Our Night Group Chat
Chapter 1 - Di Balik Sifat Ceria Serena
Serena
A-apa?... Jadi... Selama ini... Kaulah yang menghantuiku?!
SMA Bintang, waktu istirahat.
Serena
Teman-teman! Ayo ke kantin!
Emily
Iya, iya, sebentar...
Nadia
Siapa yang traktir? Aku lagi? Ah, males...
Tiara
Buruan, nanti telat. Ren, ayo kita jalan dulu.
Serena
Aku dan Tiara duluan ya!
Serena memutar tubuhnya dan berjalan cepat menuju kantin usai berpamitan duluan bersama Tiara, meninggalkan teman-temannya yang lainnya yang masih merapikan buku jadwal sebelum istirahat ke dalam tas mereka.
Tiara
Kita telat lagi... Hadeh~
Lia
Eh, Rena! Telat ya? Nih, kebetulan aku kebeli cilok 2. Teman-teman yang lain gak mau.
//Ucapnya, sambil memberikan 1 cilok ke Serena.//
Serena
Wah? Yang benar? Makasih! Lia baik banget deh!
//Tanpa basa-basi langsung mengambilnya, dengan senyuman lebar yang manis dan memamerkan gigi kuningnya.//
Lia
Hehe, ada-ada aja... Dah, ya. Aku mau ke mejaku dulu.
Serena
Yaudah, makasih ya!
Lia
Iya...
//Balasnya, lalu melambaikan tangan dan berjalan pergi.//
Serena hanya terus tersenyum sambil memandangi punggung Lia yang perlahan menghilang di kerumunan.
Tanpa di sadarinya, ada seseorang yang sedang menatapnya di balik kerumunan yang sesak itu...
Tiara
Wah, bagi-bagi dong!
Serena
Nih~ Aku tidak terlalu lapar, sama kamu aja sekalian.
//Ucapnya, sambil memberikan Tiara cilok miliknya.//
Di tengah keasyikan mereka, seseorang tanpa sengaja menabrak Serena.
Andy
Eh! Serena? Sorry! Kamu gapapa?
Serena
Aduh~ eh? Andy! Gapapa kok~ lain kali kamu jalannya hati-hati ya!
Andy
Iya~ maaf ya!
//Lalu Andy pergi dengan perasaan bersalah.//
Melihat itu, malahan Serena yang jadi ikutan khawatir.
Yah, itu memang suatu hal yang wajar.
Karena Serena cukup terkenal karena keceriaan dan kebaikan hatinya, bahkan jika ada seseorang yang menyindirnya pasti akan dibenci satu sekolah.
Namun, untung saja Serena adalah tipe yang gak enakan, jadi setiap permasalahan yang berkaitan dengannya diselesaikan dengan aman dan damai.
Tiara
Tidak apa-apa, kamu jangan khawatir. Orang lain pasti bisa memakluminya kok!
//Ucap Tiara lembut, mencoba menenangkan Serena yang selalu masuk dalam masalah besar padahal puncanya hanya sekecil hama.//
Serena
Yah... Tetap saja... Tapi, makasih ya!
//Jawabnya, kembali tersenyum ceria khas Serena.//
Begitu teman-teman yang lainnya kembali, mereka pun lanjut istirahat dan mengobrok bersama sembari mengunyah makanan mereka masing-masing.
Monika
Emmy, pulangnya bareng lagi gak?
Emily
Iya, jarak rumah kita 'kan cukup dekat...
Tiara
Nadia, kita juga barengan lagi ya?
Serena
Kalau begitu, aku pulang dulu ya! Dadah~!
//Ucapnya riang, sambil melambaikan tangannya bye-bye ke arah teman-temannya lalu berjalan pergi.//
Jarak di antara rumah Monika dan Emmy memang cukup dekat, wajar jika mereka selalu pergi dan pulang sekolah bersama.
Sedangkan rumah Tiara dan Nadia memiliki arah yang sama, namun jarak rumah yang bisa dibilang cukup jauh.
Berbeda dengan Serena, yang rumahnya jauh di desa pedalaman. Cukup jauh dengan kota dan sekolah, pulang dan pergi ke sekolah sendirian itu sudah biasa baginya.
Serena mendapati bahwa ada mobil mewah di luar, namun tidak terlalu memperdulikannya.
