NovelToon NovelToon

Amore

Chapter 1

Matahari hari ini menyengat kulit, membuat wajah Alan basah dengan peluh nya. Tangan kanan nya menggandeng seorang gadis kecil, dan tangan kirinya memegang tongkat sebagai alat bantu untuk menuntun jalan.

Alan seorang Duda yang memiliki seorang putri dengan keterbatasan dalam penglihatan nya. Alan kehilangan penglihatan nya semenjak terjadi kecelakaan 5 tahun yang lalu bersama istri nya, nahas istri nya meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut, namun dokter dapat menyelamatkan bayi yang ada di dalam kandungan istrinya.

Alan menjadi seorang Duda, tunanetra dan seorang ayah dalam waktu bersamaan, tidak mudah ia menerima kenyataan tersebut,

Hari-hari kelam di lalui oleh Alan sepeninggalan istri nya. Dunia nya hancur dan runtuh. berulang kali ia mencoba mengakhiri hidup nya, namun selalu digagal kan oleh Lila putri tunggal nya.

Alan perlahan mulai menerima keadaan nya. Ia bangkit dari keterpurukan, ia belajar dan membiasakan diri untuk menjadi seorang tunanetra.

Semakin hari Lila tumbuh semakin besar, ia harus membesar kan anak semata wayang nya tersebut. Ia bekerja sebagai pemilik penginapan di sebuah desa.

Desa tersebut sering kedatangan turis lokal maupun mancanegara. Keindahan desa tersebut sangat memikat hati wisatawan.

Alan adalah pelopor wisatawan desa tersebut. Alan dulu nya adalah seorang pengusaha travel, namun ia menutup usaha nya tersebut, dan membuka penginapan bersama istrinya di desa itu. Alan bersama istrinya membantu UMKM di desa itu sehingga desa itu diminati banyak orang, perekonomian desa itu pun perlahan naik.

Warga desa juga sangat ramah, saling bergotong royong dan suka membantu sesama tetangga. Mereka semua seperti keluarga buat Alan. Ketika Alan mengalami keterpurukan, orang desa membantu Alan untuk menjaga Lila, mereka juga terus menyemangati Alan untuk bertahan hidup demi putrinya.

Berkat dorongan warga desa serta tekad nya, Alan pun akhirnya bangkit dari semua keterpurukan nya.

"ayah hari ini, Lila berangkat sekolah sendiri a aja ya"

" emang kamu berani?"

" berani lah, kan ada Tante Selly yang temani Lila"

"Lila...Lila...ayo berangkat" Selly yang sedang berada di atas sepeda nya memanggil Lila untuk segera berangkat sekolah.

" iya Tante" Lila pun berlari menemui Selly.

Alan pun mengikuti Lila menemui Selly

" terimakasih ya Sell, maaf merepotkan mu"

" santai mas, aku sekalian lewat mau ke pasar "

" ayah , aku sekolah dulu ya "

Mereka pun meninggalkan Alan sendiri di penginapan. Lila masih duduk di sekolah taman kanak-kanak. Ia senang bersekolah karena memiliki banyak teman disana.

Sedangkan Selly adalah tetangga mereka yang biasa lewat didepan penginapan milik mereka. Ia biasa nya pergi ke pasar untuk menjual kerajinan tangan, berupa tas anyaman, ia membuat tas tersebut bersama ibu dan sepupu nya.

********

Alan meraba jam tangan milik nya "waktu nya Lila pulang"

Ia bergegas menuju sekolah untuk menjemput Lila. Ia berjalan sedikit terburu-buru karena ia takut putri nya akan menunggu terlalu lama.

*brugh*

Alan bertabrakan dengan seseorang. Ia mencium aroma parfum mahal yang lembut, tidak mencolok tapi aroma nya memorable.

"ah, maaf" ucap nya sembari membantu mengambilkan tongkat milik Alan, karena ia melihat Alan sedang meraba mencari tongkat tersebut.

Suara wanita itu pun, terdengar sopan ditelinga Alan

" saya yang minta maaf, saya sedang terburu-buru, permisi" Alan pun berdiri meninggal wanita itu.

Ditelinga Alan gambaran wanita yang baru saja bertabrakan dengan nya adalah wanita dewasa, anggun dan cantik.

