"Ayolah kak, ikut denganku untuk menghadiri pesta ulang tahun temanku, bujuk Vania Calista Edward
Adik tiri dari Arabella zivana Edward
Tidak biasanya adik nya terlihat sangat antusias seperti ini, biasa nya mereka akan saling diam satu sama lain.
Arabella enggan menanggapi vania,ini bukan seperti vania yang di kenal nya, karena vania yg di kenal baik oleh Arabella biasanya akan selalu berkata ketus dan terkesan menjelekkan dirinya, namun kali ini ntah ada angin apa, Tiba-tiba vania bersikap baik Seolah-olah mereka sangat akrab sebelum nya
" tapi aku tidak kenal siapa temanmu vania"
Arabella berusaha menolak nya
Namun siapa sangka vania tetap memaksa, bahkan ibu nya pun, nyonya Christine Edward memaksa Arabella untuk ikut, dengan alasan memperkuat ikatan persaudaraan antara Arabella dan vania
Dengan perasan yang enggan dan setengah hati, Arabella meng-iyakan ajakan vania, setelah ijin dari kedua orang tua mereka nyonya Christine dan tuan Julian Edward, Arabella dan vania pun menghadiri acara ulang tahun teman nya yang di adakan di sebuah club malam di tengah kota
Sesampainya di sana Arabella sedikit heran, bagaimana mungkin seseorang mau melakukan acara pesta ulang tahun di tengah kebisingan seperti ini, vania menarik tangan Arabella menuju ke sebuah ruangan dimana si empunya acara mengadakan pesta tersebut,
Vania terlihat sangat bahagia saat bertemu seorang wanita cantik berpakaian sexy yang di panggil Caroline
"Selamat ulang tahun Carol, ucap vania tulus
" terimakasih"
"Dia Arabella, kakak perempuan ku, aku sengaja mengajak serta dirinya,
" tidak masalah, semakin ramai yang datang akan semakin bagus, kita bisa pesta sampai besok pagi
Caroline menatap ke arah Arabella, karena ini pertama kalinya dia melihat secara langsung kakak dari sahabat nya, kemudian mereka pun merayakan acara ulang tahun nya dengan sangat heboh, ada beberapa pria yang hadir juga, mereka melihat Arabella penuh minat
Tapi Arabella cuek dan tak memperdulikan mereka.
Saat salah satu pria mendekati Arabella dan menawarkan segelas wine, Arabella dengan halus menolak nya
Toleransi nya terhadap minuman alkohol sangat buruk, walaupun dia minum sedikit dia akan tetap mabuk
"Kadar alkoholnya tidak tinggi, kau bisa mencoba nya"
Rayu pria tampan dengan lengan bertato itu pada Arabella
Namun dengan sopan Arabella tetap menolak nya
"Aku minum soda saja, maaf"
"Baiklah tidak masalah, kita masih bisa bersulang" ucap nya mengacungkan gelas yang berisi anggur
"Kak, aku sudah memesan es jeruk untuk mu" ucap vania
Arabella hanya membalas nya dengan senyuman saat seorang pelayanan pria memberinya segelas es jeruk dengan rasa yang sangat segar dan manis, tanpa menaruh rasa curiga Arabella meneguk es jeruk nya hingga tinggal setengah gelas, namun baru beberapa menit setelah nya, Arabella merasakan badan nya tidak nyaman dan sedikit pusing, Arabella bisa menebak kalau seseorang pasti telah memasukkan obat tertentu kedalam minuman nya
Dengan kepala pusing dan badan yang bergetar, Arabella berusaha berdiri dan hendak keluar
Vania yang menyadari ada yang tidak beres dari kakak nya segera saja memapahnya.
"Di dekat sini ada hotel, kamu bisa membawa saudarimu istirahat di sana, Caroline memberi usul pada vania
" aku pamit dulu membawa kak bella"Ucap nya
Di club yang sama, terdapat sekelompok pria tampan berjumlah tiga orang sedang berdiskusi, mereka adalah Nicholas,Darren dan juga Xavier.
Mereka merupakan sahabat sejak duduk di bangku sekolah SMA bahkan sampai saat ini persahabatan itu tetap terjalin dengan sangat hangat.
