Citra Arinda seorang gadis manis, cantik, dan cerdas yang merupakan idola di sekolahnya.
Arinda adalah anak tunggal dari seorang pengusaha yaitu Hendro Adiguna dan Ranti Yulia Adiguna
Siapa yang tak kenal Citra Arinda? Hampir seantero sekolah mengenalnya dari junior hingga seangkatannya, selain cantik dan cerdas Arinda juga sangat mudah bergaul tak heran jika banyak teman yang suka berteman dengan nya.
Arinda saat ini masih berstatus sebagai siswi SMA kelas XII disalah satu sekolah favorit di kota nya, Arinda sering mendapat kan juara dalam setiap lomba adu kecerdasan.
Selain itu Arinda juga aktif dalam kegiatan OSIS itulah yang membuat nya mudah di kenal dan di kagumi teman-teman nya
Tak sedikit teman sekolahnya yang menyatakan cinta pada Arinda namun sampai saat ini tak satupun yang berhasil mendapatkan hati Arinda, karena Arinda tak ingin terikat pada seseorang. Bagi Arinda pacaran hanya akan membuatnya terikat, tergantung dan tidak bebas itulah kenapa Arinda tak menerima satupun ungkapan cinta dari para pengagumnya.
Hendro Adiguna memiliki sebuah janji dengan sahabat lamanya bernama Hartawan Surya Praja dan istrinya Dessy Surya Praja yang merupakan salah satu konglomerat ternama.
Hartawan dan Dessy memiliki dua anak laki-laki, anak pertama bernama Marco Surya Praja dan anak kedua nya Moreno Surya Praja kedua nya merupakan pemilik anak cabang perusahaan milik orang tua nya
Memiliki dua anak laki-laki yang sukses dan tampan membuat Hartawan merasa sangat khawatir apalagi setelah kejadian yang menimpa anak sulungnya yaitu Marco
Marco pernah menikah dengan seorang model internasional yang cantik dan seksi namun berakhir pengkhianatan yang membuat Marco menjadi trauma dan bersikap dingin kepada siapapun termasuk para wanita yang berusaha mendekatinya
Sedangkan Moreno 3th dibawah Marco, Moreno saat ini memegang kendali perusahaan yang ada di Singapura pergaulan nya sangat meresahkan orang tua nya, ia terkenal playboy dan sering berkencan dengan berganti-ganti wanita, nongkrong di club merupakan hobby nya.
Hartawan merasa sangat pusing dengan kedua anaknya, Hartawan mendesak kedua anaknya untuk segera menikah, mungkin dengan menikah pola hidup keduanya akan lebih baik.
" Hen, aku sangat berharap anakmu mau menikah dengan anak ku, Marco atau Moreno terserah kamu yang penting anak-anak ku ada yang jagain " kata pak Hartawan saat diner bersama pak Hendro dan istrinya
" aku sih ga masalah Wan, tapi anakku masih SMA " jawab pak Hendro
" tolonglah Hen "
" baiklah, nanti aku coba tanya sama Arinda mudah-mudahan dia mau " kata pak Hendro
" tapi sebenarnya apa yang membuat kamu ngebet mau menikahkan anak-anak mu? " tanya Hendro
" sebenarnya aku lebih khawatir sama Marco, sejak perceraian nya dengan Amanda, Marco sama sekali tidak tertarik untuk menikah atau sekedar pacaran, pengkhianatan Amanda sepertinya membuat Marco trauma "
" aku dan istriku merasa kasihan, Marco masih muda dia berhak untuk bahagia lagi, sekarang dia hanya menyibukkan diri dengan pekerjaan, kamu tau sendiri sekarang perusahaan yang dia pegang maju pesat bahkan hampir menyaingi perusahaan induk yang aku pegang "
" seandainya ia menikah lagi dengan wanita sembarangan aku takut akan lebih menyakiti anakku, makanya aku ingin carikan jodoh untuknya "
" lalu Moreno? " tanya Hendro
" Moreno di Singapura dia pegang perusahaan ku disana, ini juga ga kalah bikin aku pusing, kerja nya main wanita terus, ga ada satupun yang ia jadikan untuk serius dinikahi, mungkin karena dia melihat kegagalan kakaknya jadi malas untuk komitmen "
" rumit juga anak-anak mu Wan " ujar pak Hendro
" justru itu Hen, aku ingin menjodohkan anakku dengan anakmu karena aku yakin kamu mendidiknya dengan baik " kata Hartawan
pak Hendro tersenyum
" tapi anakku anak semata wayang, kalau anakmu berani macam-macam aku ga akan kasih ampun " kata pak Hendro
" tenang saja Hen, aku akan bertanggung jawab penuh atas perilaku anakku nantinya, ini Marco dan ini Moreno " kata pak Hartawan menunjukan foto dua anaknya
Pak Hendro dan bu Ranti menatap dua pria muda di foto.
