wanita itu menarik pundak pria yang tidur membelakanginya,"bapak jangan ambil manisnya doang dong, trus di lepeh gitu aja,"ucapnya dengan wajah memerah, matanya menatap tajam, pria yang menatapnya dengan polos.
"siapa yang ambil manisnya, hah, saya apa kamu?"tanya pria itu balik, membuat wanita di dekatnya terdiam, " ngak bisa jawabkan,ya udah saya ngak mau tanggung jawab,"lanjutnya kembali membelakanginya.
wanita itu diam sebentar, dan seringai kecil muncul di bibirnya,"ya udah kalau ngak mau tanggung jawab,"ujarnya dengan santai, sambil melirik pria di dekatnya. pria itu mengerutkan kening."hah, hari ini membosankan banget yah, kayanya seru deh, kalau ada berita di tiktok, seorang dosen terkenal bernama, pak Bima sundraka tidur dengan maha siswinya Athera Magadan, melakukan hubungan intim di hotel family sundraka,"ucapnya dengan senyuman puas, sedangkan Bima melototkan matanya, dan segera menoleh, ia menelan ludahnya saat jari jemari athera menari-nari di HP nya.
tangan Bima dengan cepat akan mengambil HP Athera, tapi Athera lebih gesit mengangkat HP nya ke samping, agar Bima tak bisa mengambil HP nya.
"sini kan HP kamu, kamu benar-benar membuat hidupku menjadi sial Athera," ucapnya dengan nada tegas.
Athera hanya tersenyum,Bima akan maju mengambil HP Athera, tapi ucapan Athera menghentikan dirinya,"kalau bapak maju, maka saya akan menekan tombol ini, sekali tekan semua akan melihat, adegan panas kita di atas ranjang ini pak,"ucapnya dengan nada centil, bibir bawahnya di gigit dengan pelan, membuat Athera begitu seksi, bahkan Bima sekarang merasa tegang, Bima memejamkan matanya, menenangkan dirinya, tapi tak bisa, juniornya semakin menjulang tinggi di bawah kasur.
dan Athera melihatnya,"bapak mau lagi?"tanyanya, membuat Bima menatapnya dengan horor.
"ngak," jawabnya dengan ketus, "oke, saya akan menikahi kamu hari ini," ucapnya dengan pasrah.
sedangkan Athena begitu kegirangan, "oke kalau gitu, saya simpan dalam draft, biar nanti kalau bapak ingkar janji, saya tinggal tekan deh," ucap Athena dengan mengedipkan satu matanya, Bima mendelik, ia begitu ngantuk sebab semalam ia sama sekali tak berhenti, dan akhirnya ia tertidur.
Athera menengok Bima yang tertidur pulas, ia mencari tempat untuk menyembunyikan HPnya, dan akhirnya tidur.
sesuai dugaan Athera, Bima bangun mencari HP nya setelah ia tidur, dan "aah, dimana dia menyembunyikan HPnya," gumam Bima pelan, berjalan pelan-pelan di depan Athera yang tertidur pulas.ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sudah cukup lama ia mencari, dan tanpa ia sadari, Athera mengintipnya dengan mata sedikit terbuka.
"kerjain ah," batin Athera dengan seringainya, ia menutup matanya seolah-olah benar-benar tidur, ia tidur dengan terlentang.
Bima terus mencari, saat pandangannya ke arah tempat tidur, ia menelan ludahnya, melihat betapa seksinya Athera dengan baju tidur yang tipis, Bima memejamkan matanya dan menggeleng, "fokus, fokus, Bima, ingat kamu ngak boleh nikah sama cewek gila ini," gumamnya pelan, dapat di dengar oleh Athera, Bima mengerutkan kening, tatapannya kembali pada Athera yang tertidur dengan terlentang, tanpa selimut, matanya menangkap bentuk HP di dalam baju bagian perut Athera.
wajah Bima langsung cerah, tapi hanya beberapa detik, pergulatan panas mereka terlintas di kepalanya kemarin malam, meski tidak sepenuhnya, ia ingat.
