NovelToon NovelToon

Uncle Julian

Bab 1

Gadis itu masih termenung. Tatapannya menerawang jauh. hatinya telah hancur, luka itu masih membekas walau sudah satu tahun berlalu.

Tania namanya. Wanita berumur 23 tahun. Dia pikir, kisah cintanya akan semulus kisah cinta kedua orang tuanya.

namun, Tania salah. Cinta itu datang menawarkan hal manis dan menawarkan sejuta keindahan. Tapi, cinta itu pula yang membuatnya terjatuh ke jurang yang amat dalam. Cinta itu membuat jiwanya hancur, luka hatinya masih belum mengering.

Kini wanita cantik itu hanya berusaha sekuat tenaga agar luka itu cepat hilang dan pergi dari hatinya.

"Tania!" tegur Keinya yang tak lain adalah ibu dari Tania.

"Ya, Mamih," jawab Tania sambil menoleh.

"Cuaca mendung, masuklah!" titah Keinya.

Tania pun menghela napas sejenak, dia tak ingin siapa pun tau tentang apa yang dirasakannya.

"Mamih, apa mamih akan kerumah Vania besok?" tanya Tania. Vania adalah saudara

kembar Vania yang telah menikah satu tahun lalu.

Keinya merangkul pundak sang putri. "Mamih akan kesana, kau mau ikut?"

"Tidak, Mamih. Aku hanya ingin beristirahat sebelum aku pergi bersama momma dan poppa."

Seketika Keinya melepaskan rangkulan pada pundak putrinya. Dia menetap lekat-lekat wajah Tania.

"Tania. Bukankah Mamih dan papih tak menijinkan mu untuk ikut ke Spanyol bersama Popa dan Momma."

"Tapi, Mih ...."

"Masuk ke kamarmu istirahatlah!" titah Keinya.

Keinya pun meninggalkan Tania. Lalu dia mendudukan dirinya di sofa. Keinya mengurut keningnya. Dia bingung menghadapi putri bungsunya.

Tania kekeh sekali untuk pergi ke Spanyol bersama Aska dan Aysel. Aska dan Aysel adalah orang tua Keinya yang tak lain adalah kake dan nenek Lila, Vania dan Tania. Selain si kembar Vania dan Tania. Mereka pun memiliki anak angkat yang bernama Zalila, Zalila sudah menikah dan mempunyai dua orang putra.

"Sayang, ada apa?" tanya Bram yang tak lain adalah suami Keinya. Bram mendudukan dirinya di sebelah istrinya.

"Tania lagi?" tanya Bram yang menebak karna istrinya tak kunjung menjawab.

Keinya pun menangguk. "Dia masih kekeh ingin pergi ke Spanyol bersama mommy dan daddy. Aku bingung bagaimana cara melarangnya. Dia sangat keras kepala sekali."

"Biar aku yang bicara padanya."

"Papih, kau akan mengijinkannya pergi?" Tanya Keinya. Dia sudah tau watak suaminya. Jika dirasa alasan Tania untuk pergi bisa meyakinkan suaminya. Maka, sudah di pastikan Tania akan mendapat ijin untuk pergi.

"Kau percaya pada ku, kan?" tanya Bram.

Tak ada pilihan lain selain mengannguk dan mengikuti ucapan suaminya.

°°

"Tania, Papih boleh masuk?" Tanya Bram sambil mengetuk pintu kamar Tania.

Tania pun membuka pintu kamarnya. "Ada apa, Pih?" tanya Tania sambil mempersilahkan Bram untuk masuk.

"Kemarilah!" titah Bram sambil menepuk sisinya.

Tania pun duduk di sebelah Bram.

"Katakan pada papih kenapa kau sangat ingin pergi ke Spanyol? Apa alasan mu sehingga kau sangat kekeh dengan pendirian mu?" Tanya Bram. Dia memandang

Tania lekat-lakat.

"Papih, aku hanya ingin bermain ke Spanyol. Tak akan lama. Ijinkan aku untuk mengelola perusahaan Momma disana. Aku ingin mencari suasana baru, Pih. Aku janji, setelah aku bisa mengelola perusahaan momma aku akan kembali ke sini dan membuka perusahaan disini."