"ayaaah" suara Lila memanggil nya sembari berlarian.

" maaf, ayah telat jemput nya "

" ngga apa-apa, ada Bu Asti yang temani Lila tadi"

"terimakasih Bu Asti, maaf merepotkan"

"ngga apa-apa pak Alan, sudah tugas kami menjaga nya. teman-teman Lila juga masih banyak yang belum dijemput"

" baik lah kalau begitu Bu Asti, kami permisi dulu"

"mari pak Alan, hati-hati"

" terimakasih Bu "

Mereka pun pergi meninggalkan sekolah, jarak sekolah dengan rumah mereka tidak lah jauh, sehingga mereka cukup berjalan kaki.

" ayah nanti kalau sudah SD, Lila dibelikan sepeda ya, buat berangkat sekolah, jadi ayah tidak usah repot mengantar ku ke sekolah"

" emang kamu bisa bawa sepeda?"

" nanti Lila minta ajari Tante Selly "

"tapi kan Tante Selly sibuk, dia harus bikin tas"

" gimana kalau om Bimo yang ajari Lila?"

" ngga mau ah, om Bimo orang nya bawel, dia suka marah-marah"

Alan tertawa mendengar ocehan putri nya tersebut.

Mereka sudah hampir sampai, tempat tinggal mereka bersebelahan dengan penginapan mereka. Lila melihat seorang wanita cantik sedang berdiri didepan penginapan sembari memegang handphone nya. Ia seperti orang bingung mencari sesuatu.

Lila pun menghampiri dan bertanya

" maaf Tante, Tante mau menginap di penginapan?"

Wanita itu mensejajarkan tubuh nya dengan Lila, ia pun mencolek hidung Lila

" eits, jangan panggil Tante, karena saya belum tua, panggil Kaka, nama ku Sarah, jadi panggil saja aku Kaka Sarah, nama kamu siapa?"

"aku Lila, dan aku anak dari pemilik penginapan ini?"

"oya? Kebetulan sekali, sedari tadi saya mencari penginapan bernama Amore, tapi tidak ketemu"

" itu nama penginapan kami, dan anda sudah berada tepat di depan penginapan tersebut" ucap Alan menghampiri.

"ah wanita yang tadi" Alan mencium Aroma parfum yang tadi.

"oh, bapak yang tadi? Rupa nya buru-buru mau menjemput putri cantik nya ini"

Alan tersenyum.

" kenapa tidak ada papan nama penginapan nya?"

"sebenar nya ada. Tapi tertutup oleh pohon bunga Bougenville ini, kami belum sempat memangkas nya."

"ooohh. Begitu rupa nya"

"mari silahkan masuk, saya antarkan"

"ooh ngga usah, biar saya saja yang masuk sendiri" Sarah tidak ingin merepotkan orang yang memiliki keterbatasan fisik seperti Alan.

" oh iya, ada kah tempat yang bagus untuk photo pre wedding di desa ini?"

"wedding itu apa?" tanya Lila polos.

"hahaha... Tidak jadi, nanti biar saya jalan sendiri mencari nya" ucap Sarah berlalu pergi.

Alan dan Lila pun kembali pulang kerumah.

"ayah wedding itu apa?" Lila masih penasaran.

"wedding itu pernikahan" jawab Alan

" jadi Kaka itu mau menikah?"

" mungkin "

" hhhmmm" Lila mendengus

"kenapa, kamu begitu?" tanya Alan penasaran.

" padahal Lila mau jadikan Kaka itu bunda Lila, tapi dia sudah mau menikah"

Alan tercengang dengan ucapan Lila, bagaimana bisa putri nya berpikir untuk menjadikan Sarah ibu baru nya. Ia bahkan baru saja mengenal orang tersebut beberapa menit yang lalu.

Bersambung....

Chapter 2

" hussh, Lila ngga boleh begitu, ngga sopan "

" kenapa?"

"karena kita ngga kenal dia"

"Lila kenal kok, nama nya kak Sarah"

Lila terus menjawab ucapan Lila, membuat pusing kepala Alan.

