NovelToon NovelToon

THE LAW FIRM Series

Love Intrigue Part 1. Kayla Riyani

... ...

Part 1.  Kayla Rayani

“Sayang...” Seseorang mengetuk pintuku dan menyapaku dengan sebutan sayang.

“Napa...” Aku tahu siapa itu. Kenneth J. Tulos, seorang laki-laki tampan dengan posisi senior associate. Anak bos pemilik firma hukum ini. Dan aku sama sekali tak mengangkat kepala dari dokumen yang sedang kuteliti. Sementara seorang staff junior associate ku duduk didepanku.

“Kenapa sih gak teliti banget jadi orang! Ini cepat cepat perbaiki!” Aku mengomel pada junior associate yang membantuku menangani kasusku. Kesalahan ketiknya yang konyol membuatku meradang saat sebentar lagi aku harus  menghadapi meeting dengan pengacara lawan salah seorang klienku.

“Iya bu,...maaf.” Dia menghilang secepatnya dari ruangan kerjaku dan membuatku mengeluh sakit kepala hari ini.

“Napa Ken?” Aku, Kayla Rayani, 33 tahun, senior associate yang bekerja pada Jonathan Tulos Partner kartor pengacara ternama yang punya puluhan senior associate dan kantor mentereng di salah satu gedung di Segitiga Emas Kuningan, yang juga adalah salah satu affiliansi TAQLaw Alliance, UK untuk wilayah Indonesia.

“Kasus baru ya...” Dia langsung duduk didepanku.

“Hmm, pertemuan pendahuluan hari ini.”

Bidang keahlian utamaku adalah hukum sipil di bidang perdata, di antaranya yang mengatur tentang subyek hukum, hukum keluarga, hukum harta dan hukum waris. Konsentrasi bidang yang kugeluti meliputi masalah perkawinan dan perceraian, pengurusan perkawinan campuran (WNI dengan WNA), perjanjian kawin, hingga

sengketa waris.

Bidang ini selain membutuhkan pengetahuan tentang hukum perdata yang terkait juga sedikit banyak membutuhkan narasi drama kadang, keahlian membelokan simpati dan mencari sensasi jika kau berhadapan dengan kasus selebriti lebay yang menggunakan perceraiannya sebagai bahan menaikkan popularitas. Berhadapan dengan para wartawan? Itu sudah makananku sehari-hari.

Dan untuk ini aku sudah mencatatkan namaku di daftar rekomendasi terbaik diantara para selebriti terkenal dan para klien kaya dengan  setelah bekerja keras bertahun-tahun.

“Ngapain lu disini?” Gantian duduk depan gue saat staff gue udah pergi.

“Nih...” Dia mengansurkan sekotak coklat. Dan itu membuatku memantulkan senyumku untuknya.

“Hmm.. thanks.” Membuka coklat manis itu, coklat ini adalah guilty pleasure yang tak dapat kutolak dan dia tahu pilihanku. Pure dark chocolate.

“Ntar malem mau nonton?” Aku memicingkan mata padanya.

“Ini sogokan buat ngajak nonton, mana cewe lo?”

“Hmm... putus, lagi desperate.”

“Bukannya lu biasa ganti-ganti cewe. Udah biasa aja kalo putus kan?” Dia nyengir doang. Umur 33 hanya berbeda satu tahun denganku, dia menjadi hot available man di kantor ini. Entah kenapa dia sangat pemilih.

“Terserah ape kate lo Bu Kayla, jam 6 ya. Ada Marvel maen gue udah beli tiketnya. Gue perlu temen nonton... Stress!” Dia dan gue temen jalan yang cocok. Entah kenapa juga... Gue suka jalan sama dia.  Tapi jangan salah sangka, kami cuma temen, walaupun dia sayang-sayangan sama gue.

“Bu, pengacara Pak Yongky sudah menunggu.” Assistenku memberitahu tamuku sudah datang.

“Oke. Berkas udah siap. Keenan dan Lola?” Keenan dan Lola adalah dua junior associate yang membantuku saat ini untuk kasus ini.

“Sudah bu.”

“Ya udah... jam 6.” Akhir minggu ini aku sepertinya masih bisa nonton. Belum ada kasus baru masuk  harus masuk persidangan.  Yang satu sudah masuk tapi bukan kasus rumit, hanya harus bikin drama untuk konsumsi televisi.