Alasan Nicholas mengajak kedua sahabat nya untuk minum alkohol tidak lain karena dirinya sangat kesal dengan keputusan sepihak dari kakek nya, yang menginginkan Nicholas menerima perjodohan dengan salah satu anak keluarga Edward,Nicholas jelas-jelas menolak semua kencan buta yang telah di atur oleh kakek nya,apalagi tanpa tedeng aling-aling meminta nya untuk menikah dengan wanita yang tidak di kenal nya sama sekali, kalau menolak resiko nya tidak Main-main, kakek akan mencabut semua fasilitas yang di miliki oleh Nichols selama ini
Kedua teman Nichols tampak khawatir melihat teman nya sudah benar-benar mabuk,Nicholas berbicara mulai ngelantur,dirinya masih tidak bisa melupakan mantan pacar nya bernama Jessy, itu sebab nya perjodohan yang mendadak ini begitu menyakiti perasaan nya
"Berhenti minum nichol, kau sudah sangat mabuk" Darren mencoba menghentikan nya minum lagi
"Aku benci tua bangka itu, dia terlalu jauh mencampuri urusan pribadi ku"
"Saran kakek mu juga tidak buruk, lagipula Jessy sudah meninggalkan dirimu, apalagi yang bisa kau harapkan"
Ujar Xavier menimpali
"Ucapanmu tidak jauh berbeda dengan tua bangka sialan itu"
Umpat nya kemudian
Darren dan Xavier hanya bisa saling pandang,mereka sebenarnya kasihan dengan nasib teman nya, tapi keputusan sangat kakek tidak mudah untuk di goyahkan, setelah melihat teman nya tak berdaya, mereka pun memindahkan tubuh teman nya untuk beristirahat saja di hotel sebelah club, saat akan mencapai daun pintu, Nicholas mengusir teman nya, karena dia merasa baik-baik saja dan masih bisa berjalan walaupun sempoyongan, melihat itu kedua teman nya pun memutuskan untuk pulang, mereka meninggalkan Nicholas sendirian di hotel tersebut, saat masuk ke kamar hotel Nicholas melihat perempuan berbalut gaun tipis tengah tidur pulas,
Dengan perasaan yang sulit di artikan, Nicholas berjalan dengan pelan ke arah perempuan itu, Lamat-lamat ia memperhatikan wajah teduh itu, tanpa sadar Nicholas bergumam"cantik".
Entah sadar atau tidak nya, Nicholas membuka gaun milik gadis itu dengan sedikit kasar,karena hentakan yang sedikit kuat, membuat si empunya badan mengeliat, dengan mata setengah terbuka Arabella memperhatikan sesosok pria dalam kamar yang sudah temaram mendekati nya dan langsung mencium bibir nya dengan rakus, mendapat serangan mendadak membuat Arabella berusaha mendorong tubuh yang menimpanya, tapi tenaganya tidak berarti apa-apa, suara nafas Nicholas terdengar sangat memburu, tangan nya bahkan tidak tinggal diam, dia berusaha membuka pakaian dalam milik Arabella, tidak ada perlawanan dari wanita yang tengah di cium nya
Arabella sendiri menikmati ciuman itu dan membalas permainan pria asing yang berusaha membobol kegadisan nya,permainan yang semula kasar dan terkesan buru-buru kini terlihat sangat lembut, setelah puas mencium bibir nya, Nicholas kemudian berpindah tempat mencium leher jenjang Arabella,kemudian turun dan menyapu lembut gundukan kenyal itu, terdengar erangan nikmat dari bibir gadis di bawah nya, karena sudah tidak sabar, Nicholas pun membuka celana nya dan mengarahkan milik nya yang sudah mengeras ke bagian inti milik Arabella, saat berusaha memasuki nya, terasa sangat sempit sekali, namun karena sudah tidak sabar, Nicholas pun mendorong dengan paksa dan milik nya pun terbenam sempurna pada milik Arabella,
Malam yang panas pun mereka lalui bersama, aktivitas yang mereka lakukan pun berhenti saat subuh tiba
Sinar matahari pagi menembus hordeng hotel tempat Arabella menginap,cahaya nya yang menyilaukan perlahan membuka kedua mata nya
Sementara itu di dalam kamar hotel,Arabella baru saja terjaga dari tidur nya, dirinya shock mendapati tubuh nya yang polos tengah tidur bersama pria asing yang tampak polos juga
Tapi wajah pria asing itu tidak terlihat jelas karena terhalang tangan nya sendiri yang menutup sebahagian wajah nya, yang terlihat hanya bibir nya saja yang tampak berwarna merah
Arabella berusaha bangkit walaupun merasakan sekujur tubuh nya remuk redam, bahkan bagian Intinya terasa nyeri yang teramat sangat
Langkah nya terseok-seok, Arabella memungut pakaiannya satu persatu, tapi saat melihat dress nya yang sudah koyak, air matanya mengalir tanpa bisa di halangi
" Apakah aku di perkosa"ujar nya lemah nyaris tanpa suara
Melihat di sisi lain tergeletak sebuah kemeja putih yg ukuran nya sedikit lebih besar, Arabella memutuskan memakai pakaian pria tampan itu,kemudian membersihkan wajah nya yang kacau ke kamar mandi sebelum dirinya memutuskan untuk kembali kerumah nya
Setelah sampai di rumah mewah milik orang tuanya, Arabella bergegas menuju kamar nya dan mengunci nya, Arabella segera menuju kamar mandi dan mengguyur seluruh tubuh nya menggunakan air dingin, air matanya pun lolos tak henti-henti
Arabella menggosokkan badan nya dengan kasar sampai menimbulkan warna kemerahan, dirinya merasa jijik dengan tubuh nya sendiri,Arabella merasa dirinya kotor dan hina
Mimpi buruk ini tak pernah sekalipun pernah terbayangkan sebelumnya, kini Arabella menyesal pernah menyetujui keinginan vania
"Apa yang harus aku lakukan, ayah pasti akan membunuh ku jika mengetahui ini semua"
Arabella menghabiskan waktunya selama berjam-jam mengguyur tubuh nya dengan air dingin sampai menggigil.
