Pengikat Takdir
Episode 1
Pendaratan yang sempurna untuk seorang pengendali udara
Terfokus pada satu titik yaitu keselamatan dan kenyamanan setiap penumpang agar terjaga
Melintasi ratusan awan dan gemuruh di kala mengudara
Namun, bukan hal yang asing jika tak berjaga dari satu bencana yang kapan pun akan melanda
Karena begitulah pelintas biru yang bersatu dalam dekap maskapai berselimut fajar dan senja
Melewati ribuan negara tanpa mengenal lelah dan putus asa
Arzan
(fokus membaca pesan pada ponsel)
Erga
Apakah pesan dari Ayahmu?
Arzan
Siapa lagi yang selalu suka mengatur?
Erga
Walaupun begitu, dia tetap Ayahmu
Arzan
Iya, beliau tetap Ayahku
Arzan
Meskipun layaknya bukan seperti seorang Ayah
Setiap detak dan cepat adalah langkah waktu yang tak pernah ada kata henti
24 jam dalam diam untuk tetap selalu terjaga tanpa pernah bisa untuk pergi
Disanalah tempat perangkai luka yang perlahan mulai terobati
Karena dibalik senyum dan air mata ada lelah yang sudah menanti dan harus tetap bersembunyi untuk setiap pasien yang datang dan juga pergi
Perawat B
Kenapa hari ini banyak sekali pasien berdatangan?
Perawat A
Sepertinya kita butuh dokter tambahan
Dokter jaga
Kita bisa menanganinya
Dokter jaga
Apakah kamu superhero?
Dokter jaga
Dokter yang jaga pagi ini hanya ada dua
Dokter jaga
Fokus saja pada pasienmu
Dokter jaga
Jangan banyak bicara
Perawat B
Saya akan mencari dokter tambahan
Perawat B
(berlari keluar)
Fahmi
Apakah niatmu itu akan terjadi?
Fauzan
Aku harap akan terjadi
Perawat B
Dokter Fauzan! Dokter Fahmi!
Perawat B
(berlari menghampiri Fauzan dan Fahmi)
Perawat B
Apakah hari ini Dokter ada jam praktek pagi?
Fahmi
Tidak ada, kebetulan jam praktekku siang
Perawat B
Kami membutuhkan dokter tambahan pagi ini
Perawat B
Karena pasien yang berdatangan cukup banyak
Fauzan
Kita kesana sekarang
Ruangan yang terasa sempit dan berhimpit, kini mulai lenggang
Aroma medis yang menyelimuti, kini juga semakin pekat
Tatapan lelah Fauzan seketika tak memiliki ruang
Sebuah ingatan yang sudah perlahan pudar, kini kembali melekat
Dimana dirinya pernah merasa gagal menjadi seorang dokter
Dirinya kembali menahan pilu dalam sebuah kejadian di masa lalu
Satu pasien yang seharusnya berada dalam genggamnya kala itu, harus pergi meninggalkan jejak luka tak berbekas untuknya
Bahwa aturan dan ego tetap saja tak bisa tergantikan dengan satu suara yang menggema
Fauzan
Saya akan mengurusnya
Perawat A
Dokter bukanlah wali dari pasien ini
Fauzan
Apakah kamu tidak lihat kondisinya?
Fauzan
Dia membutuhkan pelayanan fast track
Fauzan
Apa perlu kita menunggu hingga walinya datang?
Fauzan
Nyawa pasien juga merupakan bagian dari nyawa saya
Fauzan
Saya tidak bisa membiarkan satu pasien pun terlewat lagi
Dokter jaga
Dokter Fauzan rela menentang aturan tanpa memikirkan posisinya
Abi
Bagaimana jawabanmu Yumna?
