"Ini gila.. kenapa orang ini membuat cerita seperti ini? tega bener dia sampe ngarang cerita kaya gini, dan akhirnya apa coba? pemeran pertama mati sia-sia, bukan salah anak tiri nya juga sih, dia juga kejam kaya gitu, ya pasti dendam lah anak tirinya, tapi tetep sih yang gila itu pengarang cerita ini, " gerutu Sherina membaca novel yang berujung tragis, dimana sang pemeran utama harus mati mengenaskan, dia mati di bu-nuh anak-anak tirinya, karna semasa kecil dia selalu menyiksa mereka dengan keji.
"Aku kasih komen aja ini novel.. "
"Wahai Author yang terhormat, tolonglah bikin cerita jangan sekejam ini!! aku tak terima ya pemeran utama nya mati mengenaskan, apa lagi namanya sama dengan nama ku" tulis komentar Sherina di novel yang di baca nya itu.
Tak berselang lama, dia mendapatkan pesan balasan dari sang Author, " Suka-suka aku dong mau alur nya seperti apa, jika kamu tak suka.. masuklah ke Novel itu, dan rubah lah semua alur nya" tentu saja balasan pesan dari sang Author membuat Sherina marah.
"Dasar Author gak ada ahklak, bisa-bisa nya dia malah nyuruh aku buat masuk ke novel itu, sebenarnya dia gila apa gimana sih, aku kan cuma ngasih komentar aja biar dia gak terlalu kejam," gerutu dan rutukan terus keluar dari mulut Sherina.
"Awas aja ya, liat aja kalo aku beneran masuk ke novel itu, aku bakal bikin acak-acakan cerita kamu, aku bakalan ubah alur nya, biar gak berakhir mengenaskan buat pemeran utamanya, "Sherina terus saja menggerutu, tampa memperhatikan jalan yang dia lalui, karna Sherina membaca novel di sela-sela macetnya lalu-lintas.
Dari arah berlawanan terlihat mobil truk yang tampak oleng, lampunya sudah berkedip-kedip terang, menanda kan supir truk meminta pengendara lain memberikan nya jalan.
Namun Sherina masih tampak kesal, hingga dia tak memperhatikan sekitar, bahkan Sherina tak mendengar bisik nya suara klakson mobil lain, hingga akhirnya.
Ciiitttt
Baakkk
Brakkk
Boom
Boom
Duaarrr.
Terjadilah kecelakaan lalu lintas, yang melibatkan satu truk dan satu mobil sport, dimana pengendara mobil sport itu adalah Sherina azalea seorang jenius gadis lajang berprestasi cemerlang.
Berita tentang kecelakaan itu menyebar luas, hingga ramai di beberapa negara, bagaimana tidak ramai, karna seorang jenius termuda kini telah tiada.
………………………………
"Dimana ini? kenapa semuanya sangat bobrok? uuhh.. badan ku rasanya sakit sekali, " lirih Sherina yang mendapati tubuh nya terbaring di atas jerami.
"Kakak lihat.. wanita kejam itu bangun kembali, apakah dia akan memukul kita lagi?" suara bisikan seorang anak kecil itu terdengar oleh Sherina, mereka mengenakan pakaian compang-camping dengan tambalan di sekeliling nya.
"Mahkluk apa itu? kenapa mereka tampak seperti Monyet?" gumam lirih Sherina mencoba bangkit dari tidur nya.
Tampak anak-anak itu ketakutan, mereka saling memeluk dengan tubuh gemetar, mereka tampak saling melindungi satu sama lainnya, yang terbesar di antara mereka melindungi yang paling kecil di belakang tubuh kurus nya.
"Jangan sakiti Adik ku, jika kamu ingin menghukum, maka hukum lah aku, " ujar anak yang paling besar di antara anak-anak itu.
"Ternyata mereka bukan Monyet, ini.. sebenarnya aku dimana?" gumam lirih Sherina memperhatikan sekitaran rumah bobrok usang itu, bukan bukan rumah lebih tepat nya gubuk jerami yang sudah akan runtuh.
"Selamat datang di dunia novel Tuan, anda adalah orang yang terpilih, " tiba-tiba terdengar suara seperti robot dalam pikiran Sherina.
