NovelToon NovelToon

Aku Lelah Mengalah

Terungkap

Dunia Sonia seketika gelap saat kedua telinga nya tidak sengaja mendengar ucapan suami nya dengan seseorang yang Sonia sendiri tidak tahu siapa itu.

" Tiga tahun ini Aku merasa kosong, meskipun dia ada bersama ku namun tidak bisa menggantikan posisi Tania di hati ku, sebentar lagi Tania akan kembali dan Aku ingin merajut kembali kisah yang sempat usai itu, Cinta ku masih milik Tania seutuhnya.secepat nya Aku akan memikirkan cara untuk bisa menyudahi hubungan ini. waktu itu Tania sengaja menghilang karena belum siap untuk menikah dalam waktu dekat.Aku sudah memaafkan dia dan Aku sangat mengerti bagaimana perasaan nya pada waktu itu."jantung Sonia berdebar kencang ketika mengetahui isi hati Delon yang sesungguhnya.

Tanpa terasa air mata kesakitan mengalir deras membasahi wajah putih nya.

Pengabdian nya selama tiga tahun lebih ini tidak berarti apa-apa untuk Delon, padahal Sonia sudah berusaha keras untuk menjadi istri yang baik bagi Delon,bahkan rasa cinta itu mulai tumbuh di hati nya untuk pria ini,namun sebalik nya Delon malah diam-diam masih mencintai mantan kekasih yang jelas-jelas mendadak pergi dengan hanya meninggalkan kata perpisahan lewat pesan singkat.

Sonia yang pada waktu itu sedang kuliah sambil bekerja sebagai kurir makanan pun terpaksa menerima tawaran keluarga Delon dari pada harus berurusan dengan hukum karena di tuduh mengambil dompet yang tidak pernah Sonia ketahui seperti apa bentuk nya.

Hingga pada akhirnya Ibu Delon sendiri yang mengakui penjebakan itu demi bisa menjadi kan Sonia sebagai menantu nya.sonia tidak bisa marah kepada wanita itu dan terpaksa mengalah melanjutkan kisah hidup nya yang penuh kejutan.

Sonia menunduk dengan mata terpejam.nafas nya memburu kencang dengan kedua tangan terkepal erat.

Jika tahu akan seperti ini akhirnya,Sonia mungkin lebih rela mendekam di penjara ketimbang harus merasakan di permainkan seperti ini.

Sonia menatap sangat lama sebuah map yang ada di tangan nya,rasa bahagia yang sejak tadi dia bawa dari rumah ketika di minta Delon mengantar kan map penting ini ke kantor seketika sirna berganti kehancuran yang tidak terbendung kan lagi.

Kedua mata Sonia mengabur dengan emosi yang masih memuncak, ini kali pertama Sonia merasa sakit yang teramat sakit sampai membuat seluruh tubuh nya gemetaran.

Sonia mengurungkan niatnya untuk mengetuk pintu yang ada di depan mata nya, setidaknya dia sudah mengetahui semua nya.

Dengan hati yang sudah hancur Sonia membalikkan tubuhnya.jika semua yang sudah dia lakukan selama ini tidak di hargai atau di anggap berarti maka Sonia pun enggan mengalah lagi.

Lebih baik melepas kan ketimbang harus tertekan sepanjang waktu.

Setelah ini dia akan mulai memikirkan tentang perpisahan.tidak ada guna nya bertahan dengan lelaki yang sama sekali tidak bisa menghargai perasaan dan keberadaan nya.

Terlalu miris hidup yang masih muda ini jika di biarkan bertahan di samping orang yang salah.

Ponsel yang berada di tas kecil milik Sonia pun bergetar,nama Delon tertera di layar yang menyala.air mata Sonia semakin deras mengalir kala mengingat kembali apa yang Delon ucap kan tadi di dalam ruangan nya.

Sonia tidak melakukan apapun,dia hanya menunggu mengulur waktu sampai panggilan itu benar-benar berakhir dengan sendiri nya.

" Nyonya...Kenapa belum masuk?" seseorang datang menghampiri Sonia.

Secepat kilat Sonia mengusap air mata dan memasang kembali kaca mata hitam milik nya.