" ganteng-ganteng ya mas " puji Bu Ranti
" iya, tapi aku sih lebih cocok sama kakaknya, lebih dewasa jadi lebih bisa ngemong Arin." kata pak Hendro
" iya benar pah " timpal Bu Ranti
" baiklah Wan, aku akan bicarakan masalah perjodohan ini dengan anakku dan semoga saja Arinda mau menerima nya "
" iya, dan bilang pada Arinda meskipun dia menikah dengan Marco, Arinda tetap boleh kuliah dan berkarir " kata pak Hartawan
pak Hendro dan bu Ranti mengangguk tersenyum.
...
2 Minggu kemudian
" pah Arin belum kepikiran untuk menikah " kata Arinda melahap tutup botol hingga isi di dalam nya kandas
" Arin, papa yakin Marco bisa membahagiakan kamu, lagipula meskipun kamu menikah kamu masih tetap bisa kuliah dan berkarir, papa hanya ingin yang terbaik untukmu nak " kata pak Hendro
" iya Rin, kamu anak mama satu-satunya, sebagai orang tua kami hanya akan tenang jika kamu menikah dengan pria yang papa dan mama tau asal-usul keluarga nya "
" Arin coba pikirkan dulu ya pah, mah " ujar Arinda lalu pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya di lantai 2
Papa dan mama nya menatap kepergian sang putri
" papa yakin Arin pasti akan menyetujui perjodohan ini, selama ini Arin ga pernah mengecewakan papa mah " ujar pak Hendro
" mudah-mudahan saja pah " timpal mama Ranti
Esok hari
setelah berpamitan dengan kedua orang tua nya Arinda pergi sekolah selang 30 menit mobil sedan putih masuk ke parkiran sekolah berjejer dengan mobil-mobil siswa lainnya
" Arinda " panggil seseorang
" hey... Baru sampe juga Lo? " tanya Arinda pada sahabat nya Luna
" iya nih, kantin yuk gue belum sarapan " ajak Luna
" kebiasaan Lo, gue temenin aja ya soalnya gue udah sarapan dirumah "
" oke "
Arinda dan Luna berjalan menuju kantin sekolahnya mereka duduk di salah satu meja disana
Luna menyantap sepiring nasi goreng lengkap dengan susu hangat yang ia pesan sedangkan Arinda hanya memesan segelas teh manis
" Lun... Menurut Lo perjodohan itu wajar ga sih di jaman sekarang? " tanya Arinda
" mmm... Wajar aja sih, karena menurut gue pilihan orang tua itu pasti yang terbaik buat anaknya, kenapa? Lo di jodohin? " tanya Luna
Arinda mengangguk lemah
" serius? terus Lo mau? " tanya Luna
" belom kasih jawaban sih,bokap nyokap gue juga belum kasih tau siapa calon suami yang mereka pilih buat gue "
Luna terlihat berfikir
" Kenapa ga Lo coba kenal dulu sama calon suami Lo? Siapa tau cocok " ujar Luna
" serem ga sih Lun... Gue belom pernah pacaran tiba-tiba punya suami, terlalu nekat kaya nya " kata Arinda
" hahaha... kok serem sih!!! Kalo Lo di jodohin sama mahluk tak kasat mata baru serem " ejek Luna
" sialan Lo!!! "
" saran gue ya Rin, mending Lo kenalan dulu deh sama tuh cowo, terus Lo minta waktu sampai lulus sekolah dulu baru nikah, masih ada waktu 3bulan lagi buat Lo mengenal dia sambil nunggu kita lulus, sekira nya Lo rasa dia baik ya udah "
Arinda terdiam dan berfikir
" terus kalo dia ga sesuai ekspektasi, gimana cara gue nolak? " tanya Arinda
