NovelToon NovelToon

Mendadak Menikahi Pengawal Kakek

Episode 1 Pulang

Cekrek, cekrek, cekrek, cekrek.

Kilatan kamera blitz dengan para wartawan yang berlomba-lomba untuk mengambil gambar dari pria 70 tahunan baru saja keluar dengan menggunakan tongkatnya.

Pengawal stanby sekitar berapa orang yang tidak ingin atasan mereka sampai kenapa-kenapa, dari membuka pintu mobil dan mencoba untuk melindungi.

..."Tuan desa apa saja yang akan mendapatkan donasi dari tuan?"...

..."Tuan dalam bentuk apa donasi yang diberikan apakah bentuk sembako atau uang tunai?"...

..."Tuan berapa total yang dikeluarkan Perusahaan Anda?"...

Banyak sekali pertanyaan wartawan dengan mengerumuni pria yang tersenyum lebar itu. Pria tua itu begitu sangat ramah, tetapi langkahnya tidak bisa terhenti untuk meneladani para wartawan karena di dalam sana sedang diadakannya acara show dan semua penjelasan dan pertanyaan para wartawan harus dijawab di sana.

Mizwar seorang pengusaha kaya raya yang sangat dikenal oleh publik kedermawanannya. Pria 70 tahun itu menghabiskan masa tuanya dengan tetap fokus pada perusahaan agar bisa membantu orang-orang yang memiliki ekonomi rendah.

..."Pemirsa tuan Mizwar akan menyumbangkan keuntungan dari proyek kerjasama dengan Pengusaha asing Luar Negeri pada beberapa desa terpencil,"...

..."Berita tentang donasi yang diberikan beliau sudah sampai pada masyarakat yang membuat mereka tidak henti-hentinya memberikan komentar positif dengan doa yang penuh keikhlasan dan sangat menunggu kedatangan tuan Mizwar di desa mereka!"...

..."Mari kita saksikan pembicaraan tuan Mizwar dengan presenter hangat kita,"...

..."Tuan saya ingin menyampaikan salah satu pertanyaan dari netizen," ucap pembawa acara tersebut yang tampak ramah....

..."Silahkan," sahut Mizwar yang duduk di depannya....

..."Tuan Mizwar apa Anda tidak bosan terus mendonasikan keuntungan dari kerjasama Perusahaan Anda. Apa Anda tidak takut miskin?" tanya presenter tersebut mewakili pertanyaan netizen....

..."Tidak ada yang membuat saya takut miskin dan Alhamdulillah selama puluhan tahun berada dalam dunia bisnis, Allah masih tetap mempercayakan rezekinya kepada saya untuk disalurkan kepada orang-orang yang kekurangan di luar sana," jawabnya dengan sangat bijak dan mendapat sambutan tepuk tangan dari para penonton yang ada di studio....

..."Lalu apakah Anda akan pensiun dari CEO Perusahaan Verb?" tanya presenter tersebut....

..."Alhamdulillah sampai saat ini saya masih diberi kesehatan, kekuatan fisik dan juga ketenangan pikiran. Saya masih bisa mengelola Perusahaan dengan baik dan bekerjasama dengan orang asing," jawabnya...

..."Lalu bagaimana Anda menghadapi para pesaing yang mudah-muda saat ini, bukankah posisi seperti ini pasti banyak sekali yang menjatuhkan Anda?" tanya presenter tersebut....

..."Sebagai manusia harus berusaha dan saya sampai saat ini hanya mengingat perkataan almarhum kedua orang tua saya, harus gigih dan ulet bekerja, bekerja untuk kebaikan bangsa dan negara dan juga untuk orang-orang lain. Allah melindungi kita dan jika banyak pesaing di luar sana yang tidak suka dengan saya, maka itu hak mereka. Saya tidak pernah takut dengan apapun kecuali dengan Allah!" jawabnya dengan sangat bijak yang kembali mendapatkan sambutan tepuk tangan....

Acara show tersebut yang disiarkan secara langsung melalui saluran televisi dan juga YouTube yang ternyata seorang wanita cantik memakai hijab berada di dalam mobil terlihat menonton dari YouTube.

"Kakek benar-benar panutan," ucapnya yang terlihat begitu sangat bangga.

