Pada sore hari di Hutan, terlihat seorang anak laki-laki berumur 14 tahun. Dia memakai baju berwarna biru dan berwajah tampan. Tampak Sedang mengejar ayam hutan.
"Hah, capek sekali. Sepertinya ayam hutan itu tidak sudah jauh dari sini, aku mencari buah-buahan saja." ucap seorang anak berbaju biru, sambil pergi mencari buah.
Dia lalu pergi mencari buah-buahan.
"Hah, lumayan-lumayan. Hari ini aku mendapat banyak buah-buahan, dan sepertinya aku harus pulang karena sudah hampir malam. Aku takut akan ada monster menyeramkan ataupun hantu." gumam anak berbaju biru. sambil bergidik ngeri membayangkan soal hantu.
Dia pun buru-buru pulang.
20 menit berlalu. Saat sudah dekat dengan desa dia mencium bau anyir darah dan bau asap. dia pun langsung lari kearah desanya karena merasakan firasat buruk, dan saat dia melihat keadaan desanya….
Desanya sudah berantakan, banyak mayat yang tergeletak dengan keadaan yang tidak utuh, juga banyak rumah yang rusak dan terbakar.
Dengan perasaan yang campur aduk dia berlari dengan cepat, dan mencari orang tua nya.
"AYAH….IBU…..KALIAN DI MANA" teriak anak itu histeris.
"AYAH….IBU…." teriak anak itu sambil menangis karena takut kehilangan orang tua nya.
Saat dia melihat orang tua nya tergeletak tak bernyawa dengan kepala terpisah, hatinya terasa tersayat, terasa sakit.
Tidak terima dengan keadaan orang tuanya, dia pun langsung menangis sambil memeluk jasad kedua orang tuanya.
"INI... MIMPI KAN? HANYA MIMPI?!! " teriaknya histeris, dengan suara pelan dan bergetar dia berkata kembali, "Ayah, Ibu… Ini pasti hanya mimpi kan?" sambil memukul keras perutnya sendiri.
'BUKKK' Anak itu memukul perutnya.
Air mata dengan deras mengucur, dengan suara pelan dia berkata, "Ternyata ini bukan mimpi?." Air matanya terhenti, kemudian tatapannya kosong, raut wajahnya suram. Tiba-tiba hujan turun, semakin deras dan semakin deras. Namun anak ini seperti tak merasakannya. Dalam kepalanya, hanya muncul banyak pertanyaan, keinginan untuk melakukan tindakan balas dendam, ingatan yang tiba-tiba muncul, dan banyak rasa sedih yang muncul dihatinya.
Anak itu diam dengan tatapan yang kosong, disisi lain dirinya ingin membalas dendam, namun disisi lainnya dia mengetahui jika dirinya tidak bisa apa-apa. Hingga akhirnya setelah beberapa jam kemudian dia tak sadarkan diri karena tubuhnya sudah mencapai batas.
Keesokan harinya.
"Dimana aku?" kata anak tersebut bingung sambil melihat kesegala penjuru ruangan.
Dia berada diruangan yang terasa asing baginya. Dia pun berjalan-jalan di ruangan tersebut. Saat dia berada di dekat pintu, ada seorang pria paruh baya yang kira-kira umurnya 40 tahun masuk keruangan itu.
"Ohh, nak kau sudah bangun ya." ucap pria tersebut.
Karena melihat orang yang asing baginya, dia pun menjadi waspada.
"Siapa kau?" sambil mengambil sikap waspada.
"Tenang nak, saat itu aku tak sengaja lewat ke desa itu, dan menemukan banyak mayat, saat aku mengumpulkan mayat-mayat itu, aku menemukanmu. Melihat ada dua orang didepanmu dan aku menyimpulkan jika itu orang tuamu, sehingga aku mengubur mereka secara terpisah." pria paruh baya itu dengan wajah sedih.
Mendengar orang tua nya sudah meninggal diapun merasa lesu dan sedih. Dia berkata, "Kenapa ini harus terjadi padaku." tatapan anak itu kini penuh dendam, air mata terlihat mengucur dari matanya, dia mengepal tangan keras.
"Sudahlah nak, jangan terlalu menangisi apa yang terjadi di masa. Sebelumnya, Itu tidak akan membuat mereka hidup kembali. Maaf bila kata-kata ku menyakitkan tapi memang itu kenyataannya."
"Memangnya tahu apa kau tentang itu? kau pasti tidak pernah mengalaminya?."
"kau salah nak, kau mungkin tak tahu. tapi biarkan aku bercerita sedikit tentangku. Dulu orang tua ku di bunuh tepat di hadapanku, saat itu aku masih berumur 7 tahun, saat itu aku tak bisa berbuat apa-apa dan tak bisa melawan." Pria paruh baya itu menghela nafas lalu berkata kembali, "Karena mungkin aku masih anak-anak aku pun di tangkap untuk di jual dijadikan budak. Kemudian saat umurku 8 tahun ada keluarga bangsawan yang membeliku, tetapi kehidupanku di keluarga itu hanya dijadikan pelampiasan amarah." Pria tua itu menghela nafas.