" ya elah... Tinggal bilang aja lu ga cocok, kasih alasan yang masuk akal ke orang tua Lo, gue yakin mereka pasti ngerti, lagi pula kalau Lo tolak perjodohan ini mentah-mentah apa ga akan bikin orang tua Lo kecewa? "
" kalau Lo kenalan dulu setidaknya Dimata mereka,Lo itu udah berusaha untuk menerima " kata Luna
Arinda menganggukkan kepala nya sambil berfikir
Setelah selesai sarapan dua sahabat itu masuk ke kelas dan melaksanakan kegiatan belajar hingga selesai
...
Di tempat lain
" Co... Gimana rencana perjodohan Lo? Tanya David asisten sekaligus sahabat baik Marco sejak kuliah
" bokap nyokap gue kekeuh, tapi gue masih ragu " jawab Marco
" Co... Udah saatnya Lo buka hati Lo, emang Lo mau Amanda ngira Lo belum bisa move on dari dia? Yang ada dia kepedean. Apa jangan-jangan Lo emang masih cinta sama tuh model bokep " ujar David
" sembarang Lo!!! sedikitpun ga ada rasa lagi buat dia, justru semakin kesini gue makin jijik liat dia foto sexy disana sini, menjadikan tubuhnya tontonan umum " ujar Marco
" ya udah... Ngapain ragu? " tanya David
" masalah nya cewek yang mau di jodohin ke gue ini masih SMA, pedofil ga sih gue ntar nya "
" hahaha... Anak SMA kan bukan anak SD " David terbahak
" tapi tetep aja di bawah gue hampir 10th "
" bagus dong, masih produktif dan dalam masa subur-suburnya " kata David tersenyum mengejek
" ah.. Sialan Lo, ngejek gue Mulu. Gue sumpahin jadi bujangan lapuk Lo " ujar Marco
" eh eh eh... Jaga mulut anda ya tuan! Lo liat aja gue juga bakalan dapetin gadis belia kaya Lo " kata David
" mana ada gadis belia yang mau sama om-om " ujar Marco
" siapa bilang? Bocil jaman sekarang lebih suka sama cowok dewasa karena lebih mapan "
Marco tersenyum menggelengkan kepalanya melihat tingkah David
" udah kerja Lo Sono, mau gue potong gaji Lo? " ancam Marco
" di kasih saran malah mau potong gaji " gerutu David lalu melenggang meninggalkan ruangan Marco
Marco kembali sibuk dengan laptop nya seketika bayangan pengkhianatan mantan istrinya terlintas di kepala Marco
flashback on
" manda pasti seneng sama surprise aku " ujar Marco Dengan seikat bunga di tangan nya menyusuri lorong hotel di negara Singapura tempat sang istri melakukan foto shoot
tiba di depan kamar yang di tuju Marco menekan bel. Berkali-kali ia tekan namun tak ada yang membuka, ia berusaha menghubungi nomor sang istri namun tak ada jawaban
" apa mungkin Manda masih di lokasi " gumam nya
Marco mencoba menekan bel sekali lagi dan kali ini pintu terbuka, namun bukan istrinya yang ia temui justru seorang pria bule bertelanjang dada
" cari siapa? " tanya pria bule tersebut
belum sempat Marco menjawab ia mendengar suara wanita di dalam dan ia yakin itu suara Amanda
" siapa beb " dengan bahasa asing
Seketika tubuhnya terasa panas, emosi nya memuncak, Marco mendorong tubuh pria tersebut dan menerobos masuk. benar saja Amanda bersandar di dasboard kasur dengan berbalut selimut menutupi tubuhnya yang masih polos
" Marco ??? " ucapnya kaget
" jadi ini kesibukan mu di belakangku? " ujar Marco
" Marco ini ga seperti yang kamu pikirkan "
