NovelToon NovelToon

Main Villain System

Bab 1 Novel Sampah dan Sumpah Serapah Iri Hati

"Anjing."

Sepertinya satu kata itu sudah cukup untuk merangkum seluruh perasaanku untuk saat ini. Mataku yang kini terasa perih karena kurang tidur dan terlalu banyak menatap layar, terlalu  fokus ke monitor laptop butut di depanku. dilayar itu menampilkan novel yang aku buat, "Supreme Immortal Blade God"s Rebirth," terabaikan dengan total jumlah orang yang baca lebih sedikit dari saldo rekeningku. Komentar yang masuk tiga hari yang lalu itu sungguh sangat brutal dan terasa menamparku.

"Ceritanya seperti hasil generate Chat GPT, bro."

Yah aku tahu itu. Karena memang sebagian besar hasil Chat GPT. Siapa juga yang punya waktu luang untuk menulis sebuah deskripsi tentang bunga lotus yang mekar di tepi danau sebanyak sepuluh paragraf saat kau sedang dikejar deadline dan perutmu keroncongan? Tapi sepertinya, dalam menulis novel online ini, para pembaca sialan itu masih saja menuntut hasil yang bagus.

Ping!

Tiba-tiba ada notifikasi yang masuk dari hp-ku. Sebuah grup chat yang disebut "Lingkaran Penulis Langit Timur." dimana para penulis genre fantasi timur berkumpul untuk saling menjilat ludah dan saling memamerkan hasil pendapatan mereka. Mau tidak mau aku pun membuka grup itu. Sesuai dengan apa yang aku perkirakan, pemandangan pertama yang aku lihat  adalah sebuah tangkapan layar.

"Alhamdulillah, bulan ini tembus lagi viewsnya. Terima kasih supportnya, para suhu!" Tulis NagaTinta.

Di bawah pesan itu, terlihat jelas sebuah angka pendapatan royalti bulan ini dari novelnya, "The Heavenly Dragon"s Ascension". Rp 54.789.210.

Sialan... sialan...

Aku bisa merasakan asam lambungku mulai naik ke kerongkonganku. Lima puluh empat juta. Sebuah angka yang bahkan tidak bisa kumimpikan. Aku melirik ke tumpukan bungkus mi instan di sudut kamar kosku yang pengap. Makanan yang aku habiskan dalam sebulan saja tidak lebh dari empat ratus ribu.

Para penjilat yang ada didalam grup itu mengetik lebih cepat dari kecepatan cahaya... untuk menjilatnya.

"Gila... suhu NagaTinta! Mantap banget! Traktir-traktir kita dong!" Tulis RajaAksara.

"Wow, selamat, kak! Novelmu memang a-ma-zing! Alurnya bikin nagih parah!" Tulis DewiBulan.

Aku tertawa kecil. Amazing? Nagih? Novel sampah itu?

"Kalian para pembaca di luar sana pasti paham dengan apa yang aku maksud. Novel yang ceritanya bisa kalian tebak bahkan jika kalian membacanya sambil mabuk. MC bernama Lin Feng yang awalnya jenius kemudian jadi sampah, punya tunangan cantik yang mau membatalkan pertunangannya, lalu menemukan sebuah cheat item berupa cincin yang  berisi arwah kakek-kakek mesum, dan BOOM! Dia jadi dewa saat itu juga, semua cewek semok di benua itu mendadak basah sampai banjir hanya dengan melihat bayangannya."

Itu adalah formula yang telah digunakan jutaan kali. Tapi, entah bagaimana, si NagaTinta sialan ini bisa membuat anak-anak dan om-om kesepian ketagihan.

Tanganku gatal. Aku menulis sebuah tanggapan, menahan keinginan untuk membuat makian yang paling buruk.

"Selamat ya..., NagaTinta. Pembacamu benar-benar mengerti cara menghargai sebuah seni." Tulisku.

Kukirimkan pesan itu dan aku menekankan pada kata "seni". Biarin aja. Kalau mereka tidak ada yang paham dengan itu, itu bukanlah urusanku.

Dan yah tentu saja, tidak ada satupun yang membalas pesanku. Karena mereka terlalu sibuk menjilati sepatu emas NagaTinta. Aku melempar hp-ku ke kasur dan kemudian berdiri, kemudian aku berjalan mondar-mandir di kamarku yang sempit. Rasa iri itu membakar dadaku, rasanya panas dan sangat menyesakkan.

