NovelToon NovelToon

WIZARD SCHOOL

beginning..

Wizard School
“Cinta dan sihir tak pernah berjalan berdampingan. Tapi di sini, keduanya bertabrakan.”
🌌 PROLOG
.
Ada sekolah yang hanya bisa ditemukan oleh mereka yang ditakdirkan. Berdiri di tengah lembah berkabut, dikelilingi menara kristal dan langit berwarna ungu senja— di sanalah Aurea Magisterium, akademi sihir tertua dan paling berbahaya di dunia.
Tempat di mana kekuatan diuji, ambisi dilahirkan, dan hati... dikorbankan.
Dan di antara ribuan murid yang datang setiap tahun, hanya segelintir yang takdirnya terikat satu sama lain. Empat kisah, empat jiwa, empat cinta yang lahir dari permusuhan. Inilah awal dari semuanya.
.
🖤 1. Lucien Valeheart & Seraphina Elvore
Namanya Lucien Valeheart. Putra mahkota keluarga penyihir paling terpandang di kerajaan barat. Setiap langkahnya adalah pantulan kebanggaan dan kesombongan bangsawan kuno.
Dia dilatih untuk menjadi sempurna — tidak pernah salah, tidak pernah kalah, tidak pernah merasa. Dingin, tajam, dan tenang seperti pisau yang baru diasah.
Baginya, cinta hanyalah distraksi, dan kasih sayang hanyalah kelemahan. Ia percaya, dunia tunduk bukan pada hati… tapi pada kekuatan.
Namun semua berubah saat dia bertemu Seraphina Elvore.
NovelToon
.
Namanya Seraphina. Gadis dengan rambut sewarna perak bulan, dan mata kehijauan seperti dedaunan yang baru tersentuh hujan. Asalnya tidak jelas — tidak ada catatan keluarga, tidak ada gelar bangsawan.
Namun kekuatannya menakutkan, seolah alam sendiri mendengarkan setiap bisikan jiwanya. Dia lembut... tapi keras kepala. Hangat... tapi tak bisa didekati.
Dan saat tatapan mereka pertama kali bertemu di Aula Magisterium, langit tiba-tiba bergemuruh — karena untuk pertama kalinya, api dan angin saling menolak... tapi tak bisa berpaling.
“Dia bukan musuhku.” “Tapi kenapa aku ingin mengalahkannya lebih dari siapa pun?”
NovelToon
.
🔮 2. Kael Dravemont & Amara Vellora
.
Namanya Kael Dravemont. Murid kelas malam, keturunan penyihir bayangan. Jarang bicara, selalu menyendiri, dan menyimpan rahasia yang tak seorang pun tahu.
Katanya, ia pernah membunuh seseorang dengan hanya satu mantra tanpa tongkat. Wajahnya tenang, tapi matanya... gelap.
Dia bukan tipe yang peduli pada dunia — sampai dunia itu datang padanya dalam wujud seorang gadis yang bersinar terlalu terang.
NovelToon
.
Namanya Amara Vellora. Putri kepala akademi, pewaris cahaya yang menyilaukan. Sempurna dalam segala hal — mantranya akurat, reputasinya sempurna, senyumnya menenangkan.
Tapi di balik itu semua, dia menyimpan luka yang tak pernah ia tunjukkan. Amara benci bayangan... karena di dalamnya, dia melihat dirinya sendiri.
Dan takdir mempermainkan mereka. Sang putri cahaya dan penyihir kegelapan — dua sisi dari satu mantra yang sama. Mereka tak seharusnya saling mendekat. Tapi setiap kali bertemu... sihir di sekitar mereka meledak tanpa kendali.
NovelToon
.> “Aku membencimu, Kael Dravemont.” “Bagus. Karena setiap kali kau bilang benci, aku makin tak bisa berhenti menatapmu."
💫 3. Aiden Rosver & Celeste Morwyn
Namanya Aiden Rosver. Senior sekaligus mentor paling muda di akademi. Dikenal sopan, pintar, dan bijaksana — tapi di balik senyum lembutnya, ada kesedihan yang mendalam.
Ia kehilangan seseorang di masa lalu, dan sejak itu, hatinya tertutup rapat. Aiden hidup dengan prinsip: “Jangan terlalu dekat dengan siapa pun, agar tak kehilangan lagi.”
Tapi takdir menertawakannya lewat seorang gadis bernama Celeste Morwyn.
NovelToon
.
