Mahendra Ivan Angkasa
Siapa yang tidak kenal Mahendra Ivan Angkasa atau yang dikenal Ivan. CEO tampan yang berbakat yang memiliki sejuta pesona membuat para wanita ingin mendekati nya namun dibalik sisi tampannya, Ivan merupakan pria dingin yang tidak tersentuh namun di depan orang terdekat nya ia akan menjadi pria yang bisa dikatakan gila melebihi dari teman temannya.
Alita Zahra Wijaya
Perempuan biasanya memiliki sifat feminim yang diturunkan dari ibunya. Namun berbeda dengan Alita, gadis yang memiliki sifat yang sangat jauh dari ibunya. Tomboy, cuek, pecicilan itu lah sifat Alita yang bisa membuat semua orang menjadi kesal dengan sifatnya.
*********
Ivan menatap kesal ke arah gerbang sekolah Permata, bagaiman tidak? Dirinya sangat tidak ingin ke sini namun mau tidak mau ia harus kesini untuk menjemput anak sahabatnya siapa lagi kalau bukan anak dari Ryan Wijaya
"ta" teriak Ivan sambil melambaikan tangannya saat melihat Alita yang berjalan dengan gaya tomboy nya
"Ngapain om kesini?" Tanya Alita dengan heran saat mendekat ke arah mobil Ivan.
"Mau jemput kamu lah jadi mau kamu apa?" Tanya Ivan dengan datar.
"yaelah om , alita naek angkot aja deh. nnti kasihan mobil om bau keringat Alita" tolak Alita dengan halus yang membuat Ivan menghela nafasnya.
"yaelah nih bocah, nnti saya di gorok papa kamu lagi. soalnya saya disuruh jemput kamu karena papa kamu lagi sibuk"
"iya deh alita masuk mobil" ucap Alita dengan pasrah dan langsung memasuki mobil Ivan.
Selama perjalanan iringan musik dan suara Alita yang begitu cempreng yang memecahkan keheningan selama perjalanan
"Om" ucap Alita tiba tiba yang membuat Ivan menatap heran gadis tomboy yang ada di sampingnya.
Ivan masih tidak habis pikir dengan semua ini, gadis yang ada di sampingnya ini adalah anaknya Ryan dan Anjani? Ayolah setau dirinya Anjani memiliki sifat yang begitu feminim sedangkan Alita? Jauh dari kata feminim.
"om, alita lapar" ucap Alita tiba tiba yang membuat Ivan tersadar
"Yah trus?" Tanya Ivan dengan datar
"Ckk..yaelah om, gk peka amat. alita pengen makan" decak kesal Alita
"kamu bayar sendiri ya, saya gk punya uang"
"cih, dasar pelit" ucap Alita dengan kesal
Ivan menatap gadis yang ada disampingnya dan tanpa sadar membuat dirinya tersenyum tipis.
"ya udah kamu mau makan apa?"
"betol ini om? alita mau makan...."
"cepat sebelum saya berubah pikiran dan harga makanannya gak boleh mahal"
"hehehe alita mau makan kfc aja om" ucap Alita dengan semangat yang membuat Ivan segera menjalankan mobilnya ke arah rumah makan cepat saji tersebut.
*********
setelah sampai di restoran cepat saji. Demgan semangat Alita berjalan duluan meninggalkan Ivan dibelakang nya. Ia benar benar lapar dan rasanya ia ingin memakan semua menu yang ada.
"jangan banyak banyak beli nya habis nnti uang saya" celutuk Ivan dari belakang.
"yaelah om pelit amat sih" ucap Alita sambil memberengut kesal.
"ya udh pesan" ucap Ivan yang membuat Alita tersenyum misterius dan membalikkan badannya menatap karyawan yang menunggu untuk mencatat pesanan nya.
"mbak saya pesan ayamnya 2 , cheeseburger nya satu, kentang gorengnya yang ukuran besar satu dan coffe floatnya satu"
Ivan menatap terkejut Alita, sungguh dirinya tidak habis pikir dengan gadis yang di depannya ini. Terbuat dari apakah lambung gadis yang ada di depannya ini?
