NovelToon NovelToon

Chaostic Enigma

Eps - 01

Di abad sebelum Masehi, dunia di guncangkan dengan peperangan, jalan hidup manusia hanya di tempuh dengan ratusan pertempuran, tidak ada yang tau, kapan peperangan akan berakhir, kapan penderitaan rakyat terselamatkan, kapan manusia bisa hidup tenang dan nyaman tanpa rasa ketakutan.

Ratusan kerajaan, sibuk dengan intrik politik dalam negeri dan perpecahan di kalangan para bangsawan. Tidak ada birokrasi tetap, tidak ada tatanan politik terstruktur, dan tidak ada pemimpin mutlak yang mengambil keputusan.

Sampai akhirnya, muncul seorang tokoh yang sangat terkenal di kalangan masyarakat, menyandang gelar Jenderal Besar, mempimpin puluhan pertempuran tanpa kekalahan. Seorang pemimpin yang sangat di hormati para komandan dan prajuritnya. Bahkan seorang Raja tidak bisa mengendalikannya.

....

Benua Albion

[Kerajaan Neverland]

Ribuan rakyat berjejer di pinggir jalan, menyambut kepulangan para kesatria perang yang di pimpin sang Jenderal Besar, ia di juluki dewa perang karena prestasinya yang sangat luar biasa. Gerald Hosten, dari keluarga Hosten dan sekaligus seorang pemimpin keluarga Hosten bangsawan kelas atas.

"Lihat, itu kereta tuan Gerald"

Sorak sorai mengguncangkan seisi kota, melihat ratusan ribu pasukan yang berjalan ke alun-alun istana. Di barisan para prajurit itu, sebuah kereta kuda mewah berjalan ditengah dengan santai.

"Jenderal, baginda Raja sudah menyiapkan jamuan besar di istana." kata pengawal Sang Jenderal bernama Leo Wilson, dari keluarga bangsawan Wilson.

"Aku tau, tapi kita baru saja sampai di ibu kota, sebaiknya jadwal di tunda." sahut Gerald

"Tapi Jenderal, Yang Mulia pasti sangat kecewa dengan Anda. Sebaiknya Anda segera melapor dan menyampaikan kemenangan prajurit kita."

Gerald hanya menatap Leo dengan tajam, tanda sang Jenderal tidak akan merubah keputusannya.

Leo langsung tertegun dengan ketakutan sambil menelan ludah.

"Baik Jenderal, laksanakan perintah" sahut Leo.

....

[Istana Neverland]

Sang Raja sedang berdiri didepan istana bersama jajaran penjabat kerajaan, mereka sedang menunggu kepulangan Sang Jenderal.

"Kemenangan ini, adalah prestasi yang luar biasa, kurang sedikit lagi... hanya sedikit lagi, aku akan berkuasa di daratan Albion." kata seorang Raja, Seorang yang di anugrahi Sang ilahi, dan di takdirkan sebagai pemimpin negeri.

Eden Nicolas III, Raja ke tiga kerajaan Neverland.

"Yang Mulia, ini adalah kemenangan perang ke 34, yang dipimpin oleh Jenderal Gerald. Keberhasilannya ini, patut di apresiasi dengan lencana kehormatan kerajaan, tapi Anda perlu hati-hati." kata Sang Ratu bernama Luciana.

"Hm, jadi menurutmu, apa yang bisa aku berikan padanya? Gelar Duke adalah gelar bangsawan kelas atas, pengaruhnya sudah setara dengan seorang Raja. Bahkan mungkin, kekayaannya sudah melebihi keluarga kerajaan. Jadi, apalagi yang bisa aku berikan untuknya.?"

"Hamba paham Yang Mulia, tapi pengaruhnya sudah melebihi batas wajar. Bahkan Anda sendiri tidak bisa mengendalikan kekuatan Militer Kerajaan tanpa pengaruh Gerald."

