"Siapa mereka?"
Bernard segera bersiaga, memegang pistol di balik punggung. Ia melihat empat pria bertelanjang dada dengan seluruh wajah ditaburi warna putih berada di sekelilingnya saat ini.
Suasana begitu tampak hening sekarang. Angin sepoi-sepoi berhembus ke sekeliling. Beberapa daun tampak berguguran, meliuk-liuk di udara sampai akhirnya terbang terbawa angin.
"Penampilan mereka agak berbeda dengan penampilan suku pedalaman palsu yang aku dan yang lain lawan di dalam gua. Tapi, aku yakin jika mereka masih pasukan musuh yang melakukan penyamaran."
"Jika mereka memanggil pasukan bantuan, aku nyaris tidak memiliki peluang untuk menang, terlebih dengan kondisiku yang tidak menguntungkan."
"Mereka mengawasiku dengan sangat waspada. Aku tidak boleh lengah sedikitpun. Aku harus segera lari dari tempat ini secepatnya sebelum musuh menangkapku. Satu-satu jalan keluar bagiku adalah melompat ke air terjun. Air terjun itu aman dari hewan buas dan juga–"
Bernard segera melompat ke belakang ketika seseorang menyerangnya dari belakang. Ia menghindar ke samping ketika sebuah tombak nyaris mengenainya.
Empat pria berkostum suku pedalaman itu menyerang Bernard secara bersamaan. Bernard melesatkan tembakan jarum beracun, tetapi tembakannya tidak berhasil mengenai satu musuh pun.
"Mereka cepat. Mereka berbeda dengan pasukan yang menyerangku di gua." Bernard menghindari serangan tombak dan senjata sejenis golok yang bentuknya agak berbeda.
Bernard melemparkan bom asap, menahan napas sekuat dan selama mungkin. Akan tetapi, keempat orang itu mampu bertahan dan kembali menyerangnya.
"Mereka mampu bertahan dari bom asap itu. Mereka pasti sudah mengantisipasi hal ini dari informasi yang mereka dapatkan."
Bernard menghindari serangan, kembali melempar bom asap ke arah datangnya empat pria berpakaian suku pedalaman itu.
Keempat pria itu mulai merasakan pening di mana pergerakan mereka mulai sempoyongan.
Bernard menembakkan peluru yang berisi obat tidur dan berhasil mengenai keempat pria itu hingga terjatuh ke tanah.
Bernard merenggangkan jarak dengan keempat pria itu, menunggu hingga beberapa waktu lamanya sampai ia yakin jika mereka sudah sepenuhnya tidak sadarkan diri.
Bernard memeriksa satu orang pria yang berusia paling muda di antara keempat pria itu. "Aku tidak menemukan benda apa pun yang menempel pada mereka. Tapi, aku yakin mereka sudah mengirimkan tanda pada pasukan mereka."
Bernard memperhatikan tiga pria lain. "Aku tidak boleh membuang-buang waktuku di sini."
Bernard mengeluarkan tali dari dalam tas, mengikat keempat pria itu di pohon dan batu. Ia mengambil salah satu golok dan menyimpannya di balik pinggang, lalu menyimpan tiga golok lain ke dalam tas. Ia juga mengambil tombak sebagai senjata.
"Mereka akan sadar malam nanti. Tubuh mereka akan sangat lemas dan tidak akan bisa bergerak. Aku seharusnya menghabisi mereka, tapi aku tidak memiliki waktu karena mereka bisa saja sudah mengirim pesan bantuan pada kelompok mereka."
Bernard menuruni jalanan licin dan berbatu untuk sampai ke bawah air terjun. Ia mengawasi keadaan dengan sewaspada mungkin, terlebih ada kemungkinan jika pasukan musuh berada di sekelilingnya.
"Bom asap dan jarum tidurku hanya tersisa sedikit. Aku tidak bisa menggunakannya sembarangan. Aku harus segera menemukan petunjuk berikutnya secepatnya.”
Bernard sampai di sisi sungai, menoleh ke bagian hilir. "Airnya sangat deras. Jima aku terjatuh, aku akan terseret. Sungai ini mungkin saja akan membawaku ke laut."
Bernard melompati sebuah batu, menahan kesakitan karena luka di betisnya. Ia berpindah dari satu batu ke batu lain untuk sampai di seberang sungai.
