Aku Nadia terlahir dari keluarga miskin dengan orang tua yang sungguh tidak pernah perduli dengan perasaanku
"Nadia,nanti ikut bapak ya" ucap ibuku
"kapan Bu?" tanyaku penasaran
"ikut saja, setelah lulus sekolah,kau harus berbakti pada orang tuamu ini" ketus ibu
"ya,Bu"
"bersiaplah, sebentar lagi bapakmu datang menjemputmu" ujar ibu lagi
akupun berlalu begitu saja,aku tak ingin berdebat lagi dengan ibu
sudah lelah menjalani kehidupan dengan orang tua yang sungguh tidak pernah perduli dengan perasaanku
Tak lama bapa datang,segera aku mengemasi barang-barang dan pamit pada ibu
"nak,bapa sebenarnya tidak te
ga berbuat seperti ini padamu, tapi bapak tidak bisa berbuat banyak untukmu" ucap bapa memecah keheningan
"memangnya kita mau ke mana pak"
Bapak hanya menatapku dengan tatapan sendu,air matanya menetes begitu saja
bapak terlihat menghela nafasnya
aku tak tau apa yang bapak pikirkan
Sesampainya di tempat yang begitu asing bagiku, kamipun memasuki area rumah mewah,
Aku menunggu di sebuah tempat duduk,sedangkan bapak terlihat mengobrol dengan seorang wanita dengan dadanan yang mencolok dan begitu seksi
"Nadia,bapak pamit ya,kamu baik baik di sini" ucap bapak sambil berlalu
"sini sayang,besok kamu akan melakukan perawatan,kamu harus tampil seseksi mungkin Nadia,jadilah wanita liar,agar pelanggan kita puas" ucap wanita itu
Deg
pekerjaan apa ini yang akan aku lakukan,apa keluargaku akan menjual diriku
ya tuhan batinku begitu berkecamuk
"maksudnya Bu" ucapku gugup
"kamu sekarang milikku"
"keluargamu sudah menjual keperawananmu untukku,jadi jangan mencoba untuk kabur sayang" ucapnya sambil tersenyum
Aku di bawa ke sebuah tempat,hari itu aku istirahat tapi aku begitu gelisah
tak bisa berbuat apa-apa lagi
ingin rasanya lari dari sini, padahal aku masih bisa mencari pekerjaan yang halal
bukan pekerjaan kotor seperti ini
Air mataku menetes begitu saja,aku begitu terpuruk,kenapa keluargaku begitu tega berbuat seperti ini padaku
Keesokan harinya
Aku di berikan pakaian yang seksi,di pakaikan make up yang natural,entah siapa yang mau membeli keperawananku
Ingin rasanya menangis dan menjerit
Ya tuhan
kenapa harus aku yang mengalami seperti ini
Aku berdiam diri di sebuah kamar dengan kasur yang besar,tapi hatiku begitu gelisah
aku tak bisa menenangkan diriku
Mataku tak lepas dari pintu,aku takut tiba-tiba ada seorang pria yang membukanya
keringat dingin membasahi tubuhku
Andai aku bisa membunuh diriku saat ini aku lebih baik mati, daripada aku menjadi wanita yang kotor
Wanita yang tidak ada harga dirinya di depan manusia lain apalagi di mata Tuhan
Maafkan aku Tuhan, mungkin saja neraka kelak yang akan pantas untuk aku tinggali saat di akhirat nanti
Bapak,ibu tolong jemput aku
aku bisa bekerja yang lain, bekerja yang halal untuk kalian
Bukan dengan menjual diriku
apa kalian tidak pernah perduli dengan masa depan ku kelak
Bagaimana kelak suamiku bisa menerima keadaan saat mengetahui istrinya sudah tidak perawan lagi
Bagaimana kelak jika aku di hinggapi penyakit kotor yang mungkin seumur hidup akan bersarang di tubuhku
batinku begitu berkecamuk
Air mataku menetes tak henti-hentinya
Air mata yang tidak berharga bagi orang tuaku
Tiba-tiba
Seseorang membuka pintu
aku hanya menarik nafas dalam-dalam
Aku begitu gemetar saat ada sosok yang membuka pintu, keringat dingin mengucur