"Sebenarnya aku tidak ingin bercerita tentang ini, tetapi diriku ingin kau sadar bahwa kehidupan ini keras dan dapat berubah-ubah. Saat umurku 10 tahun. rumah keluarga bangsawan itu diserang oleh sekelompok pendekar. Pada saat kediaman majikanku di serang oleh sekelompok pendekar, aku lari ke hutan dan menemukan gua. Aku tinggal sendirian di gua itu dan disanalah aku bertemu dengan guruku, aku menetap disana selama 1 tahun bersama guruku."
Pria paruh baya itu melihat kearah Xi Ryu, dia berkata kembali, "Saat guruku pergi untuk mencari makanan. Aku sendirian selama 1 minggu. Aku menunggu guruku tetapi guruku tak pernah datang kembali, aku pun memutuskan untuk mencarinya, hingga akupun menemukan jasad guru ku yang membusuk terkena racun." ucap pria paruh baya dengan wajah yang dipenuhi penyesalan.
Mendengar cerita tersebut, anak itu pun terdiam, meskipun dirinya tidak tahu cerita itu benar atau tidak, tetapi melihat raut wajah pria tua itu dirinya yakin jika itu benar-benar terjadi.
"Maafkan aku paman." kata anak itu sambil menunduk menyesal.
"Tidak apa-apa, aku mengerti. Aku pun pernah sepertimu. Kalau boleh tahu siapa namamu?" Pria paruh baya itu dengan senyum hangat.
"Xi Ryu."
"Ohh, kalau begitu aku akan memanggilmu Ryu'er apa kau keberatan?"
"Tidak."
"Kalau begitu mulai sekarang kau akan tinggal denganku disini. Ini kamar mu, dan namaku Yang Shu.
Apa kau mau berkunjung pada makam orang tuamu?" ucap pria paruh baya itu yang ternyata bernama Yang Shu.
Xi Ryu menganggur, dirinya kini telah sedikit tenang, meskipun masih menyimpan amarah didalam dirinya.
Makamnya berada di belakang rumah Yang Shu, Saat tiba di makam orang tuanya. Xi Ryu melihat ada tiga kuburan. Dia kuburan berukuran normal dan satu kuburan memiliki panjang dan lebar kira-kira delapan meter.
"Xi'er, itu makam orang tua mu. Yang kanan ibumu dan yang kiri ayahmu." ucap Yang Shu sambil menunjuk dua makam yang saling berjajar.
Mendengar itu, Xi Ryu langsung memeluk batu nisan orang tuanya, dia langsung menangis, tetapi tangisan itu hilang dan berubah menjadi kemarahan saat Xi Ryu mengatakan akan membalas dendam pada orang yang menghancurkan desa dan bertekad menjadi kuat.
Setelah 1 jam Xi Ryu berdiam diri di makam kedua orang tuanya, Xi Ryu pun menyudahinya. Yang Shu pun masih berdiri di tempatnya, membiarkan Xi Ryu mencurahkan isi hatinya pada orang tuanya, tidak tapi makam orang tuanya.
Xi Ryu pun bangkit dan berkata pada Yang Shu kalau dirinya akan mencari makanan sebagai biaya karena dirinya tinggal dirumahnya.
Yang Shu hanya mengangguk dan membiarkan Xi Ryu untuk mencari makanan, Yang Shu hanya berpesan, jangan masuk ke hutan terlalu dalam.
Xi Ryu hanya mengagguk dan pergi ke hutan untuk mencari makanan kedalam hutan.
2 jam pun berlalu dan dia mendapat 1 ayam hutan dan buah-buahan.
Sekarang hari sudah sore. Xi Ryu berlatih sendiri, dengan berlari dengan membawa 2 batang kayu dengan berat kira-kira 10 kg di bahu kanan dan kiri sambil berlari, memukul kayu, berlari, dan latihan fisik lainnya. sampai malam pun hampir tiba. Xi Ryu tidak tahu, kalau dari pertama kali dia pergi kehutan, dia di ikuti Yang Shu dengan cara sembunyi di pohon-pohon.
"Anak yang menarik, Anak yang mempunyai tubuh khusus kaisar naga, dengan tubuhnya seharusnya dia mempunyai ketahanan fisik yang tinggi dan dapat bertambah kuat dengan cepat." gumam Yang Shu yang sedang bersembunyi di atas pohon.
"Sepertinya latihanku sekarang sudah cukup." ucap Xi Ryu sambil mengusap keringat yang mengucur deras di dahi nya.
Xi Ryu pun pulang, saat sudah sampai dirumah Yang Shu, Xi Ryu melihat Yang Shu sedang bersih-bersih di rumahnya.
"Paman, ini di simpan di mana?" ucap Xi Ryu sambil mengangkat buah-buahan dan 1 ayam hutan yang sudah mati.
"Ohh, Ryu'er rupanya. Simpan saja di meja dapur, nanti paman masak."
Xi Ryu mengangguk, lalu masuk kedalam rumah Yang Shu.
Setelah Xi Ryu masuk ke rumah milik Yang Shu, Xi Ryu mencari letak dapur. Sesudah menyimpan buah-buahan dan ayam hutan di meja dapur, Xi Ryu langsung membersihkan diri, dan memakai baju yang Xi Ryu pakai tadi. Saat Xi Ryu ingin ke kamar Xi Ryu berpapasan dengan Yang Shu.