"Sampah! Novel sampah!" ucapku pada dinding yang catnya sudah mengelupas. "Apa bagusnya si Lin Feng itu? Bocah naif yang otaknya cuma diisi dengan prinsip moral yang tolol! "Aku tidak akan pernah membunuh wanita", "Aku harus melindungi orang yang lemah". Persetan dengan semua itu!"

Napas ku mulai sesak. Aku berhenti di depan cermin yang sudah retak, menatap pantulan diriku sendiri. Wajah lesu, rambut berantakan, dan mata yang menyimpan sedikit kegilaan.

"Andai saja... andai saja aku yang ada di dalam novel itu," bisikku, suaraku serak karena amarah. "Aku tidak ingin jadi pahlawan. Aku ingin jadi penjahatnya. Ya... Aku akan jadi Luo Chen, seorang Tuan Muda arogan yang jadi batu loncatan Lin Feng di arc pertama."

Ide itu terasa begitu menggoda dan begitu memuaskan.

"Akan kuubah takdir si Luo Chen sialan itu. Akan ku rebut tunangannya, si Xiao Linyu itu, sebelum Lin Feng sempat pamer kekuatannya. Akan kubuat dia bertekuk lutut karena tidak punya pilihan lain. Akan kuambil cincin butut itu dari jarinya sebelum dia tahu isinya apa. Akan kuperbudak arwah kakek tua yang di dalamnya!"

HAHAHAHA...!

Aku tertawa, sebuah tawa yang terdengar gila bahkan di telingaku sendiri.

"Akan kurebut semua haremnya! Si Putri Es yang sok suci itu? Akan kucairkan dia di ranjangku yang panas. Si Putri Iblis yang katanya liar itu? Akan kujinakkan dia sampai hanya bisa mendesahkan namaku. Akan kubuat dia melihat semua wanita yang seharusnya menjadi miliknya, satu per satu menjadi mainanku. Aku akan menghancurkan pikirannya, merusak cerita aslinya, membakar dunianya sampai rata dengan tanah!"

Aku mengangkat tinjuku ke atas, seolah sedang mendeklarasikan perang pada seluruh dunia.

"Aku bersumpah, jika aku bisa masuk ke dalam novel itu, aku akan menjadi Penjahat Utama yang paling brengsek yang pernah ada didunia!"

Tiba-tiba... layar hpku yang tergeletak di kasur menyala dengan cahaya putih yang menyilaukan mata. Bukan cahaya notifikasi biasa. Cahayanya begitu terang hingga membuat seluruh kamarku yang remang-remang menjadi silau. Aku menyipitkan mataku karena terkejut.

Di tengah layar, sebuah jendela dialog muncul. Teks yang ditampilkan tidak menggunakan font standar malah sebaliknya, huruf-hurufnya berwarna merah darah, terlihat seperti hasil tulisan tangan dengan kuas yang mengalirkan tinta.

[Apakah kau serius dengan sumpahmu itu?]

[Jika iya, aku bisa membantumu. Mengubah takdir novel itu langsung dari dalam. Kemudian menghancurkan cerita aslinya.]

[Apakah kau bersedia untuk melakukan itu?]

Ada dua tombol yang  bersinar di bawahnya.

[ YA ] / [ TIDAK ]

Aku tertegun, jantungku berdetak dengan cepat. "Apa ini? Virus? Atau hanya aplikasi iseng?"

Tapi... bagaimana jika ini beneran terjadi?

Pikiran tentang hidupku yang menyedihkan, mengenai tumpukan mie instan dan pendapatan sebesar 54 juta milik si NagaTinta... semuanya berputar di kepalaku. Apa yang bisa lebih menyakitkan dari kondisi yang kuhadapi sekarang? Setidaknya, di sana aku bisa menjadi pria muda dengan kekayaan..

Masa bodoh. Persetan dengan semua ini.

Dengan senyum lebar di wajahku, senyuman seorang lelaki yang telah kehilangan segalanya untuk dipertaruhkan, aku meraih hp-ku itu. Ibu jariku bergerak di atas layar, diliputi oleh perpaduan semangat menggila dan keputusasaan total.