Begitu pintu dibuka, Serena menarik nafas yang dalam lalu menghembusnya pelan.
Serena
Haaa...
(Semoga ayah masih belum pulang...)
Begitu ia mengambil langkah memasuki rumah, ia melihat sosok Sang Ibunda yang berpakaian rapi sambil membawa kopernya.
Maryam
Ah, kamu sudah pulang?
//Ucap Sang Ibunda, sambil menutup kopernya.//
Serena
Ya... Ibu mau ke mana?
Maryam
Masih tanya? Sudah jelas, ibu mau pergi dari rumah ini.
Ucapan Sang Ibu membuatnya terdiam, jantungnya seolah berhenti berdetak.
Serena
A-apa?... Apa maksud ibu? Ibu mau ke mana?
Maryam
Hah... Jangan banyak tanya.
//Lalu tanpa basa-basi langsung keluar dari rumah, tidak lupa juga untuk menyenggol bahu putri kandungnya.//
Serena
Ibu...! Ibu mau—?!
//Nafasnya terhenti begitu melihat Sang Ibunda memasuki mobil mewah yang terparkir itu, mobil itu sepertinya dimiliki oleh kekasih ibu yang seorang pengusaha.//
Pintu mobil mewah itu ditutup kuat seolah harganya sangat murah, lalu supir yang memandu itu pun menancap gas dan bergerak pergi dari tempat itu.
Meninggalkan Serena sendirian di belakang, dengan ekspresi bingung sekaligus sedih.
Serena
I-ibu... B-bagaimana... Bagaimana dengan saya?... B-bagaimana dengan ayah?... Bagaimana dengan kami?...
//Gumamnya lirih, dengan tangan yang masih terangkat seolah untuk menghentikan Sang Ibunda gemetaran.//
Tubuhnya jatuh ke tanah, pupil matanya mengecil, keringat dingin jatuh dari dahi, bibirnya gemetaran, matanya berkaca-kaca.
Sudah jelas, itu adalah ekspresi panik sekaligus takut.
Bukan tanpa alasan, itu dikarenakan Sang Ayah bukanlah seorang ayah yang penyayang. Tidak heran Sang Ibunda pergi dari rumah karena sudah tidak tahan dengan suaminya.
Namun ia tidak bisa berbuat apa-apa, karena tempat ini adalah satu-satunya rumah baginya...
Chapter 2 - Serena Yang Malang
Audio~
Song:
MIA - Dynasty
Audio~
Dimohon untuk hidupkan Audio sambil membaca bagi menghidupkan suasana~
Tidak ada paksaan bagi mendengar ini, Author hanya ingin mendalami suasana.
Begitu mendapat notifikasi dari Group Chat, Serena langsung gercep menghampiri HP-nya dan mengecek grup mereka.
💬Group Chat - Night Slay Girls
Monika
💬Teman-teman, kalian lagi ngapain?
Monika
💬Halo? Apa ada yang lagi on?
Tiara
💬Apa ini spam-spam? Orang lagi makan malam.
Tiara
💬Makan dulu baru on!
Serena
💬Kalau berantem terus nanti malah gangguin yang lain.
Monika
💬Apa sih?! Aku kan hanya bosan!
Nadia
💬Kenapa tidak ngobrol dengan Emmy aja?
Nadia
💬YA KAMI JUGA LAGI MAKAN!
Emily
💬Bisa kali makan sambil ngetik.
Tiara
💬Nah, semuanya udah on tuh. Ada apa emang?
Monika
💬Gak ada, ngobrol yuk!
Nadia
💬EMANG MAU NGOBROL APA??? UGHHHHH!
Serena
💬Nadia, jangan marah-marah.
Nadia
💬Ughhh! Yaudah, mau bahas apa?
Monika
💬Lusa nanti aku ulang tahun, gimana kalau kita ngerayainnya di pantai? Mau piknik soalnya!
Monika
💬Kebetulan lusa itu kan Sabtu, jadi gak ada sekolah!
Serena
💬Kalau aku sih, terserah kamu.
Monika
💬Yaudah, good night everyone~!
Monika pun mengakhiri obrolan seperti biasa, melihat itu, Serena pun menutup HP-nya. Dan keluar kamar, namun...
Serena
E-eh?... A-... A-ayah sudah pulang ya?...