Melihat Xi Ryu yang kotor, Yang Shu berkata, "Ryu'er ganti saja bajumu jangan pakai yang itu, kotor. Cari baju di lemari kamarmu mungkin ada yang pas dengan ukuran tubuhmu."
"Baik Paman. Paman baju yang di lemari milik siapa?" tanya Xi Ryu penasaran.
"Itu milik anakku dulu, tapi sekarang dia sudah tiada." ucap Yang Shu sambil tersenyum.
"Maaf Paman." Xi Ryu sambil menunduk, merasa bersalah.
"Tak apa, itu hanya masa lalu. Tidak usah dipikirkan." ucap Yang Shu.
"Kalau begitu aku ganti baju dulu" Xi Ryu sambil pergi kedalam kamarnyya.
Yang Shu mengagguk.
Xi Ryu lalu memakai baju berwarna hijau dari lemarinya, lalu mendatangi makam orang tuanya.
1 jam pun berlalu, dan Xi Ryu dipanggil Yang Shu untuk makan.
1 bulan berlalu dengan cepat. Xi Ryu selalu menjalani hari-harinya dengan berburu, mencari buah-buahan dan berlatih. Selama itu juga Yang Shu selalu mengawasi Xi Ryu.
Saat sore hari. matahari pun hampir terbenam. Xi Ryu sedang latihan, Berlari-lari dengan membawa 2 kayu yang di letakan di pundak kanan dan kiri, saat Xi Ryu sedang berlari-lari, dari arah kanan Xi Ryu seperti ada sesuatu berkaki 4 yang sedang berlari ke arah nya, mendengar suara itu Xi Ryu menjadi waspada dan dia pun melihat Serigala berbulu perak.
Serigala berbulu perak tersebut berumur kira-kira 100 tahun dan setara dengan pendekar tingkat Fana-Menengah.
Melihat Xi Ryu dalam bahaya. Yang Shu langsung melesat dengan cepat seperti bayangan dan membunuh serigala berbulu perak dengan tangan kosong, dalam 1 pukulan serigala berbulu perak pun tumbang tak bernyawa dengan kepala yang berubah menjadi bubur daging dan darah berwarna hijau mengucur deras di lubang tubuhnya, Xi Ryu yang melihat kejadian tersebut kagum, takut serta bingung, dalam batinya pun dia bertanya 'Siapa yang membunuh serigala itu', sambil melirik ke segala arah. tetapi tidak ada siapa-siapa.
Karena merasa dirinya akan dalam bahaya, dia memberhentikan latihannya. Xi Ryu pun pulang, mungkin Xi Ryu tak ingin berlatih lagi karena ada sosok misterius yang sudah membunuh serigala berbulu perak dengan sekejap.
Saat sudah sampai di rumah Yang Shu. Xi Ryu melihat Yang Shu sedang bersih-bersih seperti biasa, Xi Ryu pun menyimpan buah-buahan dan hasil buruannya di dapur. Lalu Xi Ryu menemui Yang Shu yang sedang duduk di kursi di depan rumah dan menceritakan kejadian tadi, tetapi saat Xi Ryu bercerita, Xi Ryu melihat ada bercak noda darah berwarna hijau di baju Yang Shu. Darah berwarna hijau tersebut sama dengan darah serigala yang terbunuh dalan sekejap di hutan, Xi Ryu pun jadi curiga, 'sebenarnya siapa sebenarnya Paman ini?' batin Xi Ryu. Karena penasaran Xi Ryu pun bertanya.
"Paman, apa Paman yang membunuh serigala di hutan tadi?" ucap Xi Ryu dengan wajah serius.
"Kau bertemu serigala? Tapi syukurlah kau baik-baik saja. Tapi aku tidak tahu tentang itu." ucap Yang Shu dengan raut wajah terkejut.
"Jadi, ini apa?" ucap Xi Ryu sambil menunjuk bercak darah hijau di baju Yang Shu.
Yang Shu lalu melihat bercak darah yang di tunjuk Xi Ryu, lalu tertawa kecil diapun menjawab."Hmmm... Ya, yang membunuh serigala itu adalah diriku."
"Siapa sebenarnya Paman?" ucap Xi Ryu dengan wajah serius sekaligus beranjak dari kursi dengan waspada.
"Duduk lah Ryu'er, aku akan menceritakan sedikit tentang hidupku." ucap Yang Shu dengan wajah tenang.
Karena tidak merasa dalam bahaya Xi Ryu pun duduk kembali.
Yang Shu lalu mulai bercerita.
Yang Shu adalah pendekar pengelana dari kekaisaran Xin, kekaisaran terkuat diantara 3 kekaisaran. Saat berkelana Yang Shu menemukan Kitab kuno di makam kuno yang tidak sengaja Yang Shu masuki. Kitab terkuat dari 3 kitab kuno, yaitu kitab Kaisar Naga.