" Oh Pak Dirga, selamat siang Pak,ini saya titip dulu ya, tolong antar ke ruangan Pak Delon,saya harus pergi sekarang." kata Sonia sambil menyerahkan map tersebut ke tangan Dirga yang merupakan asisten pribadi dari Delon.

Di perusahaan ini hanya Dirga lah satu-satunya orang yang mengetahui tentang pernikahan mereka berdua, waktu itu Delon bersedia menikahi nya dengan syarat pernikahan di lakukan secara diam-diam.kedua orang tua Delon langsung setuju demi menyelamatkan nama baik keluarga mereka, setidaknya di luar sana orang - orang sudah mengetahui tentang Delon yang sudah menikah bukan tentang Delon yang di tinggal pergi oleh calon istri nya .

" Nyonya tidak ingin mampir dulu?" tanya Dirga kebingungan padahal tadi jelas-jelas dia melihat sendiri bagaimana bahagia nya wajah Sonia ,tapi sekarang malah sebaliknya.

" Tidak perlu Pak, nanti takut nya ada orang lain yang datang kesana dan mengetahui rahasia ini,saya pamit dulu ya pak." Sonia berlalu cepat dengan langkah tergesa-gesa lalu masuk ke dalam lift yang akan mengantarkan dia sampai ke lantai bawah.

Di dalam lift,Sonia kembali meratapi nasib yang sedang mempermainkan nya.selama ini dia begitu bersyukur karena pernikahan nya berjalan mulus tanpa ada masalah yang berarti,namun ternyata di balik itu semua ada sebuah rahasia besar yang sengaja di tutup oleh Delon.dan sekarang bagaikan sebuah bom yang siap meledak menghancurkan semua nya.

Tubuh rapuh Sonia bersandar pada dinding lift dengan mata berkelana jauh mencari sebab dari kehancuran ini.

Sementara itu, berbagai macam pertanyaan muncul di benak Dirga.

Tok..Tok...

Dirga masuk lalu menyerahkan map itu kepada Delon.

" Sonia di mana?" tanya Delon cukup terkejut saat melihat Dirga lah yang mengantarkan map ini kepada nya.

" Tadi Nyonya langsung pamit pulang kata nya ada urusan mendadak Pak." jawab Dirga sesuai dengan apa yang Sonia katakan tadi kepada nya.

" Urusan mendadak? Kemana?" tanya Delon banyak tanya dan Dirga menggeleng cepat pertanda tidak tahu harus menjawab apa lagi.

Delon meletakkan dengan kasar map tersebut ke atas meja sampai menimbulkan bunyi yang begitu kencang,tanpa berpikir panjang lagi Delon langsung menghubungi kembali ponsel Sonia.

Namun hasil nya nihil, sekarang ponsel Sonia sudah tidak aktif lagi.Delon semakin penasaran kemana perginya Sonia sampai tidak sempat berpamitan kepada nya.tidak biasa nya Sonia seperti ini .siapa yang ingin Sonia temui di luar sana sampai membuat Sonia melupakan dia?

Tatapan mata Delon semakin tajam,siap membunuh siapapun yang berada di dekat nya termasuk Dirga.

" Dia datang ke sini bersama siapa?" tanya Delon dengan nada suara datar.

" Saya belum tahu Pak, sebentar saja tanyakan dulu kepada penjaga." Dirga pun berusaha mencari tahu informasi tentang kedatangan Sonia melalui petugas keamanan yang berjaga di bawah sana.

Tiga menit kemudian,Dirga sudah kembali dengan membawa informasi yang dibutuhkan oleh Delon.

" Nyonya datang ke kantor dengan di antar oleh sopir pribadi nya Pak,tapi begitu Nyonya turun dari mobil, sopir itu langsung pergi karena Nyonya yang meminta dia pergi,tapi setelah nya Nyonya pulang menggunakan ojek online." jelas Dirga membuat dahi Delon mengerut sempurna.

Sejak kapan Sonia terbiasa menggunakan Ojek online lagi setelah sekian lama terbiasa duduk nyaman di dalam mobil mewah,lalu untuk apa juga dia menonaktifkan ponsel nya.

