Assalamualaikum readers ketemu lagi dengan author dengan karya author yang baru, kali ini Author ingin menulis tentang cerita seorang perintis bukan pewaris yang seperti di karya karya author sebelumnya, selamat membaca semoga berkenan.
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Kinara menyiapkan sarapan untuk suaminya dan mertuanya, ia terlihat lincah saat bekerja di dapur.
Terlihat senyum bahagia di wajahnya, Kinara menata meja makan kecil yang ada di dekat dapur.
Tak berselang lama pintu kamarnya yang tak jauh dari meja makan terbuka dari dalam, kinara tersenyum lebar saat melihat Candra suaminya muncul dari kamar.
" Sarapan sekarang mas ?" tanya Kinara.
" Hemm..." sahut suami kinara dan langsung duduk di kursinya.
" Aku akan panggil ibu dulu " ucap kinara dan melepas celemeknya.
"memang ibu di mana?" tanya Candra.
" Tadi katanya mau jalan-jalan sebentar di luar " sahut Kinara.
Candra menatap ke arah meja makan dan melihat menu yang di hidangankan oleh Kinara.
" Kin...apa yang kamu masak?, kalau kita makan setiap hari seperti ini mana ada gizinya, aku butuh makanan yang sehat Kinar, aku bekerja mengeluarkan banyak tenaga, kalau aku terus makan makanan seperti ini, mana bisa aku bekerja dengan baik, kamu tahu kan pekerjaanku " ucap Candra yang terlihat kesal.
" Mas tiga hari yang lalu kan sudah kinar masakan daging sesuai permintaan mas Candra, ini uang belanja kinar sudah tinggal sedikit mas, kemarin ibu juga minta untuk bayar arisan dan beli seragam baru untuk pengajian rutinan, dan uang belanja beberapa bulan ini juga mas kasih cuma 2 juta 500, itu untuk semua kebutuhan mas, mana cukup dan mas juga sering minta bekal double untuk mas berikan pada karyawan mas, jadi kinar masak lebih banyak dari biasanya" ucap Kinara.
" Seharusnya kamu bisa mengaturnya, di cukup-cukupkan lah, kapan hari aku juga lihat kamu beli baju buat yumna, dan kurangi susu dan jajannya Yumna, jangan terlalu memanjakannya " ucap Candra dan ia langsung mengambil sarapannya yaitu sayur asem, tahu, tempe, dan ikan pindang goreng.
Kinara menatap suaminya yang sedang melahap makanannya.
Kinara menghela nafasnya dan kemudian berjalan ke arah luar rumah untuk memanggil mertuanya.
" ibu sarapan sudah siap " panggil kinara pada ibunya yang sedang mengobrol dengan tetangganya .
" Wah enak ya bu, pulang jalan-jalan pagi langsung sarapan, memang kinara menantu yang baik " sahut ibu Rita tetangga sebelah yang seumuran dengan ibu, mertua Kinar tersenyum tipis.
" masak apa nak kinar, jam segini sudah mateng " seru Bu Rita.
" Masak sayur asem sama goreng tongkol bu Rita" sahut kinara dengan senyumnya.
" Wah segar itu..." ucap Bu Rita.
" Sudah sana cepetan pulang dan masak, aku sarapan dulu " ucap wulandari mertua Kinara pada tetangganya bu Rita.
Wulandari melangkah mendekati Kinara.
" Suamimu sudah sarapan kinar?" tanya Wulandari.
" Sudah Bu itu lagi di meja makan" ucap Wulandari.
Keduannya langsung masuk ke dalam dan menuju ke dapur.
" Mas bawa bekal hari ini? " tanya Kinara .
" tidak usah, malu-maluin saja, masak bos bawa bekal sayur asem sama tempe tahu, lain kali kalau masak perhatikan gizi suamimu ini " ucap Candra.
Kinara hanya menghela nafasnya dan melihat suaminya yang melahap makanannya.
" Mas, hari ini aku akan keluar untuk mencarikan sekolah Yumna, aku akan pergi dengan mbak lusi " ucap Kinara meminta izin pada suaminya.
Lusi adalah putri pak Rt yang seumuran dengan Kinara, mereka akan mencari sekolahan untuk anak-anak mereka.
" Terserah, tapi jangan meminta aku uang, uangku sudah aku gunakan beli alat alat di bengkel " ucap Candra cuek.