"Saya tidak mau makan Alita, kenapa kamu pesan sebanyak itu?" Bisikku
"Siapa bilang ini untuk om juga? Orang semua itu Alita yang bakalan habisin" ucap Alita dengan santai.
Ivan mengelus dadanya, ia sudah tau akan menjadi seperti ini jika membawa anak sahabatnya ini.
"total semuanya 250 rb "
Ivan mengeluarkan uang 250 rb dan langsung berjalan ke arah meja kosong, sedangkan Alita? Gadis itu menunggu pesanannya yang sedang disiapkan.
"om, makasih ya udah traktirin alita" ucap gadis itu sambil meletakkan makanan yang dibawanya ke atas meja.
"Kamu ini ya Alita, siapa yang mau jadi suami kamu kalau kamu makan saja sebanyak ini ckckck bisa bangkrut suami kamu nanti" omel Ivan
"Yaudah om aja yang jadi suami Alita biar selalu bayarin makan Alita hehee"
Ivan menghela nafasnya dengan kasar, ia sudah tau bakalan menjadi seperti ini kalau berbicara dengan Alita dirinya akan selalu kalah.
Ivan memutuskan untuk bermain dengan ponselnya, daripada dirinya berdebat dengan Alita dan ujung ujungnya ia akan kalah mendingan ia berchatting ria dengan pacar barunya.
"om udah kenyang" ucap Alita sambil mengelus perutnya
Ivan menatap Alita tidak percaya, sungguh gadis ini yang menghabiskan semua makanan tadi?
"kamu habisin semua makanannya?"
"iya om, alita lapar banget. udah lah om mending antar alita pulang. gerah malah belum mandi lagi" ucap Alita sambil mengendus badannya.
Dengan terpaksa Ivan memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya
"Ayo pulang" ucap Ivan yang langsung dibalas anggukan semangat Alita.
****
"assalamualaikum" ucap Alita dan Ivan bebarengan.
"waalaikumsalam"
"semuanya alita mandi dulu ya "
"katanya lo sibuk gk taunya lo tipuin gue" ucap Ivan dengan kesal saat melihat ryan sedang bermanja manja dengan anjani.
"Sebentar ya mas, Anjani buatin minuman untuk Ivan" pamit Anjani yang langsung menuju ke dapur.
"yaelah lo ini. kan sekalian hitung hitung belajar jadi ayah yang baik nnti pas elo udh punya anak"
Ivan hanya mendengus mendengar perkataan sahabat nya ini. boro boro punya anak, punya istri saja dirinya belum punya.
"oh ya kapan lo nikah?" ucap ryan dengan santai.
"entar tunggu anak lo tamat" ucap Ivan dengan santai.
bukk
tiba tiba sebuah bantal mengenai kepala Ivan dengan kuat
"apaan sih yan"
"sialan lo, awas aja lo godai anak gue. gue potong burung lo"
Ivan menatap ryan dengan wajah bergidik ngeri. Ia sudah tau sahabatnya akan menjadi seperti ini saat menyangkut tentang anak kesayangan nya.
"ini van diminum"
"makasih ni" ucap Ivan dan langsung menyesap sedikit teh melati yang begitu nikmat dan wangi ini
drttt....drttt
Ivan mengambil ponsel dari saku celananya, dan tanpa sadar dirinya tersenyum bahagia
"Woi elu napa woi senyum senyum sendiri kek setan aja" ucap Ryan dengan nada takut.
"yan, ni gue pamit pulang. calon istri gue sibuk nyariin gue"
"alah palingan tukang kredit" ucap ryan sambil menyesap tehnya sedikit.
"terserah lo dah, byee "
Ivan segera memasuki mobil Lamborghininya dan menjalankan mobilnya menuju ke arah restoran yang telah dijanjikan antara dirinya dengan pacarnya
"hei , udh lama?" ucap Ivan yang melihat wanita yang tengah duduk sambil menyesap minumannya
"gk kok baru" ucap Anita yang tak lain adalah pacar Ivan.