" iya tapi kan Lila dengar sendiri kalau kak Sarah itu mau menikah "

" hufft, Lila mau punya bunda seperti teman-teman disekolah"

Alan terdiam, ia tidak bisa menjawab ucapan Lila, karena selama ini ia tidak ada niat untuk mencari pendamping baru. Karena ia menyadari keterbatasan fisik nya saat ini, ia tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengenal seorang wanita lagi . Terlebih lagi status nya adalah seorang Duda yang memiliki 1 orang anak. Ia berfikir tidak ada seorang wanita yang mau mengorbankan dirinya untuk masuk kedalam bagian hidupnya.

Alan adalah pria yang sangat mapan, selain memiliki penginapan di desa. Ia adalah pewaris tunggal dari pemilik perusahaan kontraktor di kota. Saat ini Orang tua nya mengingin kan Alan meneruskan perusahaan tersebut, namun sayang Alan menolaknya. Terlebih lagi semenjak kecelakaan tersebut, ia selalu menarik diri dari keramaian. Ia tidak suka menjadi perbincangan orang lain karena kekurangan nya tersebut.

***********

Sarah telah membereskan barang nya, ia merebahkan badan nya dikasur karena ia cukup lelah hari ini.

*kring*

"gimana sudah dapat lokasi yang bagus?"

"aku baru sampai, jadi aku belum sempat mencari nya"

"jangan lama-lama, waktu ku ngga banyak"

" ya sudah kalau begitu kamu saja yang cari sendiri lokasi nya!"

"yang liburan kan dirimu, aku sibuk jadi tidak bisa mencari nya sendiri "

"kenapa ngga minta fotografer mu aja yang cari itu lokasi, yang mau nikah kamu, kenapa jadi aku yang repot, aku itu mau healing kesini, malah kamu kasih kerjaan ke aku!"

" ya maaf, aku kan minta tolong sama kamu, karena aku mau lokasi yang beda aja dari yang lain nya"

" kalau kamu mau minta tolong, jangan desak aku. Aku ngga bisa diburu-buru seperti itu!"

Sarah menutup telpon nya dengan kesal. Kedatangan nya kesini adalah ingin menjernihkan pikiran nya, namun sepupu nya meminta tolong diri nya untuk mencari lokasi untuk photo pre wedding nya.

Sarah memiliki hobi traveling dan memotret alam, ia tidak pernah meninggalkan kamera nya jika ia pergi ke suatu tempat yang ia kunjungi. Oleh sebab itu sepupu nya meminta tolong pada nya.

Sarah sendiri adalah seorang arsitek. Ia memiliki perusahaan kecil dibidang jasa tersebut. Walaupun perusahaan nya kecil, Sarah terkenal dikalangan arsitek-arsitek yang sudah memiliki nama besar, karena karyanya yang unik dan detail. Beberapa perusahaan besar pun banyak yang ingin merekrutnya, namun ia menolak nya, ia tidak ingin terikat kontrak dengan perusahaan - perusahaan tersebut. Ia tidak ingin dibatasi karya nya, karena ia sendiri mendesain suatu rumah hasil dari mood nya dan tidak bisa dipaksakan.

*********

*brakk*

Suara keras itu membangunkan Sarah dari tidur nya. Ia melihat jam sudah hampir sore.

"astaga, aku ketiduran, aku kan mau melihat sunset di perkebunan"

Ia pun bergegas mandi dan bersiap-siap. Ia juga mempersiapkan kamera nya. Sarah keluar dari kamar. Ia mendengar suara orang menangis. ia mencari suara tersebut dan ia mendapati Lila terjatuh dari sepeda.

Sarah bergegas menolong anak tersebut.

" sini Kaka bantu " Sarah membantu Lila berdiri, ia melihat luka di lutut nya.

" kamu bisa jalan ngga?"

Lila menggelengkan kepala nya. Sarah pun menggendong nya di belakang. Sarah melihat sepeda ukuran yang lebih besar dari badan Lila.

" kamu kenapa naik sepeda besar ini? ini bahaya!"

"aku mau belajar sepeda, biar bisa pulang dan pergi ke sekolah sendiri, Aku ngga mau ayah menjemputku, teman-teman di sekolah bilang pada ku, ayahku buta tidak bisa apa-apa, aku kasihan pada ayah"

"jahat sekali anak-anak itu! Tapi ibu nya kemana?kenapa tidak ibu nya saja yang mengantar nya sekolah, kenapa harus ayahnya??" Sarah merasa kesal sekaligus penasaran mendengar cerita Lila.