Kinara menghela nafasnya kembali, sedangkan Wulandari mertua Kinara diam saja dan tetap menikmati Sarapannya, ia tak pernah ikut campur dengan urusan rumah tangga putranya.
" Aku berangkat " ucap Candra.
Setelah berdiri dari duduknya,Candra merogoh sakunya dan mengeluarkan uang 20 ribu dan meletakkan di meja makan.
" Besok masaklah soto daging " ucap Candra dan berlalu meninggalkan ruangan itu.
" Sabar ya nak, mungkin suamimu lagi banyak pengeluaran dan banyak pekerjaan " kata wulandari .
Kinara tersenyum tipis dan mengangguk, Kinara membereskan piring suaminya.
Kinara merasa beberapa bulan ini suaminya sudah berubah, cara bicaranya juga sering marah-marah, dan sering sekali pulang larut malam, jika di tanya Kinara suaminya selalu bilang kalau bengkel ramai dan harus lembur.
Tapi jika bengkel ramai kenapa uang belanja yang di berikan pada Kinara di potong 50 persen, itu yang selalu menjadi pertanyaan Kinara.
Dan perlakuan Candra padanya dan yumna juga banyak berubah, sedangkan mertuanya melihat semua itu hanya diam saja.
******
Kini Kinara duduk di belakang motor Lusi dengan Yumna ada di tengah-tengah mereka, sedangkan Daffa duduk di depan ibunya Lusi.
Mereka menuju sekolah yang tak jauh dari tempat mereka tinggal, rencananya mereka akan mendaftarkan anak-anak mereka sekolah di taman kanak-kanak .
Setelah mereka selesai mendaftar sekolah anak-anak nya, Lusi mengajak Kinara makan bakso di warung pinggir jalan, saat menunggu pesanannya datang Lusi menatap ke arah Kinara dengan mata yang penuh tanya.
" Ada apa mbak lusi, kenapa mbak lusi melihatku seperti itu" tanya Kinara.
" Kin...aku mau mengatakan sesuatu tapi kamu jangan marah ya, entah ini benar atau salah aku hanya ingin menunjukkan sesuatu padamu, bukan maksudku untuk membuat rumah tanggamu bermasalah, tapi aku tak ingin kamu di bodohi terus seperti ini " ucap Lusi dengan berbicara seharus mungkin.
" Apa maksud mbak lusi?" kata Kinara dengan perasaan yang tidak menentu.
" Apa di bengkel suamimu ada karyawan wanita yang hamil ?" tanya Lusi.
" Ada mbak, ia kasir di situ namanya Olivia " sahut Kinara.
" Apa dia sudah menikah?" tanya Lusi lagi.
Kinara tertawa pelan saat mendengar pertanyaan Lusi.
" mbak ini gimana sih, kalau lagi hamil ya tentu saja sudah menikah mbak, mbak lusi ini lucu sekali pertanyaan nya " ucap Kinara sambil tersenyum lebar.
" Apa kamu menghadiri pernikahannya atau kenal suaminya " kata Lusi .
Senyum kinara langsung menghilang, selama ini ia tak pernah mengetahui tentang pernikahan Olivia.
Olivia baru bekerja di bengkel itu selama satu tahun, dan pertama kali ia bertemu dengan Olivia ia bilang kalau masih single .
Dan bulan lalu saat ia mengantar makan siangnya Candra, ia melihat perut Olivia sudah terlihat sedikit membesar dan saat di tanya Kinara apa dia hamil, Olivia menjawabnya iya, dan Kinara hanya mengucapkan Selamat, dan tak pernah menanyakan apapun lagi.
" Sebenarnya maksud mbak Lusi apa, aku tidak mengerti " ucap Kinara dengan perasaan yang campur aduk, was-was dan takut apa yang di dalam pikirannya benar adanya.
Tanpa banyak bicara Lusi membuka ponselnya dan menunjukkan sebuah video.
Deg...hancur sudah hati Kinara saat melihat video itu.
" Bulan kemarin mas Abbas membenarkan mobilnya di sana, saat menunggu mobilnya, mas Abbas ingin menemui suamimu, dan karyawan memberitahu kalau suamimu ada di ruangnya, dan mas Abbas langsung menuju ke ruangan suamimu, tapi tanpa sengaja mas Abbas melihat kejadian itu dan Mas Abbas langsung mengambil video itu, maaf kin, bukan maksud kami untuk membuatmu bersedih " terang Lusi.