Ini adalah pertemuan awal para pengacara dua klien yang sedang bertikai. Klienku adalah seorang public figure, kita sebut dia Cathy, 6 tahun menikah dengan seorang anak perempuan berumur 5 tahun. Bercerai karena suaminya berselingkuh, dan ingin perceraian secepatnya. Tanpa meributkan apapun termasuk harta gono gini karena sudah ada perjanjian pranikah antara mereka. Well, suaminya seorang ‘juragan’ dengan bisnis mentereng, kita sebut dia Yongky.

Permintaan sederhana sebenarnya, tapi karena ini ada anak, maka ini mungkin tidak sederhana itu. Karena anaknya sekarang bahkan berada dirumah Ibu mertuanya. Perebutan hak asuh adalah masalah klasik yang mengiringi perceraian.

Aku belum tahu siapa pengacara pihak lawan. Tapi yang membuat janji temu seseorang yang bernama Alan Iskandar. Aku belum pernah mendengar atau bertemu dengan Alan ini. Tapi aku pernah  berhadapan dengan satu atau dua pengacara dari firma Hutomo and Partners ini seingatku.

Mematut diri depan cermin, rambut panjang dan lurus ku sudah diikat rapi ke belakang. Makeupku sudah rapi dan tidak berlebihan. Aku berjalan keluar menuju ke ruang meeting. Dua orang duduk membelakangi dan berbicara berbisik di kaca  ruangan meeting.

“Selamat siang.” Dua laki-laki berbalik menghadap ke arahku. Satunya pasti Alan dan satunya... mata kami saling bertatapan beberapa saat dan aku mulai bertanya ‘kenapa di kolong langit ini harus dia yang harus kuhadapi’.

“Ibu Kayla, saya Alan Pratama . Akan in-charge mewakili Pak Yongky.” Aku  kembali ke laki-laki pertama yang bernama Alan Pratama dan bersalaman dengannya.

“Siang Pak Alan, saya Kayla Rayani, mewakili Ibu Cathy.” Dalam persidangan perdata seperti ini para Pihak yang bertikai biasanya menguasakan semua urusan ke pengacara mereka. Kecuali jika memang diharuskan muncul ke pengadilan. Misal saat pembacaan keputusan.

“Ini rekan saya, Pak Herman Hernadi.” Dan kami berhadapan lagi untuk sekian lama, aku tak pernah mengharapkan akan berhadapan dengannya lagi. Dan kenapa dia disini, dia spesialis pidana, kenapa dia bergabung di kasus perdata? Ada yang tidak beres disini. Entah apa.

“Bu Kayla...” Aku melihatnya sedikit tersenyum.

Aku menarik sudut bibirku. Aku tak akan mengatakan aku tersenyum padanya, walaupun dia bisa membuat gadis lain langsung tersenyum seperti pucuk bunga merindukan matahari ketika melihatnya tapi jelas bukan aku, aku akan menghindarinya seperti putri malu yang menutup daunnya jika tersentuh.

“Pak Herman.” Aku menyebut namanya dan secepat itu menarik tatapanku darinya.

Menghindar dari ingatan yang pernah dibuatnya. Aku ingin menjauh tapi entah kenapa aku harus terperangkap diruangan ini bersamanya. Aku kadang merasa membencinya, tapi kenapa setengahnya aku juga merindukan kenangan bersamanya. Kenapa benci dan rindu harus setipis kertas. Entahlah pernah aku berpikir kadang dunia terlalu absurd untuk dijalani.

●●●●●●●●●●●

Jenjang Karier bagi Para Pengacara:

Aku jelaskan sedikit tingkatan karier biar kalian gak binggung sama istilah kepangkatan yang aku pakai  yak

Intern

Biasanya ketika baru lulus, maka jabatan yang tersedia adalah legal intern dengan jangka waktu sekitar 3 bulan. Biasanya, pekerjaan yang dilakukan adalah melakukan riset ketentuan hukum dan terjemahan hukum jika diperlukan;