"Kenapa kau ingin mengelola perusahaan momma? Papih bisa mendirikan mu perusahaan yang kau inginkan. Kau tinggal pilih bidang yang kau mau."

Tania menggeleng. "Papih, umurku masih muda, aku ingin banyak belajar. Jadi ijinkan aku untuk mengelola perusahaan momma yang berada di Spanyol."

"Satu tahun ...."

"Maksud Papih satu tahun?" tanya Tania mengernyit heran.

"Papih mengijinkan mu pergi ke Spanyol hanya satu tahun. Berhasil atau tidak kau memimpin perusahaan momma, setelah satu tahun kau harus pulang!"

Seketika mata Tania berbinar sempurna. Dia amat senang mendapat ijin dari papihnya. Tak ada tujuan lain untuk pergi ke Spanyol selain ingin belajar mengelola perusahaan Aysel yang tak lain adalah Neneknya.

Sebenarnya ini impian Tania sejak dulu. Namun, semenjak hatinya hancur karna lelaki yang juga berasal dari Spanyol, Tania mencoba menguburkan impiannya.

Impiannya kembali tumbuh saat mendengar mantan pacarnya sudah tak berada di Spanyol. hingga Tania memutuskan untuk kembali mengejar cita-citanya.

Bab 2

"Papih, serius, kan? Papih benar-benar menginjinkan ku. Lalu bagaimana dengan Mamih?" Tanya Tania. Terlihat jelas mata itu sangat bahagia karena mendapat ijin untuk pergi.

Bram mengelus rambut putrinya. "Berjanjilah para Papih untuk menjaga dirimu disana. Jangan meninggalkan sholat mu dan jangan bertindak gegebah. Kau, tau, kan, kalau mata Papih ada dimana-mana," jawab Bram. Ia berbicara dengan sorot mata tegas dan penuh wibawa.

"Aku berjanji, Papih. Terimakasih telah mengijinkan ku." Tania pun memeluk Bram. Lalu setelah beres berbicara, Bram pun pamit dan segera keluar dari kamar Tania.

Saat Bram keluar kamar, dia dikagetkan oleh Keinya yang sedang bersidekap. Keinya memandang suaminya dengan tatapan tajam. Keinya mendengar semua obrolan suami dan putrinya. Dia merasa kesal karena suaminya memberi Tania ijin untuk pergi ke Spanyol.

"Sayang ...." Bram tersenyum kikuk. Dia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Menyebalkan!" gerutu Keinya. Dia meninggalkan Bram dan berjalan ke kamarnya.

"Sayang!" panggil Bram saat Keinya duduk diranjang.

Keinya tak bergeming, dia masih merasa kesal pada suaminya.

"Bukankah kau tadi bilang kau percaya padaku?" tanya Bram. Bram menyentuh rambut Keinya yang menutupi pipi dan membawanya kebelakang teling.

Dimata Bram, sangat lucu ketika Keinya sedang marah dan pasti pipi Keinya terlihat mengembung. Karna tak ada jawaban dari istrinya. Bram langsung mencium pipi Keinya.

Satu ciuman, Keinya tetap diam.

Dua kali ciuman, Keinya masih diam.

Dan saat Bram akan mencium untuk yang ke 3 kalinya. keinya langsung menghadap kearah Bram. Hingga Bram mencium bibir istrinya. Baru saja Bram akan memperdalam ciumannya, tapi, degan cepat Keinya mengigit bibir Bram hingga Bram mengaduh kesakitan.

Karna masih kesal dengan suaminya, Keinya membaringkan tubuhnya membelakangi Bram.

"Sayang, ayolah. Bukankah kau tadi percaya padaku?" tanya Bram yang juga ikut membaringkan dirinya disebelah Keinya.

Tak ingin tergoda oleh sentuhan suaminya yang sedang beraktipitas di tubuhnya. Keinya dengan segera membalikan tubuhnya.

"Bagaimana bisa kau mengijinkannya, Bagaimana jika ...."