//Ucapnya dengan terbata-bata, mengepal erat tangannya dengan waspada.//
Ayahnya adalah seorang pemabuk, hidup Sang Ayah sudah bsia dibilang sangat buruk. Bangun pagi minum arak lalu jalan entah ke mana, lalu kembali di malam hari dengan kondisi mabuk.
Joshua
Kamu... Cih...
//Balas Sang Ayah, sambil menatap putrinya sendiri dengan kekesalan entah karena apa.//
Serena
A-ayah... Sudah makan?
//Meski takut, Serena tetap mencoba memberanikan untuk menghadapi Sang Ayah.//
Lalu tiba-tiba saja, ayahnya berdiri dan menampar wajah Serena tanpa aba-aba maupun pikir panjang.
Serena
A-ayah? Apa ada masa—
Joshua
–DIAM KAMU!
//Bentaknya, sambil menunjuk-nunjuk ke arah Serena.//
Joshua
KE MANA PERGINYA J*LANG ITU?!
Serena
I-ibu... Ibu pergi dengan...
Sekali lagi, Serena mendapatkan tamparan keras dari Sang Ayah yang lagi mabuk.
Joshua
KE MANA J*LANG ITU PERGI?!
Serena
A-ah... I-ibu pergi... D-dengan pria asing...
Joshua
SIAPA PRIA ASING ITU?!
Serena
T-tidak tau...
//Dengan tubuh gemetaran, ia menyentuh pipinya yang terus ditampar oleh Sang Ayah.//
Serena
S-saya tidak bohong...
Joshua
KAU ITU SAMA SAJA DENGAN J*LANG ITU!
Joshua
SAMA-SAMA J*LANG DAN TIDAK BERGUNA!
Joshua
SIA-SIA SAJA AKU MENGHIDUPKAN KELUARGA INI!
Kata-kata menyakitkan yang dilontarkan oleh Sang Ayah membuat Serena terdiam, tidak tahu harus berkata apa-apa lagi.
Serena
(Ibu... Ibu pergi ke mana? Kenapa meninggalkan saya? Kenapa...? Apa saya juga tidak ada bedanya dengan ayah di mata ibu? Bukankah... Bukankah ibulah yang merusak segalanya? Tapi kenapa aku yang diperlakukan seperti yang bersalah?... Kenapa?!)
Begitu Sang Ayah pergi, Serena ambruk seketika ambruk ke tanah. Dengan tangis yang sudah tak tertahankan, ia memeluk lututnya. Mencoba untuk menenangkan diri sekaligus membuat perlindungan diri.
Keesokan harinya, di SMA Bintang.
Tiara
Re~na— Eh? Loh? Pipimu kenapa, Ren?
Serena
I-ini? Oh~ tadi bangun pagi kupikir masih di mimpi.
Serena
Soalnya orang tuaku masak sarapannya banyak banget! Hehe~
Tiara
Hadeh~ lain kali jangan menyakiti dirimu sendiri lagi.
Monika
Iya ih, bikin khawatir aja.
Nadia
Sana ke UKS, olesin obat biar cepat sembuh. Tamparnya keras kali...
Benar, teman-temannya tidak mengetahui kebenaran soal masalah keluarga Serena.
Dan Serena selalu berbohong meskipun terpaksa, agar teman-temannya tidak terlalu mengkhawatirkannya.
Serena
(Teman-teman... Maaf ya karena aku membohongi kalian... Tapi... Aku hanya tidak ingin membuat kalian khawatir...)
Serena hanya bisa tersenyum memikirkan betapa menyedihkannya posisi dan kehidupannya.
Semasa di perjalanan menuju UKS, Serena yang terus menunduk tidak sengaja menabrak seorang pemuda.
Serena
Ah! M-maaf!
//Ucapnya sambil mengambil langkah ke belakang, lalu perlahan melihat ke atas tepat ke wajah orang yang ditabraknya.//
???
Lain kali kalau jalan itu pake mata...
//Lalu seseorang itu langsung pergi tanpa menoleh.//
Melihat itu, tentu membuat Serena sedikit kebingungan.
Namun ia tidak terlalu memperdulikannya dan melanjutkan langkahnya menuju UKS.
Time skip ke waktu pulang.
Monika
Guys! Soal pikniknya gimana?
Monika
Maksudku tuh, kalian udah buat persiapannya?
Emily
Aku sih, udah. Kan kita udah berdiskusi semalam?