Tangan Kinara gemetaran saat melihat video di ponsel Lusi.
" Mas Candra...ini tidak mungkin" gumam Kinara .
######
Assalamualaikum
Hai readers kita ketemu lagi di novel author, semoga berkenan dan bisa menghibur readers.
HAPPY READING...
Kinara menidurkan Yumna di atas tempat tidurnya dan kemudian menyelimutinya.
Kinara mengambil ponselnya dan melihat video itu lagi, sekarang air matanya sudah tidak terbendung, tangisnya ia tahan agar tidak membangunkan putrinya.
Video itu sangat jelas menampakkan Candra suaminya sedang mencium perut Olivia dan kemudian mengusapnya dengan lembut, dan di situ nampak wajah Candra yang terlihat bahagia.
Dan perlahan Candra juga mencium kening dan bibir Olivia.
Dada Kinara semakin sesak nafasnya tersengal-sengal dan air matanya terus saja mengalir.
" Kenapa kamu menghianati ku mas.." ucap Kinara dalam tangisnya.
" Apa yang harus aku lakukan " ucap kinara lagi.
Ia menatap foto pernikahan yang ada di dinding kamarnya, pernikahan yang selama ini adem ayem sekarang harus menghadapi goncangan dengan datangnya orang ketiga.
Selama ini Candra memang bukan suami yang romantis atau selalu menunjukkan rasa cintanya, tapi selama menikah ia tak pernah membentak atau berbicara kasar padanya, ia berperilaku seperti suami yang lainnya, pagi berangkat kerja, pulang istirahat, terkadang sekali-kali juga mengajak Kinara, yumna dan ibunya jalan-jalan.
Pernikahan mereka adalah perjodohan dari ibu mereka, Ibu Kinara adalah sahabat ibunya Candra, setelah lulus sekolah menengah atas, kinara bekerja di sebuah pabrik minuman kemasan di dekat tempat tinggalnya di sebuah kota kecil.
setelah hampir 3 tahun ia bekerja di pabrik itu, ibunya menerima pinangan dari sahabat lamanya yang bertemu kembali saat lebaran.
Awalnya Kinara tidak menginginkan pernikahan itu, karena hatinya sudah ada nama orang lain, tapi saat melihat ibunya yang selama ini berjuang sendiri untuk membesarkannya setelah kematian ayahnya, kinara tak kuasa menolaknya, dan akhirnya Ia menerima pinanganan itu.
Kinara dan Candra sama-sama belum memiliki perasaan saat mereka menikah, tapi mereka menjalin hubungan dengan baik.
Setelah menikah mereka tak langsung hidup bersama, Kinara masih tinggal bersama ibunya karena setelah menikah kondisi ibu Kinara tiba-tiba sakit dan Kinara tak mungkin meninggalkan ibunya dan ikut ke kota dan Candra pun memakluminya, sehingga mereka harus tinggal sendiri sendiri, Candra hanya pulang ke desa dua minggu sekali.
Setelah usia pernikahan mereka 5 bulan, ibu kinara meninggal dan akhirnya Kinara ikut suaminya ke kota.
Di kota Candra bekerja di sebuah bengkel mobil yang lumayan besar, Candra pria yang ulet dan tekun juga pekerjaan keras, ia menjadi orang kepercayaan bosnya.
Hingga 2 tahun usia pernikahan mereka, atasan Candra memutuskan untuk pindah ke luar negeri mengikuti anak-anaknya dan bengkel akan di jual.
Mendengar itu Candra langsung bilang ke Kinara untuk menjual rumah dan sawah peninggalan orang tua Kinara untuk membeli bengkel Bosnya.
pada awalnya Kinara menolak karena itu adalah salah satu peninggalan orang tuannya, setelah Candra dan ibunya membujuk kirana, akhirnya Kirana menjual semua peninggalan orang tuannya, dan hasil dari semua penjualan rumah dan sawah di gunakan Candra untuk membeli bengkel itu dan sisanya di gunakan untuk merenovasi rumah orangtua nya Candra.
" Bunda...bunda, kenapa Bunda tidur disini " ucap Yumna yang sudah terbangun dari tidurnya dan melihat Bundanya tertidur sambil duduk di lantai.
merasa ada usapan lembut di rambutnya, Kinara perlahan mengangkat kepalanya dan melihat wajah cantik putri kesayangannya.