"Hm. Aku sudah tau itu, bahkan aku sebagai seorang Raja tidak bisa mengendalikan politik dalam negeri. Kekuatan dan dukungan ku sangat jauh dari pengaruh Gerald. Tapi untuk saat ini, sebelum aku mencapai tujuanku, aku tidak bisa menyingkirkan Gerald begitu saja."

"Hamba paham Yang Mulia, hamba hanya takut jika Gerald beralih dalam pemberontakan dan menggulingkan istana kerajaan. Dengan kekuatan dan dukungan yang ia punya, seharusnya itu sudah lebih dari cukup."

Eden hanya menghela nafas. "Jika itu terjadi, aku tidak akan memberikan ampun padanya. Akulah penguasa mutlak negeri ini, tidak boleh ada orang lain yang berkuasa di daratan Neverland. Hanya sedikit lagi... aku hanya perlu bersabar sedikit lagi." kata Eden dalam hati.

Tiba-tiba, seorang prajurit berjalari kehadapan Sang Raja, lalu ia berlutut.

"Lapor Yang Mulia, sebuah surat dikirimkan dari pasukan Jenderal Gerald."

"Ambil surat itu" kata Eden kepada Ajudan kerajaan.

Surat pun di berikan kepada Eden, dan ia langsung membacanya disana.

"Apa.? " sahut Eden dengan terkejut.

"Ada apa Yang Mulia.? " tanya Ratu

Eden pun langsung meremas surat surat itu dan membuangnya.

"Kita batalkan perjamuan hari ini." sahut Eden sambil meninggalkan tempatnya.

Luciana dan seluruh pejabat istana, hanya kebingungan melihat Raja Eden yang tiba-tiba meninggalkan tempatnya.

Luciana pun mengambil surat itu dan membacanya. Raut wajahnya langsung berubah.

"Ini... Ini sudah keterlaluan Gerald. Kau sudah berani menentang perintah Rajamu. Lalu apa gunanya seorang Raja untukmu." sahut Luciana sambil meremas kembali surat itu.

....

2 Hari berlalu

[Castle Kediaman Duke]

Gerald berjalan kearah sebuah kamar mewah yang di temani ajudannya. Setiap langkahnya membuat semua pelayan Castle menundukkan kepalanya.

"Buka pintunya" kata Gerald

Sebuah kamar bayi yang di hiasi mainan anak laki-laki, dan ornamen pedang.

"Tuan" sahut perawat disana sambil menundukkan kepalanya.

Gerald pun langsung masuk dan menghampiri sebuah ranjang bayi disana.

"Hallo Rudy, bagaimana kabarmu.?" sahut Gerald dengan senyuman.

Di benak Leo ia bergumam. "Di medan perang, bahkan di dalam istana sekalipun, Jenderal tidak pernah senyum seperti itu. Apa Jenderal masih belum melupakan semua kejadian masa lalunya."

Rudy Hosten, Anak pertama dan anak kandung Gerald. Lahir di kalangan bangsawan kelas atas, dan ibunya meninggal saat usia Rudy menginjak 3 bulan. Kematian ibunya masih menjadi misteri dikalangan para bangsawan. Karena kematiannya di anggap tidak wajar jika dilihat dari segi kesehatan fisik.

"Apa kau merindukan ayah.? wah, kau tampan sekali hari ini seperti ayahmu."

Gerald pun menggendong Rudy.

"Kita akan bermain apa hari ini.? apa yang kau suka, pedang atau tombok.?" kata Gerald mengobrol dengan bayi berusia 9 bulan.

Leo pun menghampiri Gerald.

"Jenderal, surat dari istana." kata Leo sambil memberikan surat itu.

"Hm, aku sudah tau isinya tanpa perlu membacanya. Setiap langkah yang aku tempuh, hanya untuk Anna dan Rudy. Apa kau sudah mendapatkan informasi lain tentang kematian Anna." sahut Gerald dengan dingin.

"Ah, maaf Jenderal. Kami sudah menyelidikinya dengan sangat detail, tapi hasilnya masih tetap sama seperti yang kami laporkan sebelumnya."

