NovelToon NovelToon

Jerat Pernikahan Palsu Presdir Arogan!

CHAPTER—1

“Bagaimana,  udah siap?” tanya Joel pada seorang gadis yang duduk di sofa kamarnya.

Mendengar kalimat tersebut. Cassia Amore langsung berpaling pada sumber suara bariton yang barusan bertanya padanya.

Cassia terpekur. Bukannya menjawab pertanyaan yang barusan sosok itu tanyakan, yang ada wanita itu malah fokus menatap sosok tersebut. Tampan, gagah, serta berwibawa, membuat Cassia tidak fokus pada dirinya, apalagi ketika benak mengingat sosok tersebut yang seperti pernah ia lihat?

‘Pria ini … bukankah yang kemarin aku lihat di majalah?’ batin Cassia. Wanita itu memicing, memperhatikan sosok rupawan Joel yang semakin dekat dengannya.

Joel Kenneth. Siapa yang tidak kenal? Selain seorang pengusaha kaya di usia muda. Joel juga terkenal akan ketampanannya. Terlebih baru kemarin Cassia membaca tentang Joel disebuah majalah. Tentang bagaimana ke-uletannya dalam meniti bisnisnya sampai bisa sebesar sekarang.

Namun, yang menjadi pertanyaan Cassia adalah kenapa Joel memilihnya? Bukankah jika ditilik dari latar belakang, pria itu tidak kekurangan wanita cantik disekelilingnya? Bahkan yang berkali-kali lipat jauh lebih cantik di atas Cassia.

“Apa kau tuli, Amore?” tanya Joel ketika sudah berhadapan langsung tepat dihadapan Cassia. Tangannya lalu meraih dagu Cassia, mengangkat wajah Cassia agar bersitatap langsung dengan matanya yang kini menyorot tajam.

“Bisu!” Joel mengalihkan pandangan sejenak. Lalu sesaat kembali menatap wajah Cassia. Maniknya semakin menyorot tajam, bahkan kini tanpa segan menghentakkan salah satu tungkainya tepat di atas telapak kaki Cassia.

“Akkhhh …. aduh!”  Cassia berteriak.

Joel menyeringai. Memperhatikan raut Cassia yang kesakitan karena ulahnya. ‘Tunggu di sakiti dulu baru mau bersuara? Apa… seperti ini taktiknya?’ Joel berasumsi. Sementara Cassia mengangkat kaki yang barusan di injak Joel. Memegang, mengusap lembut permukaan kakinya guna menghilangkan rasa sakit dari pijakan kuat Joel yang di sengaja.

“Tidak bisu. Tapi kenapa tidak jawab?” Joel kembali melontarkan pertanyaannya sembari kini mencengkeram dagu Cassia. “Kau fikir aku membelimu hanya untuk diam, hmm? Jika aku bertanya kau wajib jawab. Apalagi sekarang seluruh ragamu adalah milikku, yang itu berarti kau harus menuruti semua perkataanku!” tekan Joel sangat arogan.

Tidak disangka jika ternyata sosok tampan yang terlihat berwibawa itu bisa bertindak sekasar ini. Apalagi pembawaan bijaksana yang selalu pria itu tampilkan, sangat jauh berbeda dengan karakter aslinya.

Cassia syok, tentu saja. Dengan kaki yang masih terasa sakit ia kemudian menjawab, “I- iya.” Namun, terdengar sangat lirih.

“Aku tidak dengar. Katakan lebih keras!”

“Iya!” ucap Cassia lantang, yang mana hal tersebut membuat Joel menarik garis senyumnya.

Kepatuhan Cassia membuat Joel melepaskan cengkeraman tangannya “Bagus!” seringainya. Kemudian menilik Cassia dari atas sampai bawah.

“Tanggalkan seluruh pakaianmu sekarang juga. Aku tunggu di sana,” ujar Joel yang membuat manik Cassia membelalak.

Joel menjauh. Sementara Cassia memandangi punggung lelaki itu dengan tubuh gemetar.

Disuruh buka baju? Sekarang? Apa pria itu tidak punya pikiran? Kenapa tidak ia saja yang melakukannya?!

Meskipun ini semua merupakan keharusan. Tapi Cassia bingung harus mulai dari mana. Joel tahu jika ini merupakan kali pertama bagi Cassia. Harusnya lelaki itu berinisiatif menuntunnya, bukan malah sebaliknya!

Bingung haru mulai dari mana. Keadaan Cassia masih sama seperti sebelum Joel menuju peraduan. Sementara Joel kini sudah duduk di peraduan, memandangi Cassia yang sama sekali belum melakukan apa-apa.

Joel menatap Cassia dengan sorot mata tajam. “Apa kau sedang berpura-pura tuli?” cibir Joel penuh penekanan—membuat Cassia tersentak.