Probation

setelah intern, atau di beberapa lawfirm bisa saja langsung masuk ke tahap ini, maka akan dilakukan probation. Sejatinya, menurut UU 13/2003, maka probation hanya bisa selama 3 bulan, tetapi ada beberapa lawfirm yang menetapkan masa probation selama 6 bulan atau lebih, jadi hati-hati ya. Pekerjaan yang dilakukan akan mirip dengan intern, tetapi biasanya sudah lebih dilibatkan dalam berhubungan dengan klien;

Associate

A.    Junior associate yang memiliki tugas utama untuk membantu pekerjaan middle associate dan senior associate.

B.     Middle associate dari junior associate memakan waktu yang berbeda-beda, tetapi di antara 3–5 tahun kerja.

C.     Senior associate, bisa memakan waktu yang juga berbeda-beda, tetapi sekitar 5–7 tahun kerja. Kebanyakan jabatan di dalam sebuah lawfirm adalah jelas associate dan pekerjaannya mencakup semua hal dengan tujuan utama memuaskan keinginan klien, mulai dari due diligence, pembuatan legal opinion, hingga secondment di kantor klien;

Partner

Yang mana jabatan ini adalah jabatan yang diberikan, bukan diraih. Partner sendiri adalah sekutu di dalam lawfirm, yang memiliki bagian "potongan kue" dari hasil deal dengan klien. Jadi, tugas anda di sini bukan lagi melakukan riset hukum, tetapi mencari klien. Namun demikian, ada juga sebutan salary partner, yang tidak diberikan target mendapatkan klien.

...•••••••••••••••••••••••••••••••••••...

...HAI Pembaca Yang Budiman, Jumpa lagi di Novel Margaret R Aegis “THE FIRM : LOVE INTRIQUE”...

...Disclaimer : Cerita ini fiktif, semua nama yang ada disini adalah fiktif, walaupun mungkin didasari pengamatan terhadap  kejadian nyata. Kesamaan cerita di dunia nyata tidak dimaksudkan untuk menyinggung pihak manapun....

...Jadi jangan baper kalo ada cerita mirip, mungkin yang mirip bukan satu dua tapi banyak ya, bukan sengaja untuk membahas satu kasus, karena cerita ini dilator belakangi dunia hukum yang pasti sedikit banyak ada yang sama....

 

...Terimakasih sudah mengikuti diriku sampai disini. Semoga kalian terhibur dan sedikit banyak bisa memberikan sebuah perfektif dan pengalaman baru bagi kalian. Ini tetep Romance tentu saja....

...Terimakasih sekebon mawar buat salah satu pembacaku Oppgan, beliau adalah seorang praktisi dan dosen senior di bidang Hukum yang sudah membantu mengoreksi dan memberi masukan untuk novelku agar tidak  keluar jalur....

...**********************************...

Love Intrigue Part 2. Kenapa Harus Begitu Rumit.

“Baiklah, kita akan membuat ini sesederhana mungkin saya kira. Perceraian langsung tanpa bertele-tele. Bu Cathy minta tak ada wartawan, walaupun tak mungkin. Hak asuh akan ke Ibunya seperti biasa, plus Bu Cathy sama sekali tidak mau mempermasalahkan gono-gini, hanya tunjangan anak secara sukarela, jadi mari kita buat kasus ini selesai dan melanjutkan pekerjaan kita.” Aku langsung ke pokok pembicaraan dan mengatakan semua yang kupikir bisa berhasil.

Tapi langsung dipotong tentu saja. Ini tak sesederhana itu.

“Bu Kayla, masalah hak asuh akan tetap dikeluarga Pak Yongky. Itu tidak kita setujui.”

“Putri mereka baru berusia lima tahun. Bagaimana mungkin hak asuh ke Ayah. Ibu akan pasti menang soal itu.” Aku masih berusaha menyederhanakan kasus.

“Bu Kayla, lebih baik Ibu sudah bicara ke Bu Cathy lagi. Kenapa anak mereka ada di rumah Ibu Pak Yongky. Disini ada Pak Herman di bagian pidana, karena mungkin kita akan bicara tentang penganiayaan anak dan buktinya nanti jika ini diteruskan.” Penganiayaan anak! Jadi itu alasan kenapa Herman ada disini.

Aku langsung diam melihat kearah Alan. Dan saat paling kubenci adalah saat klienku tak mengatakan semua masalahnya sehingga aku terlihat bodoh di depan pengacara lawan. Bagaimana aku bisa membantu mereka jika mereka tidak menceritakan jelas apa masalah mereka. Alan tersenyum padaku. Dia mengangsurkan sebuah dokumen yang kubaca dengan cepat.