Bima berjalan ke arah tempat tidur, duduk di sisi ranjang membelakangi Athera, sedangkan Athera mengintip lewat satu matanya, " xixixixi emang enak, kita lihat aja, bakalan tahan ngak yah xixixi," batin Athera terkikik geli.
sedangkan Bima ia terus saja melirik buah dada Athera, ia memejamkan matanya dan menutupnya dengan tangan, ia mengelus pipinya, "tenang Bima, kemarin kamu sudah menyentuhnya, kenapa sekarang takut, iya, haha iya, " tangannya terulur ingin masuk ke dalam baju Athera, tapi ia langsung berdiri seraya meremas tangannya sendiri, "kok saya setakut ini sih," ucapnya memeluk dirinya, ia kembali menggeleng, "fokus, fokus, kalau berumah tangga sama dia, selamanya kamu akan menderita Bima, kamu akan di jajah oleh Athera," ucapnya pada dirinya sendiri.
sedangkan Athera mati-matian menahan tawa, " bangun nggak ya, kasihani banget pak Bima, tapi nangung lagi lucu-lucunya, "batin Athera mengintip Bima yang melompat-lompat seraya menutup wajahnya.
wajah Athera memerah menahan tawa, Bima meliriknya, seketika mata Athera tertutup, " dia demam, kok wajahnya merah,"ucapnya menyentuh dahi dan leher Athera. "panas," lanjutnya, ia berjalan mengambil remot ACC dan mematikannya.
Bima menatap ke arah perut Athera dimana HP nya berada disana, "apa saya harus tinggal serumah bersama dia,"ucapnya dengan wajah murung, seketika ingatan masalah yang di buat oleh Athera di kampus terlintas di ingatannya, mulai dari Athera membully dosen,sampai dosen itu berhenti bekerja, membuat juniornya menjadi ondel-ondel di pesta busana, menjadikan kelas club malam, sampai ia menjadi target wanita gila itu. "ya allah, jika saya memang berjodoh dengannya di dunia, segera ambilah nyawaku, hambamu tak sanggup memiliki istri seperti dia ya allah," Bima bedoa dengan khusuk. Athera yang mendengarnya mengerutkan kening. Bima keluar dari hotel.
barulah Athera bangun ia sudah kepanasan sejak tadi, ia segera mengambil Remot ACC, "segitunya banget ngak mau nikah sama gue, emang gue kenapa, sampai minta allah ngambil nyawanya, huuuu, baru nikah masa jadi janda, aneh nih pak Bima," omelnya dengan bibir manyun, tapi dalam sekejab pipinya bersemu merah, "tapi tadi pak Bima lucu banget, ngak berani nyentuh gue, padahal udah gempur sampai pagi hahahaa," ucapnya sambil tersenyum, ia mengambil bantal dan menutup wajahnya dan menjatuhkan kepalanya ke kasur dengan kaki yang seperti bergoncang.
sedangkan Bima di luar sana menghubungi mama dan papanya, Bima hanya bisa memejamkan matanya saat suara mamanya memenuhi suara HPnya,
"Bima, kok bisa+bisanya kamu tidur sama maha siswi kamu sendiri, bikin malu keluarga kamu!"bentak mamanya di seberang telpon.
" udah ma, Bima juga pasti kebablasan,"bela ppapa Danu i seberang telpon, yang di tatap tajam oleh istrinya. membuat papa Danu menelan ludah dan mempersilahkan istrinya bicara seraya menunduk.
"iya ma, Bima salah, Bima ngak bisa jaga kehormatan keluarga, maafin Bima ma,Bima juga mau tanggung jawab kok. " ucapnya dengan suara rendah dengan hati yang terasa berat.
"ya udah, kamu hubungi keluarga wanita itu, kita ketemu di KUA sekarang!" kata mama Bella dengan kesal, bahkan dada mama bella naik turun, matanya memerah.