" Adek sudah bangun " Ucap Kinara dengan suara yang serak karena habis menangis.
" kenapa Bunda tidur di lantai, nanti kalau sakit gimana " ucap yumna.
" Tidak akan, Bunda dan yumna kan wanita kuat, benarkan?" ucap Kinara dan langsung memeluk Yumna.
tok...tok...tok
" Kin...apa kamu masih tidur " terdengar suara ketukan pintu dan disusul suara mertua Kinara dari luar kamar.
" Sayang itu Nenek mencari kita, adik bisa bukain pintu buat nenek kan, Bunda mau cuci muka dulu " ucap Kinara.
" Oke Bunda " ucap Yumna .
Kinara melihat Yumna yang berlari kecil ke arah pintu, Kinara langsung menuju kamar mandi.
ceklek ..yumna membuka pintu dan tersenyum lebar ke arah neneknya.
" Wah cucu nenek baru bangun ya?"
" iya nek..."
" Bunda mana?" tanya Wulandari.
" Bunda cuci muka di kamar mandi nek " ucap yumna.
" Boleh nenek masuk " yumna mengangguk dan ia berjalan mundur.
Di kamar mandi Kinara menatap wajahnya di cermin, wajahnya terlihat bengkak memerah karena tangisannya tadi, tapi perlahan ia meneteskan air mata kembali.
Kinara perlahan mengusap pipinya dan kemudian menyapu wajahnya dengan air.
Wulandari tersentak saat melihat wajah Kinara, mata Kinara terlihat sebab dengan wajah yang memerah, tadi ia berangkat begitu bahagia karena akan mencarikan sekolah buat Yumna dan kini...
Wulandari menatap ke arah menantunya itu.
" Kamu kenapa Nak, apa ada masalah dengan sekolah Yumna?" tanya Wulandari.
Kinara tersenyum tipis dan menggeleng.
" tidak ada bu, maaf Kinara ketiduran sampai sore " Kinara.
" Tidak apa-apa kamu pasti capek, oh iya ibu cuma mau tanya, malam ini kamu mau masak apa, tadi ibu lihat di lemari es kok cuma ada telur sama tahu " ucap Bu Wulandari.
" Nanti Kinara buat tahu telur saja Bu sama sambel kecap, Kinara tadi belum sempat belanja " sahut kinara.
" Ya sudah, ibu akan mandi dulu " ucap Wulandari dan menatap wajah Kinara sebentar dan kemudian ia melangkah pergi dengan sebuah pertanyaan di kepalanya.
Wulandari memang selama ini tak pernah mau ikut campur dengan rumah tangga anaknya, ia terkesan cuek dengan apa yang Kinara dan Candra lakukan.
******
Kinara mendengar pintu kamarnya di buka dari luar, Kinara melihat jam yang ada di dinding sudah menunjukkan pukul 11 malam.
Kinara menoleh ke arah pintu kamar dan melihat Candra masuk dengan perlahan dan Candra langsung terkejut saat melihat Kinara yang biasanya sudah terlelap nampak duduk di atas tempat tidurnya dan menatap dirinya.
" Kamu belum tidur Kin?" tanya Candra dengan wajah yang terlihat panik.
" belum mas, kenapa lemburnya sampai malam?"
" Tadi aku ketiduran di bengkel, kenapa kamu belum tidur?" tanya Candra.
" masih belum ngantuk mas, apa mas mau makan "
" tidak usah, aku mau tidur langsung saja, aku capek sekali " ucap Candra sambil meletakkan tas ranselnya di atas tempat tidurnya dan kemudian melangkah ke arah kamar mandi.
Kinara menatap pintu kamar mandinya.
" Apa harus sekarang ? " gumam Kinara.
Kinara menghela nafasnya dan kemudian berdiri dari duduknya dan mengambil tas Candra dan meletakkan di atas meja yang ada di samping lemari pakaian, dan Kinara menyiapkan baju ganti untuk suaminya dan kemudian ia melangkah ke arah tempat tidurnya dan kemudian merebahkan tidurnya di samping Yumna.
" ini sudah terlalu larut, besok saja aku tanyakan " gumam Kinara dan langsung memejamkan matanya.
****
Semua orang yang ada di bengkel itu terkejut saat Kinara tiba-tiba datang ke bengkelnya.