Sarah tau, ayah Lila tidak mungkin mengajari Lila menggunakan sepeda karena keterbatasan nya. Tapi ia penasaran dengan ibu nya. dimana dia?? Kenapa ia tidak membantu suaminya untuk mengurus Lila.

"cckkk, Lila harus bersyukur masih memiliki ayah, karena Kaka sudah tidak memiliki ayah dari kecil"

"ayah kakak kemana?"

"dia sudah di syurga"

"berarti sama dong dengan bunda Lila, kata ayah, bunda Lila sudah di syurga bersama Tuhan"

*deg*

Seketika hati Sarah menjadi sedih mendengar ucapan Lila. Ternyata ini lah alasan kenapa ayah Lila yang selalu menemani nya kemana pun ia pergi.

Ia tau rasanya jadi Lila yang tidak memiliki orang tua yang utuh, dan Sarah masih merasa beruntung dari Lila, karena ibu nya sehat dan tidak memiliki keterbatasan fisik seperti ayah nya Lila.

"apa ayahmu ada di rumah?"

Lila mengangguk

Sarah mengantarkan Lila sampai rumah dengan menggendongnya di belakang.

Sesampai dirumah Lila, Sarah pun mengetuk pintu rumah milik Lila. Alan pun membuka nya, ia kembali mencium aroma parfum milik Sarah.

"ada yang bisa saya bantu?" tanya Alan pada Sarah

"ayah, maaf Lila tadi jatuh"

Mendengar putri nya menangis, Alan pun panik, tangan nya mencari badan Lila, namun sayang nya tangan nya menyentuh wajah Sarah. Alan menarik dengan segera tangan nya dari wajah Sarah.

" ma maaf mba " Alan terbata, ia merasa tidak enak hati pada Sarah.

" lutut nya luka, ia tidak bisa berjalan jadi saya menggendong nya"

Sarah pun masuk ke dalam rumah tanpa permisi. Ia meletakkan Lila di sebuah sofa yang berada di ruang tamu.

" kamu dari mana? Kenapa bisa jatuh?"

" maaf, tadi Lila bawa sepeda ayah yang digudang, Lila mau belajar naik sepeda tapi kaki Lila tidak sampai dan terjatuh"

" ayah kan sudah bilang, jangan naik sepeda itu, itu sudah rusak!" Alan sedikit memarahi Lila.

"bapak punya obat luka dan plester?" Sarah mencoba mengalihkan amarah Alan, karena ia merasa kasihan pada Lila.

"biar saya saja yang mengobati nya nanti" ucap Alan

" bapak tinggal bilang dimana letak obat nya, nanti saya yang akan ambil sendiri " ucap Sarah tidak peduli ucapan Alan.

"di ruang makan, di dekat pintu dapur ada kotak obat" jawab Lila

Sarah pun mengambil obat tersebut, ia menyusuri tiap ruangan rumah itu kecuali kamar "layout yang kacau" Sarah menggelengkan kepala nya. Untuk rumah yang ditempati oleh seorang difable seperti Alan, rumah tersebut terlihat kacau.

Sarah kembali ke ruang tamu, untuk mengobati luka Lila.

" Tara! Bim salabim besok sembuh fuuhh" Sarah bercanda dengan Lila.

Lila pun tertawa dan senang melihat Sarah.

"besok pulang sekolah ke penginapan ya, Kaka punya surprise buat kamu" Sarah mencolek hidung Lila.

" terimakasih sudah mengobati Lila" Alan mengucapkan terimakasih pada Sarah

" bapak jangan suka galak sama Lila, nanti Lila saya culik kalau bapak galak-galak sama dia!" ucap Sarah pada Alan

Alan tersenyum tipis sembari menggarukkan kepala nya yang tidak gatal saat mendengar ucapan Sarah.

" ya sudah kalau begitu, Kak Sarah balik dulu. Jangan lupa besok " ucap Sarah sembari mengedipkan mata nya pada Lila.

Lila pun mengangguk senang.

"sekali lagi terimakasih, maaf sudah merepotkan"

"not at all"

Sarah pun pergi dari rumah Alan, dan melihat langit sudah gelap

"gagal deh hari ini dapat Photo cantik"

Sarah tidak jadi mengambil photo karena hari sudah gelap. Ia pun memutuskan untuk pergi ke cafe yang letaknya ada di dalam penginapan tersebut.