Pria tegap dengan aroma maskulin,aku akui dia tampan, tatapan matanya tajam mengarah pada tubuhku yang hampir telanjang
Dia berjalan menuju sofa, menyalakan rokoknya,dia hanya terdiam tanpa berkata apapun
"kenapa begitu seperti ketakutan" ucap pria tersebut memecah keheningan
Aku tidak menjawabnya,air mataku hampir pecah,
Dia berjalan mendekatiku
"bukankah ini yang kau mau" ucapnya sambil mengangkat daguku,bibir kami berdua hampir tak berjarak
Ingin rasanya menangis sejadi jadinya
"kenapa,belum pernah melakukannya" ujarnya
tangannya mulai menurunkan tali baju tidurku
hampir saja belahan gunung kembarku terlihat olehnya
Langsung aku menutupinya dengan tanganku
pria itu berdiri dan terkekeh seperti mengejekku
"apa kamu ingin bebas dari sini" ucapnya
Ada binar bahagia saat pria tersebut mengucapkan kata-kata itu
"iya,tuan" ucapku gugup
"tapi semua itu tidak gratis,kamu harus mau jadi istriku"
Diam sejenak
"akan ku nikahi kamu secara sah"
Aku benar-benar terkejut dengan ucapannya,apa ini mimpi secara tiba-tiba ada seorang pria melamarku di tempat kotor ini
"ya,mau tuan" ucapku
Daripada bertahan di sini yang nantinya akan di gilir oleh lelaki mata keranjang lebih baik aku menikah dengan pria itu
Mungkin cinta akan datang pada nantinya
"jangan panggil aku tuan, panggil aku saja Bram"
"baik mas Bram"
aku segera berkemas dan pergi dari rumah kotor ini,di dalam mobil kami hanya diam saja
tak ada percakapan apapun
"kamu sudah lulus SMA"
"ya mas"
"nanti aku akan kuliahkan km Nadia,aku tak mau punya istri yang berpendidikan hanya SMA saja"
Akupun mengangguk
"aku sedang dalam proses cerai dengan istriku"
Aku terkejut dan menatapnya
"aku bercerai karena mantan istriku tidak mau punya anak,kamu bersediakan punya anak dariku"
"ya mas bersedia"
Mas Bram tersenyum melihatku,dia memperlakukanku Dengan sangat baik
Kami berdua mampir ke sebuah restoran,
kamu menikmati makanan tanpa ada satu katapun yang terucap
Aku menatap wajah mas Bram,pria yang menyelamatkanku dari tempat kotor
"kenapa?"
"aku ganteng ya,sampai kamu begitu terpesona melihat wajahku"
Aku benar-benar malu di buatnya, ingin rasanya menghilang dari pandangannya
"maaf mas" ucapku gugup
Kamipun segera melanjutkan perjalanan, entah kemana aku mau di bawanya
aku terkejut saat mas Bram mengguncang tubuhku
"ayo,kita sudah sampai"
Aku turun dari mobil,dan mengikutinya
sampai di sebuah ruangan,dia menyuruhku istirahat
"kami tinggal di apartemenku ya,aku akan pulang ke rumah,semua bahan makanan ada di kulkas"
"kamu bisa masakkan Nadia"
"istirahatlah,besok aku membawamu ke salon,pelan pelan kamu harus setara denganku"
"mas Bram akan menjualku lagi"
Dia tertawa terbahak bahak mendengar ucapanku,aku menatapnya sebal
"aku akan menjualmu pada om om perut buncit"
"mas Bram jahat" ucapku hampir menangis
"cepat tidur,aku akan pulang,atau kamu mau aku di sini,menerkammu seperti harimau"
Aku memukulnya
Mas Bram pulang
Aku masuk dalam kamar yang luas, tempat tidur yang empuk
aku tak pernah bermimpi tinggal di tempat mewah,
Akupun terlelap dalam tidur
ya tuhan,semoga ini bukan mimpi
semoga saja mas Bram benar benar akan menikahi ku
Semoga aku lekas lepas dari keluarga yang sudah menjualku di tempat kotor
Aku terbangun di pagi hari,entah pukul berapa ini,aku terkejut saat di dapur ada seorang pria yang sedang sibuk dengan masakannya