“Pak Yongky juga ingin membuat semua ini mudah. Dia menawarkan kesepakatan Bu Kesyha bisa mengunjungi anak mereka kapan saja. Tapi hak asuh akan tetap dipegang oleh keluarga Pak Yongky. Dan Pak Yongky menawarkan sejumlah yang saya rasa sangat cukup dan murah hati sebagai tunjangan perceraian selama  dua tahun. Ini akan cepat, mudah, dan sama seperti Bu Cathy Pak Yongky juga tidak mau bertele-tele...”

Alan duduk menyender ke kursinya kemudian. Awalnya aku berharap kasus ini tak rumit, ternyata well... harapanku tak berhasil juga.

“Sepertinya tak bisa tanpa wartawan. Wartawan sudah bikin kasak-kusuk pas acara penghargaan televisi kemarin suami istri tak muncul bersama. Cuma Bu Cathy saja yang muncul di sana, plus Bu Cathy menuruti dorongan hatinya menghapus link media social mereka. Gosip sudah terlanjur menyebar, saat kita mendaftarkan sidang mereka wartawan akan langsung tahu...” Alan melanjutkan.

“Ini kasus perselingkuhan dan Pak Yongky yang berselingkuh. Kasus seperti ini tak pernah dimenangkan pihak yang berselingkuh.” Aku mempertahankan pendapatku.

“Kau pasti belum melihat ini...” Sekarang Herman yang bicara. Dia mengansurkan map lainnya.

Dan ini adalah, ...laporan visum! Foto memar dibeberapa tempat! Bekas cubitan seorang anak yang kutahu adalah anak mereka. Aku membeku ditempatku.

“Apa Ibu Kayla tahu, klien Anda punya kelainan bipolar.” Perkataan selanjutnya dari Herman membuatku langsung melihat kearahnya.

“Bipolar...” Aku mengulang phrase itu.

“Ya bipolar. Bu Kayla, jika ini diekspos akan besar dampaknya bagi karier Bu Cathy. Sangat disayangkan kariernya sedang di puncak popularitas. Lebih baik Ibu bicara ke Bu Cathy lagi untuk menerima pengaturan Pak Yongky. Dan kemudian kita akan lakukan ini dengan cepat tanpa banyak kerusakan di pihak manapun. Posisi tawar kami sangat jelas, walaupun ini diawali kasus perselingkuhan tapi perebutan hak asuh tidak bisa dimenangkan Bu Cathy, tapi tetap Pak Yongky berbaik hati tidak menghalangi pertemuan Ibu dan anak jika kasus ini selesai...”

Aku diam. Penderita bipolar, alasan tindakannya yang mungkin dipicu stress kasus perselingkuhan. Ini tetap punya peluang menang tapi seperti yang dikatakannya pertaruhan yang dibuat besar, jika tetap berkeras, karena pihak lawan juga tak akan membuat ini mudah bagi kami. Dan Cathy tak mengatakan ini padaku. Aku menghela napas frustasi...

“Saya rasa saya tidak bisa memutuskan apapun sekarang,...” Aku perlu mundur sekarang. Tak ada gunanya berkoar-koar di pertemuan pertama.

“Saya kira juga begitu.” Alan menyambung perkataanku dan ikut mundur.

“Bagaimana kasus Jennifer dan Derrick , itu ramai sekali. Perceraian biasa saja bisa seramai itu. Anda sangat sering wira-wiri di televisi belakangan bersama Jennifer.” Dia tertawa mengomentari kasusku yang lain.

“Mereka artis, perceraian juga sumber uang  bagi mereka. Semangkin heboh, semangkin banyak drama semangkin bagus... Saya hanya ikut berperan dalam dramanya plus setengahnya penulis naskah.” Aku tersenyum dan Pak Alan mengangguk mendengar perkataanku. Kami pengacara membela kasus dan kepentingan klien kami, diluar itu kami biasa saja tidak bermusuhan secara pribadi. Jadi pembicaraan seperti ini sebenarnya biasa-biasa saja.

“Bu Kayla juga jadi artis nampaknya belakangan... Sebentar lagi rubah profesi jadi pemain sinetron.” Sekarang Herman yang bicara. Aku tersenyum kecil.

