NovelToon NovelToon

Menantimu... Haruskah?

1. Tersenyum

Pagi yang indah dan tenang di sebuah rumah sederhana di kota Bandarlampung, sebelum terdengar suara seorang wanita yg kira-kira umurnya 40 tahunan.

Namun masih terlihat sangat cantik, walaupun hanya pake daster.

"ALIA" teriak Asmi ibunya Alia.

Karena sudah terbiasa dengan suara merdu ibunya, Alia hanya menjawab santai.

" Apasih Bu, Masih pagi dah konser. Nggak inget kemaren tetangga kita Nek Imah hampir kena serangan jantung" sahut Alia sambil mengucek-ngucek matanya.

Sambil memegang gagang sapu Asmi pun memasuki kamar, melihat menyeluruh kamar Alia, dan ia pun tersenyum.

" Gini dong seharusnya kamar anak gadis, bersih, rapi, wangi" ucap Asmi sambil mendekati Alia dan duduk ditepi kasurnya.

" Gak kerasa anak ibu dah gede aja, bentar lagi ibu mantu " ucap ibu dan mengusap lembut kepala anaknya itu.

Alia pun beringsut ke pelukan ibunya.

" Ibu ngomong apasih, pengen banget ya Alia cepet- cepet ninggalin rumah ini" rengek Alia

Asmi pun terlihat agak sedih.

" Mau gimana lagi kak, kamu sih pake pacaran sama om-om, jadi gini kan. Tau- tau dilamar aja " keluh Asmi

Mendengar kata om-om tawa Alia pun pecah

" Hahaha.... ibu bilang mas Dimas om-om" ledek Alia lalu turun dari kasurnya menuju lemari baju

Asmi justru lebih terkekeh lagi.

" kalo bukan om-om apa dong, kamu masih muda Alia, masih 19 tahun, kuliah aja baru semester 3, nah si Dimas hampir sama umurnya sama ibu" tegas Asmi

Sambil berlalu ke kamar mandi Alia hanya menjawab dengan nada mengejek.

" Duh, ibuku pengen banget ya dibilang muda. Sama darimana nya? ibu sama mas Dimas itu beda sepuluh tahun" seru Alia sambil geleng-geleng sebelum menutup pintu kamar mandi.

Asmi hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Alia. Sambil terus memandangi fhoto-fhoto Alia di dinding. Asmi sesungguhnya merasa sangat bahagia karena Alia sudah menemukan orang yang sangat baik. Yah, Dimas adalah sosok lelaki dewasa yang sangat baik, sopan dan sabar menurut Asmi. Dan lagi Dimas dan Alia sudah pacaran selama 3 tahun, sejak Alia SMA.

Sementara diruang makan Adi ( ayah Alia) sedang menunggu kedatangan istrinya untuk menyiapkan sarapan.

Sambil menarik kursi dia melirik Asmi yang baru datang.

" Konser pagi lagi Bu?" sindirnya.

" Ist, Ayah sama anak sama aja" keluh Asmi sembari menyiapkan makanan.

" Senyum dong Bu, jangan cemberut gitu. Teh ayah jadi hambar nih" bujuk Adi

Dan tak butuh waktu lama, Asmi akhirnya tersenyum, Adi sangat pintar membujuk Asmi.

Setelah keluar dari kamar nya, Alia memperhatikan tingkah ayah dan ibunya, mulutnya sudah gatal ingin menggoda kedua orangtuanya itu. Setelah menarik kursinya Alia duduk sambil terkekeh

" Astaga Ibu, senyuman nya maut banget sih, tapi jangan tebar pesona terus dong bu, ntar ayah diabetes lho!" goda Alia sambil mengedipkan sebelah matanya pada Adi dan di balas Adi dengan mengacungkan jari jempolnya di depan Alia.

Asmi yang melihat kelakuan suami dan putri nya itu hanya menggelengkan kepalanya. Dia sudah hafal betul dengan ayah dan anak yang sama- sama jail itu.

Setelah selesai sarapan, Alia membantu ibunya membereskan meja makan dan perlengkapan makan tadi.

