Satu cambukan menghantam punggung seorang pemuda. Tak seorang pun yang berani berbicara. Bukan karena takut, melainkan karena aturan yang berlaku selama ribuan tahun.
Ctaaasssss
Cambuk merah membara kembali menghantam punggungnya. Kali ini, pemuda itu memuntahkan seteguk darah. Pandangannya berkunang-kunang, tak seorang pun yang berani menghentikan hukuman cambuk itu.
"Pelayan rendahan! Kamu sadar apa yang sudah kamu lakukan?" tanya Jenderal Ming, orang yang menghukum pemuda itu dengan 100 cambukan api.
"Aku berlatih untuk melindungi orang-orang yang kusayangi, tapi kalian memikirkan hal lain!" jelasnya dengan napas yang terputus-putus.
Ctaaasssss
Satu cambukan kembali menghantam punggungnya. Cambukan itu membuatnya tak sadarkan diri. Meski begitu, Jenderal Ming tak berhenti. Setelah lebih dari 100 cambukan, barulah ia berhenti. Bukan menghentikan hukuman, melainkan mengganti cambuk api dengan cambuk guntur.
Gooonggg
Bunyi lonceng langit menggema di istana kekaisaran. Bunyi lonceng menandakan satu hal, ada orang yang usianya genap 15 tahun. Di kekaisaran Huang, usia 15 tahun sudah dianggap dewasa.
Seiring dengan suara lonceng langit, cahaya multi warna menyelimuti pemuda yang tak sadarkan diri di atas altar hukuman. Cahaya tersebut menembak ke langit, membentuk 4 roh hewan suci.
Semua orang terkejut! tak terkecuali Kaisar Huang. Penasaran dengan cahaya itu, ia pergi ke altar hukuman. Wajahnya memerah saat mengetahui siapa yang membangkitkan roh spiritual. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, lelaki itu menyerang pemuda di altar menggunakan cambuk pembelah langit.
"Pelayan kurang ajar! Hari ini juga, aku mau dantiannya dihancurkan! Di kekaisaran Huang, hanya putraku yang boleh membangkitkan roh terkuat!" teriak Kaisar.
Jenderal Ming mengangguk patuh. Ia menyimpan cambuk petir. Kali ini, sang Jenderal mengumpulkan energi spiritual di telapak tangannya.
"Seekor cacing bermimpi jadi naga! Kesalahan yang sangat besar!" ujar Jenderal Ming sebelum telapak tangannya menghantam perut pemuda itu.
Bukannya hancur, pukulan itu justru membuka segel dantiannya. Dibawah tatapan marah Kaisar, luka-luka pemuda itu sembuh dengan sendirinya.
"Pelayan kecil, matilah!" Kaisar menusukkan pedangnya ke jantung pemuda itu. Tusukan itu menyebabkan jantung si pemuda berhenti berdetak. Di waktu yang bersamaan, 4 roh spiritual di langit menghilang.
"Jenderal, lempar mayatnya ke lembah kematian!" pinta Kaisar sebelum meninggalkan altar.
"Inilah hukuman bagi kalian orang-orang rendahan yang ingin berlatih! Siapapun yang melanggar, maka saat itu juga nyawanya akan melayang!"
Setelah memberi peringatan, Jenderal Ming melesat ke lembah kematian. Di sana, ia melempar tubuh si pemuda ke lembah sambil tersenyum.
"Salahkan dirimu karena terlahir dari rahim Guang Xiu! Salahkan juga ayahmu yang tidak jelas itu," gumam sang Jenderal.
Sementara itu, tubuh si pemuda terjun bebas menuju ke dasar lembah. Sesaat sebelum ia menyentuh tanah, seberkas cahaya muncul di sampingnya. Cahaya itu berubah menjadi sesosok pria yang tampan dan berwibawa.
"Manusia rendahan! Beraninya kalian menyiksa putraku!" Lelaki itu menatap langit dengan penuh amarah. Amarahnya membuat bumi bergetar, dan petir menyambar.