"Aku sudah tidak sabar untuk menemui Kakek," ucapnya dengan senyum di wajahnya.

"Nona Arcilla 15 menit lagi kita akan sampai Perusahaan. Apa Nona jadi mampir ke toko kue?" tanya seorang wanita yang memakai jas yang sedang menyetir.

"Kita mampir sebentar," jawab Arcilla dengan lembut.

"Baik Nona," sahut wanita tersebut yang melihat dari kaca spion.

****

Perusahaan Verb.

Mizwar yang duduk di sofa yang berada di ruang kerjanya terlihat menandatangani berkas. Ada dua pria berdiri di belakangnya dengan pakaian rapi seperti Bodyguard dan satu pria tampan di depannya yang sejak tadi berdiri dengan gagah.

Setelah menandatangani dokumen tersebut dan kembali memberikannya pada pria tersebut.

"Rasyid kamu periksa kembali dana yang akan disalurkan ke kabupaten Asahan. Saya ingin dana tersebut benar-benar sampai kepada masyarakat dan tidak berkurang sedikitpun atau pindah ke tangan siapapun," ucap Mizwar memberi perintah kepada pengawal pribadinya itu.

"Baik. Pak," jawabnya.

"Lalu bagaimana kerjasama dengan tuan Antoni dari Amerika?" tanya Mizwar.

"Saya sudah mengatur janji dengan beliau, akan ada pertemuan dua hari lagi dan akan langsung tanda tangan kontrak," jawab Mizwar.

"Berarti mereka menyetujui rencana proyek kita?" tanya Mizwar.

"Benar tuan! .... tanda tangan kontrak akan dibuka secara umum di depan para media. Ini merupakan kerjasama yang besar dan juga akan dihadiri kepala negara. Bapak juga diundang kepala negara untuk membicarakan kerjasama besar ini," jelas Rasyid.

"Jika sudah tercium oleh media yang artinya masyarakat akan tahu dan para pengusaha lainnya juga akan mengetahui semua ini. Apa itu artinya...."

"Untuk masalah keamanan dan keselamatan bapak tidak perlu khawatiran," Rasyid yang memotong kalimat pria tua tersebut karena mengetahui apa yang dimaksud pria itu.

Semakin tinggi pohon dan semakin kencang angin yang menerpanya. Mizwar pengusaha yang sangat sukses, dan juga terkenal dermawan yang membantu banyak orang dan banyak pesaing yang ingin menyingkirkannya. Maka tidak heran keseharian Mizwar selalu dikawal beberapa orang.

Mizwar juga dikenal sebagai tali silaturahmi antara Negara karena kesuksesannya dalam membangun bisnis dengan bersih dan bekerjasama dengan banyak Negara Luar yang memperkenalkan Negara Indonesia kepada Negara Luar.

"Asalamualaikum!" pintu ruangan itu dibuka tiba-tiba yang menghentikan pembicaraan Mizwar dan pengawal pribadinya.

Arcilla tampak tersenyum berlari memasuki ruangan tersebut.

"Walaikum salam," sahut Mizwar.

Rasyid berlalu dari hadapan majikannya dan menundukkan kepala di saat cucu kesayangan majikannya itu datang.

"Kakek selamat!" Arcilla memeluk Mizwar begitu sangat erat.

"Kakek tidak sedang berulang tahun dan mengapa kamu mengucapkan selamat?" tanyanya yang sudah melonggarkan pelukan itu dengan Mizwar keluar dari bangku kerjanya dan keduanya duduk di sofa.

"Kakek menyalurkan donasi untuk kabupaten Asahan dan itu artinya kakek menuruti permintaan Cilla. Cilla bangga dengan Kakek yang selalu mengutamakan orang lain. Kakek tidak pernah menyimpan harta sendirian dan selalu membagikannya kepada orang lain," jawabnya dengan tatapan mata yang sangat tulus penuh kebanggaan kepada pria tua itu.

"Semua donasi yang Kakek berikan untuk orang-orang itu juga untuk orang tua kamu dan untuk orang-orang terlebih dahulu agar mereka di atas sana bahagia di sisi yang Maha kuasa," jawab Mizwar.

"Makasih Kakek sampai saat ini Kakek masih mengirim bekal untuk mereka," ucap Cilla.

