pada Anjeli. Anjeli menerima nya melihat sekilas lalu mengembalikan nya.
Anjeli mengambil tisu untuk membereskan tangga nya seolah kotor setelah memegang KTP milik Laura.
" baik kamu di terima, boleh langsung bekerja besok. Untuk gaji awalnya 7 juta, jika kamu mampu bertahan dan pekerjaan nya bagus nanti akan di naikan" ujar Anjeli lalu bangkit dan segera pergi seolah tidak mau berlama-lama berdekatan dengan Laura.
" ck! Sombong sekali"
Tok tok
Tidur nyenyak Laura terganggu saat mendengar suara pintu di ketuk tidak ada hentinya. bahkan di luar suara nyaring seorang wanita terdengar sangat mengganggu.
" Laura!! Cepat keluar!!"
Laura membuka matanya dengan sangat Berat. Dia melangkah keluar dengan terpaksa lalu membuka pintu. Laura tahu apa yang akan terjadi pagi pagi buta seperti ini.
" nyenyak sekali tidur mu ya, cepat bayar kosannya. kamu kira ini kosan milik nenek moyang mu?" ujar leni, wanita paruh baya yang berstatus sebagai ibu kos tempat Laura tinggal.
Laura menatap malas pada lani. Dia mengucek matanya yang masih mengantuk lalu menutup mulutnya yang menguap. Dan sikap acuh Laura itu semakin memancing amarah leni.
" kalo kamu tidak mampu bayar, cepat keluar sekarang!" ujar leni.
" Bu lani yang terhormat, bukanya saya punya waktu 20 hari lagi sebelum satu bulan? Kata anda kemaren memberi saya waktu sebulan " ujar Laura dengan tenang tak tersirat aura takut sama sekali.
" tidak bisa! Ada yang ingin mengisi kontrakan ini. jadi kamu harus pergi sekarang jika tidak mampu membayar"
" nggak bisa gitu dong Bu, ibu ini gimana sih? Ko labil banget kek anak kecil yang tidak memiliki pendirian" ujar Laura.
Leni tidak peduli dengan ucapan Laura. Dia menerobos masuk dengan mendorong tubuh Laura. Leni Bergerak cepat Dengan penuh amarah memasuki kamar Laura dan membereskan semua pakaian Laura.
" Bu leni stop!" sentak laura mencoba menghentikan Leni yang sedang mengosongkan lemarinya memasukan semuanya pakaiannya ke dalam tas ransel dan juga koper milik Laura.
" aku sudah cukup bersabar sama kamu Laura, dan sekarang kesabaran ku sudah habis!" desisnya.
Laura pun pasrah. dia membiarkan Leni memasukan barang barangnya. Anggap saya itu bonus jadi dia tidak perlu repot repot membereskan nya sendiri.
" peralatan mandi saya juga Bu jangan lupa" ujar Laura saat Leni ingin menutup kopernya.
leni pun keluar kamar dan berjalan ke kamar mandi untuk mengambil peralatan mandi Laura. namun saat hendak masuk ke kamar mandi dia sadar sesuatu. lalu dengan penuh amarah dia kembali pada Laura.
" berani beraninya kamu menyuruh saya! cepat pergi dari sini dan bereskan semua barang mu!" ujar leni lalu pergi dari sana.
Laura menghela nafas panjang. Sudah tidak asing lagi baginya di usir. sekarang dia harus ke mana? Sisa uang nya hanya 3 ratus lagi. Ke rumah kaivan juga dia pasti di usir lagi. namun dia tidak punya pilihan lain.
" tidak papa, hanya satu bulan. Setelah itu aku akan gajian dan mencari kosan yang lebih baik dari ini" ujar Laura pada dirinya sendiri.
•••••••
Laura tiba di rumah kaivan. Dia masuk ke rumah itu tanpa permisi menyeret kopernya dan juga di punggung nya terdapat tas ransel yang besar.
" nona Laura" seru art terkejut melihat kehadiran Laura lagi. padahal baru kemaren Laura pergi tapi sudah kembali lagi.
" bibi, tolong bawa ini ke kamar ku. Aku harus pergi bekerja sekarang" ujar Laura.
" tapi non, den kaivan_"
" aku akan berbicara dengan dia nanti. Sekarang bawakan barang ku ke kamar. aku terburu-buru" ujar Laura lalu segera berlari pergi.
Laura tahu, kaivan tidak akan Setega itu padanya. meskipun kaivan adalah pria yang dingin, kaku dan terkesan tidak peduli dengan sekitar. namun Laura yakin, kaivan tidak akan Setega itu padanya.