Gerald memejamkan matanya sejenak, lalu melihat Rudy.

"Baiklah Rudy, sudah cukup untuk hari ini. Ada sesuatu yang harus ayah singkirkan untukmu."

Rudy pun di taruh kembali ke tempatnya. lalu Gerald berjalan keluar.

"Jaga tempat Rudy dengan sebaik mungkin. Tanpa seijinku, tidak boleh ada seorang pun yang masuk kedalam kamar ini. Kau mengerti Sella.?" kata Gerald dengan serius.

"Hamba paham Tuan" sahut Sella sambil menundukkan kepalanya.

Gerald pun langsung meninggalkan tempatnya. Dan Sella hanya melihat Gerald sambil bergumam.

"Aku sangat dilema dengan posisi ini. Haruskah aku melindungi nya, atau menyingkirkan nya. Dua perintah dari seseorang yang sangat berpengaruh di negeri ini."

...

Eps - 02

[Istana Kerajaan Neverland]

Gerald berjalan menuju Aula Kerajaan yang sangat besar. Didalam sana, Raja Eden sudah menunggu kedatangan Sang Jenderal.

"Duke Gerald Hosten, sampai di aula Kerajaan" teriak prajurit disana.

Eden pun langsung melihat ke arah pintu Aula dengan tersenyum.

"Hm, akhirnya dia datang kemari"

Pintu besar pun di buka, Gerald berjalan menghadap sang Raja, di setiap pilar Aula, terdapat beberapa lambang kerajaan yang sudah ditaklukkan kerajaan. Salah satunya adalah kerajaan Derra, tempat lahir Anna, istri Gerald.

"Hm, suasananya sungguh mencekam. Kenapa tidak ada para pejabat istana di dalam sini.? apa mereka tidak menghargaiku lagi.?" sahut Gerald dalam hati.

"Hahaha, akhirnya kau bersedia datang ke istanaku. Jenderal Gerald." kata Eden.

Gerald pun langsung menundukkan kepalanya di hadapan Sang Raja.

"Hamba menghadap Yang Mulia Raja. Maafkan kelancangan hamba, karena masih banyak urusan yang harus kami selesaikan sebelum melaporkan kepada Anda" sahut Gerald.

"Hahaha, tidak masalah Jenderal, aku tau kau pasti sangat kelelahan, angkat kepalamu."

Gerald diam-diam memperhatikan sekelilingnya sambil mengangkat kepalanya.

"Jadi, apa keinginan mu.? Kau sudah berjasa untuk negeri ini, tinggal sedikit lagi kita bisa menguasai seluruh benua, hahaha"

"Chik, apa selalu itu yang dia pikirkan.? kekuasaan." kata Gerald dalam hati.

"Maaf Yang Mulia, untuk saat ini, ada satu yang benar-benar aku inginkan. mohon untuk mengabulkan permohonan ku ini."

Eden pun langsung memasang wajah serius.

"Tidak seperti biasanya, ternyata kau juga punya keinginan. Baiklah, sampaikan saja, aku akan mengabulkan semua keinginanmu." kata Eden.

"Akhir-akhir ini, hamba diam-diam menyelidiki kematian istri hamba. Dan dari beberapa laporan, hanya ada satu titik yang menjadi kecurigaan hamba. Sepertinya, Anna tidak meninggal karena kelelahan, tapi memang ada yang sengaja membunuhnya."

"Hm.?" sahut Eden dengan sangat terkejut.

"Jadi, apa kau sudah tau pelakunya, Jenderal.?" sahut Luciana disana.

"Yang Mulia Ratu, ini adalah keinginan ku, Aku ingin menangkap pelaku nya."

"Apa semua rencana ini sudah dia ketahui.? tidak mungkin jika orang yang aku perintahkan berani mengkhianatiku." sahut Eden sambil melirik Leo yang berdiri di belakang Gerald.

Suasana menjadi tegang sesaat.