Bernard bergerak ke dalam hutan, mengambil beberapa buah hutan sebagai perbekalan. Ia mengawasi keadaan sekeliling secara saksama.
Bernard bergerak di bawah naungan rerimbunan pohon, menoleh ke kiri kanan, kiri, depan, dan belakang. Firasatnya mengatakan jika ada musuh yang sudah menunggu di sebuah tempat.
Bernard menoleh ke arah hutan yang berada di atas. "Aku mengkhawatirkan keadaan Garrick dan yang lain. Tapi, aku harap mereka akan baik-baik saja. Mereka bukan orang-orang lemah. Aku sangat berharap mereka menemukan petunjuk yang sudah aku letakkan. Aku juga berharap kelompok bantuan segera datang."
Bernard terus bergerak di bawah rerimbunan pepohonan, menggores batang pohon sebagai petunjuk. Sinar matahari tampak menerobos celah-celah dedaunan. Beberapa burung berterbangan ketika ia melewati pohon tempat mereka bertengger.
Bernard memeriksa tasnya. "Aku kehilangan teropong dan beberapa benda lain ketika aku terjatuh, begitupun ketika aku terseret arus kolam."
Bernard berhenti di pohon terakhir sebelum ia mencapai tebing. Ia melihat hamparan hutan nyaris di sekelilingnya, kecuali bagian sebelah kiri di mana ia melihat sebuah sungai yang kemudian menghilang di bagian ujung.
"Tampaknya ada air terjun lain di sana sehingga sungai tidak lagi terlihat. Selain itu, jalur yang akan aku lewati ternyata terus menurun. Aku berada di dua puluh persen bagian hutan yang belum terjelajahi."
"Hutan ini mungkin berada di bagian bawah hutan dan berada di lokasi yang tersembunyi. Di tempat tinggal suku pedalaman palsu itu, aku melihat hamparan hutan yang masih luas."
Bernard kembali bergerak, menuruni tebing secepat dan sewaspada mungkin. Ia bertemu dengan beberapa hewan buas seperti ular, anjing hutan, dan elang yang sedang memakan mangsanya.
Bernard sampai di hutan bagian bawah, beristirahat sebentar di bawah pohon, meneguk air untuk membasahi kerongkongan yang sudah sangat kering. Ia memakan buah-buahan, mengawasi sekeliling.
Bernard menaiki pohon, mengawasi sekeliling. Ia terdiam ketika melihat sebuah benda hitam. "Bentuknya seperti batu. JIka memang bentuknya adalah batu, maka tempat itu kemungkinan adalah tempat di mana petunjuk berikutnya."
Bernard melompat menuruni pohon, menggores tanda di badan pohon, kembali bergerak menerobos hutan.
Di saat yang sama, salah satu dari empat pria berkostum suku pedalaman itu sadarkan diri. Ia menggeliat ketika menyadari tubuhnya terikat tali, lantas berteriak dan berbicara dengan bahasa yang tidak dimengerti.
Ketiga pria lain mulai sadarkan diri. Mereka menggeliat dan ikut berteriak. Keempat pria itu berbicara dengan bahasa yang tidak umum.
Keempat pria itu menoleh ke sekeliling, menggelinjang beberapa kali. Salah satu pria yang berbadan paling besar mengerahkan tenaga untuk melepaskan ikatan. Setelah mencoba beberapa kali, ikatan mulai melonggar. Sayangnya, ia sudah lebih dahulu kehabisan tenaga.
Pria lain mulai bersiul sekuat tenaga, disusul oleh dua pria lain. Suara mereka terdengar hingga jarak jauh, termasuk oleh Bernard.
Bernard berhenti bergerak, menoleh ke sekeliling. Ia melihat kawanan burung terbang melewatinya. "Suara apa itu tadi? Suaranya mirip seperti siulan dibandingkan dengan suara burung dan hewan. Suara itu seperti tanda mengenai sesuatu."
Suara siulan itu terdengar beberapa kali. Beberapa pria yang berada di bagian hutan mulai mendengar suara itu. Mereka bersiul beberapa kali.
Bernard mulai waspada, mencengkeram tombak dan pistol bersamaan. Di saat yang sama, para pria berbusana nyaris telanjang dengan sebuah kain menutup bagian alat vital mereka mulai bergerak ke arah datangnya suara siulan pertama kali.