"iya ma,"kata Bima mengakhiri sambungan telepon, saat berbalik Bima matanya melotot, ia memegang dadanya dengan satu tangan, tangan satunya memegang HP.
Bima terkejut mendapati Athera yang melipat tangannya, menatapnya dengan datar, " jadi, ke KUA pak?" tanya Athera tetap formal.
"bisa ngak sih, kamu ngak usah bikin saya jantungan,"ketus Bima dengan wajah jengkel.
" ngak bisa, soalnya kan saya jantungnya bapak," ucapnya seraya mengdipkan satu matanya, membuat Bima mendelik.
"hubungi orang tua kamu sekarang," perintah Bima, Athera diam saja, tak langsung melaksankannya.
"kita bisa menikah tanpa orang tua kan," kata Athera dengan serius, Bima sejenak tertegun.
ada apa ya? kenapa Athera tak mau menghubungi orang tuanya?.
kalau suka jangan lupa like, vote, dan kasih bintang lima, agar novel saya dapat penghasilan meskipun cuman 22 perak🙏☺
"ada apa, kenapa kamu ingin menikah tanpa wali nikah?" tanya Bima dengan heran pada maha siswinya yang akan menjadi istrinya.
"mereka sibuk, mereka bahkan tidak akan mengangkat telefon," ujarnya semakin mendekat, bahkan tubuhnya akan menempel pada dada bidang Bima, namun Bima mendorongnya agar ada jarak di antara mereka.
"coba saja," kata Bima dengan dingin, Athera melaksanakan nya, bahkan ia menempelkan HPnya pada telinga Bima yang terkejut.
"di angkat ngak? "tanya Athera dengan santai, Bima menggeleng. " kan udah di bilangin, ngak bakalan di angkat,"lanjutnya mencari satu kontak yang selalu aktif saat ia butuh.
"hallo om, aku bakalan nikah, " ujarnya membuat di sebrang sana heboh. mata Athera dengan genit menatap Bima, yang menatapnya dengan datar. bahkan jari jemarinya bergerak dengan nakal di dada bidang Bima yang tidak pakai apa-apa.
Bima segera menepisnya, "iya om serius, ngak bercanda, aku tunggu yah di kantor KUA, ngak, ngak pakek di rayain langsung nikah pokonya, iya, aku tunggu yah,"Athera mengakhiri sambungan telepon, ia mengalungkan tangannya di leher Bima, matanya menatap nakal Bima, wajahnya ia taruh di ceruk leher Bima, membuat nafasnya menghangatkan ceruk leher Bima.
Bima melepaskan tangan Athera dengan kasar, membuat Athera cemberut, "kita menikah karena ancaman kamu, jangan harap kamu akan mendapatkan kebahagian seperti pengantin baru pada umumnya," kata Bima dengan datar, ia akan membuka pintu, tapi tangannya di cekal oleh Athera.
"gendong masih sakit," ujarnya merentangkan tangannya.dengan jalan ngangkang.
Bima memutar bola matanya, tapi ia tetap menggendong Athera dengan bridal style, Athera tersenyum penuh kemenangan, kesempatan ini ia gunakan untuk membuat cupang di leher Bima, "aargh, Athera!" teriak nya di akhir kata, Athera hanya terkikik geli, Bima menghela nafas pasrah.
ia meletakkan Athera di kasur dengan Hati-hati, bahkan sangat lembut, Athera merasakan hatinya begitu hangat di dekapan Bima.Bima menatap datar Athera yang tak melepaskan tangannya yang menggantung di lehernya, "sampai kapan kamu akan membuat saya di posisi seperti ini?" tanya Bima dengan dingin, tatapan matanya tak bersahabat pada Athera.
Athera bukannya takut, malah semakin ke sem-sem, ia semakin mengeratkan tangannya yang menggantung di leher Bima, membuat wajah Bima begitu dekat dengan Athera, "sampai kita mengulangi malam panas itu pak," ucapnya nyaris berbisik, seringai nakal terbit di bibirnya.