"Bertemu Julian?" tebak Bram yang memotong ucapan Keinya.

"Kau sendiri tau, lalu kenapa kau mengijinkannya. Bagaimana jika nanti ...."

"Tania, tergoda lagi oleh Julian padahal Julian sudah mempunyai istri ...." Tebak Bram lagi.

Keinya mencebik mendengar ucapan suaminya yang terus memotong ucapannya.

"Sayang, jika mereka jodoh. Kita tak bisa menghalangi mereka. Jika mereka bukan jodoh meskipun mereka berdekatan, mereka takan bisa bersatu. Contohnya kita."

"Kita ...."

"Ya, aku dan kau. Dulu apakah terlintas dipikiran mu bahwa kau akan menikah dengan sahabat ibu mu? Begitu pun aku, tak pernah terlintas juga di pikiranku bahwa aku akan menikahi gadis berumur 18 tahun yang selalu memanggil ku Uncle. Kau mengerti, kan, maksud ku?" Bram memberi penjelasan pada istrinya. Ya, Keinya memang sedikit keras jika berhubungan dengan ketiga putri mereka.

"Dan apakah kau ingat ...."

"Tidak, aku tidak pernah merengek untuk dinikahi!" teriak Keinya. Dia kembali membalikan tubuhnya saat suaminya akan membahas tentang Keinya muda yang merengek untuk dinikahi.

SWISS.

"Bagaimana kabar mu, Cintaku. Apa kau masih mengingatku," ucap seorang lelaki sambil memandang bingkai foto ditangannya.

Dia adalah Julian Kim. Lelaki yang kini berusia 41 tahun itu mulai letih dengan pernikahan semu yang sudah dijalani selama satu tahun ini.

Karna sebuah tragedi, mau tak mau dia harus meninggalkan wanita muda yang sudah bersamanya selama dua tahun.

Teringat jelas di otaknya saat melihat wanita yang di cintainya terluka karna ucapannya.

Saat memperkenalkan Clara yang tak lain adalah istrinya, Julian ingin sekali mengatakan bahwa dia sangat mencintai Tania, dia merindukan Tania dia sangat ingin memeluk Tania. Tapi, sayang. Julian tak bisa mengatakan itu. Dia hanya bisa memandang punggung Tania tanpa bisa mengejarnya.

Setelah menikah, Julian memutuskan untuk pindah ke negara Swiss. Dia memutuskan untuk mengelola cabang prusahaannya yang berada di Swiss.

Tak ada sikap hangat yang di tunjukan Julian pada Clara. Bahkan dengan tegas, Julian tak ingin berada sekamar dengan Clara.

Sehari-hari Julian hanya menyibukan dirinya dengan bekerja. Sedangkan Clara menyibukan dirinya dengan pergi ke Club dan berkumpul dengan teman sosialitanya.

Clara sudah coba untuk merayu Julian. Bahkan Clara pernah menaruh obat prangsang diminuman Julian.

Namun, usaha Clara sia-sia. Julian yang sudah merasakan efek obat perangsang tersebut malah memilih mendinginkan dirinya di kamar mandi.

Padahal saat itu Clara sudah berpakaian se sexy mungkin untuk menggoda Julian. Namun, Clara harus menerima pil pahit kala Julian sama sekali tak tergoda olehnya.

Clara pun menyerah untuk mendapat cinta Julian. Bahkan saat berada Mansion mereka hanya layaknya orang asing.

Cie tragedi apa ya sampai dengan tega si Uncle menyakiti hati Tania. Penasaran gak sih?

Awal jadian Tania sama Julian juga akan di bahas nanti, ya.

Untuk penggemar per uncle an boleh dong minta vote nya 😂😂☺️

Bab 3

"Julian terus memandang bingkai foto di tangannya. Satu tahun berlalu, amat sulit melupakan kenangan bersama Tania.

Tak ada lagi pesan chat yang menghiasi hari-harinya. Tak ada lagi suara manja Tania yang selalu menceritakan hari-harinya. Selama setahun ini Julian menghabiskan hari-harinya dengan hampa.