" Apa mungkin dia sedang bersama Mama saat ini?" batin Delon menerka-nerka karena hanya Mama nya lah yang selalu mengganggu waktu Sonia.

Dengan sedikit enggan,Delon kembali fokus dengan pekerjaan nya.nanti begitu sampai di rumah dia akan mempertanyakan tentang ini semua.

Sementara itu di tempat yang berbeda.setelah membayar ongkos ojek online nya,Sonia melangkah mencari tempat kosong untuk menenangkan hati nya.

Tak banyak yang bisa Sonia lakukan selain termenung meratapi nasibnya.andai saja waktu itu dia tidak datang ke sana dan menerima begitu saja tuduhan pencurian itu, pasti sekarang dia masih bisa hidup dengan tenang dan menikah dengan pilihan nya sendiri.

Kejadian itu terjadi begitu cepat,dan entah kenapa sang Ibu pun malah merestui pernikahan diam-diam ini.

Fakta tentang pernikahan di lakukan secara terpaksa sudah sejak lama Sonia ketahui,mengenai dia yang hanya sebagai pengantin pengganti pun Sonia terima dengan lapang dada.namun entah kenapa sekarang sakit nya tidak tertahankan oleh nya kala mengetahui kalau Delon sampai sekarang masih tetap mencintai masa lalu nya.

Es krim yang tadi nya di pesan untuk menghibur hati yang lelah,kini sudah mencair tak tersentuh oleh Sonia.

Setelah cukup lama menghabiskan waktu nya di tempat favorit nya ini,Sonia pun memutuskan untuk pulang dengan kembali menumpangi ojek online, setidak nya mulai sekarang dia harus kembali membiasakan diri dengan apa yang selama ini menemani hidup nya yang biasa saja,sesuatu yang bukan milik nya pasti akan pergi dengan sendirinya begitu juga dengan semua fasilitas yang selama ini dia nikmati secara cuma-cuma.setidak nya Sonia sudah pernah merasakan fasilitas mewah itu meskipun hanya untuk sementara.

" Ke jalan Darmawangsa nomer 10 ya pak." kata Sonia sambil memasang pelindung kepala nya.

Rambut hitam yang lebat ini kembali harus bertarung dengan kencang nya hembusan angin dan panas nya terik matahari ibu kota,Sonia sama sekali tidak keberatan dan malah begitu menikmati hari ini.

" Aku harus menghadapi masalah ini." kata Sonia karena memang cepat atau lambat dia pasti akan di tendang dari hidup Delon yang begitu sempurna.

Sementara dia hanya lah wanita biasa tidak sebanding dengan apa yang pria itu miliki.Sonia sangat sadar akan hal itu, untuk itu lah selama tiga tahun ini dia berusaha memantaskan diri nya agar layak bersanding dengan Delon dan di akui di depan publik.namun sayang nya apa yang di dengar hari ini meruntuhkan segala nya.

Mungkin ini adalah detik-detik terakhir dia tinggal di rumah mewah itu, sebelum nanti sang nyonya asli datang mengambil tempat yang menjadi milik nya.sonia tidak bermaksud untuk egois karena dia sadar betul bagaimana Delon mencintai masa lalu nya.

Bersambung.

Jangan lupa like dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys

Tidak Ada Harapan

Untuk malam yang ke sekian kali nya,lagi dan lagi Delon tidak pulang ke rumah.dulu sebelum mengetahui semua nya Sonia pasti akan gelisah menunggu kepulangan Delon,di mana suami nya berada saat ini , sedang bersama siapa dan pulang jam berapa.bahkan Sonia rela menjatuhkan harga diri menelpon berulang kali nomer ponsel Delon meskipun pada akhirnya panggilan itu di tolak dan berujung tidak aktif lagi.apapun Sonia lakukan demi bisa mendapatkan kabar tentang suami nya termasuk menghubungi Dirga.

Tapi malam ini berbeda,Sonia memilih tidur lebih dulu untuk mengistirahatkan tubuh dan pikiran yang sudah lelah.terserah Delon mau melakukan apa di luar sana,dia sudah tidak perduli lagi .mulai detik ini Sonia akan membiasakan diri untuk tidak lagi mengurus hidup Delon yang jelas-jelas bukan milik nya.