Bersambung....

Chapter 3

Sarah melihat menu yang ada di cafe tersebut, mereka bukan sekedar menyediakan minuman saja tapi mereka juga menyediakan makanan.

Perut Sarah sudah berbunyi sedari tadi. Ia memutuskan untuk memesan makanan juga.

sembari menunggu pesanan ia mencoba kamera nya untuk memotret beberapa objek.

Dan tanpa sengaja ia memotret Alan yang baru saja masuk ke dalam cafe tersebut.

Ia melihat hasil photo nya dari kamera.

" hhmm ganteng juga " gumam Sarah.

" mas Alan" tegur Selly

Alan membalik kan badan nya, mengarah pada orang yang memanggil nya.

" kenapa Sell?"

" bisa minta tolong?"

"apa?"

Selly membisikkan sesuatu ke telinga Alan. Sarah hanya melihat mereka sekilas, lalu mengalihkan kembali pandangan nya ke kamera milik nya. Dari pandangan Sarah mereka terlihat seperti sepasang kekasih.

Sarah pun melanjutkan kan untuk memotret objek lain. Namun tak lama kemudian pesanan nya pun datang.

*prang*

Tanpa sengaja pelayan menjatuhkan minuman pesanan Sarah. Dan air nya sedikit mengenai kamera nya. Dengan segera Sarah menyelamatkan kamera nya dan segera berdiri.

" maaf kakak, maaf, kami akan ganti yang baru pesanan nya" pelayan tersebut meminta maaf pada Sarah sembari membersih kan air yang tumpah di meja Sarah.

"cckkk" Sarah berdecak kesal, ia menatap tajam pelayanan tersebut.

Alan yang mengetahui telah terjadi sesuatu di cafe nya pun menghampiri.

" sudah cepat, ganti yang baru " ucap Alan pada pelayan tersebut.

" mohon maaf atas ketidak nyamanan nya, kami akan segera mengganti dengan yang baru " ucap Alan pada Sarah.

Namun Selly menghampiri dan kembali berbisik pada Alan.

" mohon maaf, kebetulan minuman tadi adalah yang terakhir di cafe kami, apakah kakak mau mengganti menu yang lain?"

Sarah tertawa kecil sembari menggaruk dahi nya yang tidak gatal ketika mendengar Alan memanggil nya kakak, mungkin itu adalah prosedur pelayanan yang mereka jalan kan, tapi saat Alan menyebut nya kakak, menjadi sangat geli ditelinga Sarah.

Sarah menghela nafas

" ngga usah, bawakan air mineral saja "

Mendengar suara Sarah, Alan langsung mengingat nya.

" maaf nona Sarah, kami akan beri diskon untuk pesanan anda" ucap Alan

" hanya diskon? bapak ngga mau Traktir saya?" canda Sarah

Selly sedikit tidak menyukai sikap Sarah. Ia mengepalkan tangan nya. Dan Sarah melihat itu.

" baik lah, pesanan nona Sarah hari ini gratis?" tanya Alan

"hahaha... saya hanya bercanda, saya takut ada yang marah kalau bapak traktir saya nanti" ucap Sarah

" marah? Siapa?" Alan tampak bingung

" ya pacar bapak lah" ucapan blak-blakan Sarah membuat mata Selly membulat. Alan pun mengkerutkan alis nya.

"pacar?" Alan semakin bingung.

" udah ah pak, saya laper mau makan, oh ya lain kali panggil saya sayang aja eh Sarah maksudnya, ngga perlu ada nona nya"

Ucapan Sarah berhasil membuat Alan tersenyum, Alan pun tidak menyadari itu. selama ini ia jarang sekali untuk senyum apalagi tertawa. Dan Selly yang melihat Alan bisa tersenyum seperti itu membuat diri nya iri sekaligus cemburu pada Sarah.

Selly memang sudah menyukai Alan beberapa tahun ini, namun Alan tidak pernah menyadari itu, karena Selly tidak pernah benar-benar mengungkapkan perasaan nya pada Alan. Ia mencoba mengambil hati Alan melalui Lila, ia terus mendekatkan diri pada Lila agar bisa dekat dengan Alan.