" lalu apa? Bahkan ini lebih menjijikan dari apa yang ada di pikiran ku " tegas Marco lalu meninggalkan kamar hotel
Amanda berusaha mengejar Marco namun langkahnya terhalang oleh selimut yang membalut badannya hingga Marco tak bisa terkerjar
Setelah kejadian itu Marco menggugat cerai Amanda dengan talak 3
Flashback off
Marco mengusap wajahnya kasar
" gue ga boleh kaya gini terus, ga semua perempuan kaya Amanda " gumam nya
lalu Marco menghubungi papa nya
" hallo pah "
" iya ada apa Co? " tanya sang papa di telepon
" pah, Marco setuju untuk menikah " kata Marco dengan keyakinan penuh
di balik telepon pak Hartawan tersenyum lebar
" Alhamdulillah... baik papa akan siapkan segalanya "
Lalu telepon terputus
" semoga keputusan ini menjadi langkah awal yang baik untuk masa depanku " batin Marco
Di tempat lain
setelah makan malam Arinda menghampiri kedua orang tua nya yang sedang duduk santai di teras belakang rumah mewah mereka
" mah pah Arinda mau ngomong " katanya
" oh.. Mari sini duduk dekat papa " kata papa
Arinda duduk di samping sang papa dan dan mama
" kamu mau ngomong apa? " tanya mama dengan nada lembut
" gini pah, mah, mengenai perjodohan yang papa dan mama rencanakan Arinda setuju, tapi Arinda mau pernikahan itu di laksanakan setelah Arinda lulus sekolah 3 bulan lagi " kata Arinda
Papa dan mama tersenyum bahagia
" papa tau kamu anak yang baik, selama ini kamu ga pernah mengecewakan papa, terimakasih nak atas bakti mu, insyaallah perjodohan ini akan menjadi pilihan terbaik untuk hidupmu kedepannya " ujar papa memeluk Arinda
Arinda tersenyum. Mudah-mudahan keputusan yang ia lakukan menjadi keberkahan bagi masa depannya, setidak nya ia sudah membuat orang tua nya bahagia.
papa Arinda langsung menghubungi pak Hartawan menyampaikan jawaban dari putri nya, apa yang di sampaikan pak Hendro auto di sambut bahagia oleh pihak keluarga Marco
Papa Arinda juga menyampaikan keinginan putrinya bahwa dia baru bersedia menikah setelah lulus sekolah dan keluarga Marco menyetujui nya
3 bulan berlalu hari-hari Arinda berlalu tetap seperti biasanya, kini Arinda sudah lulus dari sekolah nya dan sedang mendaftarkan diri di salah satu universitas ternama di Jakarta
" pagi mah, pah " sapa Arinda menghampiri kedua orang tua nya untuk sarapan
" pagi... gimana progres pendaftaran kuliah kamu? " tanya papa
" masih nunggu email dari pihak kampus " jawab Arinda
" kalau gitu hari ini kamu ga ada kegiatan? " tanya papa
" ga ada " Arinda menggeleng
" kapan mau ketemu keluarga Marco? " tanya papa lagi
" mmm... Terserah papa dan mama aja "
" kalau gitu nanti papa tanya om Hartawan mengenai waktunya, oh iya nanti siang kamu jemput Melinda di airport ya " suruh papa
" Melinda jadi kuliah disini pah? " tanya Arinda
" jadi, makanya siang ini dia tiba di bandara "
" oke kalo gitu nanti Arin yang jemput, mama mau ikut ga? " tanya Arinda
" mama ada arisan " kata mama
" oh... ya udah Arin sendiri aja "
Melinda adalah anak dari kakak pak Hendro di Semarang dan hendak kuliah di Jakarta jadi selama kuliah Melinda akan tinggal di rumah Arinda