Lelaki itu mengobati luka-luka pemuda itu. Dilihat dari penampilannya, bisa dipastikan kalau lelaki tersebut bukan orang biasa. Terlebih lagi, ia memakai cincin aneh yang memperjelas status dan posisinya.
Dengan menggunakan kekuatan magis yang sangat kuat, lelaki itu menyembuhkan luka-luka putranya. Selain luka fisik, luka jiwa dan organ dalam anaknya yang rusak parah pulih perlahan-lahan.
Setelah luka-luka pemuda itu sembuh, lelaki itu menghilang. Beberapa saat setelah ia pergi, pemuda itu membuka matanya.
"Aku ada di mana?" tanyanya dengan bingung.
Ia melihat sekelilingnya, tapi tak menemukan siapapun. Di sampingnya, terdapat sebuah kitab kuno, cincin ruang, dan juga pedang. Meski masih bingung, pemuda itu mengambil ketiga benda itu tanpa ragu.
"Kitab Dewa Langit!"
Pemuda itu membaca nama kitab itu dengan kening yang berkerut. Penasaran dengan isi kitab itu, ia membuka halaman pertama. Setelah membuka halaman pertama, huruf-huruf pada kitab itu melayang di hadapannya.
"Apa yang—" Sebelum ia mengatakan sesuatu, huruf-huruf itu masuk ke kepalanya.
"Sebenarnya ini kitab apa?"
Si pemuda bingung. Ia kembali memeriksa kitab itu. Anehnya, tak satu pun huruf yang tertulis di lembaran kitab kuno itu. Semuanya hilang, seolah halaman-halaman itu memang kosong sejak awal.
"Bocah, mengapa kamu ada di sini?" tanya seorang pria paruh baya.
Lama menunggu, tapi pertanyaannya tak juga dijawab. Pria itu sedikit kesal, tapi sebisa mungkin ia menunjukkan ekspresi datarnya.
"Bangun-bangun, aku sudah ada di sini, Kakek!" jelasnya.
"Sepertinya kita ditakdirkan bertemu. Namaku Shen Douzhi, orang-orang memanggilku Dewa Suci," jelas pria itu.
(Note: Shen Duozhi hanya nama samaran)
"Aura Kakek sama seperti aura yang tertinggal di kitab ini. Selain itu—"
Pemuda itu tak melanjutkan ucapannya. Ia mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya. Sebuah gulungan kecil berwarna merah. Di dalam gulungan itu, terdapat lukisan wajah seseorang.
"Tidak usah pura-pura, Ayah!" ucapnya.
Pria itu tersenyum. Dengan sekali jentikan jari, pria tua itu berubah menjadi pria yang tampak lebih muda. Di alam langit, mungkin tak ada yang mengenalnya, tapi di alam suci atau alam bintang, namanya sangat terkenal. Dia adalah Dewa Suci atau gelar lainnya Kaisar Bintang. Kaisar terkuat yang jatuh ke alam langit 15 tahun silam.
"Ayah yang tak bertanggungjawab!" Kesal pemuda itu.
Ucapan putranya membuat Kaisar Bintang kesal. Ia teringat kembali dengan peristiwa 15 tahun lalu. Waktu itu, racun bintang biru membuatnya melakukan sesuatu diluar kendalinya.
"Semua orang menganggap ibuku wanita penghibur. Menderita selama 15 tahun, tapi pelakunya bersembunyi di sini seperti seorang pengecut," ucap pemuda itu.
Kaisar Bintang tak bisa berkata-kata. Dulu, dirinya harus menikahi gadis yang dinodainya dan tinggal bersama gadis itu selama setahun. Karena suatu hal, ia harus meninggalkan anak dan isterinya.
Pemuda itu beranjak dan menjauhinya ayahnya. Ia kesal karena ditinggalkan bertahun-tahun. Terlebih lagi, dantiannya tersegel selama belasan tahun. Segel yang mengunci dantiannya menyebabkan orang-orang menjadikan dirinya alat penguji jurus.
"Guang Shen!"
Panggilan itu tidak dihiraukannya. Pemuda itu mulai berlatih. Sebenarnya, ia sendiri hendak memeluk ayahnya dan melepas kerinduannya, tapi kekesalannya jauh lebih besar dibandingkan kerinduannya terhadap ayahnya.
