BOMMM!!!
DUAR!!!
Satu bola api melesat dan hampir memanggang tubuh Wu Xia jika saja dia tidak gesit menghindar serangan yang tiba-tiba saja datang begitu dia membuka mata.
“OH SHIT!!! Dimana ini? Kenapa aku hanya tahu jika namaku Wu Xia. Dan kenapa mereka terus menyerangku? Apa salahku coba!”, teriak Wu Xia geram, sambil melompat kesana kemari, berusaha menghindari serangan yang terus datang secara membabi buta kepadanya.
Wu Xia menatap kebelakang dengan ngeri melihat banyak pohon tumbang dan terbakar habis hingga menjadi abu.
Jika itu kepalanya yang terbakar, membayangkannya saja sudah bisa membuatnya bergidik ngeri.
Kali ini yang melesat kearahnya bukan hanya bola api sebesar kepala manusia tapi ada ribuan jarum es melayang kearahnya dengan sangat cepat secara membabi buta sehingga hanya menghindar merupakan cara tepat yang bisa dilakukannya sambil mengamati kondisi sekitar, mencoba mencari petunjuk berada di dunia apa dirinya sekarang karena sistem tak muncul dan memberinya informasi yang dibutuhkannya.
Para pembunuh bayaran yang tengah mengejar gadis kecil tanpa kultivasi yang dianggap sampah oleh banyak orang hanya bisa terbelalak dengan mulut terbuka lebar, tak percaya ketika melihat gerakan target yang cepat melesat seperti angin, meninggalkan mereka dalam keterkejutan.
“Bagaimana bisa! bukankan gadis kecil itu hanya sampah dengan lima akar spiritual yang telah rusak sehingga tak bisa lagi berkultivasi! Kenapa gerakannya tiba-tiba menjadi gesit dan lincah seperti itu!”, ucapnya syok karena kini mereka telah kehilangan jejak gadis yang mereka ingin bunuh.
“Hentikan omong kosong kalian! Cepat cari bajingan kecil itu! aku yakin, dia masih belum terlalu jauh”, ucap seorang lelaki yang merupakan ketua kelompok tersebut, membuat yang lainnya pun segera bergerak berpencar mencari keberadaan target yang harus segera mereka lenyapkan agar sisa pembayaran bisa segera mereka terima.
Sementara itu Wu Xia yang baru saja berpindah tempat, ke dunia asing ini setelah misi hidup di era tahun 1980 an berhasil dia selesaikan dengan baik, merasa sangat frustasi karena system kembali menghilang setelah mendaratkannya di dunia asing ini dan hanya memberinya secuil informasi yaitu namanya, Wu Xia berusia 7 tahun, tak ada informasi lainnya lagi membuatnya sedikit frustasi.
Untung saja waktu menjadi Lestari, dia sudah sering berlatih didalam ruang dimensi sehingga gerakannya masih sama gesitnya seperti ketika dia menjadi Clarissa dulu.
Jika tidak, mungkin dia sudah hangus terbakar dan menjadi debu sekarang seperti pepohonan yang tumbang dibelakangnya.
Hosh...Hosh...Hosh...
Wu Xia mencoba mengambil nafas sebanyak – banyaknya begitu dia berhasil menghindar dan bersembunyi dibalik batu besar yang menutupi tubuh kecilnya.
“Tampaknya tubuh yang kutempati sekarang ini cukup payah. Baru berlari sedikit saja aku sudah ngos-ngosan seperti ini”, guman Wu Xia kecewa.
Siapa yang tidak geram, baru saja dia tiba dan membuka mata sudah diserang dengan membabi buta tanpa diberi waktu untuk bernafas barang sejenak dan hanya bisa menggerutu dan terus meruntuki system dalam hati karena lagi-lagi meninggalkannya setelah melemparkannya kedunia anta brata ini karena sepanjang dia berlari hanya ada pepohonan rimbun dan tebing yang terjal.
“Dasar system brengsek! Berani sekali dia menghilang setelah melemparkanku kesini!”, makinnya dengan ekpresi kesal.
Ketika tengah beristirahat sambil menormalkan deru nafasnya, tiba-tiba telinganya yang sensitiv mendengar suara mendesis yang semakin lama semakin terdengar nyaring dan begitu dekat.
Secara spontan, diapun menoleh dan mendapati seekor ular raksasa berwarna hitam tengah mengamatinya seolah dia merupakan santapan yang lezat baginya.