"Kamu juga harus melakukan yang sama jika Allah memberi kamu kepercayaan untuk memimpin. Jangan menjadi pemimpin yang serakah, jadilah seseorang pemimpin yang bijaksana dan dermawan yang menjadikan jalan kesuksesan untuk kamu," ucap Mizwar.

"Huhhhh!" Cilla menghela nafas dengan wajahnya mengkerut.

"Tetapi Cilla tidak tertarik dalam dunia bisnis dan apalagi seperti Kakek. Kakek pebisnis hebat dan dikelilingi orang-orang jahat. Cilla tidak seberani Kakek mengambil resiko sebesar itu," ucapnya berterus terang memang tidak tertarik untuk menjadi penerus Kakeknya.

"Tetapi bagaimanapun suatu saat nanti kamu yang akan menggantikan Kakek," ucap Mizwar dengan penuh harap.

"Kenapa harus Cilla. Cilla hanya seorang cucu perempuan dan masih ada Om Ramos, masih ada 2 putranya Roby dan Arbil. Kakek juga masih memiliki beberapa anak dan juga banyak cucu. Cilla tidak tertarik untuk semua itu dan lebih tertarik menjadi seorang pelukis," ucapnya dengan santai yang mengangkat kedua bahunya..

Mizwar hanya tersenyum dengan penolakan dari cucu kesayangannya itu.

Bersambung....

...Hay para pembaca yang setia, saya kembali memberikan karya baru untuk kalian semua. Kita sama-sama mendukung karya saya dengan memberikan partisipasi komentar positif dan kritikan yang membangun. Jangan lupa untuk dukung dari vote, subscribe dan like. Tetapi ingat bom like agar karya ini dapat sukses....

...Semoga kalian menyukai karya terbaru Saya sedikit banyaknya pemberian dari kalian menjadi tempat untuk semangat bagi saya. ...

Salam cinta dari saya author..❤️❤️❤️

Episode 2 Keadaan Mendesak

"Baiklah! Kamu sudah dewasa dan memiliki kuasa menentukan jalan hidup kamu seperti apa dan apa yang membuat kamu nyaman. Kakek mendukung kamu," ucap Mizwar yang membuat Arcilla tersenyum.

"Rasyid kamu antarkan Cilla untuk pulang kerumah. Saya setelah ini harus bertemu dengan tuan Saka," titah Mizwar.

"Tetapi bagaimana dengan Bapak?" tanya Rasyid tidak akan puas jika bukan dia sendiri yang mengawasi majikannya.

"Pertemuannya hanya di kantor, kamu tidak perlu khawatir dan setelah mengantarkan Cilla kamu bisa kembali kekantor," ucap Mizwar.

"Baiklah!" sahut Rasyid.

"Mari Nona silahkan," titah Rasyid.

"Cilla menunggu Kakek di rumah. Cilla punya sesuatu untuk Kakek," ucapnya yang terlihat begitu semangat.

"Kakek akan secepatnya pulang," jawab Mizwar membuat Cilla menganggukkan kepala dan mencium punggung tangan kakeknya itu kemudian langsung pergi.

Tiba di parkiran Rasyid membukakan pintu mobil untuk Cilla.

"Silahkan Nona!" titah Rasyid yang melihat majikannya itu tampak bengong yang tidak masuk mobil.

"Kamu yang menyetir?" tanya Cilla.

"Benar Nona,"

"Jadi hanya berdua saja?" tanyanya lagi. Rasyid kembali menganggukan kepala.

"Kenapa harus berdua, di mana asisten yang mengantarku tadi ke kantor?" tanya Cilla.

"Kakek memerintahkan beliau untuk menemui klien," jawab Rasyid.

"Jadi hanya berdua saja, ya sudahlah ini juga keadaannya mendesak," batin Cilla yang memasuki mobil.

Cilla sama seperti kakeknya yang dikenal kepatuhan kepada agama. Cilla hanya merasa tidak nyaman jika berada di mobil dengan pria yang bukan mahramnya. Tetapi itu adalah perintah dari kakeknya. Cilla juga tidak bisa melakukan apapun dan mungkin keadaannya juga mendesak.