Bima diam sesaat, posisi ini membuatnya menjadi lemah, ia melepaskan tangan Athera dengan kasar, "kemarin malam, saya menyentuh kamu karena kurang sadar, bukan berarti saya akan mengulanginya lagi," ucapnya dengan datar.
"yakin, ngak bakalan keulang," kata Athera setengah mengejek.
"kita lihat saja nanti, sekarang bersiap-siap lah kita akan KUA sekarang,"ujar Bima dengan dingin.
Athera kembali mengangkat tangannya, seraya memiringkan kepalanya dengan senyuman manis, " kalau gitu gendong lagi,"ucapnya dengan tawa pelan.
Bima kembali menggendong Athera, membawanya kembali ke kamar mandi, ia meletakkannya di bak mandi, dan akan pergi, tapi Athera menarik pergelangan tangan Bima, Bima menoleh, "ngak mandi bareng, kan kita harus cepat," ucapnya dengan senyuman manis dan nakalnya.
"ngak,"katanya dingin, dan pergi dari sana, Athera cemberut, tapi tak lama ia tersenyum dan terkikik geli.
sedangkan Bima menunggu seraya memainkan HPnya, ia sedang memeriksa tugas-tugas kuliah, sedang asik bekerja, suara cempreng dan melengking milik Athera membuyarkan Fokusnya.
"MAAAAAAS MAAAAAAS BIMAAAAAAA!!" Bima refleks berdiri dan segera masuk tanpa berpikir.
saat masuk wajahnya seketika menjadi masam, mendapati Athera sedang mandi tanpa busana dan hanya di tutupi busa-busa sabun, dan hanya memperlihatkan pundak dan kepalanya, Athera tertawa melihat ekspresi Bima.
"tidak lucu Athera," katanya dengan dingin, tatapannya menjadi tajam.
Athera menutup mulutnya dengan kedua tangan, meski suara tawanya masih terdengar,"Athera ini tidak lucu, saya sedang berkeja jadi jangan kamu ganggu, cepat mandi dan kita akan langsung berangkat setelah saya bersiap,"kata Bima dengan tegas tak ingin di bantah, aura dosen killernya keluar, membuat Athera diam dan patuh, tapi tetap nyebelin.
ia merentangkan tangannya, "ya udah saya udah selesai mandi pak," ucapnya dengan biasa saja, padahal bibirnya berkedut ingin memperlihatkan senyuman pepsodent.
"pakai handuk,"sahut Bima melempar handuk yang langsung di tangkap, ia berbalik saat Athera memakai handuk.
" ya elah pak, kan udah di lihat semua, sok malu-maku banget,"gumam Athera yang sama sekali tak di gubris.
"udah belum?" tanyanya tapi tak ada jawaban, "yang serius Athera, udah belum," kata Bima, ia ragu untuk menoleh, "Athera kamu yang serius dong jawab saya," lanjutnya memberanikan diri memutar tubuhnya menghadap ke arah Athera, ia kaget saat Athera mengalungkan tangannya di leher Bima,yang terasa dingin, wajahnya begitu dekat dengan senyuman nakalnya.
"saya serius kok, sama bapak, kapan saya bercanda," ucapnya menaruh kepalanya di dada bidang pria itu dengan mata terpejam dan senyuman yang tak luntur.
Bima terdiam, ada rasa aneh yang menjalar di hatinya setiap Athera menyentuhnya.
"kamu udah bisa jalan?" tanya Bima, yang sama sekali tak menyuruh Athera menjaga jarak darinya.
"udah, tapi jalannya kayak siput,"jawab Athera dengan mendongak menatap wajah tegas Bima.
" ya udah jalan sendiri keluar, saya mau mandi,"Ujarnya melepaskan tangan Athera di lehernya, tapi tak di lepas sama sekali oleh Athera malah semakin erat.
"tapi saya maunya di gendong pak,"katanya pelan nyaris seperti bisikan, Bima yang malas debat langsung menggendong Athera dan mendudukkan nya di kursi rias.