"Suara siapa itu? apa tadi katanya? di dunia novel!! apa maksudnya ini?" pertanyaan-pertanyaan itu terus terucap di kepala Sherina sambil terus mencari asal suara.
"Dunia novel Tuan, anda terpilih untuk merubah alur novel ini, " suara itu kembali terdengar oleh Sherina.
"Alur.. alur novel!! alur novel apa yang kamu maksud?" tanya Sherina yang entah kepada siapa.
"Alur novel yang anda baca Tuan, bukan kah anda bilang ingin merubah alur nya, " kembali Sherina terkejut akan jawaban itu.
Sherina takut ada yang mempermainkan nya, maka dia menoleh ke arah anak-anak yang masih tampak ketakutan oleh nya, tak ada pergerakan dari mereka, tak ada suara yang di ucapan oleh mereka, dengan penasaran Sherina kembali bertanya melalui pikiran nya.
"Novel apa yang kamu maksud?" Sherina berdebar-debar menantikan jawaban apa yang akan keluar.
"Novel yang berjudul BALAS DENDAM ANAK TIRI KEPADA IBU TIRI KEJAM" jawaban itu tampak di ucapkan dengan ringan oleh suara robot itu.
Sherina terlihat merenung, seperti sedang mengingat novel yang di sebut kan suara itu.
Jelederrrr... bagai di sambar petir di panas terik nya matahari, setelah mengingat novel itu Sherina terkejut bukan main.
Jantung Sherina berdebar kencang, tubuh nya gemetar, nafas nya terasa sesak, dan udara di sekitarnya berubah gelap.
Brukk.. tubuh Sherina kembali terjatuh di atas jerami, sementara anak-anak itu, mereka melihat tak mengerti dengan apa yang terjadi pada Sherina.
"Kakak apa yang terjadi pada wanita kejam itu?" tanya anak perempuan pada sang Kakak yang melindungi nya.
"Kalian diam lah Kakak akan melihat nya dulu, " ujar pria kecil seraya mendekati Sherina dan mengecek kondisi nya.
{DI ALAM BAWAH SADAR SHERINA}
"Waw indah sekali, ehh tunggu tempat apa ini? bukan kah tadi katanya aku ada di dunia novel yang ku baca, tapi ini.. ini dimana? tempat ini sangat indah, aku jadi betah berada disini, " ujar Sherina menikamati ke indahan yang ter suguhkan.
"Halo Sherina, " sapa seseorang menepuk bahu Sherina pelan, Sherina menoleh dan di dapati di hadapan seorang gadis, namun wajah itu tampak familiar untuk nya.
"Kamu.. kamu siapa kamu? kenapa wajah mu sama persis dengan ku?" tanya heran Sherina memperhatikan wajah yang sama persis dengan nya itu.
"Aku Sherina, pemeran utama novel yang kamu masuki sekarang ini, " jawab wanita itu, tentu saja jawaban nya membuat Sherina kaget bukan main.
"Tidak.. ini pasti cuma mimpi, " sherina mencubit tangan nya sendiri. " aaawww sakit, ternyata ini bukan mimpi, " lanjut gumam pelan Sherina.
Sherina dalam novel nampak tersenyum melihat aksi Sherina, " Ini nyata Sherina, sekarang kamu akan menggantikan peran ku, dan itu adalah doa mu yang terkabul, " ujar Sherina novel pada Sherina.
"Kamu jangan bercanda, aku tak menginginkan hal ini terjadi, " sangkal Sherina panik akan kenyataan yang menimpa nya.
"Jangan menolak nya Sherina, karna itu percuma, harus kamu ketahui juga raga mu di alam nyata telah tiada, dan kini jiwamu harus mengisi ragaku yang telah kosong, " Sherina novel dengan gamblang memberitahu kan kenyataan menyakitkan untuk Sherina.
"Tidak.. itu tidak mungkin, " Sherina nampak panik dengan kabar dari Sherina novel.
"Aku tak berbohong Sherina, maka dari itu sistem menarik jiwamu untuk masuk ke dunia novel ini, jadi.. jalan satu-satunya kamu hanya harus menjalankan misi dari sistem, bahwa kamu harus merubah alur novel ini, Sherina... aku yakin dengan kemampuan mu, kamu pasti bisa merubah alur novel ini, jadi ku mohon padamu, hiduplah di sini dan ubah lah alur novel ini, " ujar Sherina novel lalu kemudian menghilang.