Cilla berada di dalam mobil terlihat membaca buku dan sementara Rasyid yang menyetir dengan profesional. Jika bersama dengan Mizwar di dalam mobil yang pasti mereka sering mengobrol karena Mizwar memang orangnya sering mengobrol.

Berbeda dengan Cilla memilih untuk memiliki kesibukan yang lain dan Rasyid juga tidak mungkin mengajak cucu dari majikannya itu mengobrol karena itu sangat tidak sopan.

Kediaman Mizwar.

Diruang tamu yang mewah itu terlihat dua anak muda yang tampan dan seorang pria tampak frustasi berdiri sejak tadi dengan mondar-mandir dengan berkacak pinggang.

"Lihatlah Papa lebih mementingkan mendonasikan uangnya ke kabupaten Asahan dibandingkan menambah modal untuk proyek bisnisku," ucap Ramos yang terlihat begitu kesal.

"Mas seharusnya membicarakan ini dengan papa dan jangan menyalahkanku," sahut Miska.

"Bagaimana aku tidak menyalahkan kamu. Kamu sebagai anak seharusnya bisa berbicara dengan ayah kamu. Kita sudah menikah puluhan tahun dan bahkan sudah punya 3 anak dewasa. Tetapi Ayah kamu tidak pernah memberiku kepercayaan untuk berpartisipasi di Perusahaan dan tetap saja menjadikanku sebagai orang lain yang harus berusaha sendiri," keluh Ramos.

"Papa selalu memberi. Mas banyak kesempatan. Tetapi Mas yang tidak memegang kesempatan itu dengan baik," sahut Miska.

"Kamu akan selalu berbicara seperti ini dan kamu tidak tahu betapa berusahanya aku selama ini dan ini juga demi masa depan anak-anak kita!" tegas Ramos.

"Asalamualaikum!" sapa Cilla yang baru sampai rumah.

"Walaikum salam," sahut orang-orang yang ada di ruang tamu tersebut.

Ramos mencoba mengendalikan emosinya dengan membuang nafasnya perlahan ke depan. Cilla tersenyum dengan mencium punggung tangan Ramos dan juga Miska dan sementara Cilla hanya menyapa dengan tersenyum pada 2 sepupunya Roby dan Arbil.

"Kamu kapan tiba Cilla?" tanya Miska tampak begitu ramah.

"Baru 3 jam yang lalu. Cilla juga tadi ke kantor menemui Kakek," jawabnya.

"Bagaimana kehidupan kamu di Jerman?" tanya Arbil.

"Alhamdulillah kehidupan di sana sangat baik, disana juga sudah banyak sekali muslim dan Cilla bisa beradaptasi dengan baik, walau terkadang masih kesulitan dalam masalah makanan, tetapi Alhamdulillah Allah selalu memberi jalan," jawab Cilla.

"Alhamdulillah," sahut Miska.

"Om Ramos kenapa wajahnya ditekuk seperti itu?" tanya Cilla yang melihat pria itu memang tampak kesal.

"Tidak apa-apa. Biasalah masalah pekerjaan yang sangat banyak. Kamu pasti lelah dan langsung saja ke kamar," jawab Ramos tersenyum datar.

"Baiklah kalau begitu Cilla ke kamar dulu," ucap Cilla dengan tersenyum yang langsung berpamitan menaiki anak tangga.

"Mama dan Papa seharusnya tidak bertengkar hanya karena ini. Lihatlah hampir saja Cilla mendengar protes Papa terhadap Kakek," ucap Robby.

"Makanya kamu juga sebagai anak harus menunjukkan kepada Kakek kamu kualitas kamu di Perusahaan. Kamu juga lama-lama tidak ada harga dirinya sebagai cucu pemilik Perusahaan terbesar dan kamu sama saja dengan karyawan biasa," ucap Ramos yang malah menyalahkan putra sulungnya.

Sementara Arbil sejak tadi hanya diam saja yang sepertinya juga tidak tertarik berurusan dengan Perusahaan keluarganya yang sangat besar dan penuh persaingan.

"Semuanya sama saja, tidak tahu apa yang aku inginkan di rumah ini," ucapnya yang terlihat begitu kesal dan langsung meninggalkan ruang tamu.