Bima langsung pergi ke kamar mandi, selepas kepergian Bima, wajah Athera yang tadinya ceria menjadi datar, ia menekan ikon hijau." hallo om, semua berjalan lancar, om harus datang, bukan asisten om,"ucapnya dengan datar, dan mematikan telepon, matanya menatap datar pintu kamar mandi.
******
kini mereka berdiri di depan kantor KUA, dan masuk ke dalam, dimana di sana sudah ada orang tua Bima, disana mama bella dan papa Danu berdiri menatap Bima dengan tajam nan menusuk, sedangkan Bima ia menelan ludah, melihat wajah sangar mama Bella, sedangkan Athera tersenyum manis menatap kedua orang tua Bima.
"Athera!" panggil seorang pria paruh baya, Athera menoleh dan merenggangkan tangannya.
"om, "sahut Athera memeluk om nya, " kenalin, ini om saya, om sudarso Magadan,"ucapnya seraya tersenyum.
"senang bertemu dengan anda,"ujar mama Bella ramah.
papa Danu merasa familiar, sedangkan mama Bella menyambut om sudarso dengan ramah, ia juga merasa bersalah pada Athera yang kehilangan Keperawanannya, padahal anaknya yang di jebak oleh Athera.
" oh ya, dimana orang tua kamu,"tanya papa Danu pada Athera.
Athera menatap om sudarso, dan itu membuat mama Bella dan papa Danu, sekaligus Bima merasa heran, meski sudah di beri tahu alasannya oleh Athera.
PLAAKKK.
hohoho siapa yang di tampar nih, Athera atau Bima? biar aku semakin semangat nulisnya, mohon dukungannya like, vote, dan bintang limanya😆🙏
semua orang menutup mulut mereka,dengan mata yang melotot, "Bima kamu ngak papa nak?" tanya mama Bella memegang bahu putranya yang sempat terhuyung, oleh tamparan seorang wanita.
"tante maya, apa yang tante lakukan?" tanya Athera berdiri di depan Bima.
"ngapain lagi, tante mau kasih pelajaran sama dia, karena udah memperkosa kamu," ujarnya dengan suara naik satu oktaf, sedangkan Bima sangat ingin mengatakan bahwa ialah yang jadi korban disini, tapi, ia tak bisa mengatakannya.
"tante, kami lakuin ini karena Sama-sama mau, jadi tante ngak bisa menghakimi pak Bima seperti itu," bela Athera , matanya menatap omnya dengan tanda tanya, tapi om sudarso menggeleng.
tante maya melihat interaksi mata antara keponakannya dan suaminya,"kenapa saling lihat kayak gitu,hah, kaget, tante datang kesini,dan kamu mas, tega kamu merahasiakan ini dari aku,"omel maya memukul dada bidang suaminya, sudarso hanya pasrah saat di pukuli di depan penghulu.
"kami tahu anak kami salah, dia akan bertanggung jawab, kami meminta maaf atas kesalahan yang di perbuat oleh Bima," kata mama Bella tulus.
maya menatap Athera dan sudarso dengan tajam, bahkan kini wajahnya memerah tangannya mengepal kuat.
Tante maya menghela nafas,untuk menenangkan dirinya, "saya minta maaf juga, karena menampar putra kamu, tapi Athera tidak bisa menikah menikah dengan putra anda, "ucapnya sungguh-sungguh. mama bella menatap Athera dan Bima, Bima yang wajahnya tetap datar, tapi hatinya bersorak kegirangan.
" maksud anda_"kata mama bella terpotong.
"apa kurang jelas,"sahut tante maya memperjelas ucapannya.
" kami mengerti, anda pasti sakit hati, tapi... putra Kami sudah mengambil hal berharga dari putri keluarga anda, jadi sebagai per_"
"tidak perlu, anggap saja itu sebuah kecelakaan,"sela tante maya pada mama Bella yang merasa heran.
mama Bella menatap papa Danu, "maaf tapi kami tidak bisa melepaskan tanggung jawab begitu saja, apalagi putra kami melakukan kesalahan sebesar itu," ucap Danu memberikan pengertian pada tante maya.