Wanita itu menggeleng. “Ti- tidak,” ucapnya tergagap.

Lalu Joel yang sedari tadi tak mengalihkan pandangannya kembali berujar dengan nada membentak. “Kalau begitu lakukan perintahku sekarang juga!”

Cassia mengangguk. “I- iya.” Kedua tangannya kemudian beralih pada kancing kemeja yang ia kenakan. Membuka satu persatu anak kancing tersebut dengan gerakan perlahan.

Gugup. Tentu saja. Bukan hanya karena kali pertama. Tapi sorot mata Joel yang terus memperhatikan setiap gerak-gerik Cassia membuat gadis itu jadi tidak fokus.

Pun Joel yang tidak sabar menghampiri Cassia yang masih sibuk dengan anak kancing kemejanya. Menarik pergelangan tangan Cassia, sampai membuat gadis itu meringish karena cekatan tangan Joel yang begitu kuat menyakiti pergelangannya.

“Lama!” ketus Joel dengan sorot mata tajam, membuat wanita itu tergemap.

Kemudian Joel menarik kasar atasan kemeja Cassia. Sehingga terpampanglah bagian atas tubuh Cassia yang membuat aliran darah Joel berdesir hebat.

‘Sialan! Wanita ini benar-benar membuatku tidak sabar!’

Pun Cassia juga merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Bukan sebab pergelangan tangannya yang dicengkeram. Apalagi penampilannya kini yang cukup menantang dihadapan Joel.  Melainkan, wajah Joel yang kini berhadapan sangat dekat dengan wajahnya.

Bersambung.

CHAPTER—2

Deg!

Cassia terpesona.

Tak dapat dipungkiri, jika pria yang ada dihadapan Cassia kini memiliki ketampanan paripurna. Bagaikan dewa yunani. Seperti itulah mungkin akan penggambaran sosok Joel. Mampu membuat Cassia yang notabene sangat sulit terpesona oleh seorang pria, kini terpaku hanya dengan menatap iras tampan Joel. Bahkan diam-diam mengaguminya.

“Kenapa… kau terpesona dengan ketampananku, hmm?” Pertanyaan Joel membuat Cassia tersentak. “Aku tahu aku tampan. Tapi jangan melampaui batasmu, Amore. Kedekatan kita kini hanya sebatas transaksi. Jadi jaga batasan hatimu atau nanti kau sendiri yang akan menderita.”

“Kehidupan kita bagai langit dan bumi. Aku seseorang yang begitu bersahaja. Sementara kau…” Joel mengerlingkan pandangan dari atas sampai bawah pada Cassia. “Hanya akan jadi barang bekas setelah kita melewati malam ini!”

Benar-benar menusuk. Tak hanya perangai yang kasar. Ternyata mulut Joel juga begitu tak bermoral dan pedas! Membuat hati Cassia terasa begitu sakit. Meski tak dipungkiri jika apa yang barusan di ucapkan Joel adalah benar.

Setelah malam ini, wanita itu tak hanya jadi barang bekas. Tapi mungkin juga sampah yang akan sulit diterima oleh orang terdekatnya.

‘Tenang Cassia… semua itu tidak akan terjadi jika kau bisa merahasiakannya.’

Tapi sampai kapan? Bukankah suatu saat ia juga akan menikah bersama Luke, kekasihnya? Kecuali jika Cassia mengubur semua impiannya bersama Luke. Mungkin, ia bisa tetap mempertahankan martabatnya di depan orang-orang.

Terhadap Joel sendiri, Cassia begitu percaya diri jika setelah ini pria itu tidak akan lagi mencarinya. Bukan hanya karena sosok Joel yang merupakan seorang businessman, sehingga membuat agendanya akan padat sampai tak memiliki waktu mengingat tentang Cassia.

Tapi juga karena wanita disekelilingnya, yang membuat Joel pasti akan dengan cepat melupakan Cassia.

Cassia menyunggingkan senyumnya. Bagaimana pun perkataan pedas Joel, wanita itu tidak boleh terpancing. Seperti kata Joel, raganya telah dibeli. Maka dari itu Cassia memiliki kewajiban untuk melayani. Harus bisa seprofesional mungkin meladeni seluruh keinginan Joel yang sudah membayarnya dengan harga fantastis.

2 Milyar!

Dibakar api kegelisahan. Entah mengapa berdekatan dengan Cassia seperti ini sungguh membuat Joel tidak tahan. Ia yang sudah lama menantikan momen ini bisa kembali bertemu dengan Cassia lantas memagut bibir wanita itu dengan brutal.

Cup!

Cassia terkesiap. Pagutan Joel yang tiba-tiba membuat wanita itu terpaku sejenak. Namun, pagutan Joel yang melembut membuat Cassia akhirnya melunak. Menerima sentuhan bibir untuk pertama kali itu sambil memejamkan mata.