"Mungkin dia sedang bersama kekasih nya." batin Sonia tersenyum miris.

Lampu kamar sudah berganti dengan lampu tidur,Sonia sengaja memakai baju tidur lengan panjang sangat tertutup demi melindungi diri nya sendiri.selimut panjang sudah di tarik hingga menutupi seluruh tubuhnya.beruntung kantuk itu cepat datang menghampiri Sonia sehingga dia bisa melupakan sejenak permasalahan rumah tangga yang sedang dia hadapi saat ini.

Keesokan harinya.

Delon masih belum juga pulang dan Sonia sama sekali tidak berniat untuk menghubungi suami nya.

Setelah menghabiskan sarapan pagi nya,Sonia lalu pergi untuk bertemu seseorang.selama ini Sonia selalu bersemangat jika di ajak pergi ke tempat itu oleh mertua nya namun tidak untuk hari ini.

Sonia sama sekali tidak fokus dengan apa yang dokter katakan kepada nya.pandangan mata Sonia kosong seperti hidup nya sekarang.

Biasa nya Sonia begitu cerewet bertanya banyak hal kepada Dokter,tapi sekarang ketika dokter memanggil nama nya pun Sonia tidak memberikan respon apapun.di samping Sonia ada sang ibu mertua yang begitu setia menemani Sonia.

" Tidak ada masalah dengan kondisi rahim Nyonya Sonia,semua nya bagus begitu juga dengan tingkat kesuburan nya." jelas sang dokter.

" Tapi Aku sudah tidak ingin lagi melanjutkan perjuangan ini Dok,Aku akan memilih jalan ku sendiri." batin Sonia yang sudah merencanakan Sesuatu.

Sejenak Sonia memalingkan wajah ke arah belakang,demi menghapus setitik air mata yang sudah tumpah di pipi nya.

Sonia sangat terluka dengan apa yang sudah Delon lakukan terhadap nya.hati nya selalu ngilu bila mengingat Delon yang masih memuja wanita lain selain diri nya.

" Kenapa sampai sekarang menantu saya belum juga hamil ya Dok? Padahal jelas-jelas hasil kedua nya bagus dan sudah cukup lama mereka melakukan program hamil."tanya Bu Noni sambil meremas lembut tangan menantu kesayangan nya.secara tidak langsung Sonia pun tersadar dari lamunan panjang nya.

Rasa nya Sonia ingin sekali berteriak mengucapkan terimakasih karena hingga sekarang belum juga dikaruniai buah hati,Sonia tidak bisa membayangkan bagaimana jadi nya anak ini setelah Delon mencampakkan diri nya nanti.

Sonia belum bisa membuka semua ini di depan mertua nya.mungkin diam lebih baik dan membiarkan mertua nya bertanya sesuka hati nya.cepat atau lambat semua akan dia buka secara lebar-lebar.

" Kamu pasti bisa sayang! Mama akan selalu bersama Kamu." kata Noni memberikan semangat kepada Sonia.

Sonia mengangguk tidak tega membohongi lebih lama lagi mertua yang sudah sangat baik terhadap nya.sungguh rasa nya sangat menyesakkan.Sonia muak terlihat baik-baik saja.namun saat ini dia belum punya bukti apapun untuk menyakinkan mertua nya tentang bagaimana Delon yang sebenarnya.

Pantas saja selama ini Delon sangat dingin walaupun Sonia sudah melakukan yang terbaik.sekarang Sonia mulai mengerti alasan di balik Delon yang jarang pulang ke rumah karena memang pria itu tidak benar-benar menginginkan nya.

" Terimakasih Ma." kata Sonia sambil tersenyum penuh luka.

" Semangat ya Nak, lebih rajin dan semangat lagi bikin nya,semoga secepatnya Mama bisa menimbang cucu."kata Bu Noni penuh haru membuat Sonia semakin merasa tersiksa.

" Maaf kan Mama! Bukan maksud Mama ingin mendesak Kamu,tapi Mama hanya takut tidak bisa melihat cucu pertama Mama nanti nya." sambung Noni merasa bersalah kepada Sonia.