Setelah mendapat kitab tersebut Yang Shu melakukan latihan tertutup selama 50 tahun di makam kuno tersebut, karena Yang Shu bukan jenius jadi Yang Shu butuh waktu lama untuk menguasai apa yang ada dalam kitab tersebut. Mungkin jika Yang Shu jenius dia bisa menguasai apa kitab tersebut 30 sampai 40 tahun.
Setelah latihan tertutup tersebut Yang Shu menjadi pendekar yang terbilang kuat di kekaisaran Xin. Selama 5 tahun Yang Shu semakin kuat hingga mungkin menjadi yang terkuat di kekaisaran itu, dia terus memberantas sekte-sekte aliran hitam. Dan namanya pun makin terkenal.
Karena merasa Yang Shu adalah ancaman yang sangat besar. 4 Sekte besar aliran hitam di kekaisaran Xin memutuskan untuk beraliansi, untuk membunuh Yang Shu. Saat berperang Yang Shu mengalami luka dalam yang cukup parah dan Yang Shu pun kehilangan hampir 50 persen kekuatan nya. Dan aliansi sekte aliran hitam mengalami kerugian kehilangan 3000 orang dari 8000 orang dan ketiga pemimpin-nya.
Karena merasa tidak akan memenangkan perang Yang Shu melarikan diri dan mengasingkan diri ke kekaisaran terlemah, Kekaisaran Wei.
Yang Shu pun mencoba untuk menyembuhkan luka dalamnya, tetapi tidak berhasil. dari sana pun dia tahu dia harus mendapat kitab kuno ke 3, yaitu kitab peri penyembuh.
Pasti nyawa Yang Shu akan terancam. Jika mengelana untuk mencari kitab peri penyembuh, karena saat itu Yang Shu hanya berada di tingkat langit tahap menengah. Yang Shu pun memutuskan untuk mencari penerus untuk diminta mencarikan kitab tersebut dan memberantas kejahatan agar tidak merajalela. Dan sekarang umur Yang Shu sudah lebih dari 100 tahun.
Yang Shu pun memutuskan untuk menjadikan Xi Ryu menjadi muridnya, Karena di dalam kitab kaisar naga sendiri tertulis, kitab ini akan lebih berguna bagi orang yang mempunyai tubuh khusus bernama 'Tubuh Kaisar Naga', dan hanya orang yang mempelajari kitab ini yang mengetahui siapa yang mempunyai tubuh itu.
"Jadi begitu" ucap Xi Ryu sambil mengangguk-ngangguk.
"Ya begitulah, aku sengaja membiarkanmu berlatih di hutan agar kau terbiasa dengan hutan ini"
"Jadi Paman selalu mengikutiku saat berada di hutan?" ucap Xi Ryu dengan mata penuh selidik pada Yang Shu.
"Ya" ucap Yang Shu tenang.
"Jadi paman... Eh, sebutan paman kurang pantas untuk seorang berumur lebih dari seratus tahun. Akan aku panggil kakek saja."
'BUKKK' Yang Shu memukul kepala Xi Ryu.
"Sakit…. Paman aku hanya bercanda." ucap Xi Ryu sambil mengusap-usap kepalanya yang benjol, akibat pukulan Yang Shu.
"Makannya jangan bercanda. Meskipun umurku susah setua itu, jiwaku masih tetap semuda anak-anak muda." ucap Yang Shu dengan senyum bangga.
"Oh iya, Ryu'er besok kau akan berlatih denganku." ucap Yang Shu dengan raut wajah serius.
"Baik, Kakek." ucap Xi Ryu tegas, sambil bersujud pada Yang Shu.
"Hei, setidaknya panggil aku guru."
Di siang hari yang cerah. Xi Ryu sedang duduk di kursi depan rumah, dengan sangat antusias Xi Ryu mendengarkan penjelasan Yang Shu tentang Pendekar.
"Ryu'er, apa kau sudah mengerti?" tanya Yang Shu yang sudah selesai menjelaskan.
"Ya Paman. Ehhh… Magsudku Guru." ucap Xi Ryu dengan semangat.
"Kalau begitu sekarang aku akan mengetest sejauh mana pengetahuanmu. Aku tanya, Apa tahapan-tahapan seorang pendekar? " tanya Yang Shu sambil tersenyum.
"Tingkatan seorang Pendekar dimulai dari…
Tingkat 3
Tingkat 2
Tingkat 1
Tingkat Fana (Awal-Menengah-Akhir)
Tingkat Bumi (Awal-Menengah-Akhir)
Tingkat Langit (Awal-Menengah-Akhir)
"Benarkan guru?" ucap Xi Ryu dengan bangga.
"Hmmmm… Benar… Benar. Aku pikir kau tidak akan ingat karena aku hanya satu kali menjelaskan, tapi ternyata kau mengingatnya. Baiklah yang kedua, Dengan teknik apa seorang pendekar mengumpulkan tenaga dalam?" ucap Yang Shu.
"Dengan teknik pernapasan guru." ucap Xi Ryu dengan senyuman.
"Benar. Dan apa kau tahu caranya?" ucap Yang Shu dengan raut wajah serius.
"Melihat guru tadi menggunakan teknik pernapasan, aku tahu caranya." ucap Xi Ryu dengan yakin.
"Dan yang ketiga…" ucap Yang Shu. dengan raut wajah serius.