Sementara Adi berangkat bekerja.

Dia bekerja di sebuah PT, sebagai mandor lapangan.

Sudah lebih dari 25 tahun Adi bekerja di Perusahaan itu, dari awalnya hanya operator mesin potong hingga ke jabatan nya yang sekarang.

Bahkan Adi bertemu dengan Asmi juga ditempat kerja nya itu, saat itu Asmi adalah anak pemilik kantin tempat biasa Adi makan siang, karena sering bertemu dan sering melihat senyum Asmi, Adi pun jatuh hati dan mereka pun menikah.

Pendidikan kedua orang tua Alia memang tidak tinggi, mereka hanya lulusan SMA, karena itu sebenarnya selagi bisa dan mampu, Adi ingin Alia mengejar cita-citanya menjadi seorang dokter.

Meskipun biaya untuk sekolah kedokteran memang tidak sedikit tapi Adi tetap berusaha. Selain itu Alia juga dibantu oleh kakak nya yang bernama Aldo. Dia saat ini bekerja di luar negeri.

Sedikit banyak, juga karena kerja keras dari Aldo lah, Alia bisa melanjutkan kuliah hingga ke perguruan tinggi.

Beberapa menit setelah ayah berangkat, terdengar suara klakson mobil.

Alia pun tahu siapa itu, pasti Dimas. Pacar nya yang dewasa dan sabar, meskipun begitu hubungan mereka juga seperti kebanyakan orang yang di bumbui dengan sedikit pertengkaran dan saling cemburu

Alia memeluk ibunya dan mencium punggung tangan ibunya.

" Bu, Alia berangkat kuliah dulu ya. Nanti Alia pulang sore, mau kerumah Fitri dulu. "

Asmi menahan tangan anaknya.

" Sudah minta ijin ayah? " tanya Asmi.

" Sudah dong Bu, kalau belum mana berani hayati " jawab Alia

Ibunya hanya tersenyum melihat kelakuan anaknya itu, dia justru senang karena anak nya tak sungkan pada nya.

Setelah Alia keluar rumah, Dimas segera membuka pintu mobilnya untuk Alia.

" Silahkan masuk nyonya Dimas" ucapnya dengan lembut.

Alya tersipu, wajahnya menggembung menahan tawa karena ucapan pacar nya itu

" Mas Dimas sarapan apa sih, pagi- pagi dah nge gombal " seru Alia sambil memasang save belt nya sendiri.

Dimas memutari mobilnya lalu duduk di kursi kemudi.

" Sarapannya seperti biasa, makanya kamu cepet- cepet dong jadi nyonya dimas, biar aku bisa sarapan yang spesial buatan kamu " goda Dimas sambil mengedipkan sebelah matanya.

" Mulai lagi deh " protes Alia

" Kenapa sayang, kamu gak suka ya " tanya Dimas

" Suka sih, asal kedipan nya jangan buat orang lain aja " ucap Alia mulai mulai membuat Dimas mengangkat alis nya

" Cuma sama kamu sayang, kita berangkat sekarang ya " potong Dimas lalu menyalakan mesin mobil dan melajukan mobilnya menuju kampus Alia.

2. d'Lima

Sesampainya di depan kampus, Dimas menghentikan mobilnya.

" Pulang jam berapa? " tanya Dimas

" Pulang kuliah jam 1, tapi mau kerumah Fitri dulu " jawab Alia

" Ngerjain tugas? " tanya Dimas lagi

Alia menggeleng

" Bukan, di rumah Fitri ada syukuran karena kak Hafiz dapet promosi " terang Alia

" Kok gak bilang dari tadi " protes Dimas

Alia tersenyum kikuk

" Maaf mas, tadi lupa, tapi bolehkan mas aku kesana? " tanya Alia lagi

Dimas menggenggam tangan Alia dengan lembut lalu mengecup punggung tangan Alia.

" Boleh, tapi inget ya, jangan deket-deket sama abangnya Fitri yang sok ganteng itu !" tegas Dimas

" Siap bos " seru Alia keluar dari mobil dan melambaikan tanganya pada Dimas.