“Mungkin bisa... Tapi kurasa Pak Herman lebih berbakat.” Aku melirik pada Herman sekarang. Dia melihatku tanpa berkomentar.

“Oh Bu Kayla kenal dengan Pak Herman, beliau pengacara pidana. Belum pernah ke perdata saya kira, saya tidak tahu kalau dia juga bisa jadi pemain drama.” Pak Alan melihat ke Herman.

“Ohh, dia pemain yang baik. Tak diragukan.” Aku membalas Pak Alan. Tapi Herman tak menjawabku dan Pak Alan tidak berkomentar lagi tentang Herman kemudian.

Pertemuan berakhir tak lama kemudian. Karena aku harus bicara ke klienku tentang apa yang sebenarnya terjadi.

“Bisa kita bicara sebentar.” Herman tiba-tiba meminta waktu bicara denganku saat kami keluar dari ruangan meeting. “Bro Alan, aku belakangan.” Aku menghela napas.

“Fine.” Dan tak keluar dari ruangan meeting

“Bro Alan, aku belakangan.” Dia berputar menghadap ke arahku setelah kami berdua sementara aku menghenyakkan diriku ke kursi.

“Ada apa?” Aku sebenarnya malas berbasa-basi. Lagipula kami sudah lama tak bertemu.

“Bagaimana kabarmu.”

“Masih hidup, lebih baik dan tambah kaya.”  Jawabanku memang seenaknya. Tapi itu kebenaran.

“Kau masih membenciku. Sudah bertahun-tahun kau masih tidak bisa menerima aku melakukan itu untuk membuat semuanya mudah?”

“Saya bodo amat soal masa lalu... Bisa kita fokus ke kerjaan kita saja. Lagipula kita gak harus kerjasama sekarang. Kenapa harus mempermasalahkan masa lalu.” Dia menghela napas.

“Fine...”

“Fine...” Aku tak tahu aku memberi tekanan kepada suaraku sendiri, harusnya ini bukan sesuatu yang membuatku terpengaruh lagi. Kami berdiam diri sekian lama dan menyisakan ruang sunyi diantara kami, di masa lalu ruang sunyi seperti ini diisi saling berpegangan tangan dan bertatapan satu sama lain. Sebelum semuanya kemudian jadi kenangan menyakitkan.

“Aku senang kita bisa bertemu lagi. Dan melihatmu baik-baik saja.” Kata-katanya membuatku melihatnya, sebelum dia pergi meninggalkanku.

Apakah aku senang melihatnya lagi?

Tidak, dia menambah roller coaster yang tidak perlu.

Love Intrigue Part 3. Perdebatan Tak Berujung 1

Enam tahun sebelumnya....

“Kamu yang membuat asumsimu sendiri dari awal! Tanpa tahu kebenarannya. Percuma menjelaskan padamu!” Herman berteriak padaku.

“Ohh kau membiarkan dia mengambil tempatku bukannya karena kau jalan dengannya akhir pekan yang lalu. Biarku tebak, karena dia melakukan nego di apartmentmu?! Aku membuat asumsi? Aku melihat dengan mataku sendiri, asumsi itu perkiraan, tapi aku melihat kenyataan.” Aku menunjuk padanya langsung sekarang.

“Ini cuma klien perusahaan biasa, cuma pendampingan legal perusahaan. Dia tidak melakukan apa-apa di apartmentku!” Kami bertatapan sengit satu sama lain.

“Ohh maaf Pak Herman, kalo gak ada nego ngapain dia ke apartment lo. Maen gundu?”

Aku marah. Darahku naik ke ubun-ubun. Playboy sialan ini berpikir dia bisa mengambil kasusku begitu saja. Aku yang handle sejak pertama, kenapa dilimpahkan ke orang lain. Aku tak peduli dia mau kencan dengan  sepuluh orang cewe terserah, tapi begitu dia nyentuh kerjaanku, akan kuladeni dia.

“Lu gak masuk ke company service pokoknya. Tetep bantu tim di litigasi case.”

“Oh ya?! Fine, gue akan sign out dari sini kalo begitu.”

“Maksud kamu apa?”