"Apa guru?" ucap Xi Ryu penasaran.
"Kau ingin aku mengajarimu tentang ilmu beladiri dan cara-caranya kan?" ucap Yang Shu dengan raut wajah serius.
"Ya, guru." ucap Xi Ryu tegas sambil mengangguk.
"Kalau begitu hapuskan dulu dendam-dendam mu. Jangan biarkan dendam terbunuhnya orang tuamu meluas hingga mengubur jiwamu." ucap Yang Shu dengan raut muka serius.
"Tapi kenapa guru?" ucap Xi Ryu sambil mengepal tangan keras, teringat hari kematian orang tuanya.
"Kau pikirkan sendiri, aku tak akan melatihmu lagi sampai kau menghapuskan dendam-dendam mu" ucap Yang Shu dengan serius.
"Tapi guru…." ucap Xi Ryu sambil menunduk dan mengepal tangan-nya keras.
"Tidak ada tapi-tapian, Kau memiliki dua pilihan. Kau hapuskan dendam-dendamu itu dan berlatih denganku, atau kau biarkan dendam-dendamu itu, lalu kau pergi dari sini."
Xi Ryu menghela nafas, lalu dia berkata, "Baik guru, aku akan berusaha sebisaku." Xi Ryu pasrah.
1 minggu berakhir dengan cepat, Xi Ryu pun menggunakan 1 minggu itu dengan bermeditasi sambil merenungkan kata-kata Yang Shu.
Dalam 1 minggu itu. Akhirnya Xi Ryu mengetahui arti dari kata-kata itu. dia lalu mendatangi Yang Shu dan memberitahu jawabannya. Xi Ryu juga mungkin telah menghapus dendamnya, tapi kita tidak tahu dendam itu sudah hilang sepenuhnya atau belum.
"Jika kau sudah mengerti, apakah kau sudah menghapuskan dendam-dendam mu itu?" kata Yang Shu dengan raut wajah serius.
"Sudah guru" ucap Xi Ryu tegas.
"Bagus, Besok kita latihan kembali, kau siapkan dirimu terlebih dahulu, karena besok aku akan melatihmu dengan keras." ucap Yang Shu sambil tersenyum kecil.
"Oke, guru." ucap Xi Ryu senang, karena dia akan kembali berlatih dan tidak peduli dengan perkaataan Yang Shu yang berbunyi, 'aku akan melatihmu dengan keras'.
Di pagi hari. saat matahari belum setengahnya terbit. Yang Shu dan Xi Ryu memulai latihannya.
"Ryu'er kau sudah siap untuk latihan?" ucap Yang Shu dengan senyumnya.
"Siap guru." ucap Xi Ryu tegas.
"Baiklah sekarang kau akan melakukan pemanasan terlebih dahulu, kau tahu caranya kan?." ucap Yang Shu.
"Ya, Guru aku tahu."
"Aku beri kau, waktu sekitar dua puluh menit untuk berlatih."
Xi Ryu mengangguk, kemudian dia melemaskan badannya dan melakukan gerakan-gerakan peregangan yang sebelumnya dia pelajari. Dari mulai kepala, tangan dan kaki.
Beberapa menit berlalu, hingga kemudian Xi Ryu menyelesaikan pemanasannya. Dia melakukan tendangan dan Pukulan sederhana selama beberapa menit, hingga kemudian Yang Shu datang dengan membawa benda yang aneh.
"Bagus, waktunya sudah habis. Sekarang kau akan berlatih fisik."
"Caranya kau harus berlari 100 keliling melewati jalan yang sudah aku buat." ucap Yang Shu sambil menunjuk jalan yang sebelumnya sudah dia buat.
"Ba…Baik." ucap Xi Ryu ragu sekaligus terkejut. Dalam hatinya Xi Ryu berkata, '100 keliling? Apa aku tidak salah dengar?' sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Kau akan kupasang pemberat. di perut, kaki dan tangan." ucap Yang Shu. sambil memasang pemberat di tempat yang di sebutkan, "Baiklah sekarang mulai!"
"Kalau begitu, aku akan mulai berlari guru." ucap Xi Ryu sambil menelan ludah.
Dalam hatinya Xi Ryu berkata, 'keliling 100 kali dengan memakai pemberat? Sepertinya aku akan pingsan di tengah jalan. Tapi aku tidak akan menyerah, demi melindungi apa yang aku sayangi dan bertambah kuat.' Xi Ryu dengan semangat.
Matahari pun sudah berada di atas kepala, tandanya sudah siang. Xi Ryu baru berlari 25 putaran.
"Hah….Hah….Hah…. Capek. Tapi aku tidak boleh menyerah." ucap Xi Ryu dengan nafas yang tidak ber-aturan.
Pagi hari kembali menyambut. Akhirnya dengan perjuangan-nya, Xi Ryu bisa menyelsaikan 'Latihan fisiknya.' Saat Xi Ryu melakukan latihan fisik itu, Xi Ryu selalu mengumpat pada latihannya. Xi Ryu menjuluki latihan fisik ini dengan nama 'Latihan Iblis', mungkin karena ini hal paling melelahkan dan paling menyiksa bagi Xi Ryu selama dirinya hidup di dunia.