" Tidak apa-apa Ma! Sonia juga minta maaf belum bisa mewujudkan keinginan Mama." balas Sonia yang langsung memeluk tubuh mertua nya.

Tepat pada pukul dua siang, setelah selesai menemani mertua nya berbelanja dan menikmati makan siang berdua.Sonia kembali ke rumah itu lagi.

Sebuah mobil yang sering di pakai oleh Delon sudah terparkir sempurna di halaman depan.

" Tumben jam segini sudah pulang?" batin Sonia bertanya-tanya.

" Ganti baju mungkin." lanjut nya lagi karena memang Delon tidak mudah untuk di tebak.

Begitu pintu terbuka,Sosok Delon langsung kelihatan jelas oleh Sonia.sejenak pandangan mata mereka bertemu dan Sonia langsung buru-buru menyudahi nya.

Sonia akui memang sempat terpesona dengan ketampanan milik suami nya.rahang tegas , hidung mancung dan wangi parfumnya mampu mengobrak-abrik pertahanan Sonia sampai membuat Sonia luluh,tapi sekarang Sonia cukup sadar diri jika Delon bukan lah tercipta untuk nya.

Sonia berusaha bersikap tenang.mulai sekarang dia tidak ingin terlihat lemah di mata orang lain.

" Kamu dari mana saja? Kenapa kemarin ponsel mu tidak aktif?" suara datar sangat menusuk miliki Delon berhasil menghentikan langkah kaki Sonia.

Tidak kah pria ini ingin menjelaskan kepada Sonia kemana saja dia tadi malam hingga pulang ke rumah,tapi yang ada pria ini malah sibuk mencari kesalahan Sonia tanpa merasa bersalah sedikitpun telah membiarkan Sonia tidur sendirian di kamar yang luas itu.

" Kemarin ponsel ku tiba-tiba rusak dan untuk sekarang Aku baru saja pulang dari dokter di temani juga oleh Mama." jawan Sonia dengan ekspresi datar tanpa ada senyum ataupun kata-kata manis.

Dia lalu melanjutkan langkah kaki nya menuju ke kamar atas,tanpa harus menjelaskan panjang lebar pun Delon sudah mengerti dokter apa yang di maksud oleh Sonia.

Dahi Delon mengerut mendengar jawaban dari Sonia,bahkan untuk menatap Delon pun Sonia enggan melakukan nya.

Merasa tidak terima dengan sikap Sonia yang berubah drastis,Delon langsung menyudahi makan siang nya dan memilih menyusul Sonia ke kamar mereka.

Mata tajam itu menatap lekat punggung Sonia yang sedang menunggu pintu terbuka.

" Kenapa dengan Kamu? Apa Kamu tidak punya sopan santun lagi,Aku lagi makan tetapi Kamu malah langsung pergi begitu saja? Terus kenapa juga Kamu tidak mengajak Aku untuk ikut periksa?" tanya Delon tidak terima.

Sonia masih berdiri membelakangi Delon, dengan susah payah dia mencoba menenangkan emosi yang sudah membuncah.

" Sampai kapan Kamu ingin tetap bersandiwara di depan ku? Pura-pura perduli padahal kenyataannya sangat jahat." batin Sonia.

Sonia perlahan membalikkan badannya.meskipun sering tidur bersama,makan bersama namun Delon tidak pernah ramah dan lembut kepada Sonia,dulu Sonia menganggap ini sebagai hal yang biasa,tapi sekarang Sonia sudah tahu akan jawaban nya.

Bahkan setiap kali di minta periksa ke dokter kandungan,Sonia harus lebih dulu membujuk Delon dengan segala cara termasuk merelakan telinga nya mendengar hinaan dan cacian yang keluar dari mulut Delon.Sonia tidak pernah mengeluh semua di lakukan demi bisa segera hamil dan membahagiakan mertua nya .

" Ada apa dengan Ku? " Sonia mengulang kembali kata yang sama sambil menunjuk diri nya sendiri.seharus nya tanpa menjawab pun Delon sudah tahu sendiri jawaban nya.