Setelah merasakan sedikit tenang barulah dirinya beranjak dari sana dan memakai baju tidur sebelum akhir nya merebahkan dirinya berharap setelah memejam kan mata dan terbangun esok hari mimpi buruk ini akan berakhir
\=\=\=\=\=\=\=\=\=
Saat terbangun dari tidur nya, Nicholas memfokuskan pandangan nya pada bercak darah di seprei ranjang yang dia tiduri, Nicholas juga melihat sebuah dress berwarna putih gading yang sudah koyak teronggok di lantai.
Nicholas baru teringat jika saat dirinya mabuk,dia telah melakukan kesalahan yang teramat fatal,Nicholas menyayangkan tindakan gadis itu yang pergi begitu saja, seharusnya gadis itu meminta sejumlah uang atau meninggalkan sebuah informasi tentang dirinya sebagai kompensasi.
Nicholas sadar kemeja nya telah hilang, Nicholas dapat mengira dengan pasti kalau gadis itu lah yang telah memakai kemeja nya karena gaun nya telah rusak
Stelah meminta asisten nya membawakan baju ganti barulah Nicholas menemui kedua sahabat nya Darren dan Xavier untuk menginterogasi mereka, apakah rencana mereka berdua yang telah menjebak dirinya tidur dengan seorang gadis asing yang tidak di kenal nya
Keduanya terkejut setelah mendengar pengakuan dari Nicholas kalau dirinya menghabiskan malam penuh gairah dengan wanita yang tidak di kenal nya, yang membuatnya merasa bersalah adalah wanita asing yang di nodai nya masih virgin
"Aku memesan kamar dengan nomor 404,sedangkan kau masuk kedalam kamar 403,ini bukan salahku, tapi salahmu"
Darren menjelaskan dengan sangat hati-hati.
Xavier menganggukkan kepalanya tanda setuju
"Kau sendiri yang menolak nya saat aku dan Xavier ingin mengantar dirimu ke dalam kamar,kau bilang bahwa kau sendiri saja, "
"Jika memang gadis itu masih belum tersentuh sebelum nya,itu artinya kau orang pertama yang menikmati tubuh nya, itu sangat bagus nick,di luar sana sangat jarang kita temui gadis yang masih terjaga keperawanan nya"
Nicholas memandang Darren dengan pandangan membunuh, Bisa-bisanya di saat genting seperti ini dia bicara omong kosong tanpa merasa bersalah sedikitpun
"Apa pernah kau berfikir bagaimana hidup nya setelah ini?
Jika kau bukan sahabat ku, sudah kupastikan lidahmu akan terpotong.
" aku akan mencari info tentang siapa gadis itu, kau bisa bertanggung jawab setelah nya"Xavier memberi saran sekaligus menyelamatkan Darren dari intimidasi Nicholas
"Aku hanya bisa memberinya uang sebagai kompensasi, tapi tidak dengan menikahi nya"
"Itu terserah pada-Mu nick,aku hanya bisa membantu semampuku, sisanya kau sendiri yang memutuskan"
"Kau benar nick, semua perempuan suka uang, jadi tidak perlu kau terlalu memikirkan nya, fokus saja pada perjodohan mu"
Darren berkata dengan santai nya
Xavier memukul lengan Darren dan mengisyaratkan agar dia diam dan tidak memperkeruh keadaan
"Tidak perlu kau dengar ucapan dia, aku akan membantu mu menyelesaikan masalah ini"
Xavier menepuk halus pundak Nicholas memberi dukungan
Nicholas menghela nafas kasar sambil mengehembus asap dari rokok yang di hisap nya, fikiran nya kacau karena semua masalah seolah-olah datang tidak ada hentinya.