"oh ya kamu mau ngapain nyuruh kita bertemu di restoran?" ucap anita bingung.
Ivan menatap mata Anita dengan dalam dan menggenggam kedua tangan Anita yang membuat wanita itu menatap heran.
"aku ingin menikah dengan kamu" sambil memberikan sebuah kotak beludru .
anita diam tak bergeming
"anita"
"eh iya, kam-u yakin?" ucap anita dengan nada yang terkesan ragu.
"aku yakin"
"tapi van, kan kamu tau karir aku lagi melonjak tinggi aku gk ingin karir aku merosot gara gara pernikahan"
"aku janji setelah kita menikah aku tidak bakal menganggu karir kamu"
"baiklah "
Dengan bahagia, ivan langsung menyematkan cinci itu ke jari manis Anita dan langsung memeluk wanita itu dengan bahagia.
****
Ivan dan anita sudah menetapkan hari pernikahan mereka dimana 2 minggu lagi. Ivan memberi kabar bahagia ini kepada kedua mempelai keluarga dan tidak lupa kepada para sahabat nya.
ryan yang awalnya tidak percaya dan mengira Ivan hanya bercanda akhirnya mempercayai pria itu, ia sungguh tidak menyangka akhirnya pria itu bakalan menikah.
"woy bro, selamat bentar lagi lo gak bakalan jomblo deh"
"thanks sob"
"oh ya, anita itu teman kampus kita yang dulu kan? wah gila bro gue gak nyangka ternyata gebetan lo yang dari dulu lo suka bakalan jadi istri lo"
"lo belom tau aja pesona mahendra ivan angkasa"
"cih, klo pesona lo bagus elo gk bakalan jadi jomblo akut" ucap ryan dengan mata mengejek.
*****
haiii semuaa, vote dan comment ya
sudah hampir seminggu persiapan pernikahan Ivan dan Anita dan mendekati kata hampir selesai.
"kamu mau makan apa?" ucap Ivan sambil membolak balikkan menu yang dipegangnya
"aku pesan teh hijau aja, soalnya nanti aku ada pemotretan"
Ivan menatap wanita di depannya tidak percaya, apa dia tidak salah dengar?
"nnti kamu sakit sayang"
"gk ivan, aku bisa jaga diriku sendiri kok. pokoknya aku ingin teh hijau"
Ivan hanya menghembuskan nafas kasar, ia tau wanita yang dihadapannya ini sangat keras kepala dan mau tidak mau ia hanya mengikuti ucapan wanita ini.
drtt...drttt
"hallo"
"....."
"oke, see you"
"ehm van, maaf. aku harus melakukan pemotretan sekarang jadi aku mau pergi duluan"
"aku akan antar kamu"
"gak usah, aku di jemput manager aku"
Ivan hanya mengangguk dengan sangat terpaksa.
"itu karir dia, lo gak boleh menahan karirnya" ucap batinnya.
setelah beberapa menit anita pergi tiba tiba seseorang gadis dengan kaos polos mendekati dirinya
"hai om" sapa gadis tersebut yang tak lain adalah Alita
"mau ngapain kamu kesini?"
"yaelah om ini kan restoran yah jadi alita mau makan lah. tapi kalau om bayarin alita yah gak papa sekalian ngirit uang jajan"
"Kamu ini ya, kenapa asal ketemu saya minta traktir trus? Apa wajah saya seperti wajah direktur bank?"
"Yah enggak sih om kalau wajah direktur bank mah tampan lah ini wajah om gak tampan ckckc tapi wajah om menggambarkan wajah atm berjalan hahaha"
Ivan menatap datar Alita, sungguh dia benar benar dalam masa badmood dan gadis ini mencoba memberikan lawakannya.
"Yah om traktir ya" ucap Alita yang membuat Ivan menghela nafasnya
"Ya udh pesan aja apa yang kamu mau" ucap Ivan dengan datar
"serius om?"