Celeste adalah murid teladan, hampir tanpa cela. Anggun, sopan, dan jujur… tapi dibalik matanya yang tenang, ada rahasia besar.
Sebuah kutukan mengalir di dalam darahnya—kutukan yang bisa menghancurkan siapa pun yang mencintainya.
Dia menjaga jarak dari semua orang, sampai Aiden datang... dan tanpa sadar, menjadi satu-satunya orang yang membuatnya ingin melanggar takdir.
NovelToon
“Kalau mencintaiku berarti hancur... kau masih mau?” “Selama aku hancur di sisimu, aku tidak takut.”
.
🔥 Rowan Ashford & Lyra Evenson
Namanya Rowan Ashford. Penyihir api paling berisik, paling menyebalkan, tapi juga paling berbakat.
Tak ada hari tanpa tawa dan kekacauan saat dia ada di sekitar. Bagi banyak orang, dia hanyalah pengacau yang hidup untuk bersenang-senang.
Tapi mereka tak tahu — tawa itu cuma cara Rowan menutupi kesepian yang ia simpan sejak kecil. Dan suatu hari, dia bertemu Lyra Evenson.
NovelToon
.
Lyra, murid baru dari akademi timur, dengan lidah sepedas mantranya. Dia spontan, blak-blakan, dan gak takut melawan siapa pun — termasuk profesor, bahkan kepala akademi sekalipun.
Dia tidak suka aturan, tidak suka dikekang. Dan tentu saja… tidak suka cowok seperti Rowan.
Tapi begitulah cinta yang ditulis oleh takdir dan sihir. Kadang yang paling membuatmu kesal, justru yang paling bisa membuatmu hidup.
NovelToon
“Kau menyebalkan, Rowan.” “Aku tahu. Tapi aku juga yang bikin kau ketawa hari ini, kan?” “Ugh... benci banget waktu kau benar.”
———
💎 AUREA MAGISTERIUM
Empat pasangan. Empat kutub kekuatan. Cahaya, bayangan, api, dan alam — saling bertabrakan dalam satu sekolah.
Mereka datang untuk belajar sihir... tapi yang mereka pelajari justru cara bertahan dari perasaan yang bahkan tak bisa dijelaskan dengan mantra apa pun.
.
💫 To Be Continued...

WIZARD SCHOOL (1)

Episode 1: Hari Pertama di Aurea Magisterium
.
Langit di atas Aurea Magisterium berwarna ungu keemasan. Burung-burung sihir beterbangan di antara menara kristal, sementara lonceng pertama berbunyi lembut.
Hari ini adalah hari penerimaan murid baru. Ratusan penyihir muda berjalan di halaman batu berlumut, dengan jubah panjang dan tongkat sihir di tangan. Beberapa menatap kagum, beberapa menatap takut... dan sebagian menatap dengan sombong.
Di antara mereka, ada empat pertemuan yang takdirnya sudah ditulis jauh sebelum mereka lahir.
.
NovelToon
Aula Utama – Siang Hari
Lyra Evenson
Lyra Evenson
WAAAAH ini tempatnya megah banget 😭 Lihat deh, pilar-pilarnya berlapis kristal!
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
(tersenyum samar) Cantik ya… tapi auranya berat banget. Kayak setiap batu di sini punya rahasia.
Lyra Evenson
Lyra Evenson
Ya jelas. Katanya, dulu tempat ini dibangun di atas reruntuhan medan perang sihir. Hati-hati aja, nanti kau bisa “dikenali” sama roh di sini 😏
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Aku gak takut sama roh. Yang aku takut, cuma kalau aku gak bisa menyesuaikan diri.
Lyra Evenson
Lyra Evenson
Plis, Sera… dengan wajah secantik itu? Semua murid cowok bakal liatin kau.
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
(tiba tiba muncul) Kalau sudah selesai mengagumi tembok, bisa minggir dari jalur tengah? Beberapa orang ingin lewat, bukan nonton kalian bicara.
Lyra Evenson
Lyra Evenson
Aduh… siapa nih nada-nadanya udah kayak raja 😭
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
(kepala menoleh, tatapannya dingin) Kalau jalan ini bukan milik pribadi, aku gak lihat alasan untuk minggir.
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
Semua orang di sekolah ini tahu siapa yang lewat di jalur tengah. Tapi mungkin kau… terlalu baru untuk tahu aturan.
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Atau mungkin… aku gak peduli. Aku datang ke sini bukan untuk tunduk, tapi untuk belajar.