"Baiklah, jika kau sudah menemukan pelakunya, aku ijinkan untuk menangkapnya." Kata Eden dengan serius.

"Benarkah begitu.? Hanya saja, aku tidak punya Otoritas untuk menangkapnya Yang Mulia. Ini sudah melampaui jangkauan ku sendiri. Tapi, jika Anda mengijinkannya, hamba akan menangkapnya hari ini juga." kata Gerald dengan tatapan tajam.

Seisi Aula tiba-tiba hening seketika.

"Apa yang membuatnya sampai berbicara seperti itu.? bukankah dia seorang Duke, seorang Jenderal Muda yang memiliki pengaruh besar di Kerajaan ini. kenapa dia sampai memohon padaku hanya untuk menangkap tikus kecil. Atau jangan-jangan, ada penghianat di antara keluarga kerajaan."

"Kenapa orang sepertimu sampai memohon hal kecil kepadaku.? bukankah hal seperti ini tidak perlu ijinku, kau sudah memiliki Otoritas tinggi, apalagi masalah ini adalah masalah pribadimu." kata Eden.

"Hm" Gerald pun tersenyum.

"Hamba tau ini adalah masalah pribadiku Yang Mulia. Hanya saja, masalah ini ada kaitannya dengan keluarga kerajaan."

Dengan sontak, Raja Eden pun langsung terkejut.

"Apa yang kau bilang." teriak Eden dengan marah sambil berdiri. Ia melototi Leo dengan sangat tajam.

"Ini tidak mungkin, kenapa Jenderal membuat kesimpulan seperti itu, padahal aku memberikan laporan yang sudah jelas padanya. Pelaku pembunuhan atas mendiang Nyonya Anna adalah pemuda dari kerajaan Derra, bukan Neverland" kata Leo dalam hati dengan ketakutan.

Seisi Aula pun jadi tegang, bahkan beberapa kesatria disana mulai memegang senjatanya.

"Tenanglah Yang Mulia, Anda melihatkan ekspresi yang seharusnya tidak dilihatkan di depan Gerald." bisik Luciana.

"Maaf Yang Mulia, ini hanya permohonan kecil dari ku. Aku juga tidak ingin mencurigai keluarga kerajaan, jadi sebaiknya hamba harus menyelidikinya lebih dalam lagi. Dan jika memang benar ada kaitannya dengan Kerajaan Neverland, hamba tidak akan segan-segan." kata Gerald dengan tatapan tajam.

Semua orang disana pun langsung terkejut. Bahkan Eden pun hanya menelan ludah mendengar nya.

"Kau, berani sekali kau mengancam kerajaan di depan Yang Mulia Raja." sahut Luciana dengan lantang.

"Hamba tidak berani Yang Mulia. Ini hanya spekulasi sementara."

"Sudah jelas kau memberikan ancaman kepada kerajaan. Tidak seharusnya kau memberikan spekulasi seperti itu. Apa kau tau posisimu Gerald." teriak Luciana.

Gerald pun hanya terdiam seribu bahasa disana.

"Sebaiknya aku menahan diri untuk masa depan Rudy. Jika aku mengungkapkan kebenarannya disini, akan menjadi masalah serius, apalagi aku tidak menyiapkan apapun. Dan melihat seisi ruangan ini, empat kesatria elite kerajaan sedang berdiri di samping Raja, dan 12 Jenderal lainnya berdiri di belakang ku. Aku benar-benar terhimpit sekarang." kata Gerald dalam hati.

"Maafkan kelancangan Hampa Yang Mulia. Sebaiknya hamba harus lebih hati-hati dengan perkataan hamba." kata Gerald.

Eden pun mengepalkan tangannya.

"Sudah berakhir kah.? Dia sudah keterlaluan, bahkan berani mengancam Kerajaan ku didepanku sendiri. Persetan dengan kekuasaan, tanpanya, aku juga bisa menguasai seluruh benua. Gerald, aku sudah tidak tahan. Jika aku membiarkanmu hidup lebih lama, kerajaan ini akan runtuh di tanganmu." kata Eden dalam hati dengan serius.