"Mama coba bicara dengan Kakek. Apa salahnya kakek pensiun dari kepemimpinannya dan mengalihkan semua kepada Papa. Roby pusing setiap hari mendengarkan ocehan Papa dan Robi yang disalahkan terus-menerus," ucap Roby memberi saran kepada ibunya.

"Kak Roby tidak harus menyalahkan Mama seperti itu. Mama sudah mengatakan alasannya," sahut Arbil sangat tidak suka jika ibunya dikaitkan. Miska hanya menghela nafas saja.

*****

Meja makan yang dipenuhi dengan makanan yang sangat lezat-lezat, tampak beberapa pelayan yang berdiri di meja makan yang melayani para penghuni rumah tersebut yang termasuk Cilla yang baru saja menuruni anak tangga.

"Nona mau makan pakai lauk apa?" tanya pelayan tersebut yang berdiri di sebelahnya.

"Saya ambil sendiri saja," ucapnya yang tidak ingin merepotkan siapa-siapa.

"Bibi sendoknya dilap dengan tisu," sahut Lulu dengan suara manjanya.

Pelayan tersebut langsung menuruti perintah majikannya. Lulu merupakan anak bungsu dari Ramos dan Miska.

"Apa Kakek belum pulang?" tanya Cilla yang melihat absennya tuan rumah tersebut.

"Assalamualaikum!" sapa Mizwar yang ditunggu-tunggu sejak tadi yang akhirnya kembali.

"Walaikum salam. Kakek!" sahut Cilla tampak begitu senang dan Mizwar seperti biasa tidak sendiri melainkan dengan pengawal pribadinya Rasyid.

"Maaf Kakek lama kembali ke rumah," ucap Mizwar yang hendak duduk setelah kursinya ditarik oleh Rasyid.

"Tidak apa-apa. Pa, kami baru saja memulai makan malam," sahut Miska.

"Rasyid kamu duduklah dan nikmati makan malam bersama kami," ucap Mizwar.

"Sejak kapan Bodyguard harus makan bersama majikannya," gumam Roby yang tampak begitu sewot.

Suaranya mungkin tidak terdengar keras tetapi Miska yang berada di sampingnya mendengar semua itu dan langsung menyenggol putranya itu.

Cilla juga mendengarkan celotehan sepupunya yang tidak menyukai hal tersebut.

"Maaf Pak. Saya harus kembali ke kamar karena masih ada yang harus saya kerjakan," jawab Rasyid menolak permintaan majikannya itu dan pasti sangat segan jika makan bersama keluarga besar itu.

"Baiklah, pelayan akan secepatnya mengantarkan makanan kamu," ucap Mizwar membuat Rasyid menganggukkan kepala dan sebelum pergi dia menundukkan kepala terlebih dahulu.

"Ayo Cilla kamu nikmati makanannya," ucap Mizwar yang membuat Cilla menganggukkan kepala.

"Lulu kamu sudah dewasa dan tidak seharusnya makan disuapi seperti itu dan kamu sibuk bermain ponsel!" tegur Mizwar melihat cucunya itu memang agak lain bisa-bisanya tangannya dan matanya fokus pada ponsel dan mulutnya yang makan dengan disuapi oleh pelayan.

"Mereka dibayar untuk bekerja," jawab Lulu yang membuat Mizwar hanya geleng-geleng kepala.

Lulu memang sangat manja dan apa-apa selalu melibatkan pelayan di rumah tersebut. Dia merasa begitu sangat kaya karena memiliki Kakek dengan kekayaan nomor 1 di Indonesia dan siapa yang tidak bangga, hanya ingin memanfaatkan kekayaan tersebut untuk hidupnya.

Bersambung.....

Episode 3 Insiden Bahaya

Hari ini Cilla yang berada di dalam mobil duduk di kursi belakang bersama dengan Mizwar yang disetiri oleh Rasyid.

"Kakek kenapa harus memaksa Cilla untuk ikut pertemuan ini. Cilla sudah mengatakan tidak tertarik dan di sana juga banyak sekali para media, sinar camera yang membuat mata sakit," protes Cilla.

"Kamu harus membiasakan diri menghadapi banyak orang dan juga sinar kamera," ucap Mizwar.

"Cilla bukan toko publik seperti Kakek yang kehidupannya setiap hari disorot kamera. Cilla tidak suka kehidupan seperti itu, walau apa yang Kakek berikan merupakan hal yang positif dan juga ilmu untuk orang-orang banyak," jawabnya.