{KEMBALI KE ALAM NYATA}
"Tidakkkkkk
Bersambung.. semoga kita bertemu di bab selanjutnya 👋👋
"Tidakkkkk!!!!" Sherina berteriak bangun dari pingsan nya, sementara 3 anak kecil itu tampak ketakutan, bahkan yang paling besar di antara mereka berlari memeluk tubuh kurus Adik-adik nya.
"Kakak.. takut.. " teriak yang paling kecil. menjerit histeris.
Hos hos hos.. Sherina meraup udara rakus, " Apa itu tadi? apakah aku bermimpi buruk?" gumam lirih Sherina bertanya pada diri sendiri.
"Tuan ini semua nyata, " ucapan itu menghilangkan semua harapan Sherina.
Jika memang benar dia terlempar ke dalam novel ini, bagaimana dia bisa merubah alur nya, sementara dia saja tak pernah berinteraksi dengan anak-anak.
"Anak Kucing kemari lah, " Sherina melambaikan tangan meminta anak-anak itu mendekat, tapi satupun tak ada yang menghampiri nya.
"Ku bilang kemari lah, " Sherina menjadi tak sabar.
Perlahan anak yang paling besar mendekat, meski tubuh nya gemetar, tapi sinar matanya memancarkan keberanian, dia menatap begitu tajam pada Sherina.
"Ada apa wanita kejam, jika ingin menghukum, maka hukum lah aku, jangan menghukum adik-adik ku, " ujar anak itu dengan suara tegas yang bergetar.
"Kalau tidak salah.. anak ini adalah anak ketiga, nama nya Zivan, kelak di masa depan dia akan menjadi Jendral hebat, dan dia adalah orang yang akan menyiksaku dengan sadis, tak bisa ku biar kan.. aku benar-benar harus merubah alur novel ini, " monolog Sherina dalam hati mengingat novel yang di bacanya itu.
"Kenapa kamu diam saja wanita kejam? apakah kamu akan berpura-pura baik lagi?" ucapan tegas yang bergetar itu menyadarkan Sherina dari lamunan nya.
"Tidak, aku tidak berpura-pura, hanya saja aku sangat haus, " ujar Sherina yang memang merasakan haus luar biasa.
Tampa menunggu Sherina mengulang kata yang sama, Zivan pergi ke arah dapur di gubuk bobrok itu, selang beberapa detik dia kembali.
Zivan membawa satu kendi retak, juga satu mangkuk yang terdapat beberapa retakan di pinggirannya, dia menyerahkan nya kepada Sherina.
"Apa ini? Sherina menatap ngeri pada perabotan yang di bawa Zivan.
"Apa kamu buta? ini adalah teko tempat air minum, " ketus Zivan sengaja memancing kemarahan Sherina, Zivan merasa ada yang aneh dengan Sherina, maka dengan sengaja dia berkata kasar.
"Aku tau, tapi.. tapi kenapa barang rusak masih di pakai?" tatapan Sherina begitu penuh tanda tanya, dia memandang Zivan dan teko itu secara bergantian.
"Kenapa? apa kamu berharap mengenakan perabotan yang bagus? jangan lupa wanita kejam, semua barang bagus telah kamu jual, " Zivan mengatakan hal itu dengan kemarahan, namun entah kenapa Zivan merasa ada yang aneh dengan wanita kejam itu.
Sherina terdiam, dia kembali mengingat novel yang dia baca, " Sistem.. apa ada cara keluar dari kemiskinan ini, " tanya Sherina pada sistem, karna Sherina tak terbiasa dengan keadaan seperti ini.
"Ada Tuan, karna segala sesuatu begitu banyak di ruang sistem Tuan, namun semuanya harus di tukar dengan point, " jawab Sistem sedikit memberikan harapan.
"Ditukar dengan point!! bagaimana cara aku mendapatkan point? Sherina bertanya.
"Anda harus menyelesaikan misi dari saya Tuan, " jawaban Sistem tentunya membuat Sherina mendesah.
"Tugas apa itu? aku harap bukan tugas yang aneh, dan seberapa banyak imbalan yang bisa ku dapatkan jika misi itu selesai, " Sherina penasaran dengan jumlah hadiah nya.
"Satu misi berhadiah 100 point, " jawab Sistem.