Setelah melihat Alia sudah jauh, Dimas pun segera melajukan mobil nya meninggalkan kampus Alia.

Sampai dikelas Alia, sudah ada teman- temanya yang menunggu.

Ada Alexander Smith, Fitri Syarifah, Dion Abraham, dan Novia Hermawan.

Mereka bersahabat sejak SMA, di kelas yang sama dan ekskul yang sama, yaitu seni musik.

Saat ikut seni musik, mereka bikin band bareng. Alia gitaris yang manis dan pintar, Fitri vokalis yang cantik dan tegas, Dion drummer yang cool dan cuek, Alex basis yang baik dan royal ( secara do'i tajir melintir, anak yang punya yayasan). Novia keyboardis yang lucu dan ngangenin.

Mereka menamai band mereka saat itu d'Lima. Awalnya Alex dan Dion menolak tapi karena bujukan maut dari para gadis, akhirnya mereka pasrah deh dengan nama band itu.

Alex tiba-tiba duduk di depan Alia, membuat Alia terkejut

" Astaga, kaget gue Lex! " seru Alia sambil mengusap dada nya

Alex mengusap wajahnya kasar

" Lo serius Al, mau nikah? " tanya Alex tak percaya

Sontak saja pertanyaan Alex membuat Fitri, Dion dan Novia kaget.

Fitri mendekati Alia

" Seriusan Al, lo masih kuliah lho, wah Abang gue pasti patah hati nih denger kalau lo mau nikah " keluh Fitri

Novia pun menyela

" Gini nih, kalau pacaran sama om-om, ngajakin nya nikah mulu maunya. Itulah kenapa via milih pacaran sama berondong " via berkata dengan bangga.

Lalu Novia mendapat toyoran manis dari Dion di kepalanya

" Bangga banget yang punya berondong" ucap Dion sambil terkekeh

Alex masih menatap tajam Alia, dia menuntut jawaban Alia.

Sebenarnya Alex menaruh hati pada Alia, tapi Alex belum pernah mengungkapka nya, dia takut kalau Alia menolaknya justru berpengaruh pada hubungan pertemanan mereka yang terjalin selama empat tahun lebih.

" Jawab Al? " tanya Alex lagi kali ini Alex menatap Alia tanpa berkedip

" Em " Alia menggenggam erat buku ditangannya.

" Bukan mau nikah Lex, cuma tunangan aja " jawabnya pelan tanpa melihat ke arah Alex

Fitri berdecak

" Lo yakin Al, bukannya Lo sama Dimas sering putus sambung" tanya Fitri yang khawatir pada Alia

" Iya gue tahu, tapi kalian kan tahu kalau bang Aldo lagi ada masalah diluar, udah 4 bulan gajinya dipotong buat ganti rugi dan gak bisa bayarin kuliah gue, jadi yang bayarin kuliah gue mas Dimas dan tanpa status yang serius... "

Alex memotong ucapan Alia

" Kan gue udah berkali kali tawarin buat bayarin kuliah lo, tapi lo gak mau " kesal Alex

Dion menepuk pundak Alex

" Tahan bro, tenanglah, mereka cuma tunangan kok " ucap Dion menenangkan Alex

Diantara ke empat sahabatnya hanya Dion yang tahu kalau Alex menyukai Alia.

Novia menengahi Alex dan Alia.

" Stop" teriaknya

" Kok Abang Alex marah sih, kalau Alya gak mau terima bantuan Alex, gue mau kok" lanjutnya.

Dan lagi-lagi mendapat toyoran Dion.

" Lagi serius markonah, Lo gak ada akhlak emang ya " protes Dion

Sementara Novia masih memijit keningnya yang di toyor Dion.

Alex memilih pergi meninggalkan kelas sambil melirik Alia dengan tajam.

Alia merasa sangat tidak enak, karena memang sudah berkali-kali menolak bantuan dari Alex, Alia sebenarnya takut kalua keluarga Alex jadi salah paham, karena ayah Alia bekerja di Perusahaan milik Daddy Alex.