"heum"
alita memanggil pelayan dan menyebut kan pesanannya.
"oh ya om ini teh oom ya? alita minum ya" ucap alita dan mengambil teh yang belum disentuh oleh anita.
"huekk, gak enak om rasanya pahit. mending jus jeruk" ucap alita.
"itu bagus untuk tubuh supaya badan kamu gak gendut"
"yaelah om, gini gini alita makan banyak tapi badan tetap langsing" ucap nya dengan percaya diri.
memang dilihat lihat tubuh alita langsing seperti yang dikatakan nya dan tidak memiliki lemak di tubuhnya.
"oh ya om, nnti pas nikah. makanannya yang enak ya om, jangan gk enak"
Ivan hanya tersenyum melihat tingkah alita yang begitu lucu.
"ya udh kalau begitu kamu aja yang masak untuk nikahan saya"
"enak aja, alita pengen makan gk mau masak" ucapnya cepat.
"oh ya om kalau oom nikah. gk ada yang bayarin alita makan dong" ucap nya dengan nada sedih yang dibuat buat.
"kamu ini ya, macam papa kamu jatuh miskin aja" omel Ivan dengan kesal
"itu namanya pengiritan om" ucapnya.
"irit darimana, dari dulu kamu buat saya bangkrut"
"buktinya om gk bangkrut tuh" ejeknya
*******
"Lah lo kok sama alita anak gue?" ucap ryan yang melihat Alita dan Ivan tiba tiba datang bebarengan.
"yaelah, gue lagi di restoran trus gue ketemu sama anak lo dan parahnya lagi dia minta traktir sama gue" ucap Ivan dengan kesal
"hahahahaha, itu bagus bro" ucap ryan sambil menepuk bahu Ivan yang membuat Ivan mendecak kesal.
"pa alita mau ke kamar dulu ya , bye om" ucap alita dan langsung berjalan menuju ke arah tangga.
"ckckckc, anjani ngidam apa ? kok bisa anak lo tomboy gitu"
"ngidam batu sama semen" ucap ryan.
"dasar gila"
******
vote and comment
Hari Pernikahan
hari ini adalah hari pernikahan Ivan dan saat ini, Alita tengah memakai gaun yang iya rasa sangat menyiksa dirinya itu.. Sebenarnya ia menolak memakai gaun ini dan berharap mamanya itu memperbolehkan nya menggunakan celana panjang saja tetapi dengan pelototan mamanya itu mau tidak mau iya harus memakai gaun ini.
"gini kan cantik anak mama" ucap Anjani yang melihat putrinya sedang di depan cermin
"aduh ma, alita ganti baju ya" ucap Alita dengan memelas
"ckckckc, kamu ini perempuan sayang. kamu bukan laki laki" ucap Anjani yang menasehati putrinya itu.
"yang bilang alita laki laki siapa ma? Alita gak suka gaun ini, Alita gak bisa bebas kayak biasanya" ucap Alita dengan wajah dibuat sememelas
"No..no..no..Pokoknya mama mau kamu harus pakai gaun ini.. sudahlah tahan saja nanti saat pulang baru kamu boleh pakai celana panjangmu itu" ucap Anjani membuat Alita menghela nafas kesal.
"Iya deh iya... Ya udh ayo pergi ma"
"tunggu, papa kamu lagi pakaian"
Alita mendecak kesal, sudah ia dipaksa pakai gaun eh sekarang dirinya disuruh menunggu papanya itu.. ia mengambil ponselnya dari tasnya dan membuka aplikasi game yang ada di ponselnya itu.
"ayo kita pergi" ucap Ryan yang tiba tiba turun dari tangga
"ya udah ayo pa, lama banget sih papa pakaiannya udah gak sabar ini Alita mau makan banyak disana" ucap Alita yang menghayal bermacam macam makanan namun Anjani memelototkan matanya membuat Alita tersenyum cengengesan.