"Kalau begitu, hamba pamit undur diri" sahut Gerald sambil menundukkan kepalanya.

Luciana pun melirik Raja Eden. Dan Gerald mulai berjalan kearah pintu keluar sambil mengepalkan tangannya.

"Tunggu" sahut Raja Eden. Gerald pun langsung menghentikan langkahnya. lalu Ia menoleh perlahan kebelakang.

SRING.

Sebuah pedang di arahkan padanya. Gerald benar-benar sangat terkejut. Empat Kesatria Elite, sudah berani mengangkat kan pedang padanya.

"Apa yang Anda lakukan Yang Mulia.?"

"Gerald, sudah sekian kali kau menentang perintah ku, bahkan mungkin sudah ratusan kali. Pengaruh dan kekuatanmu bisa meruntuhkan kerajaan ini. Meskipun kau adalah orang yang sangat berjasa, tapi kau harus tau batasnya."

Leo dan 12 Jenderal lainnya, hanya terdiam disana. Dan Gerald mengamati semua gerak gerik orang yang ada disana.

"Hm, hihihi HAHAHAHA." Gerald pun tertawa terbahak-bahak disana.

Eden dan lainnya sangat terkejut.

"Jadi benar, jadi benar masalah ini ada kaitannya dengan kalian.? hihihi. Instingku tidak pernah salah." kata Gerald.

"Gerald, berani sekali kau... beraninya kau menuduh Rajamu tanpa bukti nyata." teriak Eden dengan marah.

"Hm, apa Anda lupa, kerajaan Neverland bisa berkembang pesat saat ini, karena ada aku. Anda pikir aku hanya orang yang beruntung? Hahaha, semua itu karena kerja kerasku. Dan sekarang, seluruh kerajaan menghianatiku hanya karena aku punya pengaruh besar. Anda takut dengan kekuatanku, takut dengan kuasa ku. Sekarang, yang perlu Anda lakukan hanyalah menyingkirkan sebuah ancaman besar. "

Eden pun marah besar, lalu ia mengangkat tangannya kearah Gerald. Dalam sekejap saja, kesatria Elite pun langsung melesat menyerang Gerald. SWOSH.

TRANG. Leo pun menahan serangan itu di depan Gerald.

....

Eps - 03

[Istana Kerajaan Neverland]

Leo menahan pedang kesatria Elite disana. Itu membuat Eden sangat terkejut. Kesatria Elite itu pun langsung melangkah mundur.

"Leo, kau...

"Maafkan hamba Yang Mulia, hamba tau hamba salah, tapi janji setia seorang kesatria kepada Tuannya sangat melekat dalam hati." kata Leo.

Perkataan itu, juga membuat Gerald terkejut, ia tidak percaya kalau ajudannya adalah mata-mata kerajaan.

"Jelaskan padaku Leo, kau..." Sahut Gerald dengan sangat terpukul.

"Ini bukan waktu yang pas untuk menjelaskan semuanya Jenderal. Sudah lama aku mengikuti Anda, hamba tau ketulusan hati Anda. dan sebagai kesatria keluarga Duke, hamba punya kewajiban melindungi Tuannya."

12 Jenderal lainnya pun ikut mengepung Gerald disana. bahkan ratusan prajurit Elite, mulai memasuki Aula disana.

"Chik, Anda benar-benar sudah menyiapkan semuanya." sahur Gerald.

"Menyerah lah Gerald, istana ini sudah di kepung ribuan prajurit Elite kerajaan. Dan semua pasukanmu sudah disandera, ini adalah akhir dari segalanya. Serahkan nyawamu, dan matilah dengan rasa hormat." kata Eden.

Gerald hanya terdiam seribu bahasa sambil menganalisa sekelilingnya.

"Sampai sekarang pun, aku masih belum bisa menerima penghianatan secara terang-terangan. Mungkin sekarang, Leo masih ada di pihak ku, tapi nanti, dia bisa meracuni ku dari belakang. ini tidak bisa kupercaya."