Melihat Alia gelisah, Fitri hanya bisa menepuk pundak Alia menenangkannya.

" Jangan dipikirin ya, mungkin Alex lagi ada masalah " ucap Fitri dengan lembut.

Dan dosen pun akhirnya masuk kelas.

Alia masih belum tenang, saat dosen menerangkan pun pikiran nya gak fokus.

Alia bingung, ada apa sama Alex.

Sempat terfikir apakah mungkin Alex menyukainya? tapi Alex tidak pernah mengatakannya.

Tapi Alia juga tidak berani menyukai Alex, selain pemilik yayasan kampus orang tua Alex juga pemilik pabrik di tempat Ayah Alia bekerja.

' Lo kenapa sih lex ' batin Alia tidak tenang

Setelah kelas selesai, Alia, Fitri, Novia dan Dion menuju kantin.

Disana sudah terlihat Alex duduk bersandar di kursi kantin sambil menengadahkan kepalanya dengan mata terpejam.

Sementara meja di hadapannya sudah ada 5 mangkuk bakso dan 5 gelas ice tea.

Novia lalu duduk didepan Alex.

" Wah, Anak Sultan mah ya, biar lagi ngambek tetep aja royal. love u so much Abang Alex " ucap Novia sambil mengambil semangkuk bakso dan memakannya.

Sementara pandangan mata Alex hanya menatap tajam pada alia, dia berdiri dan menarik tangan Alia duduk disampingnya.

" Makan Al " Alex menyodorkan semangkuk bakso ke depan Alia.

Akhirnya mereka berlima duduk dan makan bersama.

Alia melirik Alex yang hanya mengaduk-aduk makanannya. Ia tau ada yang tak benar disini.

Setelah kuliah selesai, mereka berlima menuju tempat parkir.

Hari ini ada syukuran di rumah Fitri, abangnya Fitri yang bernama Hafiz baru saja naik jabatan.

Dia bekerja di kantor kecamatan.

Fitri dan Novia berboncengan naik motor matic Fitri. Sementara Alex mengajak Alia pergi bersama dengan mobilnya. Sementara Dion mengendarai motor modifikasinya.

Di dalam mobil Alia hanya melihat ke arah jendela, sampai Alex bicara

" Kenapa Al, Lo marah sama gue?" tanya Alex sama sekali tidak melirik Alia dan hanya melihat ke arah depan.

" Em, maaf Lex " jawab Alia pelan

" Buat apa" tanya Alex tegas

" Gue gak ada maksud nolak bantuan lo, tapi Lo tau kan bokap gue kerja di tempat lo dan..."

Alex memotong perkataan Alia.

" Udahlah Al, percuma juga dibahas lagi" ucap Alex cuek

" Lo gak marah kan?" tanya Alia gugup

" Kenapa gue harus marah, siapa gue, apa hak gue.." lalu Alex menepikan mobilnya. Dia melihat Alia dengan tatapan sendu.

" Apa Lo g pernah suka sama orang lain selain Dimas atau pacar masa lalu lo si Dery itu?" ucap Alex dengan nada sedikit keras.

" Itu pertanyaan apa sih Lex, sebenarnya ada apa?" Alia sudah mulai bingung dengan tingkah Alex

' Kenapa terlalu sulit buat lo ngerti sih Al ' batin Alex

" Lupain Al, anak- anak pasti dah nungguin kita " ucap Alex lalu melajukan mobilnya kembali menuju rumah Fitri.

3. Jangan di pendam

Sampai di rumah Fitri, Hafiz yang tahu kalau Alia akan datang sengaja menunggunya di luar.

Dan benar saja belum lama Hafiz berada di luar, mobil Alex berhenti di depan rumahnya.

Melihat Alia, Hafiz berinisiatif membuka pintu mobil untuk Alia. Sambil tersenyum hafiz menyapa Alia dan Alex.

"Assalamualaikum Alia, Alex " sapa hafiz pada Alia dan Alex dengan ramah.