“Saya akan mengundurkan diri Pak Herman. Apa ucapan saya kurang jelas.” Dia terdiam mendengar keputusanku yang tiba-tiba yang memang baru kuputuskan sekarang. Setelah merasa putus asa dengan perasaanku sendiri dan terutama diriku sendiri.

“Kayla!” Aku keluar dan banting pintu depan dia.

Herman senior associate bagianku, salah satu pengacara di sini. Dan bisa dikatakan mungkin akan jadi salah satu partner law firm ini, walau dia masih muda dia punya catatan karier yang cemerlang, plus keluarganya adalah pemilik salah satu agensi perusahaan keamanan yang menangani pelatihan dan penyedian tenaga keamanan gedung dan pengawalan pribadi yang punya cabang di Surabaya. Jadi sering kerjasama dengan firma hukum kami yang terkenal spesialis menangani kasus pidana, walaupun tentu saja ada bagian perdata.

Aku terlibat dengannya secara pribadi, tanpa status.

Well, itu pilihanku karena di usia yang ke 27 ini aku tidak mau ikatan,tidak percaya happily ever after, aku masih mengejar karier. Lebih pribadi aku tak percaya ikatan cinta dan percaya pada diriku sendiri, tapi dia terlalu menarik untuk diabaikan dan dia juga tak mau terlibat hubungan serius sekarang, kami cocok tentu saja, bersama dengannya selalu penuh dengan debaran menyenangkan.

Aku mungkin jatuh cinta pada Herman.

Aku coba menyangkalnya, tapi ... melihat dia dekat seseorang membuatku sakit, padahal hubungan kami harusnya tanpa tendensi saling memiliki. Rumit, itulah yang terjadi, aku terperangkap dengan perasaanku sendiri. Aku sendiri tak bisa mengerti dengan diriku sendiri apalagi orang lain. Aku hanya ingin menghindar sekarang, mencoba menghapusnya... Dan aku sadar hal ini membuat pekerjaan disini semangkin rumit. Aku ingin keluar dari sini. Dan keluar dari hubungan rumit ini, keluar dari perasaanku sendiri.

Aku mengambil tas kerjaku dan keluar dari kantor, sesak, ini sudah sore, sebagian sudah pulang, kecuali tim yang mungkin masih mempersiapkan kasus. Kadang kantor ini beroperasi sampai lewat tengah malam.

“Kita belum selesai bicara. Ikut!” Herman menarik tanganku mengikuti langkahnya di lobby gedung. Keputusanku sudah bulat, aku akan resign dan menerima tawaran temanku dari firma lain. Aku perlu tempat kerja baru.

“Kenapa harus ikut kamu.” Aku menarik tanganku.

“Ikut sekarang Kay...” Dia menatapku dan bicara dengan suara pelan. Aku tahu aku tak bisa menolak, jika dia meminta begitu. Akhirnya kubiarkan dia membimbing tanganku. Kami turun ke parkiran mobil. “Ayo makan malam...” Kenapa aku harus terperangkap dengan dia disini. Perasaan ini, ... menyiksa.

“Kenapa kau mau resign.”

“Aku ada tawaran associate ditempat lain. Firma di Jakarta...”

“Bukan karena ...” Dia melihatku.

“Tak ada hubungannya denganmu.”Aku memotongnya. Dia diam.

“Lalu kenapa kau langsung memutuskan resign.”

“Aku ingin pindah ke Jakarta. Temen yang rekomendasiin resume aku. Langsung assisten partner utama. Gaji bulanannya sangat lumayan, belum termasuk bonus. Aku udah wawancara dengan atasanku langsung. Firma besar affiliansi dengan firma luar. Aku ingin spesialisasi perdata, firma ini lebih fokus ke pidana, aku lebih suka perdata.”

“Kenapa begitu tiba-tiba.”

“Tawarannya baru datang, aku harus mengambilnya atau lewat...” Di sudut hatiku, aku ingin dia bilang ‘Jangan pergi Kayla. Aku membutuhkanmu disini.’ Aku yakin aku tak akan bisa bertahan akan permintaannya seperti itu. Tapi aku tahu dia juga tak akan mengatakan itu. Dia sama sepertiku, pikiran dan logika kami tak mempercayai cerita cinderella, tapi sebagian hati kami menginginkannya. Klise manusia selalu punya dua sisi yang bertentangan.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!