"Lalu! apakah sekarang ada misi untuk ku?" tanya Sherina, Sistem tadi menunjukkan barang apa saja yang ada di ruangan nya, di sana begitu banyak hal termasuk makanan, dan berbagai benda dari dunia modern, melihat itu semua tentu saja Sherina tergiur.
"Ada Tuan, " mendengar jawaban Sistem Sherina memancar kan rasa semangat nya, hingga Zivan fi kejutkan dengan binar itu.
"Ada apa dengan wanita kejam ini? kenapa setelah terbangun dia tampak aneh, " monolog Zivan memandang ngeri Sherina, yang saat ini menurut nya menyeramkan.
"Apa itu?" tanya Sherina semakin bersemangat.
"Tuan harus bisa menyediakan makanan untuk Tuan, juga untuk anak-anak itu, " jawab Sistem.
"Aiss dari mana aku mendapatkan makanan itu?sementara keadaan disini dangan memperihatinkan, " gumam Sherina yang hanya bisa di dengar oleh dirinya sendiri.
"Itu adalah tugas Tuan, maka selamat menjalankan tugas pertama anda Tuan, " ucap Sistem lalu menghilang tak terdengar lahir suaranya.
"Zi, apakah masih ada sesuatu yang bisa di makan? " Sherina tentu tak tau keadaan disana, jadi dia bertanya saja pada anak itu.
"Makan apa? bukan kah semua nya telah kau habiskan?" Zivan menjawab pertanyaan Sherina dengan dingin dan sangat acuh, dia tak memperdulikan keadaan Sherina yang nampak lapar.
"Tidak adalah sisa sedikit pun, " Sherina mencoba memperbesar harapan, dengan berharap anak itu akan sedikit baik padanya.
"Wanita kejam, apa kamu lupa!! semuanya telah kamu habiskan, kecuali sayuran liar yang baru kami ambil, " seru gadis paling kecil yaitu si bungsu, "Dia pasti si kecil Alina, yang setelah besar akan menjadi ahli racun, dan dia lah pem-bu-nuh paling kejam untuk tubuh ini, " monolog Sherina dalam hati, Sherina memperhatikan Alina lekat-lekat.
"Adik.. kenapa kamu bilang ada sayuran liar, itu kan untuk kita makan, " bisik gadis kecil yang lebih besar dari Alina.
"Dia adalah Alena, kelar dia lah yang akan menjadi permaisuri paling k jam di dalam novel ini, " lirih pelan Sherina mengingat semua yang dia baca.
Alina nampak menunduk, menyesali ucapan nya, benar kata sang Kakak, sayuran liar itu untuk mereka makan.
"Tunjukan dimana sayur liar itu, aku akan memasaknya, " Sherina bangkit mendekati Alina, namun dengan sigap Alena menghalanginya.
"Cepatlah tunjukkan sayur liar itu, aku akan memasaknya untuk kita makan, " Sherina menjadi tak sabar, tapi ucapan nya itu membuat anak-anak terkejut.
"Apa aku tak salah dengar? apa tadi katanya, dia ingin memasak untuk kita, " gumam Zivan tak mempercayai pendengaran nya sendiri.
"Wanita kejam, benarkah kamu mata berbinar, dia masih kecil, jadi dia tak sewaspada seperti Kakak-kakak nya.
"Hmm.. cepatlah tunjukkan sayuran itu, aku sudah terlalu lapar, jadi kalian jangan berulah, " Sherina tak ingin tenaga nya habis secara sia-sia, maka dari itu dia langsung berbicara pada inti nya saja.
Meski tak mau menunjukkan, Alina dengan terpaksa menunjukkan sayuran itu, dan memberikan nya pada Sherina.
"Nyalakan api nya, " perintah Sherina yang sekarang berwajah dingin.
"Ada apa dengan nya? kenapa sikap nya cepat sekali berubah? " Zivan bingung melihat tingkah ibu tirinya itu, dan lebih terkejut lagi, ibu tirinya mau masuk ke dapur, dan berniat masak untuk mereka semua.
"Aku tidak boleh terbuai, aku harus tetap waspada hingga Kakak kembali pulang, " Zivan orang nya sangat hati-hati makanya di masa depan dia bisa menjadi Jendral besar.
"Kamu.. kenapa..