Monika
Hehe, iya juga sih. Gimana, Tia? Rena? Nad?
Serena
Um... Gimana ya... Um... Oh! Bagaimana kalau aku aja yang beli makanan dan keknya?
Tiara
Ide bagus! Nanti aku bawa tikar dan tendanya!
Monika
Sip! Kalau begitu kita naiknya mobil siapa?
Emily
Nanti aku boncengan pakai sepeda dengan Nika, kalian aja yang kasih surprise-nya.
Tiara
Kalau gitu pake mobilnya Nad aja!
Nadia
Mobilku bukan angkotan.
Serena
Yaudah ya... Kalau gitu kita lanjut aja di Group Chat aja, aku duluan ya!
Setelah berpamitan, Serena langsung pergi melanjutkan perjalanannya kembali menuju rumah.
Di sepanjang perjalanan, pikirannya tidak bisa dikosongkan.
Serena
(Sebaiknya aku beli apa ya? Sandwich? Pancakes? Kue mini? Atau es krim?)
Serena
(Kebetulan juga... Tabungan 4,3 juta Rupiah yang kusembunyikan itu masih belum ketahuan oleh ayah... Apa kugunakan saja ya?)
Serena
(Iya aja deh, Monika 'kan orangnya juga periang dan baik!)
Serena
(Kami juga udah sahabatan dari SMP!)
Dengan antusias, Serena melanjutkan perjalanannya dengan senyum tipis di bibir pink dan manis miliknya.
Chapter 3 - Ulang Tahun Monika
Malam hari, di rumah Serena.
Serena yang gabut membuka HP untuk mengecek Group Chat-nya dan yang lain. Pas sekali, ada yang memulai obrolan.
Group Chat - Night Slay Girls
Tiara
💬Ren, Nad. Telponan yok!
Serena
💬Sorry Ra, keknya aku gak bisa.
Serena
💬Ortuku lagi sibuk.
Tiara
💬Yaudah, Private Chat aja yok!
Monika
💬Heh, kenapa ini main private-private?
Tiara
💬Gak seru kalau strategi HBD-nya ketahuan.
Monika
💬Yaudah, yang bener ya strateginya!
Di Private Chat Tiara-Serena.
Tiara
💬Rena-ku yang baik nan syantik~
Tiara
💬Kamu mau beli apa aja makanannya?
Serena
💬Gak tau lagi, mungkin pancakes, sandwich dan lain-lain.
Tiara
💬Cari yang pink-pink ya, sesuai selera Monika pokoknya!
Tiara
💬Kalau bisa sekalian beliin boneka imut-imut!
Serena
💬Iya, by the way jalannya kapan?
Tiara
💬Kalau kita sih jam 3 sore, Emi dan Nika bakal datang 1 jam lagi. Jadi mulainya tepat pas lagi sunset-sunset-nya.
Serena
💬Oke, aku tidur dulu.
Tiara
💬Bye-bye, good night~
Serena menghela nafas pelan lalu berbaring di kasur yang tak empuk miliknya. Pelan tapi pasti, ia mengintip dicela-cela pintu. Untuk melihat apa yang sedang dilakukan oleh Sang Ayah.
Seperti biasa, siluet Sang Ayah yang dilihatnya pasti akan terus meneguk arak yang sudah disimpan berhari-hari.
Ayahnya yang malang, sudah dibutakan oleh perasaan kesal karena diselingkuhi oleh istri kesayangannya.
Ia sendiri tidak ingin keluar dari masalahnya.
Dan malah menyalahkan Sang Putri yang tak bersalah dan polos, sungguh menyedihkan bukan?
Ya, itulah yang membuat kehidupan Sang Ayah menjadi rusak.
Semua ini dikarenakan Sang Ibu.
Tapi malah Serena yang terkena dan menghadapi kemarahannya.
Keesokan paginya, sekitar jam 8 pagi.
Serena
Apa kulkas masih berfungsi?
//Gumamnya, sambil berjalan menuju pintu kulkas dan membukanya.//
Yang benar saja, semuanya dipenuhi dan diisi oleh makanan basi dan arak.
Serena
Haaaa... Kalau begitu aku beli saja di jam 1 sore.
Serena
Nadia pasti datang jam 3 tepat... Yah, sisanya hanya pergi ke tempat seperti biasa.