Ular hitam bermata merah darah itu sangat besar yang Wu Xia perkirakan besarnya tiga kali tubuh manusia dengan panjang yang dia perkirakan sekitar satu meteran. Berwarna hitam pekat dengan cahaya merah seperti api mengelilingi tubuhnya, mendongakkan kepalanya sambil menatap penuh minat kearahnya.
“Oh, kejutan apa lagi ini!”, guman Wu Xia sedikit syok.
Melihat bentuk dan ukuran ular yang tak biasa serta aura yang menyelimuti tubuhnya, Wu Xia pun berspekulasi jika dunia yang dikunjunginya saat ini bukan dunia manusia pada umumnya, karena apa yang dilihatnya seperti sesuatu yang hanya ada dalam buku cerita atau game online yang biasanya banyak dimainkan oleh para gamer.
“Tunggu! Jangan-jangan aku masuk kedalam sebuah novel atau game online!”, batinya berspekulasi.
Ketika Wu Xia tengah melamun, tanpa diduga ular hitam tersebut tiba-tiba saja melesat kearahnya sambil membuka mulut dan menunjukkan taringnya yang runcing.
Meski sudah berpindah tubuh dan kembali menjadi anak kecil berusia 7 tahunan namun kekuatan dan insting bertarungnya masih cukup kuat meski tubuh yang ditempati nya saat ini sedikit lemah daripada tubuh aslinya dulu.
Wu Xia hanya bisa terus menghindar tanpa bisa menyerang karena dia tak memiliki senjata apapun ditangannya.
Melihat ada batu runcing tak jauh dari tempatnya berguling menghindar tadi, satu tangannya pun menggapai batu yang cukup panjang dan runcing seperti belati itu dan langsung mengarahkannya kearah rahang ular hitam tersebut beberapa kali hingga berhasil menembus sampai ke bagian mata ular, membuat hewan melata tersebut terkapar menggeliat ditanah kesakitan.
Tak ingin memberi kesempatan ular tersebut bangkit dan memangsanya, diapun kembali mengambil beberapa baru runcing yang lainnya dan menancapkannya ke kepala ular.
Diakhir perjuangannya, melihat hewan melata itu masih bergerak liar, sebuah batu besar dia ambil dan langsung lempar membuat kepala ular tersebut hancur dan mati.
Setelah ular tersebut mati, ada batu merah darah seukuran bola tenis keluar dari kepala ular dan langsung jatuh ketangannya yang tanpa sadar sudah berada didepan wajahnya dengan telapak terbuka keatas, menadah.
Meski bingung melihat bongkahan batu merah darah yang kini sudah berada ditelapak tangannya, tapi feelingnya mengatakan jika batu itu berharga maka Wu Xia pun berniat untuk menyimpannya.
Clinggg...
Mata Wu Xia menyipit ketika seberkas sinar yang sangat terang muncul dari pergelangan tangannya bersama dengan keluarnya gambar kelopak bunga tulip yang mekar dan bersinar, selanjutnya dia bisa merasakan suatu tempat dan aroma yang familiar.
“Eh, ternyata ruang dimensiku ikut bersamaku kedunia ini”, gumannya senang.
Wu Xia pun segera memasukkan bongkahan batu merah tersebut kedalam ruang dimensinya.
Melihat ular hitam yang tergeletak tak bernyawa, merasa jika ular tersebut mungkin bisa dia tukar nanti dengan mata uang yang berlaku didunia ini maka Wu Xia pun bernisiatif segera memasukkannya kedalam ruang dimensinya dalam satu gerakan.
Tapi, ular tersebut sangat besar dan berat. Sangat sulit bagi tubuhnya yang kurus dan kecil untuk melemparnya masuk kedalam ruang dimensi.
“Tak bisa seperti ini. Tubuh ini begitu lemah”, guman Wu Xia mendesah pelan.
Tak bisa mengangkat tubuh si ular hitam yang baru dibunuhnya, Wu Xia pun mencoba mengambil darahnya terlebih dahulu dan menyimpannya ke dalam jirigen yang baru dia ambil dalam ruang dimensi nya karena konon darah ular berbisa seperti ini bisa dipergunakan untuk membuat obat.
Entah benar atau tidak, setidaknya setiap bagian yang ada tak akan dia buang dengan percuma jika hal itu bisa dia tukar dengan uang didunia ini.