"hehehe bercanda ma" ucap Alita sambil memberikan salam piss nya.
****
Alita menatap kagum pesta pernikahan yang begitu mewah ini, banyak para tamu undangan yang sudah datang memenuhi pesta ini. Akan tetapi matanya itu dengan cepat langsung berhenti ke bagian stand makanan yang sudah tersedia banyak makanan dan kue kue.
"Kena kau" gumamnya dalam hati.
Alita berjalan dengan sendiri nya ke arah meja yang berisi banyak makanan, ia tidak perduli dengan kedua orang tuanya yang sedang asyik bersalaman dan berbincang dengan kedua orang tua om Ivan.
"Aku mau ini, terus ini, terus mana lagi ya?" Gumamnya dengan heran sambil memilih milih kue yang ingin ia makan.
"Alita" ucap Anjani yang memukul pundak putrinya itu.
"ya Allah mama ini mengejutkan alita saja" ucap Alita dengan kesal.
"kamu ini yah bukannya salaman malah makan ckckckck..ayo ikut mama salaman sama kakek dan nenek" ucap Anjani yang membuat Alita menghela nafasnya dan terpaksa meletakkan piringnya ke atas meja.
Oh iya, kakek dan nenek adalah mamanya om Ivan, Alita memanggil kedua orang tua Ivan seperti itu sejak dirinya kecil jadi ia sangat tau siapa kakek dan nenek yang dibilang mamanya ini.
"Kue aku tinggal dulu ya" ucap Alita dengan suara sedih membuat Anjani memutar bola matanya dengan kesal
"Ayo Alita" ajak Anjani
Alita berjalan mengikuti mamanya dari belakang, sesungguhnya ia malas untuk bersalaman, becipika-cipiki tetapi ia harus melakukan itu agar tidak di jewer mamanya.
"Senyum" ucap Anjani yang menoleh kebelakang membuat Alita menampilkan senyum paksanya.
"Ini siapa?" Tanya ibu Ivan dengan heran
"Alita nek" ucap Alita dengan sopan membuat ibu Ivan menatap terkejut.
"Wah.. kamu tambah cantik ... Astaga ternyata anak kalian tambah cantik aja yah... Udah besar lagi" ucap ibu Ivan
"makasih nek" ucap Alita dengan sopan.
"kamu tau dulu kamu sering nenek gendong waktu kecil dan gak terasa kamu sudah besar sekarang" ucap ibu Ivan yang menceritakannya kepada Alita, sedangkan Alita.. dirinya hanya tersenyum tipis saja.
"iya ma dia udah besar tapi sifat nya masih seperti anak kecil" ucap Ivan membuat Alita mendelik kesal. Bisa bisanya omnya ini menjelekkan dirinya di depan semua orang.
"Oh iya nek alita permisi ya. alita mau ngambil kue" ucap Alita tanpa malu malu.. sedangkan Anjani rasanya ia ingin menjewer anaknya itu.. yang tanpa malu malu mengatakan itu.
"ya sudah, kamu ambil sepuasnya kue yang kamu mau" ucap ibu Ivan membuat Alita langsung bergegas kembali ke meja dimana ia mengambil kue tadi.
^
Alita benar benar menikmati makanan yang ada di meja... Ia merasa ini hal yang tidak harus ia sia siakan sepanjang hidup... Kalau seandainya ini kue bisa dibawanya pulang sudah ia bungkus kue ini untuk dimakannya di kamar nanti.
"Apa lagi ya?" Gumamnya yang masih bingung ingin memakan eskrim atau tidak.
"alita ayo kita pulang" ucapan Ryan yang langsung menarik tangan Alita membuat Alita terkejut heran.
"gue mohon yan. Lo harus tolong gue" ucap Ivan yang menarik tangan Ryan.
Alita menatap heran semuanya, ada apa ini? Om Ivan memohon minta tolong? Tapi kenapa papa hanya menatapnya dengan datar.
Semua pertanyaan itu terkumpul jelas di kepala cantiknya ini.