"Waalaikum salam kak Hafiz " jawab Alia ramah dan tersenyum.

"Waalaikum salam " jawab Alex singkat.

" Ayo masuk, yang lain dah di dalam" ajak Hafiz hendak menggandeng Alia, tapi Alex lebih dulu menarik tangannya masuk ke dalam rumah.

' Hufh.... sabar Hafiz, bersaing sama anak Sultan mah berat. tapi bukan tidak mungkin' batinnya menyemangati diri sendiri.

Acara pun di mulai dari sambutan hingga ceramah, sampai ke acara makan- makan.

Hafiz mendekati Fitri dan bertanya

" Itu si Alex dari tadi kayak lalat aja ya Fit, di deket Alia aja " keluh hafiz.

" Terus kalau si Alex, Abang bilang lalat terus Alia apa dong, nangka 7 hari dikerubungi lalat gitu" cetus Fitri.

" Bukan dong fit, Alia mah calon kakak ipar kamu" tegasnya

" Ih, Abang jangan mentang- mentang ganteng terus ke PD an deh, nembak Alia aja gak berani " tambah Fitri.

" Kamu kan adik abang, bantuin dong! " pinta hafiz memelas.

" Telat " ketus Fitri

" Alia sudah di lamar sama Dimas" tambahnya.

" Astaghfirullah Fitri, yang bener ? " tanya Hafiz tak percaya dan hampir kehilangan keseimbangan nya

" Yang sabar ya bang, ini ujian " Fitri mengelus punggung abang nya itu

Pupus sudah harapan Hafiz, kedua kaki Hafiz lemas.

Dia sudah menyukai Alia semenjak 2 tahun lalu setelah Hafiz lulus dari pesantren.

Sejak itu Hafiz mengajar Alia mengaji bersama Fitri dan Novia.

Meskipun Hafiz tahu Alia sudah punya pacar, tapi Fitri memberitahu bahwa Alia dan Dimas sering putus nyambung, kata Fitri Dimas terlalu over protektif pada Alia, dan hanya sedikit waktu yang bisa diberikan Dimas karena sibuk bekerja.

Sejak itu Hafiz mulai menunjukan perhatian lebih pada Alia, tapi Alia hanya selalu menganggap Hafiz sebagai Abang tidak lebih. Dan setelah mengetahui bahwa Alia akan menikah, haruskah Hafiz menyerah......?

Sementara di dekat teras, Dion sedang mengobrol dengan Alex.

Dion tahu benar tentang perasaan Alex untuk Alia, tapi bodohnya Alex, dia baru menyadarinya setahun ini, padahal mereka dekat sejak SMA.

Dion menepuk pundak Alex..

" Jangan di pendam bro! bilang aja ke Alia tentang apa yang lo rasain " ucap Dion

" Kalo dia nolak gue ? " tanya Alex

" Resiko bro! " jawab Dion.

" Gue gak siap Yon, kalo sampai dia jauhin gue, gak liat dia di kampus aja gue udah kelimpungan nyariin kemana-mana, kalau sampai dia nolak gue terus nge jauhin gue, gimana coba, gak siap gue " keluh Alex.

" Kalo Lo gak bilang, gimana dia bisa tahu perasaan Lo" sahut Dion

Dion menyalakan rokoknya dan menghisapnya. " Cewek tuh ya, jarang ada yang ngakuin perasaannya duluan, tapi sekarang juga kan situasi nya Alia itu pacaran sama Dimas, lo gak takut sama Dimas kan " tambah Dion.

Alex melirik tajam Dion karena apa yang baru saja di katakan nya

" Siapa dia, gue sama dia jauh lah Yon" kata Alex sombong.

Dion tersenyum

" Ya udah jangan di pendam lagi Lex, udah setahun lho. Mau gimana hubungan kalian nanti nya, yang penting kan Alia tahu gimana perasaan lo ke dia. Lagipula kalo Alia nolak lo masih ada Novia tuh " goda Dion sambil menunjuk ke arah Novia yang sedang makan sambil berbicara hingga makanannya banyak yang terbang dari mulutnya.