Abi
Nak Farhan adalah seorang dosen dan berasal dari keluarga terpandang
Abi
Abi harap kamu menerima niat baiknya
Yumna
Yumna tidak bisa menerima lamarannya
Yumna
Yumna belum ingin menikah dulu
Yumna
Yumna sangat mengenal baik Kakak
Yumna
Bahkan adik Kak Farhan adalah kerabat dekat Yumna
Yumna
Yumna belum bisa menerima Kak Farhan
Farhan
Aku datang kemari tulus untuk melamarmu
Farhan
Jika kamu belum siap untuk menikah, aku akan menunggumu
Yumna
Yumna tidak ingin penantian Kakak sia-sia
Yumna
Yumna masih ingin menikmati kesendirian Yumna dulu
Yumna
Sekali lagi, Yumna minta maaf pada Kak Farhan
Farhan
Aku berharap kamu bisa menemukan seseorang yang tulus menerimamu apa adanya
Abi
Nak Farhan sudah mau pulang?
Farhan
Sepertinya, tipe Yumna bukan Farhan
Arzan
(melangkah menuju mobil)
Ayumi
Aku merindukanmu zan
Ayumi
(memeluk Arzan dari belakang)
Ayumi
(mengeratkan pelukan)
Arzan
Lepaskan pelukanmu Ayumi
Ayumi
Aku masih ingin memelukmu
Arzan
(melepaskan pelukan Ayumi)
Arzan
(berbalik menatap Ayumi)
Ayumi
Apakah kamu tidak merindukanku?
Arzan
Lebih baik kamu pulang dan jangan ganggu aku lagi
Arzan
Mulai hari ini dan seterusnya
Ayumi
Apakah ada seseorang yang sedang mendekatimu?
Ayumi
Kamu bersikap seperti ini karena aturan dari Ayahmu itu
Arzan
Pertama, aku dan kamu tidak ada hubungan apa-apa
Arzan
Kedua, tidak ada siapa pun yang sedang mendekatiku
Arzan
Ketiga, ini adalah pilihanku bukan aturan dari Ayahku
Arzan
Dan terakhir, kamu selalu bersikap berlebihan pada setiap niat baikku
Arzan
Jadi, berhentilah untuk berharap lagi padaku
Arzan
(melangkah masuk ke dalam mobil dan melaju pergi)
Ayumi
Iya, kamu benar Arzan
Ayumi
Aku mengharapkanmu dan ingin selalu bisa bersamamu
Ayumi
Karena kebaikanmu adalah perasaan nyataku selama ini
Episode 2
Keramaian kota bukan hal yang biasa untuk Arzan, apalagi saat malam tiba dalam dekapan
Dirinya yang tengah fokus menyetir, hanya bisa pasrah mengingat pesan dari sang Ayah
Bahwa dirinya harus mewakilkan perjodohan milik sang Kakak
Dimana seharusnya pertemuan itu tak menyapa lelahnya
Hamdan
Terima kasih Nak Arzan atas waktu luangnya untuk datang
Hamdan
Sebentar lagi Hania akan tiba
Hamdan
Saya harap Nak Arzan bisa menyampaikan perantaranya pada Nak Arlan
Hania
Maaf Ayah, Nia terlambat
Hania
(beralih menatap Arzan)
Hamdan
Bagaimana keadaan Ibu sekarang?
Hania
Alhamdulillah sudah membaik Ayah
Hania
Apakah dia Arlan, Ayah?
Hania
(sekilas menatap Arzan)
Hania
Bukankah Arlan yang seharusnya datang
Hamdan
Dia adalah Arzan, adik Arlan
Arzan
Kak Arlan tidak bisa datang malam ini
Arzan
Karena pekerjaannya di Istanbul belum selesai
Arzan
Setelah pekerjaannya selesai disana, dia akan bertemu denganmu
Hania
Apakah sepenting itu pekerjaannya?
