Black Swan
PROLOG
Selamat Datang Di Chat story Terbaru Aurora.
Di balik pintu gerbang megah keluarga Jeon, dunia terasa berbeda.
Dinding-dinding marmer putih menjulang tinggi, lampu kristal berkilauan, dan mobil-mobil mewah berjejer rapi di halaman depan.
Semua tampak sempurna kecuali satu hal. di sudut rumah itu, ada seorang gadis yang selalu merasa asing. Lalisa Manoban, 19 tahun.
Tubuhnya berisi, pipinya bulat, kacamata tebal bertengger di hidungnya. Bagi dunia luar, ia hanya “anak pembantu”, bayangan yang tak layak menatap cahaya kemewahan keluarga Jeon.
Meski otaknya cerdas, nilai-nilainya selalu menonjol di kampus, ia tetap jadi bahan tertawaan.
Si gendut. Si kutu buku. Julukan kejam yang melekat, menusuk lebih dalam dari sekadar kata.
Dan dari semua orang yang bisa menjadi penyiksa terbesarnya, takdir memilih satu nama,Jeon Jungkook.
Putra tunggal keluarga Jeon. Usia 22 tahun. Wajah tampan yang dipuja semua gadis, uang yang tak berseri, dan reputasi sebagai playboy yang sulit ditandingi.
Jungkook bagaikan raja kecil di kampus. angkuh, dingin, tapi memesona. Dan ia selalu punya satu nama panggilan untuk Lalisa, Pumpkin.
Setiap ejekan darinya, setiap tawa merendahkan, menjadi racun yang perlahan membunuh kepercayaan diri Lisa.
Namun di balik tawa nakal Jungkook, ada api lain yang tersimpan. Api gelap yang suatu hari meledak, mengubah segalanya.
Hari itu, di sebuah hotel mewah, rahasia yang seharusnya terkubur dalam batas-batas kewarasan pecah tanpa ampun.
Malam yang seharusnya hanya berisi pesta dan tawa, berubah menjadi titik awal penderitaan Lisa.
Tubuh dan harga dirinya direnggut paksa oleh pria yang paling ia benci sekaligus yang paling ia taklukkan di dalam diam,Jeon Jungkook.
🦢Inilah kisah tentang,Black Swan.
Tentang seorang gadis yang diremehkan, dijatuhkan, namun akhirnya bangkit untuk menari di atas penderitaannya sendiri.
Aurora
Hi, author update lagi setelah subscribe nga cukup Banyak ya...
Aurora
Jangan jadi pembaca gelap. Tinggalkan jejak❗
Chapter_01
Suara derap langkah sepatu branded menggema di koridor kampus.
Semua orang tahu, itu langkah Jeon Jungkook. Begitu dia lewat, tatapan kagum atau benci langsung mengikuti.
Putra tunggal keluarga Jeon. Kaya raya, tampan, dan selalu jadi pusat perhatian.
Bagi sebagian besar mahasiswa, Jungkook adalah idola. Bagi sebagian lain, dia mimpi buruk.
Di sudut koridor, duduk seorang gadis dengan tumpukan buku setinggi dada. Lalisa Manoban.
Rambut Blonde nya diikat sederhana, kacamatanya sedikit turun karena terlalu sering menunduk menyalin catatan.
Tubuhnya yang berisi membuatnya gampang dikenali, meski ia lebih suka menghilang di balik dinding kampus.
Jeon King Jungkook
Pumpkin!
Suara itu terdengar lantang,diikuti tawa sahabat-sahabat Jungkook.
Lisa mendongak,dan benar saja Jungkook berdiri di hadapannya. Senyum miringnya yang arogan membuat hati Lisa mengecil.
Jeon King Jungkook
Aku butuh kamu kerjain tugasku. Deadline besok.
Kata Jungkook santai, meletakkan kertas kosong di meja Lisa.
Jeon King Jungkook
Kamu kan jenius di kelas. Anggap saja ini… kontribusi kecilmu untukku.
Lisa ingin menolak, lidahnya sudah gatal untuk berkata “tidak”. Tapi tatapan Jungkook begitu menusuk, penuh ancaman tak kasat mata.
Ia tahu, menolak berarti memperbesar bahan ejekan. Jadi, ia hanya mengangguk pelan.
Lalisa Kim Manoban
Ya. ( nyaris tak terdengar )
Jeon King Jungkook
Bagus, Pumpkin..
Jungkook menepuk pipi Lisa pelan, membuat sahabat-sahabatnya tertawa.
Lisa meremas tangannya di bawah meja, mencoba menahan rasa malu yang membakar wajahnya.