"Ayah tahu kamu kesal, tapi dengarkan Ayah dulu!" pinta Lelaki itu.
Meski masih kesal, Guang Shen menghentikan latihannya. Ia mendekati ayahnya lalu duduk di batu besar.
"Ayah berasal dari alam suci. Sebelum bertemu ibumu, Ayah sudah pernah menikah. Tinggal bersama kalian sangat berbahaya. Jadi, sebisa mungkin keberadaan kalian kurahasiakan," jelas Lelaki itu.
"Siapa nama saudaraku?" tanya Guang Shen.
"Xuan Long, usianya sudah 100 tahun," jawab Xuan Tian, ayah Guang Shen.
"Ayah tidak bisa berlama-lama di sini. Jadi, berlatihlah dengan baik!"
Sebelum Xuan Tian meninggalkan lembah, seorang pemuda muncul di sana. Kedatangan pemuda itu membuatnya panik. Terlebih lagi, tatapan pemuda itu menyiratkan sebuah kebencian.
"Jadi, ini anak tidak sahmu, Ayah?" Xuan Long bertanya dengan sinis.
Dikatai anak tidak sah membuatnya marah, tapi amarah itu hanya bisa ditahan. Kekuatannya belum cukup untuk melawan kakaknya itu.
"Aku akan mengakuinya sebagai adikku, tapi dengan syarat dua harus menjaga gerbang ashura selama 100 tahun!"
Sebagai ayah, Xuan Tian jelas keberatan. Berbeda dengan anaknya yang lain, Guang Shen bukan dewa sepenuhnya, tapi setengah manusia. Kemungkinan besar, dia akan menua, sama seperti manusia fana pada umumnya.
"Kalau kamu tidak setuju, ibumu akan kubunuh!" Xuan Long mengancam.
"Baiklah!" Tanpa banyak pikir, Guang Shen langsung menerima tantangan itu.
"Gerbang Dewa, tempat itu sangat berbahaya! Apalagi kamu setengah manusia, Guang Shen!" Xuan Tian berusaha mencegah, tapi terlambat. Putranya itu sudah dibawa ke gerbang dewa oleh Xuan Long.
"Dasar bodoh! Bahkan, dewa tertinggi sekalipun tidak akan bertahan di sana!" Xuan Long membatin.
Xuan Long meninggalkan gerbang dewa. Ia kembali ke lembah kematian sambil tersenyum puas. Sikapnya itu membuat ayahnya marah.
"Kalau bukan karena ibunya, mungkin Ayahmu sudah tidak ada!"
Pernyataan itu membuat Xuan Long kaget. Ia teringat kembali dengan kejadian belasan tahun lalu. Tepat dihari ulang tahunnya, ayahnya menghilang tanpa jejak.
"Kalau bukan karena ibunya, mungkin Ayahmu ini sudah lama mati!" Xuan Tian mengucapkan kalimat yang sama untuk kedua kalinya.
"Manusia biasa menyelamatkan Ayah? Jangan bercanda! Ayah itu seorang Kaisar Dewa, bukan manusia!" Xuan Long menyanggah.
"Memang benar, tapi kalau bukan karena ibu Guang Shen, mungkin racun bintang biru sudah membunuhku 16 tahun lalu!" jelas Xuan Tian.
Xuan Long diam, matanya dipenuhi rasa bersalah. Ia hendak menjemput adiknya, tapi percuma saja. Siapapun yang masuk ke area gerbang dewa, orang itu tidak akan bisa keluar. Kecuali waktu penjagaan selesai.
"Ibunya seorang pelayan dan orang-orang menindasnya selama bertahun-tahun. Sekarang, kamu menambah penderitaannya. Kalau sampai adikmu kenapa-napa, tanggung sendiri akibatnya!"
Dengan penuh amarah, Xuan Tian meninggalkan lembah kematian. Ia pergi ke gerbang dewa. Sayang sekali gerbang itu sudah tertutup.
"Apa yang harus kukatakan kepada ibumu?" Xuan Tian berlutut di depan gerbang dewa.