Hania
Sehingga dia mengabaikan pertemuan pentingnya
Hamdan
Sayang, yang terpenting kan adiknya sudah datang
Hamdan
Lagi pula, pernikahan kalian berdua juga sudah ditetapkan
Hamdan
Jadi, Nia tidak perlu khawatir
Hania
Ini tentang komitmen
Hania
Jika Arlan serius, dia tidak akan menyuruh adiknya untuk datang
Ummi
Rama adalah putra dari seorang jaksa ternama
Ummi
Dan dia juga seorang pengacara
Ummi
Ummi harap, kamu menerimanya
Ummi
Tanpa banyak alasan lagi
Rama
Jangan terlalu memaksanya Tante
Rama
Yumna juga butuh ruang untuk memilih
Ummi
Tante tidak ingin Yumna terlalu sibuk dengan dirinya sendiri
Ummi
Niat baikmu sangat tulus
Ummi
Tante juga mengenal baik Ayahmu
Ummi
Dan Tante rasa, kamu pantas bersama Yumna
Yumna
Keputusan dan jawaban Yumna masih sama
Yumna
Yumna masih ingin sendiri
Yumna
Sampai Yumna benar-benar siap untuk menikah
Setiap rak Yumna telusuri, setiap judul buku Yumna pelajari, akan tetapi tatapannya masih pada satu titik
Yaitu lamaran yang sudah datang padanya sebanyak dua kali
Fokusnya yang berantakan, membuat langkahnya tak sengaja menabrak seseorang yang berjalan ke arahnya
???
Lain kali fokus pada jalanmu, bukan pada perasaanmu
Yumna
Sekali lagi saya minta-
Yumna
(terkejut menatap benda yang tergeletak dihadapannya)
Angin yang berhembus kala itu, membuat tatapan Yumna tak beralih dari tasbih yang sudah berada dalam genggamnya
Dimana udaranya membawa kesunyian dalam diam untuknya
Sebuah ukiran nametag terikat jelas pada tasbih miliknya
Yumna
Bagaimana aku mengembalikannya?
Yumna
Pasti dia sedang mencarinya
Arzan
(terkejut menatap ke arah ruang tamu)
Arlan
(berbalik menatap Arzan)
Arzan
Sekarang temuilah Hania
Arzan
Dia butuh komitmenmu
Arzan
(menghentikan langkah)
Arlan
Aku harap dia sesuai harapanku
Arzan
(berbalik kembali menatap Arlan)
Arlan
Aku juga butuh kepercayaannya
Arlan
Bukan hanya sekadar menikah saja
Arlan
Kamu tahu sendiri bukan, bagaimana rumah tangga Ayah?
Arlan
(melangkah pergi ke kamar)
Setiap sudut dirinya cari, setiap ruang dirinya telusuri
Namun, tak ada rupa tasbih miliknya
Arzan
Apakah aku melupakannya?
Arzan
(menatap kembali sekitar)
Arlan
Apa yang sedang kamu cari sejak tadi?
Arlan
(menyelinap dari balik pintu)
Arzan
Tasbih pemberian Umma
Arlan
Tasbih lusuh itu tidak perlu kamu cari lagi
Arlan
Kamu bisa membelinya dengan yang baru
Arzan
Tasbih itu sangat berharga untukku
Arzan
Dan tidak akan pernah tergantikan dengan tasbih lain
Arzan
(melangkah pergi keluar rumah)
Kesunyian mulai menyelimuti kamar Yumna
Hanya ada dirinya dan satu sajadah dalam dekapnya
Lantunan Al-Qur'an menjadi teman diamnya
Puluhan do'a dirinya lontarkan dengan penuh percaya
Dan tak lupa barisan dzikir dirinya genggam dalam tasbih yang ditemukannya
Bahwa dirinya berharap dapat bertemu dengan pemilik tasbih bernama
Yumna
Dimana aku bisa menemukanmu Arzan?
Episdode 3
Aroma bunga yang pekat sudah mengisi satu ruang
Riuh perlahan mulai terdengar dalam tenang
Namun, riuh yang lain terselip dalam bayang
Sosok yang sudah tak asing lagi untuk Yumna
Yumna
Jangan keras-keras Ra
Faradila
Lalu, apa alasanmu menolak lamaran Kakakku?
Yumna
Karena aku belum ada niat untuk menikah dulu
Faradila
Usahaku selama ini sia-sia dong
Faradila
Aku sengaja menjodohkanmu dengan Kak Farhan
Yumna
Kenapa kamu melakukan itu?
Faradila
Karena ada perempuan genit di kampus cari perhatian terus dengan Kak Farhan
Faradila
Maka dari itu, aku memperkenalkanmu pada Kak Farhan
Faradila
Kamu itu perempuan baik, pengertian, dan penuh kasih sayang
Faradila
Kak Farhan pantas mendapatkannya
Yumna
Penghargaan terbaik untukmu Ra
Yumna
Niatmu baik untuk Kakakmu
Yumna
Seseorang yang ingin kamu jodohkan ini, belum siap lahir dan batin
Ummi
Lalu, siapnya kapan Yumna?