***********

Didalam kamar Sarah membuka laptop nya, ia mencoba mengingat layout denah rumah Alan, entah kenapa ia ingin menggambar rumah milik Alan. Ia mulai berimajinasi, menggambar rumah sesuai kebutuhan Alan.

Tanpa ia sadari waktu sudah berlalu lama, ia melihat waktu di handphone nya

"ah aku lupa, besok aku punya janji sama Lila "

Sarah menghentikan kegiatan nya ia memutuskan untuk beristirahat sebelum fajar datang.

**********

"panggil saya sayang aja eh Sarah maksudnya" kalimat itu terus terngiang ditelinga Alan.

Ucapan Sarah itu membuat Alan tidak bisa memejamkan kan mata nya, ini adalah pertama kali nya ia memikirkan seorang wanita setelah lama ia menduda.

Ia menghela nafas "ia mau menikah Alan! Dia tidak mungkin menyukaimu! Apa yang kamu pikirkan?! Kamu sudah Gila!!" Alan terus bergumam seperti itu.

Setelah sekian lama Alan berperang dengan pikiran nya, Alan pun bisa memejamkan mata nya.

*************

Matahari menyapa dengan sinar nya. Sarah terbangun karena bunyi alarm di handphone nya. Ia mengusap mata nya yang masih tertutup lalu membuka nya sedikit untuk melihat waktu di handphone nya " 5 menit lagi" ia lalu memejamkan mata nya kembali.

Mata Sarah terpejam namun tidak dengan otak nya. Ia masih memikirkan gambar denah rumah Alan, ia tiba-tiba terbangun lalu membuka laptopnya kembali, ia tiba-tiba mendapat kan inspirasi kembali.

Ini adalah kejadian biasa buat Sarah, ia menuangkan apa yang ada di otak nya kedalam setiap garis gambaran nya.

Usai menggambar, ia pun mandi. Sarah keluar dari kamar nya, ia ingin minum kopi terlebih dahulu sebelum ia keluar berjalan untuk melihat pemandangan desa tersebut.

Kemarin ia membatalkan rencana nya untuk jalan-jalan sembari memotret keindahan desa tersebut.

Sesampai di cafe, ia melihat Alan yang sudah berada di cafe pagi ini. Sarah melewati meja Alan tanpa menyapa nya. Alan menoleh sedikit, karena ia mengetahui siapa yang baru saja melewati nya, wangi parfum wanita yang semalam membuat nya tidak bisa tidur.

Sarah menunggu pesanan nya datang sembari melihat Alan yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi dari arah berlawanan, terlihat jelas wajah Alan saat ini. Sarah sengaja tidak menegur Alan, ia ingin memperhatikan wajah Alan, karena ia tau Alan tidak bisa membalas melihat nya kembali.

Ia melihat proposi wajah Alan yang bisa dikatakan ia memiliki baby face, karena wajah nya masih terlihat muda walau sudah memiliki anak satu. Sarah terus melihat Alan mulai dari rambut, mata, hidung, bibir, dagu hingga keleher nya.

*glek*

Sarah menelan saliva nya, pikiran nya mulai kotor, ia menggelengkan kepala nya serta memukul dahi nya. " kamu ngapain Sarah?!!!! Mesum banget!!!"

Pesanan kopi dan roti coklat milik nya telah datang. Ia pun menikmati sarapan pagi nya.

Sementara itu Alan masih duduk di cafe tersebut menikmati udara pagi, cafe itu berada di luar pelataran penginapan

Sarah tidak mengetahui bahwa ada hati yang berdebar saat ini. Alan mencoba mengontrol diri nya, ia tidak ingin terlarut oleh pikiran nya sendiri.

Ia mulai berdiri dan mengambil tongkat penuntun nya. Ia pun melewati Sarah tanpa menyapa nya. Alan tau mungkin Sarah mengira diri nya tidak mengetahui siapa yang duduk di meja seberang nya. Dan Alan pun tidak ingin Sarah mengetahui jika ia mengetahui Sarah sedang duduk menatap nya.

Penglihatan Alan bukan kasus yang berat. Didalam penglihatan nya, ia masih bisa melihat bayangan samar sehingga ia mengetahui jika Sarah baru saja duduk dihadapan nya, dan itu juga yang membuat jantung nya berdebar kencang dari biasa nya.

Bersambung ...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!