"maaf van, gue memang sahabat lo. gue bisa bantuin lo tapi kali ini gue gk bisa. gue gak bisa menikahkan elo dengan anak gue" ucap Ryan yang membuat Alita membulatkan matanya terkejut.
"Aku? Menikah? Oh astaga yang benar saja... Aku saja bahkan masih bersekolah ada apa ini? Memangnya dimana calon istri om Ivan?" Gumamnya dalam hati
"aku janji akan membahagiakan alita yan" ucap Ivan dengan sungguh sungguh dan keringat yang menetes di wajahnya.
"maaf van" ucap Ryan yang langsung menarik tangan Alita diikuti Anjani.
"pa" ucap Alita membuat Ryan menatap datar anaknya yang dipenuhi dengan emosi akibat permintaan sahabatnya itu.
"alita mau nikah sama om ivan" sambung Alita saat melihat Ivan yang sedang menunduk sedih.
Ryan menghentikan langkahnya, ia menatap tajam putri nya ini sedangkan Anjani ia menatap terkejut putri kesayangannya ini. "alita kamu tau kan umur kamu sama ivan berbeda jauh " ucap Ryan dengan dingin
"alita mencintai om ivan pa" ucap Alita tanpa sadar. Ntah darimana keberanian yang ia ucapkan ini datangnya.. sejujurnya ia tidak ingin mengatakan ini tetapi ia benar benar kasihan dengan om nya itu
"cinta? tau apa kamu tentang cinta alita?" Ejek Ryan yang tidak habis pikir dengan putrinya ini.
"pa, alita tidak pernah meminta apa apa dari papa bukan? Tapi hari ini Alita mohon tolong papa kabulkan keinginan Alita. Alita ingin menikah dengan om Ivan" ucap Alita yang hendak bersujud di kaki Ryan.
Ryan menghela nafasnya.. ia benar benar tidak ingin putri nya menikah secepat ini... Karena ia tau menikah bukanlah permainan atau seindah yang mereka bayangkan.
"Baiklah kalau itu pilihan kamu... Jangan menyesal suatu hari nanti nak" ucap Ryan dengan pasrah.
Alita berjalan ke arah Ivan diikuti dengan Ryan dan Anjani, dapat ia lihat sahabatnya itu yang sedang acak acakan.
"Om gak papa?" Tanya Alita yang memegang tangan Ivan membuat Ivan mendongakkan kepalanya ke arah Alita.
"lo boleh nikahin alita tapi lo jangan pernah nyakitin anak gue" ucap Ryan dengan dingin kepada sahabatnya itu
"thanks yan, gue sangat berterima kasih pada lo" ucap Ivan dengan bahagia.
****
Ivan menarik tangan Alita ke sebuah ruangan untuk persiapan.. sejujurnya ia benar benar gugup untuk saat ini, padahal disaat dirinya berbicara dengan papanya itu ia tidak segugup ini.
"Kamu disini biar mereka yang rias kamu" ucap Ivan dengan lembut yang dibalas anggukan mengerti Alita
Alita diberikan sebuah kebaya modern yang begitu cantik, bahkan dirinya saja sempat terpukau akan kecantikan kebaya itu. Dengan segera, Alita memakai kebaya itu... sejujurnya ia tidak menyukai kebaya ini karena yang paling ia benci adalah rasanya yang tidak nyaman namun mau bagaiman lagi dirinya ingin membantu om nya itu.. setelah selesai memakai kebaya itu, dirinya langsung dipolesin make up yang begitu natural membuat dirinya tampak sangat cantik dan dewasa.
"wah anda terlihat cantik sekali nona"
"Terimakasih" ucap Alita dengan senyum merekah di wajahnya.
Anjani memasuki ruang rias itu, dia menatap takjub putrinya sekaligus merasa sedih karena putrinya ini akan menikah disaat usia muda seperti ini.
"Kamu sudah ditunggu semuanya sayang" ucap Anjani yang dibalas anggukan Alita.