"Apa yang harus kukatakan?" tanyanya dengan air mata yang terus berjatuhan.
"Ayah, maafkan aku!" Xuan Long muncul di sana, tapi ayahnya justru menyerangnya.
"Sampai dia keluar, aku akan menjaga ibunya. Aku sendiri yang akan melatihnya!" ucap Xuan Long.
"Tepati kata-katamu. Jangan sampai monster tercipta karena kebodohanmu!" Xuan Long berkata dengan tegas. Ia terus berlutut di sana, seolah memohon.
"Apa yang kamu tunggu?" Suara seseorang menggema di langit. Suara itu memunculkan petir abadi.
"Kembalilah!" pinta suara itu.
"Aku akan menunggu sampai putraku kembali!" jawab Xuan Tian.
"Dasar bodoh! Kalau tetap berlutut di sini, tatanan alam menjadi kacau. Kembalilah sebelum kamu kuhancurkan, Xian Tian!"
Ancaman itu bukan sekadar kata-kata. Sesaat setelah suara misterius itu memberi ancaman, puluhan qilin petir dan senjata kuno muncul di langit.
"Baik, aku akan pergi!"
Dengan terpaksa, Xuan Tian meninggalkan tempat itu. Setelah dia pergi, sesosok pria paruh baya muncul di sana. Pria itu tersenyum senang, seolah menemukan harta karun yang sangat langka.
"Putra seorang Kaisar Dewa harus menjaga gerbang. Belum lagi, ibumu reinkarnasi dari sosok yang sangat menakutkan. Kalau kekuatannya bangkit, bisa-bisa gerbang ini dihancurkan," ucap pria itu.
"Untung saja, jiwanya tercerai-berai. Jadi, ingatannya tidak mungkin dikembalikan!" lanjutnya.
Di depan gerbang dewa, dua energi yang bertolak belakang menyerang seorang remaja bertubuh kecil. Energi dewa menyerang dari sisi kanan, sementara dari kiri, energi iblis menyerangnya. Kedua energi itu saling berbenturan di dalam tubuhnya, sehingga dia memuntahkan darah berkali-kali.
Wuuuussss
Dari gerbang, energi peri muncul dan menyelimutinya. Energi peri menyeimbangkan dua energi yang saling bertarung.
"Manusia biasa tidak mungkin memiliki tubuh dewa abadi. Belum lagi, di lautan jiwanya terdapat tubuh peri. Sudah dipastikan kamu keturunan peri abadi!" Pria tua yang sebelumnya muncul di depan Guang Shen.
Meski sama-sama punya sayap, tapi peri yang pria tua itu maksud adalah peri abadi, ras yang terkenal dengan tubuh peri yang tak bisa dihancurkan.
"Menjaga gerbang ini selama 100 tahun tidaklah mudah. Setiap 10 tahun, umurmu akan disedot oleh gerbang itu. Kalau kamu menyelesaikan tugasmu, maka gerbang dewa akan memberikan sesuatu padamu!" ucap pria itu sebelum menghilang.
Di balik gerbang dewa, sekelompok makhluk bertubuh tinggi dengan fisik yang aneh mencoba keluar. Mereka bersorak saat pintu mulai terbuka. Kurang dari satu tarikan napas, segel yang mengunci gerbang diperkuat.
"Yang Mulia, darah peri!" ucap salah satu makhluk aneh yang ada di sana.
Makhluk aneh itu adalah para dewa jatuh. Berbeda dengan iblis, mereka lebih suka disebut ashura. Meski wujud mereka hampir sama, tapi mereka tidak suka dengan ras iblis.
"Yang Mulia, ini bukan darah peri biasa, tapi darah peri abadi!" Jenderal Ashura yang membawa trisula berkata dengan ekspresi kaget.
"Jiwanya sudah kuhancurkan, tapi tetap saja peri itu muncul! Setelah keluar dari sini, akan kumusnahkan peri itu!" Raja Ashura geram. Ia memukul gerbang beberapa kali, tapi energi misterius menghilangkan efek pukulannya.