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
Hmph. Berani. Tapi ingat keberanian tanpa kekuatan itu sama saja bunuh diri.
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Lucien Valeheart, kan? Sayangnya, aku bukan tipe yang mudah takut pada nama besar.
(Hening. Aura dingin menyelimuti aula.)
Kael Dravemont
Kael Dravemont
Huh… murid baru yang bisa jawab balik Lucien? Hari ini menarik 😏
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
Kau belum tahu siapa yang kau hadapi, Seraphina Elvore.
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Aku tahu. Seorang penyihir yang belum pernah ditantang… sampai sekarang.
.
Dan seperti itu, dua kutub berlawanan bertemu. Dingin dan panas, keangkuhan dan keberanian. Di aula megah itu, benih pertama kebencian dan sesuatu yang lain mulai tumbuh.
.
Koridor Kelas Malam – Senja Hari
Amara Vellora
Amara Vellora
(berjalan sambil membawa buku sihir) Profesor bilang, ada murid yang sering menghilang dari kelas malam. Kau tahu siapa, Kael?
Kael Dravemont
Kael Dravemont
(berdiri di bayangan pilar) Mungkin aku.
Amara Vellora
Amara Vellora
(kaget) Kau…?! Kenapa tidak datang ke kelas?
Kael Dravemont
Kael Dravemont
Karena aku belajar langsung dari kegelapan. Dan di sana, aku tidak perlu mendengar ceramah anak kepala akademi.
Amara Vellora
Amara Vellora
Nada bicaramu kasar. Kau sadar aku bisa laporkan ini pada ayahku?
Kael Dravemont
Kael Dravemont
Silakan. Tapi ayahmu tahu, aku tak bisa diatur dengan perintah siapa pun.
Amara Vellora
Amara Vellora
(senyumnya tajam) Kau pikir aku takut? Aku hanya benci caramu meremehkan orang lain.
Kael Dravemont
Kael Dravemont
Aku tidak meremehkan. Aku hanya tahu… tidak semua cahaya murni seperti yang terlihat.
Amara Vellora
Amara Vellora
(diam, menatapnya lama) Dan tidak semua bayangan layak dipercaya.
Kael Dravemont
Kael Dravemont
Kita lihat saja, Putri Cahaya. Kau akan tahu, kadang kegelapan menyembunyikan kebenaran.
.
Dia benci cara bicara Kael, tapi hatinya… bergetar setiap kali mendengar suara itu. Amara tidak tahu kenapa matanya terus mencari bayangan itu, bahkan saat matahari bersinar terang.
.
Taman Belakang Akademi – Malam Hari]
Celeste Morwyn
Celeste Morwyn
Kau tidak perlu menemaniku, Aiden. Aku bisa pulang sendiri.
Aiden Rosver
Aiden Rosver
Aku tahu. Tapi kau sering lupa waktu saat membaca. Aku hanya... ingin memastikan kau tidak jatuh lagi dari tangga seperti kemarin.
Celeste Morwyn
Celeste Morwyn
(kecil suaranya) Kau terlalu baik. Itu berbahaya di tempat seperti ini.
Aiden Rosver
Aiden Rosver
Berbahaya? Karena kebaikan?
Celeste Morwyn
Celeste Morwyn
Karena kebaikan bisa membuatmu kehilangan segalanya. Termasuk aku.
Aiden Rosver
Aiden Rosver
(tersenyum lembut) Kalau kehilanganmu harga dari kebaikan, mungkin aku masih akan memilih hal yang sama.
Celeste Morwyn
Celeste Morwyn
Jangan bicara seperti itu, Aiden. Aku… bukan orang yang bisa kau selamatkan.
Aiden Rosver
Aiden Rosver
Maka biarkan aku hancur saat mencoba.
.
Bintang-bintang bersinar di atas mereka. Celeste berpaling, menutupi matanya yang berair. Karena dalam dirinya, kutukan mulai bergetar… setiap kali Aiden menyebut namanya dengan suara selembut itu.
.
Kelas Sihir Dasar – Pagi Hari
Rowan Ashford
Rowan Ashford
(teriak) SIAPA YANG NGLEDAKIN CAWAN LATIHAN AKU?!
Lyra Evenson
Lyra Evenson
(angkat tangan dengan santai) Ups, refleks. Aku kira itu kuali percobaan.
Rowan Ashford
Rowan Ashford
Itu kuali aku, bukan bom sihir 😭
Lyra Evenson
Lyra Evenson
Hehe. Makanya, jangan taruh bahan berasap di meja orang lain. Kau bikin aku hampir botak tadi!