Begitu darah ular telah habis tak bersisa barulah dia menguliti ular tersebut karena dia tahu jika kulit ular cukup berharga karena bisa dipergunakan untuk memuat pakaian atau pun tas serta sepatu sehingga dia berusaha untuk tak merusaknya.
Begitu berhasil menguliti ular sepanjang satu meter tersebut dan memasukkan kulitnya kedalam ruang dimensi barulah Wu Xia memotong-motong dagingnya menjadi beberapa bagian dan langsung melemparkannya kedalam ruang dimensinya begitu berhasil dia potong.
“Huft, akhirnya selesai juga”, guman Wu Xia sambil mengusap pelu dikeningnya.
“Semoga saja aku bisa masuk kedalam dimensi ruangku agar aku bisa membersihkan diri dan mengistirahatkan tubuhku barang sejenak”, gumannya lagi.
Tak ingin kembali menjadi sasaran entah itu hewan atau sekelompok orang yang tampaknya masih terus mengejarnya, diapun mencoba memasuki ruang dimensinya dan ternyata berhasil dalam satu kali percobaan.
Setelah Wu Xia menghilang, kelompok orang berjubah hitam yang tadi mengejarnya tiba di lereng bukit.
“Ketua, sepertinya disini baru saja terjadi pertarungan dengan ular spiritual level tiga dilihat dari jejak yang ditinggalkannya”, ucap salah satu pria berjubah hitam menganalisa.
Sang ketua yang juga melihat jejak pertarungan yang tampaknya berlangsung singkat dan jejak darah yang ada pun merasa tak tenang, takut targetnya ada yang membawa pergi sebelum berhasil mereka lenyapkan.
“Jangan hilang fokus! Cari target dan lenyapkan secepatnya sebelum berganti hari!”, perintahnya tegas.
Tak ingin membuang waktu, semuanya pun kembali bergerak berpencar untuk mencari bocah perempuan berusia 7 tahun yang harus segera mereka bunuh.
Didalam ruang dimensi, gadis kecil yang tengah dicari oleh sekelompok pembunuh bayaran tersebut kini tengah memotong-motong daging ular dan membumbuinya untuk dia buat dendeng agar awet dan bisa dimakan kapan saja.
Melihat empedu ular besar tersebut masih tergeletak diatas wadah plastik yang di pergunakan untuk menyimpan daging ular, tanpa ragu gadis kecil itupun langsung menelan empedu ular yang dia yakini bisa memberi kekebalan tubuhnya terhadap racun tertentu karena dia tak tahu apa tubuhnya yang sekarang ditempati kebal terhadap racun atau tidak, tak ingin mengambil resiko lebih dalam jadi diapun membuat perlindungan sendiri untuk keselamatannya.
Begitu selesai, Wu Xia segera mengeringkan daging ular agar awet dan bisa dia jadikan camilan ataupun dia masak nanti ketika diperlukan.
Selanjutnya, Wu Xia pun segera masuk kedalam kamar mandi yang ada dilantai dua kediaman yang tersedia didalam ruang dimensi dan begitu tubuhnya bersih dan telah berganti pakaian, diapun segera merebahkan tubuh letihnya diatas ranjang dan tertidur dengan lelap.
Tak terasa pagipun telah tiba, setelah menggeliat beberapa kali, gadis kecil itupun kembali meringkuk dan meneruskan tidurnya karena tubuhnya seharian kemarin benar-benar diforsir sehingga sekarang dia memerlukan istirahat yang cukup panjang.
Sementara itu sebuah halaman kediaman salah satu keluarga besar dibenua ini, seorang lelaki berjanggut panjang, mengepalkan kedua tangannya dengan kuat setelah mendapatkan kabar jika pembunuh bayaran yang di sewa gagal menjalankan misi, membuat amarah dalam darahnya meletup.
“DASAR BODOH! BAGAIMANA BISA MENYINGKIRKAN SAMPAH SEPERTI ITU SAJA MEREKA TAK BECUS!”, teriaknya murka.
Kesempatan baik ini tak akan datang lagi. Kali ini, beruntung hanya ada sepuluh pengawal yang menemani kepala muda keluarga Wu tersebut pergi untuk berlatih diluar sehingga dia memiliki kesempatan untuk menyingkirkannya agar posisi gadis yang dia anggap sebagai sampah itu bisa ditempati oleh cucu kesayangannya.