Di luar gerbang, Guang Shen duduk bersila. Tiga energi berbeda melindunginya dari serangan balik gerbang dewa. Meski begitu, efek samping dari menjaga gerbang dewa mulai muncul. Bukan lagi usia, tapi energi kehidupannya diserap perlahan-lahan.
"Gawat! Kalau energi kehidupannya diserap, dia akan menua dengan cepat!" Pria tua yang ada di sana panik. Karena dia hanya roh yang tak sempurna, tak ada yang bisa dilakukannya. Bahkan, karena kekuatannya yang lemah, makhluk yang terkurung di dalam gerbang hampir bebas.
"Gawat! Kalau sampai dia kenapa-napa, peri itu pasti mengamuk!" Pria itu panik. Ia mondar-mandir mencari jalan keluar.
"Bocah, kuharap kamu baik-baik saja! Kalau terjadi sesuatu padamu, ibumu pasti marah besar!" Pria itu menghilang. Dia tidak meninggalkan tempat itu, melainkan menyatu dengan formasi penghalang.
Traaakkk
Petir menyambar di alam langit. Sambatan petir seakan memberi pertanda adanya bahaya. Guang Xiu yang tak pernah peduli dengan fenomena alam, kini menatap langit tanpa berkedip.
"Petir ini seperti familiar!" gumamnya.
Traaakkk
Baaammm
Sambatan petir nyaris mengenainya. Untungnya Xuan Long muncul dan menyelamatkan tepat waktu.
"Bibi, hati-hati dengan petirnya!" ucap Xuan Long.
"Aku baik-baik saja!" Guang Xiu langsung pergi. Sikapnya yang cuek itu membuat Xuan Long heran.
"Entah cuma perasaanku atau tidak, aku merasakan bibi itu mengeluarkan aura samar," gumamnya.
"Yang penting, aku harus menjaganya, sesuai dengan janjiku kepada putranya," ucapnya.
Karena Guang Xiu seorang pelayan, Xuan Long harus bekerja ekstra agar Guang Xiu ikut dengannya. Salah satunya adalah mengancam kaisar. Tak tanggung-tanggung, Xuan Long menggunakan kutukan dewa naga untuk menundukkan Kaisar.
"Kalau berani macam-macam, tempat ini akan kuhancurkan!" ancam Xuan Long sebelum pergi bersama Guang Xiu.
Ukkhuuukk
Guang Shen batuk darah. Seluruh rambutnya memutih, dan kulitnya keriput. Bertahun-tahun lalu, gerbang dewa hampir terbuka, berkat energi kehidupan miliknya, gerbang itu tertutup kembali.
"Hoeeek!"
Guang Shen memuntahkan darah segar. Ia berdiri sembari memegang dadanya yang kesakitan. Tak jauh darinya, terdapat sebuah bola energi yang bisa meledak kapan saja.
Dhuaaarrrrrr
Boooommmmmm
Benar saja, bola energi itu meledak. Akibat dari ledakan tersebut, ia terpental sangat jauh. Tubuhnya meluncur bebas ke daratan, diikuti dengan rambutnya yang mulai menghitam dan kulitnya yang kembali seperti sebelum menjaga gerbang dewa.
Baaaaaammm
Ledakan tercipta saat Guang Shen menghantam gunung. Ledakan itu hanya menyisakan gundukan tanah kecil, tak ada tanda-tanda bahwa di sana pernah ada gunung besar.
Wuuuussss
Energi iblis, energi dewa, energi peri, dan energi spiritual menyelimutinya. Sel, darah, organ, tulang, hingga otot-ototnya diperkuat berkali-kali lipat dari sebelumnya. Meski begitu, kultivasinya tidak terlalu meningkat. Selama 100 tahun, ia menerobos ke ranah inti emas tahap 1, tingkatan yang lebih rendah di usianya yang sudah 100 tahun.
"Sakit sekali!" Guang Shen bangkit dan melihat sekelilingnya dengan bingung.
"Xuan Long sialan!" kesalnya.
"Akkkh!" Baru juga berdiri, kepalanya tiba-tiba saja terasa sakit. Pandangannya mulai gelap, dan perlahan-lahan kesadarannya mulai menghilang.