Garrick, Rick, Bane, Ben, dan Ken masih berada di tempat persembunyian. Mereka cukup kesulitan dalam bergerak karena banyaknya pasukan musuh. Jika tidak berhati-hati, mereka akn tertangkap dan dihabisi.
Garrick mengawasi sekeliling. Pria itu melihat beberapa orang tengah berada di dekat beberapa mobil besar dan motor.
"Orang-orang berpakaian suku pedalaman itu juga berada di sini. Mereka bersenjata dan memiliki peralatan untuk langsung menghabisiku dan yang lain."
Rick, Bane, Ben, dan Ken juga mengamati keadaan sekitar dengan saksama.
Garrick mendekat dengan gerakan senyap dan sebisa mungkin tidak menimbulkan suara. "Aku tidak melihat jika beberapa dari orang-orang itu bergerak secara bergerombol ke sebuah arah. Mereka sejak tadi fokus pada pekerjaan mereka. Sayangnya, kita tidak bisa mendengar obrolan mereka," kata Garrick.
"Jika mereka menemukan Tuan Bernard, mereka akan mengirim beberapa orang untuk melumpuhkannya." Rick diam sejenak. "Jika keadaan Tuan Bernard tidak selamat, mereka kemungkinan akan membawa tubuhnya."
Bane terdiam ketika sebuah titik cahaya yang bersinar. Ia mengarahkan teropong, berdiri meski punggungnya menyentuh atap saking sempitnya. "Aku menemukan petunjuk."
Garrick, Rick, Ben, dan Ken sontak menoleh.
"Petunjuk apa yang kau temukan?" Garrick bertanya seraya mengarahkan teropong ke arah yang sama dengan Bane.
"Aku menemukan petunjuk yang menempel di sebuah batu. Aku yakin Tuan Bernard yang menyimpan petunjuk itu," jawab Bane.
"Aku akan pergi untuk memeriksa petunjuk itu," kata Ben.
Garrick mengarahkan teropong ke sisi kiri, mencari keberadaan petunjuk lain. Pria itu kemudian beralih ke sebelah kanan, depan, dan belakang. "Berhati-hatilah. Petunjuk itu berada cukup jauh dari tempat persembunyian kita sekarang. Selain itu, musuh beberapa kali terlihat berada cukup dekat dengan petunjuk itu."
"Aku mengerti." Ben mulai bersiap-siap. Pria itu keluar dari persembunyian yang berbentuk lorong, mengawasi keadaan sekitar, bergerak cepat dan sesenyap mungkin. Ia berhenti dan bersembunyi ketika melihat tiga orang pria tengah berjalan mendekat.
Setelah ketiga orang itu pergi, Ben kembali meneruskan pergerakan. Ia bergerak sangat senyap dengan sewaspada mungkin.
Ben sampai di lokasi petunjuk. Ia mulai menyisir keadaan sekeliling untuk menemukan petunjuk berikutnya.
Ben melihat tetes darah mengering di bebatuan yang tidak jauh dari pijakannya. Ia terus menuruni jalanan berbatu hingga akhirnya menemukan sebuah kolam.
Ben bersembunyi saat melihat ketiga pria tadi berada di sekitar sisi kolam. Ia harus tenang saat beberapa ular beracun melewatinya. Setelah ketiga pria itu pergi, ia kembali bergerak hingga ke bagian belakang dinding batu.
"Aku menemukan petunjuk baru. Jika Tuan Bernard menyimpan petunjuk di tempat ini, kemungkinan dia bersembunyi di sekitar tempat ini."
Ben mengamati jalan yang berlubang. Ia mendapati secarik kain sobek di sela-sela batu. "Kain ini sama seperti pakaian Tuan Bernard. Apa mungkin Tuan Bernard terjatuh ke bawah kolam?"
Ben bergerak mengamati keadaan sekitar. Akan tetapi, ia tidak menemukan petunjuk lain.
Pria itu kembali ke dinding batu di belakang kolam, mengamati lubang yang menganga.
Ben keluar dari dinding, mengirim pesan pada Garrick dan yang lain melalui kode.
Garrick, Rick, Bane, dan Ken memahami kode tersebut. Rick pertama kali bergerak ke tempat Ben, disusul oleh Bane, Ken, dan terakhir adalah Garrick. Kelima pria itu bersembunyi ketika empat pria mendatangi kolam.
"Tuan Bernard kemungkinan besar jatuh atau sengaja menyelam ke kolam ini. Kita mungkin saja akan menemukan petunjuk di bawah kolam."