“Cari gadis sampah itu sampai dapat! Tak memiliki kultivasi, sehebat apapun dia melarikan diri, pasti masih berada didalam hutan kabut. Kalian jangan kembali jika belum dapat menangkapnya hidup-hidup!”, perintahnya tegas.
Kali ini, untuk benar-benar menghindari masalah dimasa depan maka dia berniat untuk mengeksekusi gadis kecil itu sendiri dengan kedua tangannya agar dia bisa memastikan jika calon pewaris kepala keluarga tersebut benar-benar telah mati agar cucu kesayangannya bisa maju sebagai calon pewaris selanjutnya.
Ambisi dan keserakahan yang sangat besar membuatnya tak mentolerir kesalahan sekecil apapun agar tak menjadi boomerang baginya dimasa depan.
***
Bleep...bleep...bleep...
Ketika Wu Xia tengah bersantai sambil menikmati camilan, dihadapannya tiba-tiba muncul layar hologram yang berkedip-kedip, seolah layar itu kehilangan sinyal dan bisa mati kapan saja.
“system, apakah itu kamu?”, tanya Wu Xia penasaran.
[Bleb...bleb...bleb...]
[Benar Host]
Suara system yang meleyot seperti mesin kehabisan daya, membuat kening Lestari berkerut sangat dalam.
“Kenapa kamu menjadi seperti ini? apa kamu kehabisan daya?”, Wu Xia kembali bertanya dengan wajah penuh selidik.
[Dunia ini tak bisa system tinggali jadi system hanya akan memberitahu Host gambaran singkat mengenai dunia ini dan apa misi yang harus Host jalani sebelum system benar-benar menghilang]
Karena tak memiliki waktu yang lama, system pun segera menjelaskan mengenai dunia yang saat ini Lestari tinggal, beserta data dirinya dan misi yang harus dilakukannya.
Wu Xia sangat terkejut karena dia ternyata berada di dunia kultivasi. Dunia fiksi yang selama ini hanya bisa ditemui di novel-novel fantasi dan game online.
“Apakah aku masuk kedalam sebuah novel atau game online?”, tanyanya lagi.
[Tidak! Host tak memasuki sebuah novel atau game online, tapi memang dunia yang benar-benar nyata. System tak akan lagi bisa membantu Host karena dunia yang Host tempati tak bisa menerima keberadaan sistem. Tapi Host jangan khawatir, Host masih bisa menggunakan ruang dimensi ini dan bisa menggunakan semua hal yang ada didalamnya untuk membantu Host menjalankan misi]
Setelah mengatakan hal tersebut, system benar-benar menghilang tanpa jejak, tak seperti sebelumnya yang masih bisa dibangkitkan kembali.
“Jadi, aku hanya bisa mengandalkan kepintaranku dan ruang dimensi ini saja untuk mendukungku. Sekarang, aku adalah Wu Xia. Gadis berusia tujuh tahun yang memiliki lima akar spiritual dan dantian yang telah dirusak. Misiku adalah kembali kedalam keluarga besarku dan menduduki jabatan sebagai kepala keluarga Wu dan membawa mereka semua naik menuju puncak surgawi”, gumannya pelan.
Setelah mengetahui siapa dirinya dan dunia yang ditinggalinya serta misi yang diembannya, Wu Xia pun mulai menyusun rencana.
“Yang harus kulakukan pertama kali adalah menyembuhkan dantianku dan membuat lima akar spiritualku yang telah rusak ini bisa berkembang dengan baik karena menurut catatan system, lima akar spiritual yang kumiliki merupakan akar spiritual kekacauan atau akar spiritual surgawi yang langkah. Tapi bagaimana caranya? Meskipun aku memiliki akar spiritual surgawi, tapi tanpa kultivasi aku tak akan bisa menjadi hebat. Apakah disini ada buku petunjuk mengenai hal itu?”, guman Wu Xia sedikit bingung.
Sambil berjalan menuju perpustakaan mini dalam ruang dimensinya, Wu Xia pun mulai mengingat kembali jalannya novel atau game online mengenai dunia kultivasi dan perlahan mencari buku agenda miliknya untuk mencatat hal-hal penting yang dia ketahui mengenai dunia asing ini.
“Aku harus menuliskan point-point penting di dunia kultivasi ini agar aku bisa memiliki acuan buku mana yang bisa memberiku gambaran yang lengkap mengenai kondisi yang ada karena system tak lagi ada untuk membantuku menyelesaikan misi”, ucap Wu Xia sambil mulai mencorat-coret di buku agenda miliknya.