Tanpa ragu, aku menekan tombol [ YA ] dengan penuh semangat.

Seketika, pemandangan sekelilingku berubah menjadi putih.

Bab 2

Cahaya putih itu bukan sekedar cahaya biasa. Rasanya seperti seluruh eksistensiku direnggut, ditarik paksa melalui lubang jarum dengan kecepatan sejuta kilometer per jam.

Tidak ada suara, tidak ada bau, hanya sensasi terkoyak. Jiwaku seolah-olah dipisahkan dari tubuhku yang bau mi instan, lalu dilempar ke dalam mesin cuci yang berputar tanpa henti. Rasanya sakit. Bukan sakit fisik seperti tertusuk pisau, tapi sakit di level jiwa. Sensasi bahwa 'diriku' sedang dilarutkan.

'Sialan! Kalau tahu rasanya begini, aku mungkin bakal mikir dua kali!'

Itu adalah pikiran sadar terakhirku sebelum kegelapan total menelanku.

Entah berapa lama waktu berlalu. Bisa jadi sedetik, bisa juga seribu tahun. Yang pertama kali kembali adalah indra penciumanku. Aku mencium sesuatu. Bukan aroma pengap kamarku, bukan bau kaus kaki yang belum dicuci seminggu. Ini adalah aroma cendana yang lembut dan menenangkan. Aroma yang biasanya hanya bisa kucium saat ada pembagian dupa gratis di kuil dekat kosan.

Kemudian, indra peraba. Sesuatu yang halus dan dingin menyentuh kulitku. Sutra. Aku yakin ini sutra asli, bukan bahan satin murahan. Perlahan, dengan kepala yang terasa seperti baru saja dihantam palu thor, aku membuka mata.

Langit-langit kamarku yang penuh jaring laba-laba dan bekas tambalan bocor telah hilang. Gantinya adalah kanopi ranjang yang terbuat dari sutra berwarna giok, disulam dengan benang emas membentuk motif awan yang rumit. Aku berkedip. Lalu berkedip lagi. Pemandangan itu tidak berubah.

Dengan susah payah, aku mendorong tubuhku untuk duduk. Ranjang di bawahku luar biasa besar dan empuk. Seluruh ruangan ini... gila. Perabotan dari kayu hitam yang dipoles mengkilap, sebuah meja dengan set teh porselen yang tampak rapuh, dan guci-guci keramik yang harganya mungkin bisa melunasi utangku seumur hidup. Ini bukan kamarku. Ini bahkan tidak mungkin ada di duniaku, kecuali di drama-drama kolosal.

Aku menyingkirkan selimut sutra dan menjejakkan kaki di lantai kayu yang dingin. Pakaian yang kukenakan adalah jubah tidur longgar yang juga terbuat dari sutra. Gila. Aku berjalan sempoyongan, tubuh ini terasa asing, sedikit lebih tinggi dan lebih ringan dari tubuhku yang asli. Mataku tertuju pada sebuah cermin perunggu besar yang berdiri di sudut ruangan.

'Nah, kan. Adegan cermin. Wajib hukumnya di cerita isekai atau transmigrasi murahan. Mari kita lihat, apakah aku jadi babi gemuk atau pangeran tampan.'

Aku mendekat dan menatap pantulanku.

Dan napasku tertahan.

Yang balas menatapku bukanlah wajahku yang biasa-biasa saja dengan kantung mata sehitam arang. Di cermin itu berdiri seorang pemuda. Usianya mungkin sekitar delapan belas tahun. Wajahnya... sial, wajahnya tampan sekali. Alisnya tebal dan tajam seperti pedang, hidungnya mancung, dan bibirnya tipis, memberikan kesan sombong alami. Matanya yang hitam pekat itu, meskipun sekarang menunjukkan ekspresi bingung, memiliki kilatan arogansi yang mendarah daging. Ini adalah wajah seorang Tuan Muda kaya yang diciptakan untuk memandang rendah rakyat jelata.

Wajah Luo Chen.

Jantungku berdebar kencang sekali. Aku mengangkat tanganku... tangan yang pucat dan ramping, bukan tanganku yang kapalan karena mengetik... dan kemudian menyentuh cermin. Benda itu terasa dingin. Pantulan itu meniru gerakanku. Ini nyata. Ini... ini nyata.