"Aku sengaja pergi dari meja makan karena tidak ingin membuat selera makan mu hilang,Aku masih ingat dengan jelas bagaimana kemarin Kamu menyiram ku menggunakan air karena tidak suka dengan bau tubuh ku yang baru datang dari luar,Aku hanya melakukan apa yang Kamu inginkan,apa itu salah?" tanya Sonia balik dengan wajah tenang tanpa ada kesedihan.

Delon terhenyak mendengar jawaban dari Sonia,bukan seperti ini jawaban yang dia inginkan,kenapa Sonia tidak lagi meminta maaf dan memeluk tubuh nya seperti yang sering Sonia lakukan selama ini.Delon terheran-heran dengan perubahan Sonia hari ini.

" Dan mengenai pemeriksaan ke dokter,semua sudah selesai tidak ada lagi pemeriksaan lanjutan,Kamu terlalu sibuk untuk di libatkan dengan urusan receh ini." sambung Sonia terdengar sangat sinis.

Wajah Delon berubah semakin dingin dengan urat-urat yang menonjol keluar.

" Bagus lah jika Kamu sudah sadar! Aku ini seorang pengusaha, tidak sempat melakukan hal seperti itu,jika belum bisa hamil ya terima saja, jangan banyak drama." kata Delon sangat tajam.

Sonia mengangguk sudah terbiasa dengan senyuman mengejek ini, sementara di luar sana Delon terlihat begitu sempurna sampai membuat banyak wanita memuja kesempurnaan nya itu.senyuman hangat itu tak pernah tersaji di depan mata nya.yang ada Delon justru berkata kasar kepada nya.

" Mulai sekarang aku akan selalu sadar dan tidak akan lagi mengganggu kesibukan dan juga hidup mu." balas Sonia lalu masuk ke kamar mandi dengan sebuah kantong obat berada di tangan nya.

" Ampuni aku...Aku terpaksa melakukan nya." Sonia menelan obat itu begitu saja meskipun tanpa bantuan air putih.

Buk...Buk...

" Sonia.. keluar Kamu... Apa maksud ucapan mu itu...Hei keluar sekarang juga..."

Bersambung.

Jangan lupa like dan tinggal kan jejak kalian di kolom komentar ya guys... author tunggu kehadiran kalian...

Mari Berpisah

Sonia bersikap cuek dan mengabaikan Delon yang sejak tadi menatap ke arah nya.tubuh kecil ini semakin lelah padahal Sonia sama sekali tidak melakukan pekerjaan yang berat.ingin tidur siang pun tak bisa sebab Sonia yang mulai merasa tidak nyaman berada satu ruangan bersama Delon.

Sonia lalu memilih keluar dari kamar,duduk menyendiri di dekat jendela besar dengan sebuah majalah berada di tangan nya.Sonia tidak benar-benar membaca majalah tersebut.pikiran nya penuh dengan Delon dan kelanjutan hidup nya.

Beberapa saat kemudian,Delon pun ikut keluar dengan pakaian kantor yang sudah melekat pada tubuh atletis nya.seperti nya pria ini akan pergi lagi,entah itu untuk bekerja atau urusan yang lain ,Sonia enggan bertanya seperti hari-hari yang telah berlalu.

Langkah kaki Delon melambat saat melihat Sonia yang sibuk menatap ke arah luar.seolah pemandangan di luar lebih menarik ketimbang keberadaan nya.

" Kamu tidak menyiapkan jas untuk ku?" tanya Delon dengan nada dingin itu lagi.

" Oh Tidak...Aku pikir Kamu bisa mencari nya sendiri,di belakang pintu juga masih banyak jas pilihan ku yang belum Kamu pakai."jawab Sonia tanpa memalingkan wajah nya.

Sonia mengeratkan pegangannya pada majalah seakan-akan majalah itu sangat berarti untuk nya, padahal kenyataannya Sonia hanya sedang menyalurkan emosi yang kian membuncah.kenapa juga Delon harus repot-repot menghampiri nya terlebih dahulu bukan nya malah langsung pergi sehingga Sonia tidak perlu menghadapi nya.

Delon paling tidak suka mendengar Sonia membantah ucapan nya,kedua tangan nya mengepal erat.sikap Sonia hari ini sudah sangat keterlaluan sekali.