Alita berjalan menuju tangga, ia benar benar gugup.. rasanya kakinya saat ini begitu lemas akibat ditatap seperti itu sama semua orang..
"Pelan pelan sayang" ucap Anjani yang menuntun anaknya itu.
Alita berjalan dengan pelan, ia bisa melihat banyaknya semua orang yang berkumpul disana tidak terkecuali oma Keyla dan opa Andri yang menatap dirinya dengan heran.
"aku pasti bisa" gumam Alita yang meyakinkan dirinya sendiri.
Alita di duduk kan di samping Ivan yang sedang menjabat tangan penghulu di depan semua orang.
"Saya nikahkan engkau Mahendra Ivan Angkasa bin Angga Angkasa dengan ananda Alita Zahra Wijaya binti Ryan Putra Wijaya....."
"saya terima nikahnya Alita Zahra Wijaya....."
setelah ijab qobul selesai menyematkan cincin di tangan Alita dan Alita pun mencium tangan Ivan yang sekarang telah menjadi suaminya ini.
Ivan dan Alita menghampiri kedua orang tua mereka dan menyalami orang tua mereka meskipun Ryan masih menatap dingin sahabatnya ini.
"kamu hutang penjelasan pada papa ivan" ucap ayah Ivan dengan heran sedangkan ibu Ivan menatap dingin menantunya saat ini.
setelah selesai melaksanakan ijab qobul semua keluarga berkumpul di ruang keluarga karena pernikahan yang mendadak seperti ini jadi nya Ivan memutuskan untuk mengakhiri acaranya tanpa adanya pesta pesta pernikahan.
"ivan jelaskan apa yang terjadi"
"maaf pa, ini kesalahan ivan. tadi ivan mendapatkan kabar bahwa anita memutuskan pernikahan ini karena alasan ia ingin melakukan pemotretan di london" ucap Ivan yang menatap sendu papanya sedangkan Alita ia mengelus punggung suaminya itu layaknya memberikan semangat untuk suaminya.
"dan kamu? menyuruh alita menjadi istri kamu? oh astaga ivan" ucap ibu Ivan dengan tidak suka. Ivan hanya diam, ia menatap ke arah Ryan yang menatap dirinya dengan tajam bagaikan musuh yang ingin mencincang cincang habis dirinya.
"kamu bisa menikah dengan orang lain ivan. tidak usah menikah dengan anak kecil ini" ucap ibu Ivan sambil menunjuk Alita membuat Alita menunduk sedih.
"maaf nyonya angkasa, saya juga tidak mau anak saya menikah dengan anak anda" ucap Ryan dengan dingin dan menusuk tajam.
"kalau begitu bawa saja anak kamu pulang... Lagian dia masih kecil tidak pantas menikah dengan Ivan" ucap ibu Ivan dengan tajam membuat semua orang terkejut mendengarkannya.
Alita benar benar tidak mengerti dengan semuanya, sebelum ia menikah dirinya sangat disanjung sanjung tetapi sekarang? Malah dirinya diusir.
"tidak ma, alita sekarang istriku"
"tapi ivan, mama tidak sudi kamu menikah dengan dia. kamu tau mama menginginkan cucu secepatnya dan dia masih sekolah ivan"
"maaf nyonya angkasa, anda bukannya berterima kasih atas pertolongan kami malah tidak tau terima kasih. anda ingat bahwa saya juga sebenarnya tidak setuju cucu saya menikah dengan anak anda tapi saya ikhlas menerima nya. tapi saat anda begitu mengusir cucu saya dan mengatakan tidak sudi saya benar benar marah dan muak melihat anda. baik kalau itu mau anda kami akan pergi dan membawa alita" ucap oma Key yang begitu dingin.
"alita ayo kita pergi dari orang orang yang tidak tau terima kasih ini" ucap oma key yang langsung menarik tangan Alita diikuti oleh Ryan, Anjani dan opa Andri.
"Alita" teriak Ivan yang menatap kepergian istrinya itu.
*
*
*
vote, like dan komen
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!