Mobil Arinda tiba di bandara 30 menit sebelum pesawat yang di tumpangi Melinda tiba
Arinda berjalan dengan cepat sehingga tak sengaja menabrak seseorang
" awww... " tubuh Arinda hampir saja jatuh namun berhasil di tangkap pria yang di tabrak nya
mata kedua nya beradu pandang, Arinda merasa tak enak karena kecerobohan nya
" oppssss... Sorry kak aku ga hati-hati " ujar Arinda
Pria tampan berwajah oriental mirip opa Korea itu tersenyum " ga papa, aku juga tadi kurang fokus " ujarnya
" boleh tau siapa namanya? " tanya pria itu
" oh... Aku Arinda "
" Moreno " pria tersebut menyebutkan namanya
" mau pergi kemana? " tanya Moreno
" Ga kemana-mana, aku mau jemput sepupu yang baru datang dari Semarang " kata Arinda
" kakak sendiri? " tanya balik Arinda
" kebetulan baru tiba dari Singapur, mau pulang ke rumah orang tua di Jakarta karena kakak ku mau menikah " katanya
Arinda menganggukkan kepalanya
" sambil nunggu mau ngopi? " ajak Moreno
" mmm... " Arinda melirik jam tangan nya masih ada waktu 25 menit dari pada nunggu sendirian ga ada salahnya ia ikut ajakan Moreno
" boleh " lalu mereka pergi ke coffe shop di bandara
Sambil minum kopi Arinda dan Moreno banyak ngobrol dan ternyata obrolan mereka nyambung, Moreno yang mudah bergaul membuat Arinda cepat bisa mengimbangi.
" oh jadi kamu baru lulus SMA? Pantas keliatan masih muda banget " kata Moreno
" iya, tapi sebentar lagi jadi mahasiswa kok, dan berubah jadi wanita dewasa, hihihi " oceh Arinda
" kamu lucu juga ya, tukeran nomer hp boleh kali ya " ujar Moreno
" boleh " Arinda menyodorkan barcode ponselnya
" oke " ujar Moreno
tak lama ponsel Arinda berdering dan itu dari Melinda
setelah menjawab panggilan dari Melinda, Arinda pamit
" kak, sepupu ku udah landing, aku pergi dulu ya " kata Arinda
" oh iya, lain kali kita ngobrol lagi " kata Moreno
" oke, bye " lalu Arinda pergi meninggalkan Moreno di sana
" lucu juga tuh cewe, masih fresh " ujar Moreno
Arinda berjalan menuju dept.kedatangan menjemput Melinda
Melinda melambaikan tangan dan Arinda menghampiri
" hai Rin .." sapa Arinda
" hai... " mereka berpelukan
" apa kabar kamu? " tanya Melinda
" baik dong "
" calon manten " ujar Melinda
" kamu tau soal itu? " tanya Arinda
" udah... Kita ngobrol nya sambil jalan aja, aku udah laper berat nih, pengen cepet-cepet sampai rumah " kata Melinda dan mereka berjalan menuju parkiran
Tiba di mobil Arinda langsung tancap gas
" bentar deh, aku penasaran kamu kok bisa tau kalau aku mau menikah? " tanya Arinda
" ya ampun... Udah jadi topik utama di grup keluarga kali Rin, papa mama ku yang kasih tau aku soal perjodohan kamu " kata Melinda
" tapi kok kamu mau sih di jodohin? " tanya Melinda
" sebenernya sih aku ragu, tapi demi papa dan mama ya sudah lah, aku yakin mereka ga akan salah pilih " kata Arinda
Ponsel Arinda berdering tertera nama Moreno
" halo " jawab Arinda
" hai Rin, udah pulang ya? " tanya Moreno
" iya nih kak, udah di jalan pulang "
" oh ya sudah hati-hati di jalan ya " ucap Moreno