"Ekhemm ...." Seseorang berdehem dan menyadarkan Julian dari lamunannya.

Julian dengan cepat memasukan kembali bingkai foto kedalam lacinya.

Julian menggeram ketika tau siapa yang masuk ke ruangannya. Kehadirannya selalu membuat Julian kesal.

"Pulanglah ke Spanyol. Jangan terus menggangguku disini!" gerutu Julian pada Diana kim yang tak lain adalah adik kembar Julian.

Diana berdecih. Tanpa mendengar gerutuan kaka kembarnya, Diana menghempaskan bokongnya ke sofa.

"Kenapa tidak kau saja yang pulang ke Spanyol, aku disini jelas menemani suamiku," jawab Diana.

Tak ingin berdebat dengan adik kembarnya. Julian lebih memilih fokus untuk kembali melanjutkan pekerjaannya.

"Julian ...." Panggil Diana dengan sedikit ragu.

Julian mendengar panggilan adiknya. Namun, dia memilih untuk tak menjawab panggilan adiknya.

"Jul ...." Panggil Diana lagi karna Juliaan tak kunjung menjawab ucapannya.

"Jul ....!" panggilnya lagi dengan sedikit aga keras.

Julian mendesah. Dia pun bangkit dari

duduknya dan menghampiri Diana yang sedang duduk di sofa.

"Sekarang, katakan apa yang ingin kau ucapkan. Setelah itu pergi ke penthouse mu dan jangan ganggu aku lagi," ucap Julian sambil mendudukan dirinya di depan adik kembarnya.

"Jul, bisakah kau menanggap Clara sebagai istrimu. Setidaknya jangan diamkan dia. Dia juga memiliki perasaan, Jul. Jika kau tak bahagia dengan pernikahan mu lepaskan dia," ucap Diana memandang lekat-lekat Julian. Diana merasa prihatin dengan nasib pernikahan sang kaka. Terlebih lagi, sebagai seorang wanita dia juga mengerti apa yang dirasakan oleh Clara.

Tak mudah hidup dengan pasangan yang tak pernah menganggap kehadiran kita ada.

"Diana, bukankah aku sudah bilang ratusan kali padamu. Aku juga tak ingin pernikahan ini. Tapi, kau tau bukan, aku tak bisa melayangkan gugatan cerai kecuali dia sendiri yang menggugatku." Tatapan Julian mulai kosong saat membahas pernikahannya. Sebagai lelaki matang. Dia ingin seperti teman-temannya. Memiliki keluarga yang bahagia dan ada buah hati di dalamnya.

Pikiran Julian menerawang pada kejadian satu tahun silam.

Flashback on.

Julian adalah lelaki yang patuh, dia dididik dilingkungan yang baik. Dia amat menjunjung tinggi seorang wanita. Selama hidupnya, Julian hanya pernah berpacaran selama 2 kali.

Dia berpacaran ketika dia kuliah, dan kembali lagi berpacaran dengan Tania.

Julian cukup lama berpacaran dengan mantannya. Namun, hubungan itu harus kandas kala wanita yang di pacarinya berselingkuh. Julian lebih memilih mundur.

Julian butuh waktu bertahun-tahun untuk melupakan mantannya. Dia lebih memutuskan untuk fokus belajar mengelola prusahaannya. Dia terlalu fokus mengembangkan prusahaannya hingga dia sudah tak memikirkan lagi tentang hatinya.

Namun, hatinya berubah menghangat saat seorang wanita muda yang tak lain adalah Tania datang ke Spanyol. Wanita yang selalu memanggilnya uncle, mampu membuat hati Julian terbuka.

Kala itu, Tania sedang berlibur ke Spanyol. Tania datang ke Spanyol bersama kakek neneknya. Tania yang bosan meminta Julian untuk mengantarkannya mengililingi tempat-tempat indah di Spanyol.

Dan selama dua minggu Tania di Spanyol, Julian dengan setia mengantar Tania kemana pun Tania mau. Hingga benih-benih cinta pun tumbuh diantara mereka.

Scroll lagi, ya. masih ada dua bab.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!