Ini pertama kali. Joel telah merampas ciuman pertama Cassia. Meski awalnya terkesan brutal. Namun, pagutan Joel yang kemudian melembut membuat Cassia merasa hal ini tidak terlalu buruk.

Tapi kemudian Cassia terkesiap saat satu tangan Joel menyelinap masuk ke dalam kemejanya. Pun dengan Joel yang langsung mengerutkan dahi ketika jemarinya menyentuh pucuk pegunungan Cassia.

Joel melepaskan pagutannya.  Sorot matanya menatap Cassia tajam. “Kau tidak mengenakan bra?”  Membuat Cassia seketika tersentak dengan pertanyaannya.

Blushing. Cassia merasa kedua pipinya mendadak panas. Ia sempat terpekur karena tidak menyangka Joel akan bertanya seperti demikian. Beberapa jam lalu utusan Joel mengabari Cassia jika ia tak perlu memakai dalaman. Langsung disetujui oleh Cassia, mengingat Joel yang langsung membayarnya lunas.

“Apa kau bermasalah dengan pendengaranmu, hmm?” tanya Joel sedikit keras membuat Cassia terkejut.

“Jangan bilang kau juga nggak—”

“Ya! Sesuai dengan kesepakatan.” Cassia langsung menanggapi lantang ketika ia sudah mengerti dengan pertanyaan Joel.

Joel membeliak. Tidak menyangka jika Cassia akan benar-benar menepati kesepakatan absurd yang Joel buat. Padahal Joel tidak terlalu serius dengan keinginannya. Tidak akan mempermasalahkan Cassia jika pun wanita itu tidak melakukannya.

Akan tetapi keseriusan Cassia dalam menepati kesepakatan mereka malah membuat Joel murka. Langsung marah dengan menyingkap rok Cassia sehingga kini terpampanglah milik Cassia tanpa mengenakan pembungkus itu.

Wajah Cassia memerah.  Wanita itu merasa kedua pipinya benar-benar panas atas tindakan Joel barusan yang seperti mempermalukannya.

Sementara Joel menyeringai. Memandang Cassia dengan tatapan rendah. “Kau benar-benar tidak memiliki rasa malu ‘kan?” katanya dengan nada kasar—membuat Cassia merasa wajahnya semakin memanas. Namun, tetap berusaha tenang dengan tidak menunjukkan kegelisahannya.

“Dasa wanita penghibur!” dengkus Joel dengan nada meremehkan.

Cassia gemetar. Ternyata Joel benar-benar pria yang sangat kasar. Cassia ingin marah, namun ia berusaha meredamnya. Bagaimana pun ini adalah keputusannya yang sudah nekat ‘menjajakan’ diri pada sebuah situs gelap. Konsekuensi yang harusnya ia terima. Terlebih wanita itu sadar betul jika apa yang dilakukannya ini merupakan tindakan yang mencoreng harga dirinya.

Bersambung.

CHAPTER—3

“Gimana, mau mulai sekarang?” tanya Cassia. Terlalu lama bicara dengan Joel hanya akan membuat sakit hati. Lebih baik langsung menawarkan pada inti, agar semua segera selesai.

Sorot mata Joel menyipit. Ia kembali memandang rendah pada Cassia. Sikap berani Cassia mempengaruhi fikiran Joel, membuat pria itu ragu akan kesuciannya. Joel mencibir. “Seperti sudah profesional. Apa jangan-jangan sebelum ini kau sudah pernah melakukannya?”

“Mana berani.” Cassia dengan cepat menimpali. Membuat sorot mata Joel semakin menyipit. “Jangan main-main denganku, Amore,” ucap Joel dengan nada mengancam.

Takut. Lagi-lagi semua perasaan itu Cassia telan. Ia tidak boleh menunjukkan kelemahannya, atau tidak posisinya akan semakin terancam untuk semakin di intimidasi.

Lebih baik jadi pemantik dari pada harus ditindas. Bersikap sok berani serta tak tahu diri agar pria dihadapannya ini menjadi ilfeel. Cassia ingin membuat Joel tidak menyukai dirinya. Meski saat ini ia sudah dibeli. Habiskan satu malam, setelah ini lupakan. Dan Cassia yakin dengan sikap tidak tahu malunya ini pasti akan membuat Joel dengan cepat melupakannya.

Pria kaya tidak akan mau berinteraksi lebih jauh dengan karakter murahan yang sedang diperankan oleh Cassia. Sebaliknya, jika Cassia lemah serta muda ditindas. Juga menampilkan kepolosannya, maka ia akan menjadi sasaran empuk bagi pria kaya seperti Joel.