Tak jauh dari situ, seorang gadis tinggi dengan gaun sederhana namun elegan mendekat. Linzy, 20 tahun, sahabat satu-satunya Lisa.
Berasal dari keluarga konglomerat, tetapi sama sekali tak pernah bersikap sombong. Justru Linzy lah yang sering membela Lisa dari bully-an teman kampus.
Linzy Han
Lagi-lagi dia, Lis?
Tanya Linzy setelah Jungkook berlalu. Suaranya mengandung kesal. Lisa hanya menunduk.
Lalisa Kim Manoban
Aku nggak bisa nolak, Z. Kalau aku lawan, mereka makin parah nge-bully aku.
Linzy Han
Biarin aja, Lis. Nggak selamanya kamu harus nurut sama orang kayak dia.
Linzy Han
( mendesah, lalu merangkul sahabatnya ) Ingat, kamu lebih pintar dari dia.
Linzy Han
Suatu hari nanti, dunia bakal lihat siapa yang sebenarnya lebih berharga.
Sementara itu, di sisi lain kampus, Jungkook bersandar di dinding sambil merokok.
Di sampingnya, seorang gadis berambut pirang salah satu “kekasih mainannya” menggantung di lengannya.
Ia tertawa, seakan hidup hanya permainan baginya.
JaeHyun
Lo nggak takut cewek itu bakal beneran jatuh cinta sama Lo? ( sambil mengedip nakal )
Jeon King Jungkook
Siapa? Pumpkin? ( terkekeh sinis ) Dia nggak lebih dari boneka.
Jeon King Jungkook
Pintar sih. Tapi Tetap Aja… Gendut Dan Nggak Menarik. Gue Nggak Bakal Sudi.
Namun dalam tawa dan ejekannya, ada satu hal yang tak bisa ia pungkiri.
Entah kenapa, setiap kali melihat mata Lisa yang berkaca-kaca, hatinya terasa terusik.
Bukan rasa kasihan. Bukan juga simpati. Tapi sesuatu yang lebih gelap, lebih berbahaya.
Dan Jungkook tahu, ia suka melihat bagaimana gadis itu selalu tunduk padanya.
=====================================
Hari itu berakhir dengan Lisa pulang ke apartemen kecil yang ia tinggali bersama ibunya. sang asisten rumah tangga keluarga Jeon.
Di kamar sempitnya, Lisa menatap kertas kosong milik Jungkook. Tangannya gemetar, hatinya sakit.
Lalisa Kim Manoban
Aku benci dia. ( bisiknya lirih )Tapi kenapa aku tetap nurut?
Air mata jatuh membasahi kertas tugas. Ia tak tahu, setiap goresan pena yang ia buat malam itu hanyalah awal dari kisah panjang penuh luka dan rahasia kelam.
Chapter_02
Apartemen kecil itu terletak di belakang gedung tua, jauh dari kemewahan yang biasa Lisa lihat di rumah keluarga Jeon.
Lampunya redup, cat temboknya nyaris mulai mengelupas, tapi bagi Lisa tempat itu adalah satu-satunya ruang yang terasa aman.
Tidak terlalu jauh dari kediaman jeon, sehingga ibunya bisa pulang malam setelah pekerjaan selesai.
Atau terkadang harus menginap ketika merasa terlalu lelah. Karena ada tempat tinggal khusus di bagian halaman belakang kediaman jeon untuk para ART.
Begitu Lisa membuka pintu, aroma masakan sederhana langsung menyambutnya.
Seorang wanita berusia 40 tahun sedang sibuk di dapur, wajahnya lelah tapi tetap dihiasi senyum tulus.
Jemma Kim Manoban ( Ibu Lalisa )
Lisa, kamu sudah pulang, Nak?
Tanya ibunya sambil menoleh. Wajahnya mirip Lisa, hanya saja garis-garis usia sudah mulai tampak.
Lisa meletakkan tas beratnya di kursi dan mengangguk.
Lalisa Kim Manoban
Iya, Ma. Tadi agak lama di kampus..
Ibunya mendekat, menyentuh pipi Lisa dengan lembut.
Jemma Kim Manoban ( Ibu Lalisa )
Kamu belajar terlalu keras. Jangan lupa jaga kesehatan.
Jemma Kim Manoban ( Ibu Lalisa )
Kamu satu-satunya harapan Mama.
Kata-kata itu selalu menusuk hati Lisa. Ia tahu betapa kerasnya ibunya bekerja.
Sejak ayahnya pergi, ibunya menjadi tulang punggung keluarga, mengabdi sebagai asisten rumah tangga keluarga Jeon.
Pekerjaan itu bukan hanya soal membersihkan rumah mewah, tapi juga menelan harga diri demi bertahan hidup.