Setelah mencatat semuanya, Wu Xia pun berjalan menuju rak dimana buku kuno dan buku sejarah berada.
Wu Xia mencari dengan teliti karena dia benar-benar membutuhkan informasi tersebut. Baginya, tanpa adanya informasi mengenai dunia asing ini maka dia akan tersesat dan tak tahu bahaya apa yang tengah menunggunya diluar sana.
Ia mengambil beberapa buku sejarah kuno yang menurutnya relevan untuk dibaca dan membawanya ke sofa duduk.
Tapi setelah membolak-balik seluruh halaman yang ada, informasi mengenai dunia ini tak bisa dia dapatkan, membuat Wu Xia merasa frustasi untuk sesaat.
Setelah mencari cukup lama, pada akhirnya Wu Xia mendapatkan sebuah buku usang yang warnanya sudah menguning termakan usia dengan ukuran yang sangat kecil. Karena penasaran diapun mencoba membukanya dan kedua matanya langsung berbinar cerah karena apa yang dia cari ada disana.
“Ternyata system tak terlalu kejam dengan meninggalkan buku ini disini untuk aku baca”, guman Wu Xia senang.
Merasa mendapatkan banyak ilmu dari buku kecil tersebut, Wu Xia pun menyimpan buku tersebut ditempat yang mudah dia temukan agar ketika dia membutuhkan informasi bisa segera didapatkannya.
Selanjutnya, diapun duduk diatas matras dengan posisi lotus, mencoba untuk berkultivasi seperti apa yang dia baca dibuku.
Cukup lama Wu Xia berkonsentrasi dan mulai masuk kedalam ketenangan. Namun, apa yang dia dapatkan tak sama dengan apa yang dia baca didalam buku.
“Apakah udara didalam ruang dimensi ini tak murni sehingga tak memiliki aliran chi seperti yang tertera dibuku”, guman Wu Xia bingung.
Wu Xia pun segera keluar menggunakan kesadarannya, begitu dia keluar dia bisa merasakan ada perbedaan antara udara diluar dengan yang ada didalam ruang dimensi.
“Kurasa, aku harus mencoba berlatih disini jika ingin mengembalikan kekuatanku dan berkultivasi. Tapi bagaimana dengan akar spiritualku yang telah rusak? Apakah aku masih berkultivasi dalam kondisi seperti ini?”
Semakin dipikir Wu Xia semakin merasa bingung. Satu-satunya cara adalah dengan menyembuhkan dantiannya dulu baru bisa memperbaiki lima akar spiritualnya yang telah rusak.
Didalam buku, dantian bisa diperbaiki dengan bermeditasi disebuah tempat yang pekat dengan aura Chi atau sebuah lokasi yang kaya dengan energi spiritual. Sementara untuk akar spiritual yang rusak bisa disembuhkan oleh sebuah pil dewa. Harga pil dewa sangat mahal, diperlukan sartusan ribu kristal dengan kualitas tinggi untuk mendapatkannya.
“Baiklah, tampaknya aku harus segera mencari binatang buas agar bisa aku tukar dengan kristal agar bisa kau belanjakan”, guman Wu Xia lirih.
Merasa tujuannnya sudah dia tetapkan, diapun berencana menjelajahi tempat asing dimana dirinya terdampar saat ini dan berjuang untuk bertahan hidup disini tanpa ada bantuan system dan ingatan masa lalu gadis yang dia tempati raganya.
Didunia kultivasi, tidak punya uang berarti siap-siap kehilangan nyawa. Tanpa uang, tidak bisa membeli pil spiritual, tidak bisa membeli jimat untuk menyelamatkan diri, dan tidak bisa memiliki senjata sihir pertahanan untuk menahan serangan.
Untuk kultivator yang kaya, meskipun kalah dan pertempuran, mereka masih bisa mengandalkan kekuatan luar untuk bertahan.
Kemampuan mereka yang lima poin bisa meningkat menjadi sepuluh poin hanya dengan memakan pil meningkat kekuatan spiritual dan menggunakan senjata spiritual yang mereka miliki untuk menyerang dan mempertahankan diri.
Menjadi miskin sungguh tak enak. Bukan hannya tak mampu membeli apapun agar bisa bertahan dalam dunia yang kejam ini, bahkan satu buah batu spiritual tingkat rendah pun Wu Xia tak memilikinya.