"Tetapi keluarga kita dikenal oleh orang banyak dan kamu satu-satunya cucu yang jarang tampil di media. Kakek tidak ingin orang-orang beranggapan jika Kakek menyembunyikan cucu yang cantik ini," ucap Mizwar.

"Isss, jangan membujuk Cilla dengan cara memuji seperti itu," ucapnya dengan kesal.

Mizwar hanya tersenyum saja.

"Kakek harus tetap sehat dan terus waspada. Banyak orang di luar sana yang membutuhkan Kakek," ucapnya menatap penuh ketulusan pada pria tersebut.

"Insyallah," sahut Mizwar yang menggenggam tangan cucunya itu.

Mobil mewah itu akhirnya sampai juga di depan gedung putih yang merupakan pertemuan Mizwar dengan klien dari Luar Negeri. Pertemuan itu bukan hanya pertemuan biasa dan bahkan juga dihadiri kepala negara.

Seperti apa yang telah diduga Cilla jika banyak sekali para wartawan sudah menunggu mobil tersebut. Didepan gedung putih itu juga dikelilingi banyaknya Bodyguard baik dari Bodyguard petinggi negara dan termasuk juga Bodyguard milik Mizwar yang harus melindungi majikannya.

Cilla menghela nafas keluar dari mobil yang sudah dibukakan pintunya dan tangannya bergenggaman dengan Mizwar. Cilla sangat tidak suka dikerumuni pada akhirnya membuat tubuhnya tersentuh oleh laki-laki yang bukan muhrimnya. Itu yang membuatnya sangat tidak suka tampil di media.

Para Bodyguard tampak siap siaga menggunakan earphone di telinga mereka saling berbicara satu sama lain seolah memberi arahan.

Mizwar seperti biasa tampak tersenyum dan melambaikan tangan kepada para media yang ada di sana dan itulah membuat masyarakat sangat menyukai dirinya karena sangat ramah.

Tanpa ada menyadari, ternyata Mizwar sedang diincar yang tampak tatapan mata teropong tertuju pada dahinya. Ada seseorang bersembunyi di atas gedung memakai masker dan topi dan membawa pistol.

Sejak tadi pria tersebut mengincar gerak-gerik Mizwar dengan sasaran pada kepalanya. Jarinya mencoba menarik pelatuk pistol tetapi tidak jadi ketika sasarannya berganti pada kepala Cilla.

"Sial!" umpatnya terlihat begitu kesal dan mencoba mengarahkan senapan itu kembali ke arah Mizwar.

Tetapi sayang sekali karena sasarannya sudah pergi. Pria tersebut langsung memberi arahan pada seseorang melalui clip on yang berada di kerah bajunya.

"Kalian bersiap di dalam dan pastikan tidak ada yang melihat!" titahnya.

"Auhh!" Cilla terjatuh di anak tangga menuju gedung putih tersebut saat didesak oleh para media.

"Nona!" Rasyid yang langsung standby berjongkok untuk membantu majikannya itu.

"Nona baik-baik saja?" tanya Rasyid mengeluarkan tangannya membantu untuk berdiri.

"Saya baik-baik saja," jawabnya berdiri sendiri tanpa menyambut uluran tangan tersebut.

Rasyid berdiri dan melindungi kedua majikannya itu sampai akhirnya memasuki gedung putih tersebut.

Akhirnya mereka semua sudah berada di dalam gedung itu. Para wartawan yang terlihat duduk rapi dengan sorotan kamera mereka. Sementara Mizwar yang sudah berdiri di atas podium bersama dengan rekan bisnisnya dan juga kepala negara yang ikut hadir sebagai saksi.

"Saya sangat berterima kasih atas kehadiran para media di sini dan saya juga berterima kasih dengan tuan Mizwar yang selalu membawa harum negara kita dan saya berterima kasih kepada klien kita dari Luar Negeri. Kerja sama ini akan disahkan dan disaksikan seluruh masyarakat Indonesia!" ucap kepala negara yang memberi pidato singkatnya.

Seorang wanita berpakaian rapi terlihat menaiki podium baik dari sisi Mizwar dan juga dari sisi pria dari Amerika tersebut dengan keduanya yang sama-sama membawa dokumen berwarna hitam.