Ummi
(berdiri di belakang Yumna)
Yumna
Ummi sejak kapan datang?
Yumna
(berbalik menatap Ummi)
Ummi
(menatap serius Yumna)
Ummi
Sepertinya, cerita kalian berdua tadi sangat indah
Ummi
Ummi sampai meneteskan air mata
Yumna
Sebenarnya Ummi ingin bicara apa?
Yumna
(menatap sekilas Ummi)
Ummi
Sudah dua lamaran kamu tolak
Ummi
Ummi harap, jika ada lamaran ketiga datang
Ummi
Kamu tidak menolaknya lagi
Yumna
Kenapa membahasnya lagi?
Yumna
Keputusan Yumna tetap tidak berubah dan akan tetap sama
Ummi
Sayang, dengarkan Ummi
Ummi
Umurmu adalah waktumu
Ummi
Mau sampai kapan Yumna sibuk dengan diri sendiri?
Yumna
Sampai Yumna benar-benar siap, Ummi
Ummi
Jika begitu keputusan terakhir Yumna
Ummi
Ummi tidak bisa melarangnya
Ummi
Ummi akan menanganinya
Ummi
Fokus saja dengan diri Yumna dulu
Ummi
Bukankah itu keinginan Yumna?
Keramaian sudah mulai menyelimuti seluruh ruang
Suara rintihan, canda, dan tawa menjadi penghubung setiap yang datang
Bahkan masing-masing klinik memiliki waktu berbeda tanpa terbuang
Dan setiap lorong, memiliki cerita tersendiri dalam tenang
Begitu juga, cerita untuk Hania seorang
Hania
Terima kasih Dokter Fauzan
Hania
Sudah menyelamatkan nyawa Ibu saya
Hania
Jika Dokter tidak segera bertindak saat itu ...
Hania
Saya tidak tahu, bagaimana keadaan Ibu saya sekarang?
Fauzan
Sudah menjadi tugas saya sebagai dokter
Fauzan
Pasien adalah yang utama
Hania
Saya merasa bersalah disini
Hania
Seharusnya saat itu, saya langsung ke rumah sakit
Hania
Keadaan butik sedang tidak baik
Hania
Saya harus hadir dalam dua rapat sekaligus
Hania
Jika saat itu owner mengizinkan saya untuk pergi, saya tidak akan merepotkan Dokter mengurus semuanya
Fauzan
Saya senang membantu
Fauzan
Apalagi Ibumu adalah pasien saya
Hania
Bagaimana saya membalas kebaikan Dokter?
Fauzan
Cukup do'akan yang terbaik saja untuk saya
Hania
Pasti Dokter, sekali lagi terima kasih banyak
Fauzan
Saya berharap Ibumu lekas sembuh pasca operasi
Selepas dirinya melontarkan senyum hangat
Tak ada yang tahu, jika hari itu adalah hari terakhirnya berada di rumah sakit
Langkahnya yang semakin berat menatap sekitar, membuatnya ingin lebih lama berada disana
Karena disanalah tempat awal mula perjuangannnya, hingga dirinya benar-benar diakui sebagai seorang Dokter
Namun, pemindahan tugasnya kali ini tak membuat senyumnya itu pudar
Bahkan, suasana baru yang ingin dia dekap sekarang
Fahmi
Apakah benar tugasmu dipindakan?
Fauzan
Aku tidak ingin membuat kehebohan disini
Fahmi
Di rumah sakit mana?
Ummi
Silakan diminum Nak Fauzan
Abi
Bagaimana perkembanganmu sebagai Dokter?
Fauzan
Alhamdulillah Om, semuanya lancar
Abi
Om senang mendengarnya
Ummi
Apakah Ibumu mengetahui niat baikmu ini?
Ummi
(menatap ke arah Fauzan)
Ummi
Sebentar lagi Yumna pulang
Yumna
(terkejut menatap Fauzan)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!