" oke kak " lalu telepon terputus
Melinda senyum-senyum melihat Arinda
" kenapa senyum-senyum? " tanya Arinda
" siapa tuh? Calon suami? " tanya Melinda
" ih... Boro-boro tukeran nomer hp, kenal aja belom. Ini tuh tadi pas mau jemput kamu aku tabrakan sama cowo, dan dia ngajak aku ngopi daripada bete nungguin kamu aku terima ajakan dia, jadi tukeran nomer hp deh "
" ya ampun... Dasar ya sempet-sempetnya kopdar di bandara, inget calon suami " ujar Melinda
" bukan kopdar cuma kebetulan aja " kata Arinda
" tapi... Ganteng tau Mel, kata opa Korea " puji Arinda
" idiiiihhh dasar kamu! Awas godaan menjelang pernikahan nih " kata Melinda
" hihihi... Ga... Aku tau batasan kok " kata Arinda
Mobil terus melaju hingga hampir 30 menit mobil Arinda tiba di rumah nya
" assalamualaikum... Mah.. " panggil Arinda
" ibu belum pulang non " kata art nya
" oh... ya udah, bibi anterin Melinda ke kamarnya ya abis itu siapin makan soalnya dia hampir pingsan kelaparan " kata Arinda dan Melinda tertawa
" baik non " lalu bibi mengantarkan Melinda
Arinda mendaratkan bokongnya di sofa sambil memainkan ponselnya, lalu panggilan dari sang papa masuk
" iya pah " jawab Arinda
" sudah dijemput melinda nya? tanya papa
" baru aja sampai " jawab Arinda
" Rin, nanti malam kita ada pertemuan keluarga dengan om Hartawan, kamu persiapkan diri ya, jangan bikin malu papa, kalau perlu kamu ke salon dulu dan beli gaun untuk nanti malam, kasih kesan baik sama keluarga suamimu, ajak Melinda juga " kata papa
" iya pah " jawab Arinda
setelah menerima telepon dari papa nya Arinda melamun, pikirannya melayang membayangkan bagaimana kehidupannya nanti setelah menikah.
Melinda yang sudah selesai makan siang menghampiri Arinda
" bengong aja! Hati-hati kemasukan " kata Melinda
" kemasukan lalat " ujar Arinda
" hihihi... Kenapa sih? "
" ke mall yuk, kata papa nanti malam pertemuan keluarga calon suami ku aku di suruh nyalon dan beli gaun baru " kata Arinda
" wah bener tuh kata om, kamu harus memberikan kesan terbaik di pertemuan pertama " kata Melinda
" ngomong-ngomong kaya apa sih calon suamimu? " tanya Melinda
" aku juga belum tau wajahnya kaya apa, tapi kata papa dia udah pernah menikah dan usianya 10th di atas aku " kata Arinda
" hah!!! Jadi dia duda? berarti usia nya 29th'n " kata Melinda kaget
Arinda mengangguk
" dulu istrinya seorang model dan selingkuh jadi mereka pisah " jelas Arinda
" wah... Korban kekejaman wanita ternyata " ujar Melinda
" hihihi... Apaan sih drama banget " Arinda terkikih
" iya, dan biasanya orang yang punya trauma kaya gitu bakalan sulit buat jatuh cinta lagi, itu artinya kamu harus ekstra sabar Rin, obati dulu luka hatinya, hilangkan trauma nya nanti kalau dia udah jatun cinta sama kamu aku yakin dia bakalan bucin parah sama kamu " kata Melinda
" so tau!!! "
" ih... Ga percaya, gini-gini udah suhu " ujar Melinda
" tapi apa bisa aku ngelakuin itu, sementara aku belum pernah pacaran " ujar Arinda
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!