"Ryu'er kau sudah selesai?" ucap Yang Shu, tiba-tiba datang.
"Hah….hah….hah….Sudah guru" ucap Xi Ryu dengan nafas yang tidak beraturan.
"Kau lambat sekali." ucap Yang Shu sambil menggeleng kepala dan menghela nafas.
'CLEB' entah kenapa tapi jantung Xi Ryu terasa di tusuk saat Yang Shu berkata 'Kau lambat sekali'.
"Maaf guru." ucap Xi Ryu. menyesal dan kesal, mungkin karena bukannya di puji karena sudah menyelsaikan pemanasanya, Xi Ryu malah di hujat oleh gurunya.
"Tapi menurutku kau hebat, aku kira kau tidak akan menyelsaikan pemanasan yang aku buat." ucap Yang Shu sambil tertawa kecil.
"Terima kasih, guru" ucap Xi Ryu senang, bekas kata-kata yang menusuk tadi seakan menghilang dan menguap ke awan.
"Kalau begitu kau makan pil ini dan buah-buahan ini. Habiskan semuanya, ini dapat mengganjal perutmu." ucap Yang Shu sambil memberi pil berwarna putih dan 4 buah berbentuk apel yang berwarna kuning.
Xi Ryu hanya mengangguk dan memakan pil nya. saat memakan pil berwarna putih itu, mulut Xi Ryu di penuhi dengan rasa pahit. tetapi selang 1 menit. Luka-luka di kaki, tangan dan tubuh-tubuh Xi Ryu yang di sebabkan berlari dan disebabkan mengangkat beban dengan sedikit demi sedikit mengering, meskipun tidak semua.
"Hebat, inikah yang dinamakan pil penyembuh luka luar, hebat sekali. Guru, nama pil ini apa?" tanya Xi Ryu penasaran, karena saat pelajaran pertama. Xi Ryu di beri tahu setiap pil pasti memiliki nama.
"Oh, apa kau tertarik dengan Pil Ryu'er?" tanya Yang Shu.
Xi Ryu tampak berfikir, lalu dia berkata, "Hmmm… Tidak terlalu sih, hanya ingin tahu saja." sambil tertawa kecil
"Nama pil itu adalah Pil Lotus Putih, jika kau tertarik untuk membuatnya. nanti aku akan memberi mu resepnya dan memperlihatkan cara membuat nya, tapi aku tidak janji." ucap Yang Shu.
"Baik guru" ucap Xi Ryu senang.
"Ryu'er habiskan buahnya, jangan hanya di pegang saja." ucap Yang Shu.
"Baik Guru." ucap Xi Ryu, lalu dia memakan buah berbentuk apel yang berwarna kuning tersebut.
Saat Xi Ryu memakannya. rasa asam menyerang mulut Xi Ryu tapi entah kenapa saat sudah lebih dari lima gigitan, rasa buahnya menjadi manis. pegal dan capeknya pun menghilang tetapi tidak menghilang sepenuhnya, dan juga tak menghilangkan rasa kantuk Xi Ryu.
"Buah apa ini guru?. Dan kenapa saat pertama kali memakanya rasanya asam sekali. tetapi jika sudah lebih dari lima gigitan, rasa buah ini menjadi sangat manis?" ucap Xi Ryu penasaran.
"Buah itu bernama apel tua, karena setiap daun apel ini berwarna coklat seperti daun yang sudah tua, dan apel ini termasuk sumber daya langka dan manfaatnya pun bukan untuk menghilangkan capek dan pegal saja. tetapi memperkuat tulang, mempercepat peningkatkan kekuatan fisik, dan meningkatkan aliran darah." jelas Yang Shu.
"Ohh jadi begitu" ucap Xi Ryu sambil mengangguk-nganguk.
"Jika begitu kau istirahat dulu. besok kita lanjutkan latihannya, kau harus berlari sendiri untuk pulang rumah." ucap Yang Shu. lalu berlari ke rumahnya dengan kecepatan yang tidak terlihat mata.
"Guru cepat sekali." ucap Xi Ryu kagum, namun kemudian rasa kagum itu menghilang menjadi rasa kantuk.
20 menit pun berlalu. dan Xi Ryu baru sampai di rumah. Hal yang pertama di lakukan Xi Ryu adalah mendatangi makam orang tuanya, menceritakan tentang Latihan iblis, Pil Lotus putih, Buah Apel Kering dan hal-hal yang terjadi saat melakukan Latihan.
Sesudah selesai, Xi Ryu pulang ke rumah Yang Shu untuk membersihkan diri. Sesudah membersihkan diri, Xi Ryu langsung tidur karena kelelahan.
Hampir sehari semalaman Xi Ryu tertidur, namun Yang Shu tak membangunkannya karena merasa kasihan, kemudian di pagi harinya, Xi Ryu terbangun dari tidurnya. Dia pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri, kemudian sarapan. sesudah sarapan, Xi Ryu keluar untuk menemui Yang Shu.
"Ryu'er kau sudah bangun rupanya. Ayo latihan." ucap Yang Shu.
"Ya guru." ucap Xi Ryu.