Belum lagi masalah perjodohan yang di tawarkan kakek nya, bahkan dari saat dia masuk club dan minum bersama sahabat nya, belum ada sekalipun Nicholas pulang kerumah, sudah pasti kakek akan mengamuk dan mencerca nya dengan banyak pertanyaan.
Sudah satu bulan berlalu semenjak kejadian naas yang menimpa arabella, baik Nicholas ataupun kedua sahabat nya Darren dan Xavier tak ada yang bisa mengetahui siapa gadis misterius yang menghabiskan malam bersama Nicholas,yang mereka tahu perempuan itu adalah wanitanya Antonio, karena kamar yang di tempati Arabella terdaftar atas nama Antonio
Nicholas tidak ambil pusing masalah itu, tapi alangkah baik nya jika wanita itu bisa menyelamatkan dirinya dari pertunangan yang akan di lakukan dalam waktu dekat ini, setelah pertemuan dua keluarga itu terjadi, kakek semakin mendesak Nicholas untuk segera menikahi vania, tapi Nicholas menolak nya dan meminta mereka bertunangan terlebih dahulu, vania dan ibu nya terlihat sangat bahagia, akhir nya apa yang di harapkan terwujud juga,
Pertemuan dua keluarga itu tidak di hadiri oleh Arabella,kebetulan pada saat itu dia sedang ada perjalanan bisnis ke Jepang.
Arabella memanfaatkan itu untuk menghindari perjodohan yang di anggap nya tidak berguna sama sekali,di tahun yang sudah serba canggih masih saja ada yang melakukan hal bodoh seperti di jodohkan, itulah yang ada dalam fikiran nya
Berbeda jauh dengan vania, dia merasa sangat senang karena ini merupakan kesempatan baik bisa menjadi wanita nya Nicholas alexander,vania pun dengan senang hati membagikan kebahagiaan nya dengan memposting pertemuan mereka saat makan malam di kediaman keluarga nya sendiri di media sosial milik nya,
Tak lama setelah postingan itu di buat, akun media sosial nya sudah banyak di banjiri komentar-komentar dari para wanita lajang yang mengagumi sosok tampan Nicholas
"Wanita itu sangat beruntung bisa menikah dengan pria tampan dan kaya di kota ini"
"Aku sedikit iri, tapi tidak apa masih ada kedua teman nya yang juga kaya dan tampan, aku akan mendekati salah satunya"
"Apakah Nicholas sudah benar-benar melupakan mantan pacar nya yang dulu,aku dapat melihat dengan jelas,saat ini pun Valerie masih menjadi yang tercantik dan anggun"
komentar orang-orang terus saja membanjiri story instagram milik vania,dia merasakan kekesalan nya saat salah satu komentar membandingkan dirinya dan mantan pacar sang calon suami, vania benar-benar terbakar emosi nya
"Hanya mantan apa bagus nya, mulai sekarang dan seterusnya, Nicholas hanya milikku, bahkan tuhanpun tidak akan mampu memisahkan kami berdua,
Kau harus tau itu, dasar perempuan jalang"
Umpat nya dengan dada yang bergemuruh penuh emosi
Vania meletakkan ponsel nya dan meraih handuk menuju kamar mandi, dirinya butuh air dingin untuk berendam tidak lupa setelah mengisi penuh bathtub,vania mencampur kan sedikit aromaterapi untuk merilekskan fikiran nya.
Mood nya kembali baik setelah mencium aroma yang menenangkan kepalanya.