Aku tertawa. Awalnya tawa kecil yang tercekat di tenggorokan, lalu berubah menjadi tawa terbahak-bahak yang menggema di ruangan mewah itu. Aku berhasil. Sumpah serapah gilaku benar-benar terkabul! Aku tidak lagi Jing An si penulis gagal. Aku Luo Chen, si Tuan Muda kaya raya!

"Hahahaha! Persetan dengan mi instan! Persetan dengan NagaTinta!"

Saat aku sedang menikmati euforia, sebuah layar transparan berwarna biru tiba-tiba muncul di depan mataku, lengkap dengan suara mekanis tanpa emosi yang berdengung langsung di dalam kepalaku.

Ding!

[Inisialisasi Sistem Penjahat Utama telah berhasil.]

[Mendeteksi jiwa Host... Sinkronisasi dengan tubuh Luo Chen... 100% Selesai.]

[Selamat datang, Host. Mulai sekarang, identitasmu adalah Luo Chen.]

Aku berhenti tertawa, tapi seringai di wajah tampan ini tidak hilang. 'Sudah kuduga. Tidak ada transmigrasi tanpa Sistem. Ini paket lengkapnya.'

Layar itu berkedip, menampilkan lebih banyak teks.

[Nama Sistem: Main Villain System]

[Tujuan: Membantu Host menjadi Penjahat terhebat sepanjang masa, menghancurkan plot asli, dan merebut semua Takdir milik Protagonis Asli.]

[Mata Uang: Villain Points (VP). VP bisa didapatkan dengan melakukan tindakan jahat, mengubah plot, atau menyebabkan penderitaan pada Protagonis dan para pendukungnya.]

"Oke, oke, aku paham," kataku keras-keras, berbicara pada layar transparan itu. "Langsung ke intinya saja. Apa yang bisa kudapatkan dengan VP ini? Dan berapa banyak yang kumiliki sekarang?"

[Host memiliki 0 VP. Misi Pemula akan segera diterbitkan. Di Toko Sistem, Host dapat menukar VP dengan apa pun: Teknik Kultivasi, Senjata Ilahi, Pil Abadi, atau bahkan Pengetahuan dari duniamu sebelumnya.]

Mataku berbinar. Pengetahuan dari duniaku? Itu curang. Aku suka ini.

[Jiwa asli Luo Chen telah hancur karena syok mental. Informasi dasar dan ingatan sedang diintegrasikan ke dalam jiwa Host... Mohon bersiap.]

Sebelum aku sempat bertanya, kepalaku serasa meledak. Ini bukan sekadar mengunduh file. Ini adalah kehidupan orang lain yang diputar paksa di dalam otakku.

Aku merasakan kehangatan tangan seorang ibu yang kini telah tiada. Aku merasakan arogansi yang membuncah saat memandang rendah pelayan. Aku merasakan detak jantung yang menggila setiap kali mata pemalu Xiao Linyu bertemu dengan mataku. Dan kemudian... aku merasakan kepedihan itu.

Kepedihan yang tumpul, dingin, dan menghancurkan saat kabar pembatalan pertunangan itu tiba. Rasa malu di depan umum. Kemarahan yang impoten. Dan akhirnya, keputusasaan total yang membuat jiwa rapuh itu hancur berkeping-keping.

Emosi-emosi asing itu berputar-putar di benakku, mengancam akan menelanku sama seperti mereka menelan pemilik aslinya.

Aku memejamkan mata, mencengkeram jubah sutra di dadaku. Napasku terengah-engah. Butuh beberapa detik untuk mendorong semua 'sampah' emosional itu ke sudut pikiranku.

Aku mencerna semuanya. Jadi, jiwa asli bocah ini pecah hanya karena patah hati? Cih, lemah sekali.

"Sistem," ujarku dengan nada dingin, nada yang terasa sangat pas keluar dari bibir tipis ini. "Tunjukkan statusku dan di mana si Protagonis sampah itu sekarang."

[Menampilkan Status Host:]

Nama: Luo Chen

Identitas: Tuan Muda dari Luo Clan, Floating Cloud City.