“Huft, system memang benar-benar kejam! Bukan hanya melemparkanku kedunia yang kejam ini begitu saja seenaknya tapi juga tak memberiku sepeserpun modal untuk bertahan hidup disini”, ucap Wu Xia mengeluh.
Wu Xia terus menjelajahi hutan yang dia yakini sebagai hutan kabut, menurut deskripsi yang diberikan didalam buku.
Menurut penjelasan yang ada dalam buku, didalam hutan kabut selain banyak binatang buas, juga memiliki banyak tanaman obat yang langkah yang bisa dia jual.
Jika beruntung, disini dia bisa mendapatkan core (inti) tubuh binatang buas level tinggi atau tanaman obat yang langkah yang bisa dia tukar dengan kristal untuk menyambung hidup.
Sayangnya, Wu Xia kurang peka jika sebuah tempat semakin banyak hal yang menguntungkan pasti akan diperebutkan oleh semua orang.
Meski terlihat sunyi, nyatanya didalam hutan kabut ini terdapat banyak cultivator independent maupun kelompok yang tengah memburu hewan buas dan tanaman obat seperti yang Wu Xia lakukan.
Kabut yang tebal, membatasi jarak pandang kita terhadap sekitarnya. Namun hal itu tak berpengaruh pada para cultivator yang memiliki tingkat kultivasi yang tinggi.
Lain halnya dengan Wux Xia. Selain tubuh yang ditempatinya memiliki lima akar spiritual yang telah rusak, jiwanyapun berasal dari dunia modern sehingga dia hanya bisa mengandalkan instingnya untuk bergerak, mencari target sesuai dengan deskripsi yang ada didalam buku yang telah dia ingat sepenuhnya.
Namun, keberuntungan masih menggelayutinya. Disepanjang jalan yang dilaluinya, Wu Xia banyak menemukan berbagai macam tanaman obat yang langsung dia petik dan perlakukan seperti yang ada dalam buku karena beberapa jenis tanaman obat harus mendapatkan perlakuan khusus dalam cara pengambilan dan penyimpanannya agar bisa terjual dengan harga tinggi.
Selama perjalanan, bukan hanya mendapatkan beberapa tanaman obat yang bisa dia jual, Wu Xia juga bertemu dengan beberapa hewan buas tingkat rendah yang masih bisa dia tangani dengan menggunakan kekuatannya sendiri.
Tak ingin melukai dan merusak hewan buruannya, Wu Xia pun menggunakan pistol untuk membunuh hewan buruannya.
Menggunakan pistol lebih mudah untuk menumbangkan hewan buruannya tanpa melukai kulit atau dagingnya sehingga dia bisa menjualnya dengan harga lebih tinggi.
Belum lagi darah korbannya juga akan semakin banyak dan segar karena luka tembak tak mengeluarkan darah sebanyak jika hewan yang diburunya dia gorok karena hewan buruan pasti akan melawan sehingga harus terjadi pertarungan yang bisa menyebabkan banyak luka dan juga membuang banyak energi.
Sebagai manusia biasa, menghadapi berbagai macam hewan buas yang memiliki kekuatan tak biasa tentu saja Wu Xia harus menggunakan akal agar dia tak mengeluarkan tenaga dengan sia-sia.
“Hmm, lumayan juga hasil buruanku hari ini”, ucap Wu Xia bangga.
Baru saja seluruh hewan yang dia bunuh dia masukkan ke dalam ruang dimensi, Wu Xia mendengar beberapa langkah kaki berjalan mendekat dari beberapa arah, membuatnya segera menghilang, bersembunyi di dalam ruang dimensinya karena dia saat ini masih belum memiliki kekuatan untuk melawan pihak lain.
Dari dalam ruang dimensinya, Wu Xia bisa melihat dan mendengar apa yang terjadi di luar tanpa diketahui oleh orang lain.
Ruang dimensi ini ternyata lebih canggih dari apa yang dia miliki dalam dua kehidupan sebelumnya, membuatnya merasa cukup beruntung system meninggalkan barang sehebat ini untuk dirinya.
Tap tap tap...
Beberapa orang dari segala penjuru berkumpul ditempat Wu Xia tadi menghilang dengan ekpresi waspada.
“Disini?..”
“Ya, aku merasakan ada energy spiritual yang dipancarkan oleh rumput es disini tadi”
Lima orang itu pun segera menyapu area sekitar sambil mencoba melemparkan kesadaran spiritual yang mereka miliki untuk memeriksa keberadaan rumput es yang tengah mereka cari.