Mereka semua menatap ke arah Kinara yang berjalan ke arah ruangan Suaminya tanpa menyapa mereka yang biasa kinar lakukan, langkahnya terlihat tergesa-gesa dan tatapannya kosong ke depan.
Lima karyawan yang ada di situ saking berpandangan.
" Sudah saatnya Mbak kinar tahu semuanya, ayo kita kerja lagi, jangan ikut campur urusan rumah tangga mereka " ucap seorang pegawai dan menyuruh rekannya kerja kembali.
Di depan pintu suaminya Kinara berhenti mengatur nafasnya dan dengan perlahan Kinara membuka pintu ruangan Candra dan......
######
Assalamualaikum readers kita ketemu lagi di sini HAPPY READING salam sehat selalu jangan lupa jejak cintanya dan juga lupa selalu dukung karya Author ..
" Mas bulan depan kontrakan ku habis, aku harus bayar lagi untuk satu tahun ke depan " ucap Olivia yang duduk di sofa panjang di ruang kerja Candra.
" Iya gampang, nanti akan mas bayar " ucap Candra yang tidur di atas paha Olivia sambil mengusap perut Olivia yang sudah mulai terlihat membesar di usia kandungan yang sudah masuk usia enam bulan.
" Apa mas senang " ucap Olivia sambil mengusap rambut kepala Candra.
" tentu saja " ucap Candra dan kemudian mencium perut Olivia.
" Mas, kalau aku melahirkan, siapa yang menemani dan membantuku, apa kita sewa pembantu saja, mas kan gak setiap hari di rumahku " ucap Olivia.
" pembantu akan menambah pengeluaran sayang, kamu tahu bengkel ini lagi menurun omsetnya, sementara kalau belum ada kenaikan kamu urus sendiri dulu ya, nanti mas bantuin " ucap Candra, Olivia berdecak kesal .
" Mas mengurus bayi itu susah lho mas, apalagi kalau habis melahirkan, dan mas gak pernah mau tidur di rumahku " ucap Olivia.
" Masih lama sayang, berdoa saja semoga bengkel kita ramai lagi, nanti aku carikan pembantu " ucap Candra.
" Benar ya "
" iya "
" Mas..."
" Hemm..."
" Kenapa kita nggak jujur saja sama mbak kinar, mas bilang mas tidak pernah bisa mencintainya, kenapa mas nggak ceraikan mbak kinar saja, dan kita bisa menikah sah dan anak kita akan memiliki keluarga yang yang utuh " tanya Olivia
" tidak sekarang liv, nanti kalau sudah waktunya " jawab Candra.
" Kapan mas, aku tidak ingin sembunyi-sembunyi seperti ini, Anak kita butuh keluarga yang utuh mas, buruh status juga " ucap Olivia.
" iya, sebelum kamu melahirkan aku akan bicara sama ibu dan kinara "
" Beneran mas "
" iya "
Olivia nampak bahagia ia langsung mencium kepala suaminya.
" Jangan memancingku sayang, semalam aku nggak dapat jatah dari kinar lho " ucap Candra.
" Apa mas ingin sekarang?" ucap Olivia dengan tangan yang sudah menjalar kemana-mana.
" Ah...kamu memang nakal " ucap Candra sambil bangun dari tidurnya dan langsung mengkungkung tubuh Olivia di atas sofa, bibir mereka saling bertautan dan tangan Candra juga sudah mulai melepas kancing baju Olivia satu persatu .
Braakkkk...
Keduanya langsung terkejut dan langsung terbangun dan menoleh ke arah pintu yang terbuka dengan keras.
" Kinar ..." ucap Candra panik.
Sedangkan Kinara tubuhnya bergetar, jantungnya seperti berhenti, nafasnya terasa sesak, matanya nanar menyaksikan suaminya berada di atas tubuh wanita lain.
Tangan yang memegang handle pintu bergetar hebat.
" Kinar ..." ucap Candra berjalan mendekati Kinara yang ada di depan pintu, sedangkan Olivia mengancingkan bajunya yang tadi sebagian sudah terbuka, nampak bibirnya tersenyum tipis.
" Akhirnya tak perlu menunggu lagi, momen inilah yang aku tunggu, sebentar lagi aku akan menjadi istri sah mas Candra, keberuntungan berpihak pada kita nak, sebentar lagi kita akan mempunyai keluarga yang utuh " ucap Olivia dalam hati dan sambil mengelus perutnya.