"maya, Athera kan sudah bilang kalau mereka melakukannya atas suka sama suka, jadi jangan halangi mereka untuk bersatu,"ucap sudarso menatap istrinya dengan datar, sedangkan maya membalasnya dengan tatapan tajam.
hati Bima seketika lemas, mendengar percakapan ini, apalagi dirinya memang tak menginginkan pernikahan ini.
"suka sama suka, atau salah satu dari mereka ada yang di jebak,"sentak tante maya, membuat Bima yang wajahnya datar sangat ingin mengangkat jempol untuk tante maya.
tatapan sudarso dan Athera menajam tapi hanya sebentar, " tante Athera yang mau nikah sama Bima, jadi tante ngak usah ikut campur, dan aku butuh wali, dan hanya om disini,"ucap Athera memegang erat tangan tante maya.
maya menatap Athera dengan tak percaya, "Athera, kamu_"
"tante, Athera mohon,"kata Athera memelas.
tante maya hanya pasrah saja.
Proses pernikahan lancar sampai suara 'SAH' terdengar.kecuali tante maya yang diam saja.
Bima menatap Athera yang malu-malu menatapnya, "selamat tinggal kehidupanku yang tenang, " batin Bima memelas, dirinya begitu betah menjadi lajang, bahkan tidak terikat pernikahan, karena menurutnya wanita begitu merepotkan dalam segala hal.
mereka sekarang berada di parkiran,Athera terus menempel pada Bima, "sekarang kalian sudah menjadi suami istri," mama Bella memeluk Athera, "selamat datang Athera sundraka, kamu sudah menjadi bagian dari keluarga kami, mama harap kamu menjaga putra mama dengan baik," ucapnya seraya melepas pelukannya pada Athera.
"kami juga berharap Bima menjaga putri keluarga kami dengan baik," sahut sudarso dengan dingin, papa Danu merasakan ada yang aneh, tapi entahlah, ia hanya tersenyum menutupi rasa anehnya pada keluarga Athera.
"ya sudah, kami pulang dulu yah, Athera kamu mau kerumah mama sama papa dulu ngak?"tanya mama Bella dengan senyuman ramah.
" hmm Athera terserah mas Bima aja,"katanya dengan melirik Bima dengan senyuman manis.
Bima tetap dengan wajah datarnya,"Bima ada urusan ma, jadi langsung ke apartemen aja,"ujar Bima yang langsung di salah artikan oleh orang tuanya.
"oh ya udah, kalau gitu," mama Bella memeluk Bima seraya berbisik,"kasih mama cucu ya secepatnya, tapi jangan maksa kalau Athera belum mau," Bima menatap mamanya yang menggodanya setelah melepas pelukannya, ia menggeleng pelan, mama Bella mengelus pipi Bima dan langsung pergi bersama suaminya, begitupun maya dan sudarso.
kini tinggal mereka berdua,merekapun pergi dari sana, selama perjalanan Bima fokus menyetir, dan Athera fokus memikirkan sesuatu.
Bima melirik Athera dengan tatapan heran," tumben sekali dia tidak berisik, " batin Bima, tapi ia sama sekali tak menanyakan apapun. sampai di depan pintu apartemen Bima, Athera masuk dengan langkah pelan.
"disana kamar kamu,"kata Bima dingin dan akan masuk ke kamar lain, Athera langsung masuk ke kamar yang di suruh oleh Bima, dan itu meninggalkan sebuah pertanyaan di benak Bima.
Athera mengunci pintu, di dalam sana sangat bersih hanya saja terlalu polos karena tak ada yang huni.
Athera melempar tubuhnya ke kasur dan memejamkan matanya, "gue bakalan lakuin apapun, apapun untuk menghancurkan Bima,"gumamnya sebelum pergi ke alam mimpi.
sedangkan Bima ia menatap pantulan dirinya di cermin, " ada yang aneh, tapi apa?"katanya berbicara pada pantulan dirinya di cermin.