Rowan Ashford
Rowan Ashford
(tertawa) Botak pun kau tetap galak. Aku suka, bikin hari jadi seru.
Lyra Evenson
Lyra Evenson
Hah? Suka? Kau ini aneh, ya?
Rowan Ashford
Rowan Ashford
Mungkin. Tapi anehku cuma muncul tiap kau marah 😏
Lyra Evenson
Lyra Evenson
Ugh, dasar pengacau.
Rowan Ashford
Rowan Ashford
Pengacau? Aku lebih suka disebut “penyihir favoritmu”.
Lyra Evenson
Lyra Evenson
Mimpi aja, Rowan!
.
Setiap hari, kelas selalu ricuh karena mereka. Tapi tak ada yang tahu—di balik teriakan Lyra dan tawa Rowan—ada sesuatu yang mulai tumbuh pelan-pelan. Sesuatu yang berapi-api, tapi hangat.
.
Malam itu, keempat pasangan berada di tempat berbeda. Langit di atas sekolah bersinar lembut, tapi udara terasa tegang. Mereka belum tahu... bahwa mulai hari ini, takdir mereka sudah terikat satu sama lain. Sihir, kebencian, dan cinta… akan menulis sejarah baru di dalam dinding Aurea Magisterium.
✨ To Be Continued
.

WIZARD SCHOOL (2)

Episode 2: Duel Pertama
.
Hari kedua di Aurea Magisterium selalu diawali dengan ritual kuno: Duel of Elements — pertarungan sihir antar murid untuk menentukan posisi dan kehormatan mereka di sekolah.
Setiap langkah di lantai batu aula terasa berat. Udara bergetar, dipenuhi energi magis yang seolah menunggu seseorang menyalakan apinya.
Dan hari itu, semua murid tahu… akan ada sesuatu yang berbeda. Karena dua nama yang biasanya tak pernah ada dalam daftar duel tiba-tiba muncul di papan pengumuman utama.
⚔️ Lucien Valeheart vs Seraphina Elvore
.
Aula langsung riuh. Semua mata menatap papan itu dengan campuran terkejut dan antusias.
Aula Besar – Pagi Hari
Lyra Evenson
Lyra Evenson
SERIUSSS?! 😭 Sera! Namamu beneran dipasangkan sama si Prince of Ice itu!!
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Aku juga baru tahu... Aku gak mendaftar untuk duel.
Lyra Evenson
Lyra Evenson
Berarti dia yang mendaftarkan kalian! 😱
Kael Dravemont
Kael Dravemont
(tertawa pelan dari sudut ruangan) Lucien bosan menang terlalu mudah. Sekarang dia mau tantangan.
Amara Vellora
Amara Vellora
Bukan tantangan. Itu kesombongan. Dia ingin menunjukkan siapa yang berkuasa di sini.
Rowan Ashford
Rowan Ashford
Atau mungkin dia cuma penasaran sama gadis rambut perak satu ini 😉
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
Kalau sudah selesai berasumsi, kalian bisa diam. Duel ini bukan soal ego. Aku hanya ingin tahu... apakah “kekuatan alami” itu benar-benar sehebat rumor yang beredar.
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Kau tidak akan suka jawabannya, Valeheart.
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
Kita lihat nanti, Elvore.
Cahaya dari kristal di langit-langit aula menyorot ke tengah arena. Tongkat-tongkat sihir mengangkat, udara bergetar oleh tekanan energi. Lucien berdiri dengan jubah hitam berlapis perak, rambutnya jatuh rapi, matanya dingin tanpa emosi.
Di seberangnya, Seraphina melangkah pelan anggun tapi berbahaya. Setiap langkahnya meninggalkan jejak cahaya hijau lembut, seperti daun yang tumbuh di batu.
Mereka berdua saling menatap. Tak ada kata. Hanya tatapan tajam yang seolah bisa menembus jiwa.
.
Duel Dimulai !!!!
Profesor Elric
Profesor Elric
Pertandingan dimulai dalam hitungan tiga… dua… satu…
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
“Frigus Dominus!” ❄️
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
“Vitae Surge!” 🌿
(Suara keras menggema di aula. Angin dingin bertabrakan dengan cahaya hijau.)
Lyra Evenson
Lyra Evenson
WOOOAAAH!!! 😱🔥 Itu sihir tingkat tinggi banget!!