Malam itu, setelah makan malam sederhana, Lisa menemani ibunya kembali ke kediaman Jeon untuk menyelesaikan pekerjaan.
Rumah megah itu bagaikan istana lampu kristal, marmer putih, dan halaman luas dengan kolam renang berkilau.
Begitu masuk, mereka langsung disambut oleh nyonya Jeon, wanita anggun dengan pakaian mahal dan sikap penuh wibawa.
Jeon Soyeon ( Ibu Jungkook )
Oh, sudah datang.
Jeon Soyeon ( Ibu Jungkook )
Bagus, aku butuh bantuan untuk merapikan ruang tamu.
Jeon Soyeon ( Ibu Jungkook )
Besok ada tamu penting.( dingin, tanpa menatap Lisa )
Lalisa Kim Manoban
( menunduk sopan ) Baik, Nyonya.
Jemma Kim Manoban ( Ibu Lalisa )
...
Ibunya hanya memberi senyum tipis, lalu buru-buru bekerja.
Dari lantai atas, suara musik keras terdengar. Tak lama kemudian, Jeon Jungkook turun dengan kemeja setengah terbuka.
Wajah tampannya santai seperti tak ada beban hidup. Ia menghentikan langkah ketika melihat Lisa berdiri di ruang tamu.
Jeon King Jungkook
( Senyum miring ) Oh… Pumpkin ternyata ikut juga.
Lisa terdiam, menunduk semakin dalam. Ia bisa merasakan tatapan ibunya, cemas sekaligus tak berdaya.
Jeon Soyeon ( Ibu Jungkook )
Jungkook ( tegur Nya jeon datar ) Jangan ganggu. Biarkan mereka bekerja.
Tapi Jungkook hanya mengangkat bahu, lalu berjalan melewati Lisa dengan langkah malas.
Aroma parfumnya menyisakan jejak yang menusuk hidung Lisa, mengingatkannya pada semua ejekan di kampus.
Di dapur, ibunya menatap Lisa lama.
Jemma Kim Manoban ( Ibu Lalisa )
Nak, jangan hiraukan kata-katanya. Kamu jauh lebih berharga dari apa yang dia bilang.
Lisa mengangguk, meski hatinya tetap terasa hampa. Ia tahu ibunya berusaha menguatkan.
Tapi dalam diam ia bertanya-tanya. Kalau aku benar berharga, kenapa aku selalu jadi bahan tertawaan?
Malam itu, Lisa membantu ibunya membereskan rumah megah keluarga Jeon.
Di setiap sudut, ia merasakan jurang besar antara dirinya dan dunia Jungkook. Jurang yang seolah berkata-,
Kamu hanya anak pembantu, tak pantas berdiri di sini.
========================================
Lampu neon merah dan ungu menari di langit-langit klub malam paling bergengsi di Seoul.
Musik berdentum keras, memenuhi udara dengan ritme yang memabukkan.
Di sudut VIP yang terjaga ketat, Jeon Jungkook duduk santai dengan segelas whisky di tangan.
Wajahnya tampan, senyum tipisnya mematikan.
Gadis-gadis bergaun mini berkerumun di sekelilingnya, tertawa renyah seolah tiap kata Jungkook adalah sihir.
Di meja, botol-botol minuman mahal berjejer, membuktikan kekuasaan dan kekayaannya.
MingYue
Untuk raja kampus kita!
Teriak salah satu sahabatnya, Mingyue mengangkat gelas.
Sorak-sorai pun pecah. Jungkook hanya tersenyum, lalu menenggak minumannya dalam sekali teguk.
Seorang gadis pirang merapat, duduk di pangkuannya dengan berani. Somi kekasih Jungkook.
Somi
Oppa, kamu benar-benar tahu cara bikin semua orang tergila-gila.
Jungkook tertawa kecil, jarinya menyusuri dagu kekasih nya.
Jeon King Jungkook
Semua orang, kecuali satu.
Jaehyun menoleh penasaran.
JaeHyun
Siapa? Jangan bilang… Pumpkin itu?
Tawa sahabat-sahabatnya pecah.
Jungkook hanya mengangkat bahu, pura-pura tak peduli.
Jeon King Jungkook
Dia? Gendut, kutu buku, kacau.
Jeon King Jungkook
Aku cuma senang lihat wajahnya panik setiap kali aku perintah, Lucu Saja.
JaeHyun
Lucu...? ( mengernyit )
Namun, jauh di dalam hatinya, bayangan mata Lisa yang selalu berkaca-kaca kembali menghantui.
Ada sesuatu yang membuat Jungkook terus ingin menekannya. Seakan rasa berkuasa itu memberinya candu
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!