Alex menggeleng kan kepalanya berkali-kali

" Buat lo aja Yon " ucap Alex sambil berjalan mendekati Alia.

Alex menghampiri Alia yang sedang menyapa kedua orang tua Fitri , Abi aswan dan umi Ratih. Alex pun menyapa mereka

"Om, Tante gimana kabarnya ? " tanya Alex basa basi.

"Alhamdulilah nak Alex, kami baik. " jawab Abi aswan.

"Nak Alex dan keluarga gimana kabarnya ? " tanya umi Ratih.

" Baik, semua baik " kata Alex sambil manggut- manggut, lalu melirik ke arah Alia.

Alia mengerti jika Alex sudah mulai jenuh dengan acara disini.

Setelah mengobrol dan menunggu Novia selesai makan, mereka pun akhirnya berpamitan untuk pulang.

Dan kali ini Dion memaksa Novia untuk pulang bersamanya

" Ogah gue, mau naik mobil Alex aja biar adem " tolak Novia.

" Lo ikut gue, buruanv" Dion menarik Novia menjauh dari Alia dan Alex.

Melihat kelakuan Dion, sontak Alia bertanya pada Alex

" Mereka kenapa ya Lex? " tanya Alia kepo.

Alex mengangkat bahunya

" Gak tau, ayo gue anter lo pulang "

Kemudian Alex menggandeng Alia menuju ke mobilnya.

Menurut Alex hanya dengan menggandeng tangan Alia saja sudah lebih dari cukup untuk membuatnya bahagia.

Sebenarnya jika Alex mau banyak cewek-cewek di kampus yang mau jadi pacarnya. Bahkan tinggal tunjuk.

Tapi menurut Alex mereka semua memakai topeng, hingga Alex hanya bisa percaya pada keempat sahabatnya.

Di perjalanan pulang Alex dan Alia hanya membahas Dion dan Novia. Alex terkekeh saat Alia berkata

"Mungkin gak sih mereka pacaran?" celetuk Alia dengan wajah polos nya dan membuat tawa Alex pecah

" Ha ha ha .... lo kenapa mikirnya gitu sih Al," tanya Alex.

" Feeling aja " jawab Alia singkat sambil menoleh ke arah Alex

"Kalo feeling lo sama gue gimana?" Alex lalu menepikan mobilnya.

Bukan menjawab pertanyaan Alex, Alia malah gagal fokus karena Alex menepikan mobil nya.

"Kenapa Lex, mobil lo ada masalah? " tanya Alia dengan ekspresi cemas nya.

" Bukan mobilnya Al, hati gue lagi bermasalah" Alex spontan menatap Alia.

" Itu sebabnya dari tadi lo uring-uringan aja?" sahut Alia

"Lo kan calon dokter Al, Lo bisa gak obatin hati gue" pinta Alex dengan tatapan sendu.

Alia sempat bingung dengan pertanyaan Alex, tapi Alia mencoba menanggapinya dengan santai

" Caranya?" tanya Alia

" Jangan nikah sama Dimas Al, " lirih Alex

"Tapi kenapa, dia kan pa..." Alia tidak dapat melanjutkan kalimatnya karena terkejut Alex memegang kedua telapak tangannya.

"Jangan nikah sama Dimas, please " lirih Alex lagi

Alia bingung, kenapa dengan sahabatnya ini, dengan ragu Alia pun bertanya pada alex

" Lo gak lagi jatuh cinta sama gue kan Lex?" tanya Alia spontan

Alex menatap Alia lalu melepaskan tanganya.

Alex mengusap kasar wajahnya lalu menjalankan kembali mobilnya.

Hanya diam, tanpa menjawab pertanyaan Alia.

Tentu saja Alia dibuat bingung.

' Gue sempet mikir Lo suka sama gue Lex, bodohnya gue ' batin Alia

' Gue terlalu takut Al, kalo Lo nolak gue dan akhirnya menjauh, mungkin cuma bisa gue pendam rasa sayang buat lo hanya di dalam hati gue Al ' batin Alex

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!