SRING. Gerald pun menarik pedangnya.

"Jadi pada akhirnya, kau mengangkat pedangmu padaku?" kata Eden.

"Anda yang memaksaku" sahut Gerald.

"Berhenti Gerald, jika kau memberontak seperti ini, maka kediaman Duke akan hangus dengan api." teriak Luciana.

Gerald benar-benar sangat terkejut. Dan jika memang itu terjadi, Rudy akan ikut hangus didalam sana.

SIUT. Gerald mengangkat pedangnya kearah Luciana.

"Berani sekali kau mengancamku wanita jalang. Pembunuh, sebaiknya kau membayar atas semua kejahatan mu." kata Gerald dengan mata yang sudah memerah.

"Hm? hahahaha, apa gunanya kau berkata seperti itu. Sebentar lagi, kau akan mati disini. Tanpa pasukan, dan seorang ajudan yang sudah berkhianat padamu, apa lagi yang bisa kau lakukan disini." sahut Luciana.

Gerald pun menatap Leo dengan serius.

"Maafkan aku Jenderal, aku terpaksa melakukan ini." sahut Leo,

SRAAK. sebuah pedang menggores perut Gerald.

"Argh"

untung saja Gerald sempat menghindari serangan Leo itu, meskipun sedikit menggores perutnya.

"Aku tau, kemampuan Leo di atas standart pasukan Elite kerajaan. Dia adalah salah satu orang terkuat di kerajaan ini, dan salah satu orang yang aku percaya. Tidak kusangka, dia berani menggores kan pedangnya padaku."

"Sekarang kau sudah tau kan, Leo orang kepercayaan mu, beralih pihak padaku. Artinya, pengaruh mu sudah melemah. Aku kasih satu kesempatan lagi, berhenti lah, dan mati dengan rasa hormat. Kediaman Duke akan kami jaga, dan putramu akan kami rawat dengan sebaik-baiknya." kata Eden.

Gerald menatap tajam kearah Eden. matanya sudah memerah, dia benar-benar sudah di puncak amarahnya. Sedangkan Leo, dia di hadapkan rasa dilema. kemana dia harus berpihak, kepada sumpah kerajaan, atau sumpah kepada tuannya.

"Tutup mulut busukmu itu." sahut Gerald.

Tiba-tiba. Deep, Gerald berada di depan Eden dan siap memenggal kepalanya.

"Mustahil" sahut Eden

SWOOSH.

TRANG, Pedangnya pun di hentikan oleh kesatria Elite disana.

"Tangkap dan bunuh bajingan ini." teriak Eden,

Ratusan prajurit Elite pun langsung menyerang Gerald dengan membabi buta.

SWOOSSH, TRANG TRANG TRANG.

Dengan keahlian Gerald di medan tempur, ratusan pasukan Elite disana bukan tandingan nya.

Srak, "Uhargt" satu persatu pasukan Elite tumbang disana.

"Inikah sosok Gerald,? seorang kesatria muda, yang berhasil merangkak keatas kejayaan dengan darah dan ambisi. Dia benar-benar luar biasa." kata Eden dalam hati.

Leo, 12 Jenderal, dan empat kesatria Elite, masih terdiam disana. Seakan menunggu giliran masing-masing, dan menunggu Gerald kelelahan. Karena mereka tau, jika mereka menyerang secara bersamaan, Gerald akan semakin ganas dan menyulitkan.

SRAK. Tangan Gerald tergores pedang, dan semakin banyak goresan di tubuhnya. Dia memang orang yang sangat kuat, tapi tubuhnya juga punya batasan.

"Tidak kusangka, kemampuan pasukan Elite kerajaan mempunyai kekuatan yang luar biasa. bagaimana jadinya jika para Jenderal dan kesatria disana ikut bertarung disini. Jika seperti ini, aku tidak punya pilihan, tidak seharusnya aku memikirkan kerajaan ini lagi, dan lebih baik hancur sekalian."