Bersambung.. semoga bisa bertemu di bab selanjutnya 👋👋
"Kamu.. kenapa kamu menatap ku seperti itu?" tanya heran Sherina karna Zivan terus menatap nyan hingga tak berkedip.
"Aku hanya memastikan sesuatu, " jawab Zivan.
"Ada-ada saja, memangnya apa yang kamu pastikan?" Sherina begitu penasaran hingga dia bertanya kembali.
"Wanita kejam, kita tak sedekat itu" Zivan kembali bersikap dingin pada Sherina.
"Terserah kamu saja, yang terpenting sekarang kamu nyalakan api nya, aku tak kuat, perutku terus berteriak meminta makan, maka bergegas lah nyalakan api nya nya, " Sherina tak perduli dengan sikap dingin Zivan, tujuan nya hari ini hanya mencapai misi yang di berikan sistem.
Zivan tak melihat lagi ke arah Sherina, dia sekarang fokus pada perapian, karna Sherina bilang harus di atur suhu panas nya, agar makanan bisa matang dengan sempurna.
"Kakak.. wangi sekali, aku sangat lapar, " Alina mengusap perut nya yang lapar, karna sedari pagi mereka memang belum makan apapun.
"Bersabarlah Adik.. nanti Kakak akan memohon pada wanita kejam itu, agar dia mau memberikan kita makanan, " bujuk Alena agar Alina tak merengek.
"Eemmmm... bau masakan nya harum sekali, ternyata wanita bodoh itu bisa memasak, " ujar Alina berlari kecil menuju ke dapur.
"Adik jangan, " tegur Alena karna tak ingin sang adik mendapatkan hukuman.
"Adik.. kamu mau kemana?" tanya Zivan kaget dengan keberadaan adik nya.
"Aku lapar.. aku ingin makan, " ujar Alina merengek.
"Adik disini tak ada makanan untuk kita, " ujar Alena berusaha menenangkan sang adik.
"Kakak, aku ingin makan pasakan yang harum nya enak seperti ini, "Alina kembali merengek.
"Kucing diamlah, nanti setelah masak, aku bagikan makanan ini dengan mu, " ujar Sherina berhasil membuat 3 anak itu saling pandang.
"Wanita jahat, kamu tak berbohong bukan?" tanya Alina dengan polos nya.
"Untuk apa aku bohong? aku tak akan mendapatkan ke untungan dari itu semua, "jawaban Sherina begitu ketus.
"apa itu semua nya benar?" Alina kembali bertanya dengan penasaran.
"Ya" jawab singkat Sherina karna dia tak mau banyak berbada basi.
Selang beberapa menit, akhirnya masakan Sherina matang, dia memasukan sayuran yang telah matang itu ke dalam wadah yang tampak usang, Sherina ingin mengeluh, namun dia sadar itu semua akan sia-sia.
"Akhirnya matang juga, " ujar Sherina bahagia dengan hasil pasakan nya.
Sherina duduk di atas kursi yang sudah reyot, lalu mengambil sebagian sayur itu ke dalam mangkuk.
Tampak anak-anak kurus itu memperhatikan nya, tanpa satu orang pun yang mau ikut duduk bersamanya.
"Kalian.. kenapa masih diam saja? bukan nya tadi kalian bilang lapar, " Sherina begitu heran dengan keteguhan anak-anak itu.
"Cepatlah kesini, kita makan bersama, jangan sampai aku berubah pikiran, dan kalian tak akan mendapatkan makanan ini, " Sherina sengaja mengancam mereka, karna hanya dengan cara itu lah mereka akan menurut.
Karna sudah lapar, anak-anak itu pun duduk di kursi masing-masing dengan ragu, mereka menunduk dan saling menoleh ke arah satu sama lain.
"Apa lagi yang kalian tunggu? " tanya heran Sherina melihat tingkah mereka.
Dengan ragu, Zivan mengisi mangkuk nya, juga mangkuk ke dua adik nya, lalu dia pun. menyantap sayuran itu.
"Waw.. ini.. ini makanan terenak yang aku makan, " seru Alina menikmati kenikmatan sayuran liar itu yang tak seberapa.
Dan menurut Sherina masakan nya itu hambar, karna dia hanya menggunakan garam saja.
Mendengar itu Alena segera memakan sayur di mangkuk nya, dan detik berikut nya, dia mengucapkan kata yang hampir sama persis dengan Alina.