“Disini! Ini bekas galian. Tampaknya ada yang sudah lebih dulu mendapatkannya”
Semua orang terdiam dan merasa kecewa karena kalah start sehingga ada seorang cultivator yang berhasil mendapatkan tanaman obat yang tengah mereka cari lebih dulu.
Rumput es yang tadi tidak sengaja dipetik oleh Wu Xia ternyata tengah diincar banyak orang. Pada awalnya Wu Xia tak terlalu tertari karena sekilas rumput es ini hanya seperti rumput biasa pada umumnya.Namun setelah diamati dengan cermat, dapat dilihat di pucuk daunnya ada setitik embun seperti air yang telah membeku, hal inilah yang emmbuat Wu Xia tertarik dan memetiknya kemudian menyimpannya tanpa tahu jika bagian pucuk inilah yang paling penting dan dicari oleh kelima orang tersebut agar bisa dipergunakan sebagai bahan pelengkap untuk membuat pil penawar racun api yang disebabkan oleh sengatan kalajengking beracun level delapan.
Aroma rumput es yang khas serta aura spiritualnya yang berbeda dengan tanaman obat lainnya membuat para cultivator ini datang ke tempat dimana Wu Xia baru saja menghilang.
Wu Xia yang mengamati gerak-gerik dan percakapan mereka pun segera mengambil rumput dengan titik embun di pucuknya dengan kedua mata berbinar. “Jadi ini rumput es yang sangat berharga itu. Bagaimana jika aku mencoba membudidayakannya disini. Bukankah aku bisa meraup pundi-pundi uang yang sangat banyak nanti”.
Merasa idenya brilian, Wu Xiapun segera membawa beberapa tanaman yang tadi dia petik untuk dia tanam di lahan yang ada di samping kolam mata air spiritual yang airnya terus mengalir dari air terjun yang ada ditengah-tengah kolam..
Untung saja tadi Wu Xia mendapatkan beberapa tanaman dari satu jenis sehingga begitu satu sebagian dia tanam, dia masih memiliki sebagian lagi untuk dia jual.
Sayangnya, rumput es dan bunga enam warna, dia hanya mendapatkan satu sehingga untuk sementara waktu akan dia budidayakan dulu sebelum dia jual.
Begitu selesai menanam tanaman obat, Wu Xia pun menyiraminya dengan mata air spiritual agar hasilnya nanti memiliki kualitas bagus sehingga mudah untuk dijual.
Wu Xia mengintip keadaan diluar sejenak, melihat jika sudah tak lagi ada orang, dia pun keluar dari ruang dimensinya dan melanjutkan perjalanannya keluar dari hutan kabut sambil berburu.
Setelah berjalan cukup lama dan berkelahi dengan beberapa hewan buruan, Wu Xia pun mengistirahatkan tubuhnya di pinggir aliran sungai sambil memakan bekal yang sudah dia siapkan sebelumnya dikantong penyimpanannya.
Sambil makan, kedua netra Wu Xia tanpa sengaja menangkap seberkas cahaya keemasan dari dalam sungai yang membuat rasa penasaran dalam hatinya timbul sehingga diapun tanpa sadar bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti sumber cahaya berasal.
Cahaya keemasan yang seolah terus melambai kepadanya berada didalam sungai. Karena penasaran, Wu Xia pun meloncat kedalam sungai dan mencari sumber cahaya keemasan tadi.
Tiba-tiba tubuhnya terhisap dengan kuat, seperti ada tenaga penghisap yang menyedot dirinya sehingga diapun terdorong masuk kedalam saluran air yang cukup besar itu dalam sekejap.
Dibawah dorongan dan tekanan air yang kuat, Wu Xia hampir kehilangan kesadarannya. Untung tubuhnya berada ditengah aliran sehingga tidak sampai membentur dinding saluran yang bisa membahayakan nyawanya.
“Dimana ini?!”, batinya sambil menatap area sekitarnya dengan bingung.
Ditengah kebingungannya, sambil masih menahan nafas dan berusaha untuk tetap sadar, Wu Xia yang masih berada didalam air tiba-tiba menangkap sebuah titik cahaya dari atas, membuat tubuhnya bergerak spontan berenang menuju ke sumber arah cahaya berada karena sangat yakin jika disanalah permukaan sungai berada.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!