Vania terus membayangkan saat dirinya menikah dan menjadi nyonya Alexander,vania bisa belanja dan bepergian kemanapun yang vania mau, berbelanja barang-barang mahal seperti tas,perhiasan, dan bahkan dirinya akan meminta Nicholas untuk membelikan Mobil-mobil mahal edisi terbatas
Hanya dengan membayangkan nya saja sudah membuat vania merasa di atas awan, apalagi jika itu segera terwujud, dirinya bisa mimisan karena terlalu bahagia
Sementara itu Arabella sedang cemas karena dirinya sudah telat datang bulan,belum lagi dalam beberapa hari ini kadar air liur nya sedikit meningkat, bahkan beberapa kali dirinya menginginkan makanan yang sedikit asam, seperti buah mangga muda dan buah jeruk dengan kadar air yang banyak
Arabella menghentikan mobil nya tepat di depan sebuah apotek, dengan penuh pertimbangan akhir nya Arabella masuk ke dalam apotik tersebut dan membali alat tes kehamilan sebanyak sepuluh pcs, setelah membayar kepada kasir Arabella langsung melajukan mobil nya lagi menuju ke rumah nya,hanya butuh beberapa menit saja, Arabella telah sampai
Langkah nya sangat tergesa-gesa ingin segera masuk ke dalam kamar,tangan Arabella bergetar saat mengambil satu tespeck dan mencelupkan nya kedalam air kencing yang sudah terlebih dahulu di tampung oleh nya, perasaan Arabella tidak menentu, antara bahagia dan sedih, saat melihat dengan jelas ada garis dua di hadapan nya, hasil nya positif
Arabella hamil tapi dia tidak mengetahui siapa ayah biologis dari anak yang sedang di kandung nya. Air matanya lolos begitu saja dari pipi mulus nya, dadanya bergetar hebat, tubuh nya luruh kelantai
Kesalahan yang di lakukan karena sebuah kecerobohan telah menghadirkan nyawa yang lain di dalam rahim nya, Arabella merenung dan memikirkan jalan keluar dari masalah ini, dia fikir ini sederhana tapi kenyataan nya ini lebih rumit daripada menyusun kepingan puzzle, Arabella menatap kembali alat tes kehamilan untuk yang kesekian kalinya, dirinya masih belum percaya sepenuh nya jika kini dia tengah hamil,dirinya tidak percaya kalau ada mahluk bernyawa lain di dalam rahim nya,perlahan-lahan Arabella mengelus perut nya yang masih rata, airmatanya terus mengalir membasahi pipi mulus milik nya, tekad nya sudah bulat akan terus mempertahankan bayi yang tidak berdosa itu, tidak masalah walaupun anak ini lahir tanpa seorang ayah, dia berhak untuk hidup walaupun nyawa nya sendiri menjadi taruhannya
"Mommy janji akan menjaga mu dengan penuh cinta, sekali ini saja percayalah pada mommy,walaupun kamu lahir tanpa daddy, mommy akan menjadi daddy juga demi dirimu, bertahanlah demi mommy, kita hadapi semuanya bersama-sama, mommy menyayangimu nak, walaupun mommy tidak tahu siapa ayahmu, kau tetaplah anakku"
Arabella mengusap air matanya dan bangkit berdiri, dia menyemangati dirinya sendiri, apapun yang terjadi nanti, keputusan nya sudah tidak bisa di ganggu gugat lagi, anak ini akan tetap dia pertahanan kan,anak ini tidak bersalah, tapi dirinya nya lah yang bersalah
Arabella mencoba mengingat kembali kejadian pada malam itu, tapi tetap saja dia tidak menemukan jawaban nya, ingin menuduh vania tapi dia tidak memiliki bukti,lagipula untuk apa vania menjebak diri-Nya
Malam pun tiba saat nya berkumpul untuk makan malam, saat Arabella turun ke bawah dan melihat semua nya sudah berkumpul, hanya dirinya saja yang datang terlambat,
Tampak wajah ayah nya tidak bersahabat, Arabella tahu persis apa sebab ayah nya menjadi sangat marah, ayah nya benci yang namanya meremehkan waktu, apalagi saat makan malam harus menunggu seseorang yang tidak di anggap penting sama sekali
Namun Arabella tidak mau ambil pusing,hal itu sudah menjadi hal yang biasa semenjak ibunya meninggal dunia, ayah nya sering berkata kasar dan bahkan selalu membandingkan dirinya dengan vania
"Makanlah yang banyak, badan mu terlihat kurus belakangan ini"
Arabella tersadar saat nenek nya menegurnya secara halus,
Arabella memandangi lauk pauk yang terhidang di meja makan, ada daging sapi saos teriyaki,ada capcai dan sup iga sapi
Arabella menahan mual Saat aroma masakan itu tercium dan sangat menusuk hidung nya
Arabella membekap mulut nya dan berlari ke wastafel yang ada di dapur, memuntahkan semua isi perut nya, hal itu tidak luput dari perhatian kedua orang tua nya dan juga vania sendiri, mereka merasa heran dengan tingkah Arabella, setelah merasa tenang barulah dia kembali ke meja makan
Semua mata menatap dirinya penuh selidik
Dengan tangan gemetar dan jantung yang berdetak, Arabella menatap ayah nya yang juga menatap dirinya
"Maafkan aku ayah, aku.... Aku hamil"
Ujar nya dengan suara yang bergetar..
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!