Kinara menyingkirkan tangan Candra yang hendak menyentuh tangannya.
" Apa yang kamu perbuat mas, kenapa kamu lakukan ini " ucap Kinar dengan bibir yang bergetar, airmatanya mengalir begitu saja.
" Akan aku jelaskan nanti kin " ucap Candra.
" Jelaskan apa, menjelaskan kalau kamu sudah berselingkuh dan menghamili Olivia " ucap Kinara.
" Aku tidak berselingkuh kin, kami sudah menikah sah secara agama " ucap Candra.
Kinara semakin terkejut dan kemudian menatap ke arah Olivia yang berdiri di belakang Candra.
" Masuklah dulu Kin, kita bicara baik-baik " ucap Candra sambil meraih tangan Kinara.
Kinara spontan mengibaskan tangan Candra.
" tidak berselingkuh?, Menikah dengan perempuan lain di belakang istrimu itu bukan selingkuh, terus itu namanya apa mas?" seru Kinara.
" Masuklah nggak enak di dengar anak-anak " ucap Candra yang mencoba menenangkan Kinara.
" nggak enak sama anak-anak, malu Kin kalau mereka dengar " ucap Candra, mendengar itu Kinara langsung tertawa lepas.
" Terus saat kamu berzina sama perempuan itu di ruangan ini apa kamu merasa enak, apa kamu nggak malu sama mereka, kenapa sekarang harus malu " ucap Kinara dengan suara tinggi.
" Kin, pelankan suaramu ini di tempat kerja " ucap Candra tak kalah tinggi.
" kamu tahu kalau ini adalah tempat kerja, kenapa kamu buat tempat ini untuk berzina, ingat mas, dimana tempat yang di buat untuk berzina, maka tempat itu akan hilang keberkahannya, apa kamu nggak takut usahamu ini tidak di berkahi oleh Alloh dan kamu...." Kinara menatap dan menunjuk ke arah Olivia.
" Kamu tahu kan kalau dia sudah beristri, kenapa kamu mau tidur dengannya, apa yang kamu cari, kita sama-sama perempuan, apa kamu tahu bagaimana hatimu jika kamu berada di posisiku, akan aku beritahu...sakit...di sini sakit...." ucap Kinara dengan bibir bergetar menahan tangis, dan menunjuk dadanya sendiri.
" Kami saling mencintai, mas Candra tidak pernah bisa mencinta mbak Kinara walaupun mas Candra sudah bertahun-tahun hidup dengan mbak Kinara, mas Candra sudah mencoba untuk membuka hati pada mbak Kinara tapi tetap saja hatinya begitu hampa saat berada di sisi mbak, tapi saat bersamaku hati mas Candra bisa hidup dan bergairah " ucap Olivia dengan wajah yang terlihat tenang.
Bagai di sengat listrik tegangan tinggi saat Kinara mendengar perkataan Olivia.
Kinara menatap ke arah suaminya, tubuhnya membeku, air matanya semakin berderai saat melihat Candra hanya diam tak bereaksi apapun.
" jadi apa yang kamu rasakan padaku selama ini mas, sentuhanmu setiap malam itu apa mas, apakah itu bukan cinta, jika kamu tidak bisa bergairah padaku, apa yang kita lakukan setiap malam mas, " ucap Kinara dengan bibir yang bergetar dan air mata yang terus mengalir.
" Maaf...aku sudah berusaha tapi hati tidak bisa di bohongi Kin..."
Semakin sakit saja hati Kinara mendengar jawaban Candra.
" Kenapa dulu kamu tidak menolak saja saat perjodohan itu, jika akhirnya kamu tetap tidak bisa menerimaku, kenapa harus menyakiti aku seperti ini " ucap Kinara dan dengan perlahan ia melangkah mundur.
Kinara menatap keduanya secara bergantian dengan airmata yang masih menetes.
" Sakit mas....sangat-sangat menyakitkan, kalian akan membayar semua rasa sakit dan airmata yang aku rasakan hari ini " ucap Kinara dan langsung berbalik dan pergi dari ruangan itu dengan perasaan yang hancur menjadi debu.
Semua pegawai yang ada di situ nampak terlihat kasihan melihat Kinara yang berjalan cepat dengan masih meneteskan airmatanya.
Semua pegawai yang ada di situ hanya bisa menghela nafasnya.
####
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!