Kael Dravemont
Kael Dravemont
Lucien mulai dengan mantra es tingkat empat... dan dia gak nahan diri.
Amara Vellora
Amara Vellora
Gila... gadis itu benar-benar menahan serangan itu dengan sihir alam?
Rowan Ashford
Rowan Ashford
Gak cuma nahan, lihat tuh akar-akar sihirnya malah nyerang balik! 😳
Lucien tersenyum samar. Untuk pertama kalinya, bukan senyum meremehkan — tapi tertarik.
Es berkilau di udara, menabrak akar-akar bercahaya hijau yang menjalar di lantai. Suara ledakan kecil terdengar. Seraphina memutar tongkatnya, menciptakan pusaran angin daun yang menahan badai es.
“Dia… berbeda.” “Energinya liar, tapi indah.”
.
Sementara itu, Seraphina merasakan hal aneh dalam dirinya. Kekuatan Lucien begitu rapi, bersih, tapi dinginnya… membuat dadanya sesak.
“Kenapa matanya begitu... kosong?”
.
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
Kau tahu, Elvore, untuk murid baru... kau cukup mengesankan.
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Dan kau tahu, Valeheart... untuk seseorang yang katanya jenius, kau lambat banget menyadari kalau aku belum serius.
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
(tersenyum kecil) Oh? Maka tunjukkan yang sebenarnya.
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Dengan senang hati.
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
“Florens Ignis!” 🌸🔥
(Seketika, bunga api bermekaran di udara. Ratusan kelopak berputar, membakar es di sekitar Lucien.)
Kael Dravemont
Kael Dravemont
Dia... pakai elemen ganda?! Alam dan api?!
Amara Vellora
Amara Vellora
Itu mustahil... gak ada yang bisa pakai dua elemen tanpa kehilangan kendali!
Rowan Ashford
Rowan Ashford
Cewek ini... gila. Tapi keren. 😳🔥
Api dan es bertabrakan di tengah aula. Suara sihir memecah udara. Seraphina nyaris kehilangan keseimbangan, tapi Lucien tiba-tiba mengangkat tangannya — melindunginya dari semburan balik kekuatannya sendiri.
.
Lucien menatapnya lama. Untuk pertama kali dalam hidupnya, ia tidak tahu siapa yang sebenarnya ingin ia kalahkan.
Mereka berdiri hanya sejengkal jarak. Uap panas dan es menari di antara mereka.
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
Kau... berbahaya, Seraphina Elvore.
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Kau juga, Lucien Valeheart. Tapi… kenapa kau menahan seranganku barusan?
Lucien Valeheart
Lucien Valeheart
(tersenyum samar) Entah. Mungkin aku ingin melihatmu bertarung lagi.
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Hmph, awas aja kalau kau kalah nanti
Dan di tengah tepuk tangan yang membahana, Lucien dan Seraphina hanya saling menatap. Bukan lagi musuh... tapi bukan juga sekutu. Belum. Ketika asap memudar, keduanya masih berdiri. Tidak ada pemenang yang diumumkan — karena bahkan para profesor pun terdiam, menyadari sesuatu: Dua murid dengan kekuatan saling meniadakan, tapi justru saling menguatkan.
💬 [Chatroom: Malam Setelah Duel]
Lyra Evenson
Lyra Evenson
Sera!! 😭 Kamu bikin seisi sekolah gempar! Serius, bahkan Profesor Elric sampe bilang duel kalian “tidak bisa diklasifikasikan”!
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Heh... aku cuma berusaha bertahan hidup. Lucien... bukan lawan yang mudah.
Lyra Evenson
Lyra Evenson
TUMBEN MANGGIL NAMA, CIE CIE KIW KIW
Seraphina Elvore
Seraphina Elvore
Jangan mulai, Lyra!!!
Rowan Ashford
Rowan Ashford
Lucien diem banget malam ini, biasanya dia nyindir semua orang kalau habis duel
Kael Dravemont
Kael Dravemont
(tersenyum tipis) Mungkin karena kali ini... dia kalah bukan oleh sihir, tapi oleh perasaan yang gak bisa dia jelaskan.
Malam menelan menara akademi. Di kamar masing-masing, empat pasang hati mulai berdetak dengan ritme yang sama — benci, kagum, dan rasa yang mereka belum mau akui.
Dan di bawah cahaya bulan, Seraphina berbisik pelan pada dirinya sendiri:
“Kenapa... aku gak bisa berhenti memikirkan matanya?”
✨ To Be Continued

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!