**********
"Saudaraku yang malang!"
Di istana, seorang pemuda menatap langit sambil tersenyum mengejek. Pemuda itu adalah Xuan Long. Hari ini, sudah 100 tahun sejak Guang Shen menjaga gerbang dewa. Tentunya hal itu membuatnya sangat senang.
"Aku tidak tahu harus memujimu atau meledekmu. Kultivasimu tertinggal 100 tahun, mustahil bagimu untuk naik ke alam bintang!" gumamnya.
"Saat kita bertemu kembali, aku akan menghajarmu hingga memohon ampun!"
Xuan Long melesat ke selatan, tempat di mana Guang Shen terjatuh. Sejak awal, ia hanya menepati janjinya untuk menjaga ibu dari adiknya itu, meski begitu, tak ada yang tahu isi pikirannya.
"Aku menepati janjiku, tapi aku tidak akan segan. Bersiaplah untuk bertemu dewa kematian, saudaraku!"
Xuan Long berhenti di tanah lapang. Ia mengamati sekelilingnya dengan bingung. Aura yang dirasakannya berakhir ditempat itu, tapi di sana tak ada siapa-siapa.
"Sialan!" Karena tak menemukan Guang Shen, ia melampiaskan kekesalannya kepada pepohonan yang ada di sana.
"Hari ini kamu selamat, tapi tidak dilain waktu!"
Xuan Long mengeluarkan giok abu-abu. Setelah giok itu dihancurkan, sebuah portal muncul di hadapannya. Dengan kesal, ia memasuki portal itu. Tepat setelah portal tersebut menghilang, Guang Shen muncul di sana.
"Xuan Long sialan! Jadi, ini rencanamu!"
Guang Shen bersandar di sebuah pohon. Untuk sekarang, tubuhnya masih sangat lemah. Saking lemahnya, anak kecil pun bisa membunuhnya.
"Waktu 100 tahun tidak sia-sia. Berkat dirimu, kemampuan alkemisku meningkat, walaupun kultivasiku turun!" gumamnya.
Selama 100 tahun, Guang Shen berlatih hingga kultivasinya mencapai ranah dewa. Bahkan, ia sempat bertarung dengan para ashura selama 20 tahun penuh. Sayangnya gerbang dewa terus menyerap kemampuan dan energi kehidupannya.
Dalam waktu kurang dari 5 tahun, kultivasinya turun ke ranah inti emas. Bahkan, energi kehidupannya hampir habis. Seandainya dia tinggal di sana selama sehari saja, sudah dipastikan energi kehidupannya benar-benar habis.
"Di gerbang dewa, aku menyerap tiga energi sekaligus. Dalam waktu 20 tahun, aku sudah menerobos ranah dewa. berlatih alkemis selama 20 tahun, formasi selama 15 tahun, ilmu pengobatan selama 15 tahun, dan melawan ashura 20 tahun penuh," gumamnya.
Kenapa Guang Shen bisa berlatih alkemis dan pengobatan di gerbang dewa? Karena ada dimensi di sana yang akan terbuka setiap 20 tahun sekali. Di dalam dimensi itulah ia berlatih alkemis dan ilmu pengobatan.
...****************...
Guang Shen meninggalkan hutan setelah kondisinya membaik. Tepat di tepi hutan, ia dicegat oleh sekelompok bandit bertopeng.
"Bocah, serahkan semua yang kamu miliki!" Pimpinan bandit mengarahkan pedangnya ke Guang Shen. Bukannya menghindari bandit itu, ia justru tersenyum sinis.
"Dasar pengganggu!"
Guang Shen menciptakan formasi pedang dengan cepat. Sebelum para bandit itu bereaksi, formasi yang dibuatnya sudah aktif. Akibatnya, para bandit itu kehilangan nyawa dalam waktu singkat.
"Pengganggu!" kesalnya.
Setelah mengambil cincin ruang mereka semua, mayat-mayat bandit itu dibakar. Setelah memastikan tidak ada jejak yang tertinggal, barulah dia meninggalkan tepi hutan.
"Sudah 100 tahun, kira-kira bagaimana kabar ibu?" tanyanya.