Level Kultivasi: Qi Refinement - Level 4 (Di bawah rata-rata untuk usianya)

Skill: Tidak ada yang perlu disebutkan.

Item: Memiliki banyak uang.

'Sialan, status yang menyedihkan,' umpatku dalam hati.

[Menjawab Host. Protagonis Asli, Lin Feng, saat ini berada di kediaman Lin Clan. Statusnya adalah sampah yang meridiannya rusak.]

[Peringatan Plot Penting! Tunangan Host, Xiao Linyu, dan ayahnya, Patriarch Xiao, telah tiba di Aula Utama Luo Clan. Tujuan: Membatalkan pertunangan di depan umum.]

[Ini adalah event plot pertama: "Penghinaan di Aula Utama". Menurut plot asli, Host akan dipermalukan dan menjadi bahan tertawaan seluruh kota, sementara Lin Feng akan mendapatkan rasa simpati.]

Seringaiku semakin lebar. "Ah, 'Penghinaan di Aula Utama'," gumamku pelan, mengenali klise ini dengan baik.

Jadi, panggungnya sudah disiapkan, ya? Mereka semua menungguku, si domba lugu, untuk datang dan dibantai di depan umum.

Sebagai seorang penulis gagal, aku tahu persis bagaimana alur cerita ini seharusnya berjalan. Mereka mengharapkan seorang Tuan Muda yang arogan dan bodoh.

Mereka tidak tahu. Domba itu sudah mati.

Dan sekarang, seekor  serigala... tidak, seorang penulis yang muak dengan naskah klise... telah mengambil alih.

Bab 3

'Penghinaan di Aula Utama,' ya? Heh. Nama yang bagus untuk sebuah pembantaian. Aku bisa merasakan adrenalin mulai berdesir di pembuluh darah tubuh baru ini. Ini adalah sensasi yang membuat ujung-ujung jariku terasa gatal; perasaan yang tidak pernah kurasakan sebagai Jing An. Bukan kecemasan, bukan ketakutan. Ini adalah antisipasi murni. Antisipasi seorang predator yang akan bermain dengan makanannya.

"Sistem," kataku sambil menyeringai pada pantulanku di cermin perunggu. Pemuda di cermin itu balas menyeringai, dan tatapannya tampak jahat. "Kalau ini adalah event pertama, maka berikan aku misi pertamaku. Aku butuh modal awal untuk memulai bisnis penghancuran cerita ini."

Layar biru itu langsung merespons, seolah sudah menunggu perintahku.

Cling!

[Misi Utama Pertama Diterbitkan: Balikkan Meja Penghinaan.]

[Deskripsi: Tunanganmu yang sombong, Xiao Linyu, dan ayahnya yang tak tahu malu, berniat untuk mempermalukanmu dan Klan Luo di depan umum. Jangan biarkan pelacur dan bajingan itu mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tunjukkan pada mereka siapa sebenarnya anjing dan siapa tuannya.]

'Wow, Sistem. Aku suka caramu mendeskripsikan sesuatu. Sangat... jujur.'

[Tujuan Misi:]

[1. Gagalkan pembatalan pertunangan dengan cara yang paling dominan.]

[2. Hina balik Xiao Linyu dan ayahnya sampai mereka tidak punya muka untuk ditampilkan.]

[3. Rebut kembali kehormatan Klan Luo dan tingkatkan statusmu.]

[4. (Opsional) Jika Protagonis Asli muncul, buat dia menderita kerugian.]

[Hadiah Penyelesaian: 1.000.000 Villain Points, Newbie Gift Pack x1, Membuka Jalur Penaklukan Paksa (Forced Conquest Path) untuk target 'Xiao Linyu'.]

Satu juta VP. Paket hadiah. Dan... Jalur Penaklukan Paksa? Aku tertawa kecil. 'Tidak perlu rayuan, tidak perlu drama. Langsung ke intinya.' Sistem ini benar-benar mengerti apa yang kuinginkan. Ini bukan lagi tentang cinta atau romansa. Ini tentang kepemilikan. Penaklukan.

Tok, tok, tok!

Sebuah ketukan tergesa-gesa terdengar di pintu kamarku yang besar. Diikuti oleh suara seorang pelayan muda yang terdengar panik, nyaris menangis.