Time skip ke jam 1 siang.
Serena pun keluar rumah usai bersiap-siap dan membeli semua yang diperlukan.
Serena
(Pancakes, es krim, sandwich dan makanan pembuka lainnya!)
//Batinnya, sambil memilih semua makanan dessert yang diperlukan dengan warna merah jambu kesukaan Monika.//
Begitu selesai, ia langsung pergi ke kota untuk menunggu Nadia dan Tiara.
Kaca mobil pun diturunkan, tampak ada Tiara yang melambai-lambaikan tangannya dan Nadia yang hanya mengangguk ala boss pengusaha.
Seperti biasa, Serena akan duduk di kursi belakang.
Nadia
Semuanya sudah selesai? Sudah pas?
Nadia
Yaudah, kita ngebut ya.
Mobil pun jalan dan kami pun berangkat ke pantai tidak jauh dari kota.
Serena, Tiara dan Nadia sudah mendekorasi tempat untuk ulang tahunnya Monika dengan baik.
Lalu mereka melihat sebuah mobil angkotan yang berhenti tidak jauh dari mereka, terlihat ada Monika dan Emily yang keluar dari mobil itu.
Tiara
Katanya naik boncengan?
Serena
Mungkin ada masalah...
Terlihat betapa kegirangannya Monika begitu melihat teman-teman yang merayakan ulang tahun-nya mendekorasi tempat sesuai seleranya.
Audio~
Song:
NEONI - Darkside
Audio~
Dimohon untuk hidupkan Audio sambil membaca bagi menghidupkan suasana~
Tidak ada paksaan bagi mendengar ini, Author hanya ingin mendalami suasana.
Time skip ke sehabis menyanyikan lagu ulang tahun.
Tiara
Ayo keknya dipotong~
Monika
Kok ada Hello Kitty-nya? Kan aku jadi gak rela buat motongnya!
Serena
Hehe~ itu 'kan cuman kue...
Nadia
Iya, dipotong aja napa. Laper nih...
Di tengah tawa dan kemeriahan 5 sahabat itu, Serena justru mendapatkan firasat buruk.
Serena
(Kenapa... Rasanya akan ada sesuatu yang mengerikan terjadi ya?... Apa perasaanku aja?...)
Namun, ia mencoba untuk mengabaikannya dan fokus ke teman-temannya...
Jam 6, usai mengambil gambar buat kenang-kenangan.
Emily
Naiknya pake mobilnya Nadia aja.
Nadia
Hah... Barang-barang yang lainnya simpan di bagasi mobil ya, jangan ngerepotin aku mulu.
Time skip ke dalam mobil, di tengah perjalanan.
Serena
(Kenapa aku terus mendapat firasat buruk ya?...)
Berbeda dengan yang lainnya yang sedang bersenang-senang, Serena justru merasa semakin gelisah dan khawatir.
Nadia yang menyadarinya pun bertanya.
Serena
Eh? A-apa? Tidak ada apa-apa kok...
Nadia
Jangan bohong, sepanjang perjalanan ini kau terus kelihatan murung.
Emily
Benar, aku juga menyadarinya.
Serena
T-tidak apa-apa kok... Mungkin hanya karena aku lagi kelelahan...
Nadia
Selama ini kamu jarang memberitahu kami soal masalah pribadimu.
Nadia
Meski itu pribadi, kami sebagai sahabat juga berhak mendengar semua kesulitanmu.
Nadia
Agar kami bisa membantumu keluar dari bayang-bayang yang terus menghantuimu.
Karena terus memberi nasihat, Nadia jadi tidak memperhatikan jalan.
Dikarenakan ada mobil yang melaju di belakang, mobil mereka terhempas jauh.
Tidak hanya itu, kebetulan juga ada truk yang tidak jauh dari tempat itu dan ikutan terhempas karena ditabrak oleh mobil milik Nadia.
Belum puas dengan kecelakaan yang cukup tragis itu, ada batu besar yang jatuh karena jalannya berdekatan dengan tepi bukit.
Entah apakah ini adalah sebuah kebetulan atau tidak, tapi batu besar itu jatuh tepat di atas mobil yang dinaiki mereka.
Alhasil, mereka yang duduk di kursi belakang itu terkena batu besar.
Darah segar berceceran di mana-mana, membuat suasana menjadi semakin mengenaskan...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!