"Bodoh-bodoh! Ibu tidak berlatih, bagaimana mungkin dia bisa hidup sampai 100 tahun?" Guang Shen menepuk dahinya berkali-kali. Ia tidak tahu kalau ibunya selalu mencarinya.
"Hoeeekk!"
Guang Shen kembali memuntahkan darah. Dadanya sesak, dan kepalanya mulai kesakitan. Ternyata efek dari gerbang dewa belum hilang sepenuhnya.
"Sial, apa gerbang itu mengutukku?" ucapnya.
Baaaaammm
Ia terjatuh karena energi misterius yang mengacaukan jalur energi miliknya. Energi misterius itu menyebabkan seluruh tubuhnya seperti membeku, tak bisa digerakkan sama sekali.
"Sial, aku tidak bisa bergerak!" ucapnya dalam hati.
Ukkhuuukk
Guang Shen batuk darah. Sebelum ia mengeluarkan pil dari ruang penyimpanannya, kesadarannya mulai melemah.
"Apalagi ini?" tanyanya sebelum kesadarannya menghilang sepenuhnya.
"Anak muda! Kamu berhak mendapatkan hadiah itu," ucap seseorang.
"Anda siapa? Dan dimana ini?" tanya Guang Shen.
"Ini alam bawah sadarmu. Karena kamu bertahan selama 100 tahun, aku akan memberimu hadiah kecil!"
Guang Shen ingin bertanya lagi, tapi energi asing berbentuk benang memasuki dantiannya.
"Itu energi bintang. Berlatihlah dengan baik!" jelas suara tanpa wujud tersebut.
Guang Shen duduk bersila dan mulai mengolah energi bintang. Meski saat ini dia hanya berupa jiwa, tapi energi yang diolahnya disalurkan ke tubuh fisiknya.
Energi bintang yang diberikan sosok misterius itu tidak terlalu banyak, tapi kekuatannya sebanding dengan energi lain yang diserapnya lebih dulu.
Energi bintang itu sendiri menempati bagian atas dantian Guang Shen. Di sisi kanan, kiri, dan bawah dantiannya terdapat kolam energi berbeda, sementara di bagian tengah ada kolam energi yang masih kosong.
Swuuuusss
Setelah energi bintang selesai diolah, empat energi itu mulai menyatu di kolam tengah. Penyatuan itu diikuti dengan munculnya empat roh dewa suci.
Karena keempat energi, yaitu energi iblis, energi dewa, energi peri, dan energi bintang sudah dimurnikan, penyatuan itu tidak lagi menimbulkan rasa sakit. Justru penyatuan keempat energi itu menciptakan pohon kecil.
Baaaaammmm
Setelah satu jam, penyatuan itu berhasil. Kultivasi Guang Shen langsung melompat ke ranah inti langit tahap 9. Dari ranah inti emas, kultivasinya menerobos ranah inti langit sekali jalan.
Setelah berhasil menyatukan 4 energi terkuat, jiwanya ditarik kembali ke tubuh fisiknya. Ia bangun dan melihat sekelilingnya sudah berubah.
"Siapa yang membawaku ke kamar ini?" tanyanya.
Guang Shen duduk bersila dan menyebarkan energi jiwanya. Dengan cara itu, ia bisa mengukur tingkat kekuatan dan mengetahui berapa banyak orang yang ada di sekitarnya.
...****************...
Tingkat kultivasi
Pemurnian Inti
Inti Perunggu
Inti Perak
Inti Emas
Inti Bumi
Inti langit
Master
Master Agung
Raja
Kaisar
Leluhur
Surgawi
Setiap ranah dibagi menjadi 9 tahapan.
Tingkatan formasi
Bumi, langit, bintang, Raja, Kaisar, Master Master Agung, surgawi Leluhur, Dewa
Tingkat Alkemis dan gelar Alkemis
Tingkat 1-9 (Master Alkemis)
Bumi, Langit Bintang (Kaisar Alkemis)
Leluhur, Suci, surgawi (Alkemis Agung)
Alkemis Dewa (Dewa Alkemis)
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!