"T-Tuan Muda! Tuan Muda Luo Chen! Patriarch Xiao telah tiba di Aula Utama. Tuan Besar... Tuan Besar memanggil Anda untuk segera datang!"

Menurut ingatan Luo Chen yang asli, pelayan ini bernama Ming. Bocah penakut yang sering jadi sasaran empuk para pelayan senior. Luo Chen yang asli mungkin akan menjawab dengan gugup, "A-aku akan segera ke sana."

Tapi aku bukan dia.

Aku berjalan santai ke arah pintu, jubah sutraku berdesir di lantai. Aku membukanya dengan sekali sentakan. Ming, si pelayan, tersentak kaget dan mundur selangkah, mata kecilnya membelalak ngeri sebelum dia menundukkan kepalanya dalam-dalam.

"Be-berisik sekali," kataku dengan suara dingin yang datar. Suara ini terdengar asing, namun pas. Aku sengaja menirukan nada para CEO arogan di drama picisan. "Kau pikir telingaku tuli?"

Ming gemetar. Tubuhnya yang kurus itu bergetar seperti daun kering. Dia tidak berani mengangkat wajahnya.

"M-maafkan saya, Tuan Muda! Saya... saya hanya..."

"Pimpin jalannya," potongku, tidak memberinya kesempatan untuk menyelesaikan kalimatnya yang tidak berguna. Aku melangkah keluar dari kamar, melewatinya begitu saja.

Aku bisa merasakan kebingungan dan ketakutan dari bocah itu di belakangku. Bagus. Biarkan mereka semua bingung. Biarkan mereka semua takut. Luo Chen yang lemah lembut sudah mati. Sambutlah era yang baru.

Koridor Klan Luo begitu panjang dan megah. Setiap pilar diukir dengan detail, setiap lentera memancarkan cahaya hangat dari Spirit Stone tingkat rendah. Kemewahan yang dulu hanya bisa kubayangkan saat menulis deskripsi sampah di novelku. Sekarang, semua ini milikku.

'Nah, para pembaca di luar sana,' pikirku, rasa geli yang jahat menjalari dadaku. 'Menurut naskah asli si NagaTinta, di sinilah seharusnya aku berjalan dengan kepala tertunduk, bahu merosot, seperti anjing yang akan disembelih. Setiap langkah terasa berat, dipenuhi rasa takut dan malu. Tapi lihat aku sekarang.'

Aku berjalan dengan punggung tegak, dagu terangkat, dan tangan terselip santai di belakang punggung. Setiap langkahku mantap dan penuh percaya diri. Ini bukan jalan menuju penghinaan. Ini adalah jalan menuju panggung pertamaku.

Saat kami mendekati Aula Utama, aku bisa mendengar gumaman suara-suara dari dalam. Memori Luo Chen yang asli langsung bereaksi. Suara ayahku, Luo Tian, yang terdengar sedikit tegang. Suara seorang pria paruh baya yang angkuh, pasti itu Patriarch Xiao. Dan... suara seorang wanita muda yang jernih namun dingin. Xiao Linyu. Wajah cantiknya terlintas di benakku, bersamaan dengan rasa sakit yang tumpul dari jiwa yang lama. Aku mengabaikannya. Tunanganku yang cantik dan tak tahu diri.

Ming berhenti beberapa meter dari pintu masuk besar Aula Utama, tidak berani melangkah lebih jauh. Dia menunduk.

"Tuan Muda, Aula Utama ada di depan."

Aku bahkan tidak meliriknya. Mataku terpaku pada pintu besar di depan. Aku bisa merasakan tatapan para tetua klan dan anggota penting lainnya dari dalam. Mereka semua menunggu. Menunggu pertunjukan. Menunggu untuk melihat Tuan Muda mereka yang tidak berguna dipermalukan.

Baiklah kalau begitu. Aku tidak akan mengecewakan mereka. Aku akan memberi mereka pertunjukan.

Pertunjukan yang tidak akan pernah mereka lupakan seumur hidup mereka.

Aku menarik napas dalam-dalam, mencium aroma dupa cendana yang lebih pekat dari dalam aula. Dengan seringai iblis terpasang di wajah tampan ini, aku melangkahkan kaki pertamaku melewati ambang pintu Aula Utama.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!