"jangan di biasakan,bangun tidur langsung ke kamar mandi,bersihkan diri dulu,baru keluar kamar" ucap mas Bram
Aku bergegas menuju toilet,ku lihat cermin
rambutku yang berantakan,wajah dengan air liur, akupun langsung jijik dengan penampilanku saat ini
aku langsung bergegas mandi,dan berganti pakaian,
Tok tok tok
Mas Bram terdengar mengetuk pintu
"ya,mas"
"haruskan aku mati kelaparan karena harus menunggu tuan putri sepertimu" teriaknya padaku
Aku bergegas keluar,dan menghampiri meja makan,aku melihat wajah mas Bram tampak kesal
mas Bram tak banyak bicara menikmati sarapan paginya,
"maaf,mas"
"aku kira mas tidak akan datang ke sini" tegasnya
"ini apartemenku,aku bebas ke sini kapan saja"tegasnya
Akupun langsung terdiam
"nanti kamu ikut aku daftar kuliah,kita langsung belanja"
Aku hanya mengangguk saja
Setelah selesai membereskan bekas sarapan kami berdua,aku bergegas berganti pakaian
kami menuju sebuah kampus, mendaftar sebagai mahasiswi baru
Aku tak pernah bermimpi untuk kuliah dan menjadi mahasiswi, orang tuaku selalu menuntut aku bekerja untuk mereka
hingga aku di jual ke sebuah rumah bordil
Aku terkejut saat tangan mas Bram menyeret tanganku
"lambat sekali jalannya"
Sungguh pria yang tidak Sabaran batinku
Hari itu aku habiskan dengan mas Bram
perawatan wajahku,spa hingga daftar member gym
Tidak lupa aku di belikan baju baju mahal,tas dan sepatu
Baju dengan kualitas yang terbaik,beda dengan baju yang ada di rumah orang tuaku
secara bermimpi,aku hanya tersenyum sendiri
"kenapa,kamu senyum begitu"
Tanpa menunggu jawaban dari ku,mas Bram langsung menyeret tanganku lagi masuk ke sebuah restoran
"aku senang keluargamu menjualmu di rumah bordil"
"maksudnya"ucapku terkejut bola mataku langsung membulat
"jangan salah paham Nadia"
"coba bayangkan jika keluargamu waras, membiarkanmu kerja di pabrik,berapa pabrik yang harus aku kunjungi agar bertemu denganmu"
"mas Bram kenapa bercerai dengan istrimu" selidik ku
"Dia tak mau punya anak, prinsip kami sangat berbeda"
Aku hanya mengangguk saja
Aku begitu paham mas Bram tidak mungkin mengadopsi seorang anak,mas Bram mungkin hanya ingin anak yang lahir dari darah dagingnya
"apa bisa kita menikah tanpa rasa cinta, setelah aku melahirkan anak untukmu apa kamu akan mencampakkanku" ucapku
"itu semuanya tergantung padamu Nadia,kalau setelah melahirkan badanmu seperti gajah,pastinya aku akan membuangmu jauh-jauh" ucapnya sambil terkekeh
bibirku langsung mengerucut
"mas Bram ingin punya anak berapa memangnya"
"satu cewek,satu cowok itu sudah cukup Nadia"
Aku hanya mengangguk saja
Kami bergegas meninggalkan restoran, setelah sampai segera aku bereskan semua belanjaan
Rasa letih menghampiriku,aku pun langsung terduduk di lantai,mas Bram memberikan minuman padaku
Sungguh pria yang manis batinku
"mas Bram tampak seorang pria kaya, kenapa tidak mencari wanita yang setara denganmu mas" tanyaku pada mas Bram
"aku benar-benar tidak perduli dengan status sosial seseorang Nadia,aku pulang dulu ya" ucapnya sambil mengelus rambutku
Aku mengangguk dan tersenyum
Mengantarnya hingga depan pintu apartemen
Wangi parfum maskulinnya masih ada di ruangan ini,aku tersenyum sendiri
Nadia apakah kamu sekarang sedang jatuh cinta???
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!