Bane mengambil sebuah alat dan memasukkannya ke dalam air. "Kolam ini memiliki arus yang deras. Jika kita tidak berhati-hati, kita mungkin saja akan terseret.”
"Aku akan memeriksanya."
Bane memakai alat penyelam, lalu menalikan tubuhnya dengan tali. "Aku akan segera memberi tanda ketika aku mendapatkan petunjuk."
"Berhati-hatilah." Garrick memegang alat yang mengeluarkan tali.
Bane melompat ke dalam kolam. Ia berenang ke beberapa arah dan tak lama setelahnya tertarik oleh arus kuat.
Bane mengawasi sekeliling dengan saksama, memegang batu untuk bertahan dari tarikan arus. Pria itu kembali tertarik, bertahan di sebuah batu, mengedarkan pandangan ke sekeliling.
Garrick, Rick, Ben, dan Ken menunggu dengan cukup tegang. Empat pria kembali ke kolam.
Ben dan Ken mengarahkan pistol pada keempat pria itu.
Bane terus tertarik arus hingga ia melihat sebuah lorong. Ia mendorong kakinya ke arah lorong, berpegangan dengan kuat ke sebuah batu. Dari kejauhan ia melihat sebuah titik cahaya.
Bane mengarahkan senter ke arah cahaya itu. Ia mengamati saksama dan setelah yakin segera memberi tanda pada yang lain untuk menariknya.
"Bane memberi tanda." Garrick segera menekan sebuah tombol. Tali mulai menggulung secara otomatis. "Bantu aku, Rick."
Rick segera memegangi alat.
Bane terus terdorong ke atas, mendorong tubuhnya di sebuah batu agar bisa melesat ke arah atas. Sayangnya, ia cukup kesulitan karena tarikan arus.
"Ben," panggil Garrick.
Tanpa banyak bertanya, Ben segera membantu Garrick dan Rick. Sementara itu, Ken masih fokus mengawasi keempat anggota musuh sekaligus mengarahkan pistol pada mereka.
Garrick, Rick, dan Ben merasakan tarikan sangat kuat dari dalam kolam. Mereka mulai terdorong ke arah kolam, lantas mengerahkan tenaga sekuat mungkin.
Bane berhasil lepas dari tarikan arus, berenang ke arah permukaan. Ia keluar dari dalam kolam, mengendalikan nafas yang tersengal-sengal.
"Kabarkan informasi secepatnya," ujar Garrick.
Bane menghembus napas panjang. "Aku menemukan sebuah petunjuk di sebuah lorong. Tuan Bernard memang memasuki kolam dan sepertinya memasuki lorong itu. Sayangnya, aku belum mengetahui bagaimana keadaan lorong dan mengarah ke mana lorong itu. Untuk mencapai lorong, tarikan arusan cukup kuat."
"Setidaknya kita mendapatkan informasi mengenai keadaan Tuan Bernard," kata Garrick. "Kita akan memasuki kolam dan lorong itu satu per satu."
Bane kembali memasuki kolam, melewati aliran arus, memasuki lorong dengan waspada mungkin. Ia tertarik arus lorong hingga akhirnya muncul di permukaan tempat dimana Bernard muncul.
"Aku selamat." Bane mengendalikan nafas yang terengah-engah sementara waktu. Ia menemukan beberapa jejak kaki di tanah. Pria itu segera memeriksa keadaan dan menemukan sebuah petunjuk lain.
"Aku harus segera memberi tanda pada yang lain."
Rick dan Ken bergerak bersamaan karena Ken masih cukup kesulitan bergerak. Mereka tiba di lokasi beberapa menit kemudian. Garrick dan Ben menyusul tiba tak lama setelahnya.
"Ikuti aku." Bane memberi tanda pada yang lain. Garrick, Rick, Ben, dan Ken segera mengikuti dari belakang. Mereka melewati lorong hingga akhirnya tiba di ujung lorong dan disambut dengan pemandangan hutan dan air terjun.
Bane menunjuk sebuah batu. "Aku menemukan petunjuk di batu itu. Tuan Bernard berhasil selamat."
Garrick menoleh ke ujung lorong. "Ya, aku juga menemukan petunjuk lain.”
Garrick berkata, "Aku menemukan petunjuk ketiga. Kita berada di tempat yang tepat."