Karena sudah tidak tahan lagi ,Delon pun mengikis jarak di antara mereka ,dengan aura tegas penuh intimidasi dan tatapan mata tajam nya Delon mulai membuka suara dingin nya.

" Sonia jangan menguji kesabaran ku,kenapa hari ini Kamu suka sekali membuat Aku marah, lakukan tugas mu seperti biasa nya,aku tidak punya banyak waktu untuk meladeni sikap aneh mu itu.jangan sampai Aku kelepasan menghadapi mu."kata Delon begitu lantang.

Sonia tersenyum miring,apa lagi yang di harapkan dari Delon,di bujuk lalu di ajak mengobrol dengan santai.tidak akan pernah ada karena Delon memang tidak pernah memperlakukan nya sebaik itu,Delon lebih suka bersikap baik kepada wanita lain ketimbang istri nya sendiri.

" Sikap ku aneh? Dari mana aneh nya?" tanya Sonia tidak paham.

" Aku mengatakan sesuatu yang benar,kamu bisa mengambil jas itu di belakang pintu.kaki ku masih terlalu berat untuk masuk ke dalam kamar itu lagi.kali ini saja lupakan aku sebagai istri mu dan anggap lah Aku sebagai orang asing di rumah ini."balas Sonia tidak kalah dingin dari Delon.

Delon sangat terkejut mendengar jawaban Sonia, otak nya berpikir keras alasan di balik perubahan sikap Sonia yang begitu drastis sampai berani berkata seperti itu kepada nya.

Tidak biasa nya Sonia merajuk seperti ini,biasa nya dia selalu bersemangat melakukan apapun yang berhubungan dengan Delon.bahkan tanpa di minta pun Sonia sudah tahu apa yang harus dia lakukan.

Delon yakin ada sesuatu yang telah terjadi sampai membuat Sonia merajuk.

" Apa Mama yang sudah membuat Kamu merasa lelah seperti ini?"tanya Delon sedikit melunak.

Delon bahkan sengaja duduk di belakang Sonia sambil memeluk tubuh Sonia dari belakang.namun respon dari Sonia sangat janggal tidak seperti biasa nya,Sonia tidak ikut membalas pelukan dari Delon malah terkesan tidak suka dengan pelukan tersebut.

Hal itu semakin membuat Delon bertanya-tanya.

Delon tidak terbiasa di acuhkan,demi menarik perhatian Sonia yang sudah cuek,Delon lalu memajukan wajah untuk mengecup pipi Sonia.namun Sonia malah memalingkan wajah ke arah samping membuat Delon semakin merasa kesal.

" Apa Aku sudah tidak boleh lagi mencium mu?" tanya Delon dengan nada sarkas .

" Aku sedang flu, menyingkir lah jangan sampai Kamu tertular penyakit ku ini."sahut Sonia sambil menatap lurus tembok di depan nya.

Belum sempat Sonia menutup rapat mulut nya,Delon sudah lebih dulu bertindak sesuka hati nya,Delon mencium agresif seluruh wajah Sonia tak perduli dengan penolakan yang Sonia berikan, Delon bahkan menyesap begitu kuat bibir Sonia sampai menimbulkan bunyi yang begitu keras.

Sonia tidak terima dan berusaha mengelak,namun sayang nya tenaga Sonia kalah jauh dari Delon.pria ini bahkan semakin bertindak di luar nalar mengangkat tubuh Sonia seperti kapas lalu di pindah kan ke atas pangkuan nya dengan bibir mereka yang masih saling bertaut.

Sonia berusaha mencuri-curi oksigen di sela serangan brutal yang Delon berikan kepada nya.pria ini terlalu kuat untuk dia kalahkan.

Delon baru berhenti setelah merasa cukup puas memberikan pelajaran kepada Sonia.sudut bibir nya terangkat menatap Sonia yang berusaha meraup oksigen sebanyak-banyaknya.

Begitu menyadari Sonia yang ingin turun dari pangkuan nya,Delon semakin mengeratkan pelukannya.sampai membuat Sonia meringis kesakitan.

" Apa yang membuat Kamu marah dan terus menghindari ku?" tanya Delon penuh selidik.