Mereka dua saling berjabat tangan dengan dokumen tersebut yang sudah dibuka diletakkan di atas meja untuk segera ditandatangani.

Cilla terlihat begitu sangat bangga pada kakeknya dengan semangat bekerja dan tidak lupa dia mengabadikan momen tersebut dengan merekam pada ponselnya.

"Kakek benar-benar luar biasa, sudah tua tetapi masih tetap berpartisipasi untuk banyak orang. Cilla kamu orang yang sangat beruntung menjadi bagian dari keluarga Kakek," batin Cilla dengan tersenyum terus merekam acara penandatanganan kontrak itu.

Tiba-Cilla mengerutkan dahi melihat jelas sinar laser merah berada di kening sang kakek. Cilla mencoba memastikan benda tersebut dan menoleh ke belakang melihat ke arah atas dan betapa terkejutnya saat melihat seseorang memegang senapan dan mengarahkan kepada sang kakek.

"Astagfirullah....." lirih Cilla.

"Kakek awas!" teriak Cilla.

Mizwar kaget mendengar suara cucunya itu saat ingin mendatangani berkas tersebut

Dorrr.

Tiba-tiba saja terdengar suara tembakan yang membuat keadaan semakin ricuh. Para media langsung berlari mencari perlindungan, semua Bodyguard langsung siap siaga yang mencari asal peluru tersebut dan terjadi penembakan sana-sini.

Mizwar tanpa kaget melihat di sekitarnya dan sementara kepala Negara sudah dilindungi oleh anak buahnya dan dibawa pergi dari tempat tersebut. Cilla mengalami kesulitan untuk menghampiri sang kakek karena banyaknya orang yang berlari di depannya untuk menyelamatkan diri.

"Kakek!" pandangan matanya tidak lepas kepada pria tua tersebut yang tampak kebingungan dan tidak peduli akan dirinya dan hanya ingin orang-orang yang ada di sana berhenti menembakkan peluru tersebut.

Salah seorang musuh berada di dalam sana berpura-pura menjadi media mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan kepada punggung Cilla yang sejak tadi berusaha untuk melewati orang-orang tersebut ingin menghampiri Mizwar.

Dorrr

Hampir saja Cilla terkena tembakan peluru tersebut dan untung saja Rasyid langsung menarik tubuhnya sehingga mereka berdua terjatuh di lantai.

Rasyid dengan siaga yang langsung mengarahkan pistolnya kepada orang yang ingin mencelakai cucu majikannya itu. Cilla tidak biasa dalam keadaan seperti itu sangat ketakutan.

Dengan memejamkan matanya, melihat orang-orang terus menyelamatkan diri dan Rasyid Untung saja datang tepat waktu dengan melindunginya.

Rasyid sudah berdiri menarik tangannya dan melindungi majikannya itu dengan merangkul bahunya.

Cilla kebingungan hanya mengikut saja dan sementara matanya masih terus melihat ke arah Mizwar yang sudah tidak terlihat lagi.

Sampai akhirnya suasana mulai tenang dengan pihak kepolisian yang sudah sampai di lokasi, ada beberapa media dan juga Bodyguard dari ketiga pihak orang tersebut yang tampak terluka.

"Nona tidak apa-apa?" tanya Rasyid berhasil menyelamatkan majikannya yang masih terlihat begitu schok.

Tembakan memang tidak mengenai tubuhnya tetapi mengenai lengan Rasyid, namun pria itu tampak biasa saja saat melihat darah keluar dari lengannya dan mungkin sudah terbiasa.

"Kakek dimana?" tanyanya yang sekarang kembali mengingat sang Kakek.

"Saya juga kehilangan beliau," jawab Rasyid yang baru kepikiran karena sejak tadi dia melindungi Cilla.

"Kakek!" Cilla terlihat begitu khawatir

"Kakek masih ada didalam," ucap Cilla berlalu dari hadapan Rasyid.

"Nona!" Rasyid yang langsung mengejar majikannya itu yang tidak ingin terjadi sesuatu karena situasi belum aman. Penyusup yang hadir dalam acara pertemuan tersebut tidak satupun ditemukan dan itu artinya masih berkeliaran.

Bersambung....

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!