Garrick mengamati keadaan sekeliling. "Kita akan mulai bergerak. Pastikan keadaan aman lebih dulu."
"Biar aku dan Ben yang akan memeriksanya," ujar Bane seraya menoleh pada Ben, memberi anggukan.
Bane dan Ben bergerak ke sisi kiri dan kanan. Mereka berjalan sehati-hati dan sewaspada mungkin. Butuh beberapa menit sampai mereka berada di bawah.
Bane dan Ben menyebar ke sekeliling, memeriksa keadaan sekitar. Suara deburan air terjun dan suara hewan terdengar mengisi keheningan untuk sementara waktu.
Ben menemukan dua buah beda bulat dan beberapa jarum, sedang Bane bergerak mengikuti sebuah tanda kaki ke arah rerimbunan pohon.
"Aman," ujar Bane pada Ben.
Ben memberikan pesan dengan gerakan tangan pada Garrick, Rick, dan Ken.
"Ken, apa kau masih bisa bergerak?" Garrick bertanya.
"Aku masih bisa bergerak.Lukaku perlahan pulih."
"Baiklah, kita akan memilih jalur Ben karena lebih cepat dan aman." Garrick keluar dari lorong, berjalan menuju jalanan yang licin.
Rick membantu Ken turun, lalu mengikuti Garrick dari belakang. Mereka bergerak cukup cepat, sesekali memeriksa keadaan sekeliling.
"Aku menemukan dua benda bulat ini dan beberapa jarum berisi obat tidur." Ben menunjukkan benda-benda tersebut. "Tuan Bernard tampaknya bertemu atau bahkan bertarung dengan musuh di tempat ini."
"Aku menemukan beberapa jejak kaki dan potongan tali di sekitar pohon dan batu. Potongan tali tampaknya terpotong dengan benda semacam golok." Bane menoleh ke arah rerimbunan pohon. "Suku pedalaman palsu itu kembali menyerang Tuan Bernard."
Garrick menoleh ke sungai. "Jika petunjuk berada di sungai, itu berarti Tuan Bernard berhasil mengalahkan suku pedalaman palsu itu. Hanya saja, musuh berhasil kabur atau diselamatkan oleh rekan-rekannya yang lain."
"Aku melihat hamparan luas hutan di sisi kiri dan kanan sungai." Rick mendongak ke langit. "Kita harus kembali bergerak sebelum sore. Ketika malam tiba, kita akan kesulitan bergerak."
"Kau benar, Rick." Garrick menatap titik kecil cahaya yang merupakan petunjuk di atas batu. "Kita harus bisa menemukan Tuan Bernard secepatnya."
"Tuan Bernard mendapatkan luka tembak dan juga luka karena jatuh dari ketinggian. Dia juga pasti kelelahan untuk sampai ke tempat ini, ditambah harus bertarung dengan anggota suku pedalaman palsu. Aku benar-benar salut dengan kekuatan fisiknya," ujar Bane.
"Kita bergerak sekarang." Garrick berjalan melalui jalan setapak, melompat untuk sampai ke sisi sungai.
Rick, Bane, Ben, dan Ken mengawasi sekeliling dengan saksama.
Garrick mulai melompati, diikuti oleh yang lain, bergerak untuk sampai di seberang sungai.
Bane dan Ben kembali memeriksa keadaan hutan, menyebar kedua tempat yang berbeda. Sepuluh menit kemudian, Bane dan Ben kembali.
"Aku menemukan tanda petunjuk di badan pohon," kata Bane.
Perjalanan kembali dilanjutkan. Garrick, Rick, Bane, Ben, dan Ken menerobos hutan. Mereka menemukan jejak kaki dan petunjuk lain di badan pohon.
Tak lama setelahnya, hujan mengguyur deras, disusul oleh angin dan petir. Rombongan memutuskan untuk berlindung dan membuat tenda darurat.
"Kita tidak bisa memaksakan diri. Selain karena kita yang sudah kelelahan, hujan ini tergolong ekstrem. Jika musuh menyerang dalam jumlah banyak, kita akan kesulitan. Kita hanya berharap hujan segera berhenti dan musuh tidak menyerang kita."
Angin berhembus sangat kencang, disusul petir yang menggelegar berkali-kali. Sungai mulai meluap dan menyeret benda apa pun tanpa terkecuali. Air terjun seakan mengamuk dengan menumpahkan air dalam arus kencang.