Laura terpaksa naik taxi karena dia tidak ingin terlambat jika menunggu bus. setelah menempuh perjalanan lumayan lama akhirnya dia tiba di rumah majikannya.
sebelum menekan bel, Laura terlebih dahulu merapikan penampilan nya. Setelah itu baru dia menekan bel dan tidak lama pintu pun terbuka.
" silahkan masuk nona, tuan, nyonya dan den Gabriel sedang menunggu " ujar art itu.
Menunggu? Sepertinya dia terlambat di hari pertama nya. Laura pun segera masuk dan di antara ke ruangan kerja oleh art.
tiba di sana, dia langsung di sambut oleh 3 orang yang seperti sedang sibuk sendiri sendiri.
Seorang pria dewasa sibuk dengan tablet Android miliknya. Dan wanita dewasa sedang sibuk dengan ponselnya, sedangkan bocah kecil berusia 3 tahun duduk diam di Antara mereka.
Mata bulat yang memiliki menik mata berwarna hitam logam itu menatap Laura. Laura tersenyum canggung pada bocah itu.
" tuan nyonya, nona Laura sudah tiba" ujar art.
mereka tadinya sibuk dengan benda di tangan mereka seketika menoleh ke arah Laura.
Deg!
Jantung Laura seakan berhenti berdetak saat tatapan nya bertemu dengan tatapan pria yang kini tersenyum manis kearahnya. Please! Senyuman nya terlalu manis untuk di miliki oleh pria yang sudah beristri.
" yaa tuhan! Kenapa dia sangat tampan? Senyuman nya begitu manis. Membuat jantung ku berdebar saja"
" duduklah Laura " ujar pria yang masih asing bagi Laura.
Laura menurut. dia duduk di Sofa yang ada di depan mereka bertiga. Sedangkan art tadi sudah pergi.
" ini dia Laura, baby sister untuk Gabriel. Dia memang terlihat seperti anak SMA, namun aku sudah melihat KTP nya dan usia nya sudah 25 tahun" ujar Anjeli.
" perkenalkan, saya Laura tuan" ujar Laura tersenyum ramah.
" nama panjang? Latar keluarga? Pengalaman kerja?" tanya Grayson.
Grayson starling, adalah ayah dari Gabriel Sterling dan istri dari Anjeli gledis. Pria tampan, ramah, berwibawa, CEO sukses dan tentunya kaya raya. Usia nya sudah 32 tahun, namun wajahnya terlihat seperti masih berusia 25 tahun.
Tubuhnya atletis. tinggi dan juga sedikit berotot. Kulitnya bersih tanpa noda tato. Hanya ada sebuah tato di bagian perut kanan nya.
" gawat! nama panjang samaran gw apa yaa? Gw lupa!" pekik Laura di dalam hati.
Laura diam diam mengeluarkan KTP nya. Dia melihat nama yang tertulis di sana ternyata hanya nama Laura saja tanpa nama panjang. Si kaivan itu memang orang yang malas berfikir.
" Laura saja tuan" ujar Laura " untuk pengalaman kerja sebelumnya saya sudah pernah bekerja di cafe dan juga di restoran. kalo untuk baby sister belum pernah" ujar Laura.
Grayson menatap ragu pada Laura. Dia tidak yakin wanita yang memiliki wajah seperti anak SMA ini bisa menjaga putranya dengan baik.
" maaf Laura, tapi sepertinya kamu tidak cocok untuk menjadi baby sister anak saya. Saya butuh wanita dewasa yang sudah berpengalaman" ujar Grayson.
Laura terkejut. Dia ingin membuka mulut untuk bersuara. namun Anjeli lebih dulu mengeluarkan suaranya.
" cukup grayson! kau selalu menolak banyak baby sister dengan alasan kurang dewasa, kurang berpengalaman, terkekeh dewasa dan sejenisnya" ujar Anjeli terlihat marah " aku capek terus mencari dan mencari, ini yang terakhir. Jika menurut mu tidak cocok maka kamu saja sendiri yang menjaga Gabriel"
Laura jadi canggung melihat perdebatan di antara suami istri itu. dia menatap Gabriel yang juga menatapnya dalam diam. namun, mata bocah itu seperti sedang berbicara.
" Anjeli, aku hanya ingin yang terbaik untuk anak kita. Lihat baby sister yang kau pilih kali ini. selain tidak berpengalaman dia juga masih terlihat sangat muda" ujar Grayson.
Laura perlahan berdiri dan mengajak Gabriel pergi. dia tidak tega melihat bocah sekecil itu harus berada di tengah tengah pertengkaran kedua orang tuanya.
" terserah kamu saja! kamu jaga dia sendiri jangan bawa bawa aku. aku sudah mencoba menjadi baby sister semampu ku" ujar Anjeli lalu pergi.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!