Bima mengacak rambutnya,"gimana caranya bisa lepas dari Athera, hah, kalau langsung cerai jadi aneh,"ia berjalan ke kasur dan melempar tubuhnya, "kalau saya tidak bisa menceraikannya, maka saya akan buat dia yang meminta cerai," gumam Bima langsung menuju alam mimpi.
******
sedangkan di kediaman sudarso Magadan, terjadi percekcokan antar ia dan maya.
"bagaimana bisa kamu membuat keponakanku menikah dengan keluarga sundraka, sudar, kamu benar-benar gila!"bentak maya dengan tatapan tajam yang menusuk, sudarso tetap tenang, tak emosi sama sekali.
ia berjalan membelakangi istrinya ke arah jendela, sudarso menumpu kedua tangannya di bingkai jendela, matanya menatap tajam jalanan yang macet, "iya, saya memang gila maya, dan itu semua karena Bima sundraka," ucapnya dengan datar, maya tak lagi menatap tajam suaminya, kini tatapannya berubah sendu, ia berjalan dan memeluk suaminya.
" 8 tahun lalu, itu kecelakaan sudar, kamu tak bisa menyimpan dendam terus-menerus apalagi mengorbankan keponakan satu-satunya yang kita anggap sebagai putri sendiri,"kata maya dengan sendu, mengelus punggung suaminya.
sudarso berbalik menatap mata istrinya yang sudah berambun air mata, sungguh sesak dada sudarso melihatnya, tapi kisah kelam dan tragis 8 tahun lalu, benar-benar membuatnya tak bisa diam saja, dan membiarkan Bima sundraka menikmati hidupnya,"saya tidak bisa melupakan kejadian itu maya, kalau perlu akan saya buat Bima menderita bersama keluarganya,"geram sudarso menatap tajam maya, yang menatapnya dengan air mata yang mengalir di pipinya.
"sudar_"
"sudah, ini sudah keputusanku dengan Athera, dan kamu jangan ikut campur, saya ingin menuntut keadilan," ucapnya datar dan meninggalkan maya, yang menangis segugukan dan luruh ke lantai.
sedangkan sudarso menutup pintu, setetes air mata jatuh di pelupuk matanya.
******
di kediaman Danu sundraka, ia sedang asik melamun di sofa, ingatannya terus tertuju pada wajah sudarso yang dingin.
mama Bella yang baru turun tangga menatap suaminya dengan heran, "pah, papa kenapa?" tanya mama Bella duduk di dekat suaminya.
Danu yang sadar segera tersenyum dan memeluk istrinya dari samping,"papa ngak kenapa- napa kok ma,"jawab Danu membuat istrinya mengerutkan kening.
"ngak ada apa-apa, tapi kok ngelamun pa," kata Mama Bella mengelus pelan tangan suaminya.
Danu melepaskan pelukannya, dan menatap istrinya, "ma, mama ngerasa pernah lihat pak sudarso ngak?" tanya papa Danu tiba-tiba.
"hmm kayaknya pernah, tapi dimanaaa yah,"jawab mama Bella, yang juga merasakan apa yang papa Danu rasakan." tapi mungkin kita pernah bertemu pa, tapi mungkin ada orang yang mirip dengan pak sudarso, sebab itu kita ngerasa familiar,"lanjutnya memeluk suaminya dan menaruh kepalanya di dada bidang suaminya.
sedangkan Danu tetap kepikiran meskipun istrinya ada benarnya, " perasaanku rasanya ngak enak, apalagi setelah melihat wanita yang di nikahi Bima,"batin Danu resah.
*****
di sisi lain seorang wanita sedang heboh mendengar kabar tentang Athera yang menikah.
mohon dukungan nya para readers yang baik, mohon di like, vote dan kasih bintang 5 nya🙏🥰.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!