Garrick, Rick, Bane, Ben, dan Ken masih bertahan di tenda, mengawasi sekeliling. Di saat yang sama, beberapa pria berpakaian suku pedalaman bergerak menerobos hutan dan hujan. Beberapa di antara mereka menggendong rekan mereka yang tidak sadarkan diri.
Orang-orang bercawat itu saling berbincang satu sama lain dengan bahasa aneh. Seorang pria yang menjadi pemimpin mereka bersiul sangat keras hingga suaranya nyaris bisa menyamai hujan dan petir.
Garrick, Rick, Bane, Ben, dan Ken seketika terjaga, saling menoleh satu sama lain.
"Apa kalian mendengar suara siulan barusan?" Garrick bertanya, mengintip keadaan luar melalui jendela. Ia hanya melihat pepohonan yang menjulang tinggi dan tetes hujan yang turun dengan deras.
"Apa mungkin itu berasal dari Tuan Bernard atau justru dari musuh?" Rick menerka-nerka.
"Selama aku tinggal di sekitar hutan ini, aku baru pertama kali mendengar suara siulan sekencang itu, bahkan ketika mengawasi anggota suku pedalaman palsu dari jarak cukup dekat sekalipun," ucap Ken.
Garrick tercenung agak lama, memejamkan mata. Ia mulai berpikir jika ada suku pedalaman asli yang tinggal di sekitar hutan ini.
Akan tetapi, dugaan itu cepat pupus dengan sendirinya.
Garrick mengawasi keadaan luar saksama.
Di saat yang sama, Bernard juga sedang berada di tenda darurat. Meski sangat kelelahan dan tubuhnya sudah sulit digerakkan, ia harus tetap waspada.
"Bebatuan ini nyatanya lebih jauh dibandingkan yang aku kira. Akan tetapi, aku yakin jika aku bisa menemukan petunjuk di sana. Aku harap Garrick dan yang lain dapat menemukan petunjuk-petunjuk yang akan berikan."
"Perjalanan ini cukup sulit untuk dilakukan seorang diri, terlebih keadaanku saat ini cukup kesulitan. Aku hanya berharap jika musuh tidak datang dalam jumlah banyak untuk menyerangku. Aku sudah menggunakan bom asap dan jarum-jarumku. Jika musuh menyerang, aku hanya bisa menggunakan pistol dengan peluru terbatas, golok, tombak, stun gun, dan senjata seadanya."
Bernard ingin beristirahat, tetapi ia tidak ingin musuh tiba-tiba muncul dan menyerangnya. Ia sudah cukup dekat petunjuk berikutnya.
Bernard teringat dengan pertarungannya dengan beberapa pria bercawat di dekat air terjun. "Mereka tampak berbeda dengan pasukan musuh yang berpura-pura sebagai suku pedalaman. Tatapan mereka dan gestur mereka .... Apa mungkin mereka sebenarnya adalah suku pedalaman asli yang tinggal di hutan?"
Bernard tercenung dengan dugaannya sendiri. Pria itu beralih mengawasi arah lain. "Aku belum menemukan jalan yang dilalui mobil-mobil besar itu. Satu hal lagi, aku tidak tahu apa yang mereka lakukan di sana dengan mobil-mobil itu. Apa mereka menemukan harta karun atau semacamnya?"
Hujan nyatanya masih mengguyur. Bernard mengisi tenaga dengan memakan snack dan buah-buahan.
Angin berhembus kencang, membawa rintik hujan dan mengubahnya seperti jarum.
Dedaunan tampak bergoyang ke kiri dan kanan.
Petir menyambar sebuah pohon yang paling tinggi hingga terbakar. Api berusaha bertahan dari gempuran hujan.
Hujan nyatanya baru reda saat langit sudah bersolek senja. Kawanan burung tampak berputar-putar sebelum akhirnya kembali ke sarang. Suara serangga mulai terdengar di sekeliling tanda.
Bernard keluar dari tenda dan langsung disambut dengan tanah dan udara dingin. "Aku harus kembali bergerak dan mencari tempat aman."
Di saat yang sama, beberapa pria bercawat memasuki jalan setapak yang nyaris sekelilingnya dihiasi bebatuan besar.
Salah satu dari pemimpin mereka bersiul dan seketika saja beberapa pria bercawat keluar dari sela-sela bebatuan.
Melihat dari kejauhan, bagian atas bebatuan yang berjajar itu membentuk seekor naga.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!