WOOSSH. sebuah Aura keluar dari tubuh Gerald. Kekuatan Alamiah yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu.

"Hm, ini baru saja dimulai."

TRANG, SWOOSH. sebuah gelombang energi menyambar keseluruh area Aula, bahkan gelombang itu mampu meretakkan tembok istana.

"Yang Mulia"

WOOSH. sebuah barrier melingkar di sekeliling tempat tahta yang melindungi Eden dan Luciana.

"Aarg", " Uharg" Ratusan prajurit Elite pun langsung tumbang seketika. Tapi, kekuatan seperti itu tidak berpengaruh terhadap 12 Jenderal dan kesatria Elite.

Dalm sekejap mata, 12 Jenderal pun menyerang Gerald dengan kekuatan yang sama.

"Sialan, sekarang mereka semua mulai menyerang"

TRANG TRANG TRANG, SWOOSH.

"Kau memang seorang Jenderal yang berbakat Gerald, tapi kau sendiri sudah menodai kesetiaan mu kepada Raja." kata salah satu Jenderal.

"Mungkin ini adalah balasan yang pantas untukmu." kata Jenderal lainnya.

BLARSSS. Api dan Angin, menyatu dalam medan pertempuran, sebuah energi yang di lepaskan dari dalam tubuh, menjadi senjata mematikan di masa perang.

Didalam Aula, energi itu berbenturan dengan dasyat. dan membuat seluruh istana terguncang cukup keras.

Gerald, bertarung sekuat tenaga dan mampu melawan kekuatan 12 Jenderal disana. Dalam pertarungan nya, dia mengingat seseorang yang sangat ia cintai.

.....

"Kau benar-benar sangat kejam, kenapa kau menghancurkan negeriku, membunuh orang tuaku, membunuh seluruh rakyatku."

"Aku sangat membencimu Gerald, aku punya dendam padamu."

"Anna, dengarkan aku. Aku datang kesini untuk menjemput mu, Diplomasi kerajaan tidak mendengarkan ku, dan kejadian ini, bukan aku yang melakukannya."

"Cukup omong kosongmu, kau memiliki darah Neverland, sampai mati pun, kau adalah orang Neverland."

"Aku tau kau sangat depresi, tapi aku ada disampingmu, aku akan selalu ada untukmu. Percayalah padaku Anna, aku tidak akan meninggalkan mu."

....

"Yang Mulia, Kerjaan Derra sudah runtuh, pasukan kita berhasil masuk kedalam istana dan mengambil alih kekuasaan."

"Bagus... bagus. itu kabar yang mengembirakan. Sekarang, tarik pasukan kerajaan, dan kuasai politik dalam negeri untuk menyatukan wilayah."

"Laksanakan Yang Mulia"

....

"Jenderal, ini sangat beresiko. Kenapa Anda menyelamatkan seorang Putri, jika Yang Mulia Raja tau akan hal ini, Posisinya Anda bisa terancam."

"Diam Leo, dan selidiki semuanya. Kenapa pasukan Neverland sampai masuk kedalam istana dan membakar semuanya. Ini sudah di luar aturan militer. Mereka sudah menyerah, dan siap bergabung dengan Neverland, kenapa harus menghancurkan musuh yang sudah kalah"

"Hamba tidak tau Jenderal, karena keputusan militer ada di tangan seorang Raja, Jenderal lain hanya mengikuti perintahnya."

....

"Tuan, ini laporan penyelidikan kematian nyonya Anna. Sepertinya Nyonya Anna dianggap sebagai penghianat kerajaan. Jadi mungkin, sisa-sisa prajurit Derra menaruh dendam pada Nyonya Anna."

"Tinggalkan aku sendirian"

....

Kembali ke masa sekarang.

Tubuh Gerald sudah di penuhi Luka. Bahkan darah sudah melumuri tubuhnya. Gerald berdiri di tengah mayat ratusan prajurit Elite, dan 12 Jenderal berhasil ia tumbangkan.

....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!