Cassia tidak mau hal itu terjadi. Ia harus bisa membuat Joel langsung melupakannya setelah ini. Layani, habiskan satu malam ini dengannya. Setelah itu buat kesan tidak menyenangkan agar Joel tidak lagi mencarinya.

Cassia lalu menyunggingkan senyumnya. Mengalungkan kedua tangan di belakang leher Joel. “Maksud saya… mana berani saya meminta harga mahal, jika sebelumnya saya sudah pernah melakukannya.” Cassia lalu menarik satu tangannya. Membawa pada wajah Joel, mengitari pipi Joel dengan satu jemarinya.

“Jangankan melakukan itu. Melakukan ini saja…” Jari tangan Cassia kini berhenti tepat dipermukaan bibir Joel. “Baru pertama kali dengan anda. Jadi, menurut saya anda merupakan pria beruntung yang berhasil mendapatkan segalanya yang ‘pertama’ dari saya,” ujarnya lagi dengan nada seggsi yang dibuat-buat.

Cassia tidak mengerti jika apa yang dilakukannya kini seperti menyalakan api di atas tumpukan jerami. Berani menggoda Joel dengan tindakan seperti ini, semakin memantik amarah Joel terhadap dirinya.

Tidak ada lagi kepolosan. Sorot mata ceria serta sosok patuh tak lagi dapat Joel temukan dari wanita itu, membuat Joel meradang.

“I’m ready, Mr.Handsome. Mari langsung kita mulai agar anda bisa segera mendapatkan pembuktian atas keraguan anda,” ujar Cassia sembari kini mengangkat satu kakinya. Menggesek pada pinggang Joel, juga…

“Berani menantang, maka rasakan sendiri akibatnya. Kau sudah memprovokasi singa yang lapar. Jadi jangan salahkan aku jika nanti kau—”

Cup!

Cassia menghentikan ucapan Joel dengan pagutannya. Lalu sesaat kembali melepasnya. “Satu sama. Jika tadi anda merampas first kiss saya, giliran saya melakukan hal yang sama,” ucap Cassia.

Tak bisa lagi menoleran perbuatan Cassia. Joel yang sudah semakin terbakar api gayrah itu segera menggendong Cassia menuju peraduan, kemudian merebahkannya di sana.

“Kau benar-benar sudah berhasil memprovokasiku, Amore, maka rasakan akibatnya. Tidak akan ada kata henti  sampai aku puas melakukannya. Akan aku buat malam ini menjadi malam panjang kita, agar kau bisa selalu mengenangnya!” tutur Joel dengan penuh penekanan, membuat Cassia takut. Namun, tetap menunjukkan sikap tenangnya.

“No Prob, Mr.Handsome. Tidak dibiarkan tidur semalaman pun saya akan siap. Asalkan…” Cassia memandang ke arah milik Joel, lalu meremasnya. “Anda tidak mengecewakan saya!” tukas Cassia yang lagi-lagi berhasil memprovokasi ego Joel.

Plaaakkk!!

Cassia menepis tangan Joel ketika pria itu meremas salah satu pergunungannnya. Reflek ingin bangun, tapi tubuhnya di tekan oleh Joel sehingga kini hanya bisa berbaring sambil menatap Joel.

‘Astaga, Cassia… kenapa kau begitu lancang? Apa kau lupa jika sekarang kau telah jadi miliknya? Jadi, terserah dia dong mau pegang yang mana.’ Dalam hati Cassia merutuki diri karena dinilai sudah ceroboh berani menepis tangan Joel.

Kemudian Cassia menyunggingkan senyumnya. Menarik kedua tangan Joel agar kembali menyentuh pergunungannya. Yang otomatis membuat Joel jatuh ke atas tubuh Cassia, karena kedua tungkai lengan yang ia pakai sebagai penopang ditarik oleh Cassia.

“Upss… sorry, barusan saya nggak sengaja. Saya hampir lupa jika sudah dibeli oleh anda. Sekarang, anda boleh lanjutkan. Saya siap dipegang dimana aja, asal itu bisa membuat anda senang,” ujar Cassia sebelum Joel menginterupsi kelancangannya.

Bersitatap langsung tanpa jarak seperti ini membuat Cassia cukup tegang. Ia gugup, deru napas naik turun, namun tetap berusaha tenang. Sementara Joel yang mendapatkan perlakuan seperti itu belum menunjukkan reaksi apa-apa. Selain dahinya yang mengerut serta pandangan yang sempat menyorot tajam akibat ulah reflek Cassia.

“Cium lagi.” Kini dengan kedua tangannya wanita itu sudah memegang sepasang pipi Joel. Ingin menarik agar pria itu kembali mengecup bibirnya, namun ditahan oleh Joel dengan mengeraskan otot lehernya.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!