Yang Shu langsung menangkap kerah baju Xi Ryu dan berlari dengan kecepatan yang menurutnya rendah. karena Yang Shu takut jika memakai kecepatan sedang atau penuh, Xi Ryu terluka karena tekanan udara.
5 menit kemudian. Yang Shu dan Xi Ryu sampai di tempat latihan.
"Uhh. Uhuk, Uhuk… kenapa guru membawa diriku seperti itu." ucap Xi Ryu protes.
"Sudah jangan protes, aku melakukan itu agar bisa cepat datang kesini." ucap Yang Shu.
Yang Shu kemudian menyuruh Xi Ryu untuk berlari 20 keliling, dengan pemberat yang dipasang di perut, kaki, dan tangan.
"Emmn…..guru kenapa pemberat ini terasa lebih berat dari yang kemarin? Dan sebenarnya berapa berat dari pemberat ini?" ucap Xi Ryu. Karena dia marasa pemberat ini jauh lebih berat dari yang kemarin.
"Pemberat ringan ini kau bilang berat?. Pemberat itu hanya 50 Kilo. Dan pemberat kemarin beratnya sekitar 40 Kilo." jelas Yang Shu.
"50 Kilo?. apa aku tidak salah dengar?" gumam Xi Ryu.
Karena pendengaran Yang Shu sangat tajam, jadi Yang Shu mendengar gumaman Xi Ryu dan menjawabnya, "Kau tidak salah dengar. Apa kau ingat aku pernah membicarakan tubuh khusus milik mu?" ucap Yang Shu.
"Ya, aku ingat." ucap Xi Ryu sambil mengangguk.
"Karena tubuhmu itu aku akan memberikan latihan yang lumayan berat padamu. karena tubuhmu yang kuat itu, kau tidak akan terluka parah jika latihannya seperti ini. Mungkin hanya luka kecil, jika sudah waktunya aku akan terus menambah berat dari pemberat itu, hingga nanti kau akan terbiasa." jelas Yang Shu.
"Oh… Begitu ya." ucap Xi Ryu sambil mengangguk.
"Ryu'er, kau harus bisa berlari dengan cepat dan kau harus menyelsaikan latihan berlari ini sebelum matahari tepat di atas kepalamu." ucap Yang Shu.
"Baik, akan aku usahakan." ucap Xi Ryu tegas.
4 jam berlalu dan Xi Ryu sudah berhasil menyelsaikan latihan berlari ini. Entah datang dari mana, Yang Shu muncul begitu saja di belakang Xi Ryu, dan membuatnya terkejut.
"Guru. jika ingin muncul, jangan muncul dibelakangku begitu saja, itu mengagetkanku" ucap Xi Ryu sambil mengelus elus dadanya.
"Ya, maafkan guru. Selamat Ryu'er kau telah berhasil. Latihan kedua Kau harus memukul lima puluh pohon pisanh itu hingga pohon itu tumbang. Oh, iya pukul pohon yang buahnya sudah tua. Kau ku beri waktu sampai matahari terbenam." ucap Yang Shu sambil menunjuk ke kebun pisang yang diameter batang pohonnya seukuran dua kepala manusia dewasa.
"Tapi… Bukankah itu terlalu…" ucap Xi Ryu tapi perkataannya terpotong oleh Yang Shu.
"Terlalu mudah?." Yang Shu sambil mengangkat alisnya.
Xi Ryu mengangguk, bagaimanapun pohon pisang itu memiliki tekstur yang tidak keras, hingga dirinya merasa heran karena biasanya gurunya ini selalu memberi latihan yang berat.
Yang Shu tersenyum kecil, "Ini bukan pohon pisang biasa, aku jamin kau tak akan mudah menyelesaikan latihanku ini. Kalau begitu selamat berjuang." ucap Yang Shu. Lalu Yang Shu tiba-tiba pergi dan menghilang.
Xi Ryu pun pasrah dan melakukan apa yang di perintah gurunya.
Matahari sudah hampir terbenam, Xi Ryu baru saja menumbangkan enam pohon pisang, setelah Xi Ryu memukul-mukul dan menendang pohon pisang itu dia menyadari jika tingkat kekerasan pohon pisang ini lima kali lebih keras daripada pohon pisang biasanya, jadi tidak mudah untuknya menumbangkan pohonnya.
XI Ryu yang merasa kelelahan dan mengalami luka di bagian lengan dan kakinya, kemudian membaringkan tubuhnya di tanah dan menutup matanya, saat matanya tertutup Xi Ryu tiba-tiba tertidur karena kelelahan. Yang Shu yang melihat itu hanya mengeleng kepala. dia menjadi teringat masa lalu nya. yang di latih keras oleh gurunya.
Karena sudah tidak akan latihan lagi, Yang Shu memakan-kan pil bunga putih pada Xi Ryu untuk menyembuhkan luka luar nya dan membawa Xi Ryu kerumahnya dengan kecepatan lambat. Lalu membaringkan nya di tempat tidur.
Pagi pun menyambut kembali. Xi Ryu terbangun dengan baju kotor dan merasa heran, kenapa dirinya menjadi berada di kamar. Seingatnya, sebelumnya dia sedang melakukan latihan. Tetapi saat di ingat-ingat lagi. dia mengingat saat dia istirahat dia tertidur.