Sonia tidak langsung membuka suara,perut nya sekarang seperti di aduk-aduk.Sonia merasa kesal sekaligus jijik dengan apa yang barusan Delon lakukan terhadap nya.Sonia semakin membenci sosok Delon.

" Sakit Mas...Biarkan Aku turun." kata Sonia sambil memutar-mutar kan tubuh nya berusaha melepaskan diri dari cengkraman tangan Delon.

Namun apa yang Delon lakukan setelah ini kepada nya semakin membuat Sonia tidak sabar lagi ingin terlepas dari pria ini.amarah Sonia semakin ingin meledak.

Delon sama sekali tidak menghiraukan teriakan dari Sonia, dengan begitu enteng nya Delon menggendong Sonia masuk kembali kedalam kamar mereka.

Delon mengghempaskan begitu saja tubuh seksi Sonia ke atas tempat tidur lalu perlahan ikut merangkak naik menindih tubuh tersebut.

Kedua tangan Sonia di satukan menjadi satu di atas kepala untuk menghindari wanita ini memberontak terhadap nya .sungguh saat ini wajah Delon terlihat sangat menjengkelkan di mata Sonia.

" Aku akan membujuk mu dengan cara ku sendiri, sudah cukup lama kita tidak melakukan nya bukan? Siang ini akan Aku buat Kamu berteriak sekencang mungkin."kata Delon sambil tersenyum mengejek ke arah Sonia.

Dengan cepat dan tanpa merasa kesulitan,satu tangan Delon bekerja melepaskan semua kain yang melekat pada tubuh Sonia.

Tanpa mengulur waktu lagi,Delon berhasil membuat Sonia takluk.di bawah tubuh besar nya Sonia hanya bisa pasrah menerima semua yang Delon lakukan terhadap tubuh nya.

Satu jam kemudian serangan brutal penuh keringat itu akhirnya berhenti juga,Delon tersenyum merasa puas dengan apa yang dia dapatkan dari Sonia.

Dengan gerakan lambat Sonia berhasil menarik selimut untuk menutupi seluruh tubuh nya,Sonia sudah tidak bisa berkata-kata lagi.seharusnya dia tidak perlu lagi melayani pria ini di ranjang setelah mengetahui bahwa pria ini tidak pernah mencintai nya . seharus nya dia berusaha melawan agar tidak di sentuh lagi oleh Delon.

Sonia merasa terhina ketika tubuh nya hanya di manfaatkan untuk melayani nafsu Delon.

" Kamu mau kemana? Apa perlu kita lanjut kan ronde berikutnya?" tanya Delon sambil mengeratkan pelukannya di pinggang Sonia yang tengah berusaha bangkit dari ranjang.

Tubuh Sonia bergetar,amarah itu semakin menumpuk di dada nya.apa hanya itu yang Delon pikir kan saat tengah bersama dengan nya.

" Lepaskan Aku,Aku ingin pergi ke kamar mandi." jawab Sonia lirih karena sekarang kepala nya pun ikut - ikutan merasa pusing.

Belitan tangan Delon pun melonggar.Sonia buru-buru turun menyeret paksa kaki nya melangkah menuju ke kamar mandi.

Begitu keluar dari kamar mandi,hal pertama yang Sonia lihat adalah Delon yang sudah memakai kembali celana pendek nya dan tengah sibuk membalas pesan dari seseorang.

Mungkin siang ini adalah waktu yang tepat,Sonia tidak ingin terluka lebih dalam lagi.

Setelah Sonia selesai merias diri ala kadarnya,Delon masih belum juga selesai dengan ponsel nya,Sonia menghela nafas panjang karena sudah tahu dengan siapa Delon sedang bertukar pesan.

" Aku sudah lelah mengalah.mari kita berpisah.Aku cukup sadar jika Aku tidak pernah bisa menggantikan dia di hati mu." kata Sonia berusaha keras menahan air mata agar tidak tumpah.

Delon segera mengangkat wajah nya, ponsel yang tadi dia pegang terjatuh begitu saja ke lantai kamar.pria ini sangat terkejut mendengar ucapan Sonia.

Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!