Zivan pun menjadi penasaran, maka tak menunda waktu lagi, Zivan pun menyantap sayuran liar itu, detik berikut nya dia tak jauh berbeda dengan adik-adik nya.
Bahkan karna merasa masakan itu lezat, mereka tak menyadari kalau mereka sudah menghabiskan sayuran liar itu.
"Kakak.. makanan nya habis, apakah wanita jahat itu akan menghukum kita?" bisik Alina pada kedua kakak nya.
"Adik jangan takut, ada Kakak disini " Zivan menenangkan Alina agar dia tak menangis.
Sherina terus memperhatikan interaksi mereka, bahkan Sherina juga mendengar bisikan mereka.
"Sherina.. kamu begitu kejam, hingga anak-anak ini merasa takut kepada mu, " monolog Sherina dalam hati, Sherina terus memperhatikan anak-anak itu yang tampak gelisah.
Dan tiba-tiba saja ide jail melintas di otak nya.
"Siapa yang menghabiskan makanan ku, " tanya Sherina dengan wajah di buat dingin.
"Aku.. aku yang menghabiskannya, " jawab Zivan melindungi adik-adik nya.
"Bukan.. bukan Kakak, tapi aku, " Alena tak ingin sang kakak di hukum, maka dengan cepat di mengaku dia yang menghabiskan sayuran nya.
"Jangan sentuh adik-adik ku, " Zivan membentang kan tangan nya yang tinggal tulang itu, dengan tujuan melindungi adik-adik nya.
"Kalian kenapa? aku ini hanya bertanya, " Sherina menikmati setiap raut wajah mereka, Sherina juga menahan tawanya yang hendak pecah.
"Jika kamu marah, dan tak terima sayuran itu habis, maka hukum lah aku, jangan hukum adik-adik ku, " ujar Zivan, mendengar itu, tawa Sherina tak bisa di tahan lagi.
"Hahahahaha... siapa yang akan menghukum kalian? aku hanya bertanya saja, dan kalau kalian suka, aku akan memasak lagi untuk kalian, " ujar Sherina.
Zivan, Alena juga Alina ternganga mendengar ucapan Sherina, dan tawa itu.. itu adalah tawa pertama yang mereka dengar dari Sherina.
"Selamat, misi pertama anda selesai, hadiah 100 point tersimpan otomatis di brangkas Tuan, dan Tuan juga mendapat 500 point bonus, karna Tuan berjasil membuat anak-anak itu terpana juga bahagia, " suara sistem itu langsung muncul, menjelaskan tentang misi yang berhasil, juga tentang bonus yang di dapat kan Sherina.
"Segampang itu mendapatkan point? apa sekarang aku bisa berbelanja semua yang ku inginkan kan di tuang sistem itu?" tanya Sherina penuh semangat.
"Tentu Tuan, sekarang Tuan bisa mendapatkan apapun yang Tuan mau, " jawab sistem.
"Wah.. itu sangat memuaskan, dan aku suka, " Sherina tampak gembira, sekarang jika dia lapar, maka dia tak harus kesusahan lagi, dan dia pun tak harus memakan makanan hambar itu.
"Kakak, kenapa wanita kejam itu kembali diam? apa dia sekarang marah besat? "tanya Alina dengan takut-takut bersembunyi di balik badan Zivan yang kurus.
"Jangan takut Adik, Kakak akan melindungi mu, " Zivan menenangkan Alina, agar dia tenang kembali.
"Sistem, aku beli makanan sehat untuk anak-anak itu" pinta Sherina pada sistem.
"Baik Tuan, Tuan hanya tinggal menyebutkan barang yang Tuan butuhkan, maka barang itu akan langsung ada di tangan Tuan, " sungguh jawaban sistem itu membuat Sherina bahagia luar biasa.
"Menarik, aku suka dengan cara jual beli mu sistem, " Sherina memuji kehebatan sistem itu.
"Kucing kecil kesini lah, " Sherina meminta Alina mendekat, tapi anak itu nampak takut, Sherina tak menyerah, hingga akhirnya Alina menghampiri Sherina.
"Kucing kecil, apa kamu mau susu?" tanya Sherina.
"Susu...
Bersambung... semoga kita ketemu lagi di ban berikutnya👋👋
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!