Karena merasa tubuhnya lengket dan bau keringat, Xi Ryu lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. setelah membersihkan diri Xi Ryu pergi sarapan. sesudah itu, Seperti biasa Xi Ryu pergi keluar untuk menemui Yang Shu yang sedang duduk di kursi. Lalu Xi Ryu dan Yang Shu pergi latihan.
XI Ryu melanjutkan latihan memukul dan menendang pohon yang kemarin dia jalani, namun sebelum melakukan latihan itu, seperti biasa Xi Ryu berlari dengan beban di tubuhnya.
Tiga hari berlalu, XI Ryu akhirnya menyelesaikan latihannya yang harus menumbangkan pohon pisang itu, seperti biasa XI Ryu kemudian pulang, mandi, tidur. Keesokan harinya dia makan, dan kemudian pergi berlatih kembali.
Sekarang Xi Ryu hanya melakukan lari 10 keliling dengan beban 100 kilo di tubuhnya, kembali memukul pohon pisang yang hingga roboh, mengangkat beban, dan melakukan latihan fisik yang lain, juga mempraktek kan teknik pernapasan yang di ajarkan Yang Shu, teknik pernapasan itu bernama Pernapasan Naga yang ditulis di kitab Kaisar Naga, hebatnya Xi Ryu berhasil menguasai teknik itu dalam sekali lihat.
Yang Shu yang menjadi pengajar, hanya bisa tersenyum kecil melihat kepintaran muridnya. Dirinya merasa tidak ada apa-apanya dibandingkan anak kecil didepannya.
Saat ini, XI Ryu berusaha untuk menjadi pendekar tingkat 3, Xi ryu membutuhkan kekuatan fisik yang mampu mengalahkan 5 pria dewasa yang sehat.
2 bulan berjalan dengan normal, dan saat itu Xi Ryu berhasil mendapatkan 20 titik tenaga dalam. dengan 20 tenaga dalam dan juga kekuatan yang sudah setara, bahkan lebih dengan pendekar tingkat 2, berarti Xi Ryu sudah menjadi pendekar tingkat 2.
Pencapaian yang luar biasa, karena jenius juga membutuhkan waktu lebih dari 3 atau 4 bulan untuk mendapatkan 20 lingkaran tenaga dalam, dan naik tingkat dari manusia biasa menjadi pendekar tingkat 2.
Di siang hari saat Xi Ryu melakukan latihan memukul pohon. Yang Shu memanggil Xi Ryu, "Ryu'er karena kau sudah menjadi pendekar tingkat 2. kau ingin memakai senjata apa?" ucap Yang Shu.
"Pedang, guru." ucap Xi Ryu antusias.
"Pedang ya. Kalau begitu kau lanjutkan dulu latihanmu. nanti aku akan memberikan mu hadiah." ucap Yang Shu dengan senyuman.
"Hadiah apa guru?" ucap Xi Ryu penasaran.
"Rahasia. Sudah lanjutkan saja latihanmu" ucap Yang Shu.
"Baik." ucap Xi Ryu.
Yang Shu lalu pulang ke rumahnya dengan kecepatan sedang. Dan mencari pedang miliknya, saat sudah menemukannya Yang Shu langsung mengambilnya dan kembali ke tempat latihan Xi Ryu.
Yang Shu melihat pohon yang tadi dipukuli Xi Ryu sudah tumbang. Yang Shu pun memanggil Xi Ryu. Lalu memberikan pedang itu pada Xi Ryu. Melihat pedang dengan pegangan yang berukiran kepala harimau dan dengan bilah pedang berwarna hitam, Xi Ryu menjadi sangat antusias.
"Guru apakah pedang ini termasuk kedalam pusaka? Jika tidak salah pusaka itu ada 2 tingkatan bumi dan langit." ucap Xi Ryu penasaran sambil melihat pedang itu dengan antusias.
"Ya, Ryu'er pedang itu adalah pusaka bumi tingkat rendah dulu guru mendapatkannya saat guru melawan pendekar aliran hitam dengan julukan harimau hitam. Nama pedang itu adalah pedang harimau hitam." ucap Yang Shu.
"Hebat….. Guru, apakah pedang yang ada di pinggang guru adalah pusaka bumi?" ucap Xi Ryu sambil menunjuk pada pedang yang berada di pinggang Yang Shu.
"Bukan, ini adalah pusaka langit." ucap Yang Shu.
"Pusaka langit!!! Hebat sekali, guru bolehkah aku mencobanya?" ucap Xi Ryu.
"Tidak boleh, karena setiap pusaka langit memiliki roh. Jika kau ingin memakai pusaka langit. minimal kau harus berada di tingkat bumi tingkat akhir dan kau harus di akui roh pedang itu sebagai tuan." jelas Yang Shu.
Xi Ryu sedikit kecewa, namun dia memahaminya. Dia kemudian mengangguk dan berkata terimakasih banyak.
"Kalau begitu apakah kau ingin berlatih pedang?" ucap Yang Shu sambil melihat pada Xi Ryu.
"Ya, guru." ucap Xi Ryu dengan tegas, dia merasa senang karena akan berlatih pedang.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!