Perkenalkan namaku Caisar Alviano Mahardika... Kalian bisa memanggil namaku Dika saja... Umurku baru menginjak usia enam belas tahun, dan sekarang aku sedang mengecap pedidikan disalah satu Sekolah Menengah Atas disalah satu SMA Swasta dikotaku... Aku sekarang kelas sebelas dibagian Mipa Satu. Iya.. Aku anak Mipa... lebih tepatnya Mipa Satu yang artinya adalah disana aku bergabung dengan anak-anak pintar semua.
Hahah..
kalian pasti mengira aku adalah pemilik dari SMA ini bukan? Aku si anak populer dan lainnya. Anak orang kaya yang serba dalam kebebihan. Namaku memang Caisar yang artinya seorang Raja. Apalagi Ditambah dengan nama Alviano yang artinya pemimpin ataupun seorang pemimpin serigala. Pemimpin yang tegas dan juga disegani... Mahardika? Kalian pikir itu Marga? Maka kalian salah besar. Itu adalah nama yang aku sendiri yang sematkan sebab aku akan membuat nama Mahardika adalah margaku dimasa depan, meskipun aku bukan Kaisar sekalipun.
Aku sekolah diSMA Swasta yang artinya mahal. Ditambah ini adalah sekolah yang bisa dibilang berlevel sultan, disini tak ada anak dari kalangan miskin sekalipun, paling rendahnya adalah anak yang gaji orang tuanya sekitar 20Juta dalam perbulan. Kalian bayangkan saja siapa-siapa saja disana. Anak artis berserakan disini, sudah tak asing lagi, jika pria atau pun wanita catik disini. Karena disinilah perkumpulan manusia-mansuia yang sangat-sangat cantik dan jga bisa dikategorikan sempurna(Dimata Manusia) namun pada faktanya tak ada yang sempurna dimuka bumi inikan? Entahlah. Namanya juga manusia, selalu mencari kejelekan rang lain disakitarnya.
Oke kembali dengan yang awal. Aku bisa sekolah disini karena besiswa karena aku cerdas, dan juga mendapatlan juara umum ditingkat sekota saat tahun SMP Kemarin, ralatnya, itu hasil ujianku. karena hasil Ujianku rata-rata sempurna. paling kecilnya adalah 9.7 saja...
Aku bukan anak orang kaya yang sebagai mana kalian fikirkan, aku hanyalah anak yang tak punya orang tua. Aku ditinggalkan oleh ayah dan ibuku disebuah acara Festival malam dikalah itu, singkat ceritanya aku saat itu usianya adalah sepuluh tahun mendengar jika ayah dan ibuku jatuh miskin karena bangkrut. Aku sii sebagai anak kecil yang masih belum terlalu paham akan hal itu menyerahkan semuanya pada kedua orang tuaku.
Sampai pada kami diusir dari rumah ayah dan ibuku mengajak aku dan adik-adikku main kesuatu Festival yang sangat ramai. Sungguh aku senang malam itu. Meskipun aku lihat air mata orang tua ku berderai banjir. Tapi aku tetap tenang dan mengikuti semuanya. Sampai pada adikku yang paling kecil ingin minum, jadilah ibuku membeli minum, tapi ayahku menemani ibuku membeli minum karena takut terjadi apa-apa pada ibuku...
Aku dari sini sebenarnya sudah mulai curiga akan hal mereka sebab aku anak pintar yang mudah sekali memahani dan juga mengenal situasi. Aku bisa merasakan jika ada keganjalan, sebenarnya ini wajar untuk semua orang, tapi apa yanga aku rasakan itu memang selalu benar. Dan itu hanya aku saja yang tau. Aku manusia yang sangat peka dengan aurah, tapi bodohnya disaat tu aku percaya saja pada mereka berdua meksipun ada yang ganjal. Masa ayahku lebih mementingkan ibuku dari pada kami Berlima yang masih kecil disini? Aku dan adik adikku?
Aku ditinggal dengan adik-adikku. Aku disuruh menjaga dan juga merawat mereka namun aku hanya mengangguk dan tak mau banyak bicara. Sebab aku percaya ibu dan ayahku orang baik. Aku juga anak karate membuat aku semakin percaya diri. Tapi sebenarnya juga aku masih sabuk kuning yang artinya bukan apa-apa.. Haha
Saat kami menunnggu ibu dan ayahku yang membeli minumun terjadi beberapa lama membuat aku bingung. aku lelah dan juga aku resah. Aku mau menyusul mereka tapi siapa yang akan menjaga adik-adikku disini. Tapi aku takut ibu dan ayahku kenapa-napa. Aku sayang mereka..
Sampai pada hari semakin malam, pengunjung semakin lama semakin habis. Dan hanya beberapa orang saja yang ada lagi. Mereka adalah orang-orang para pedagang yang menginap ditenda. Aku semakin khawair. Adik-adiku kembali bertanya dimana kedua orang tua ku. Apalagi adik keduaku yang sedari tadi merengek minta minum untunglah ada orang yang lewat dan iba sehigga membelikan dia minum mineral. Jadi dia tenang ada juga yang memberikan kami gulali.. mungkin mereka kasihan melihat kami yang duduk diatas tas yang besar-besar ini.
Akh aku bahkan baru ingat. Jika didalam tas ini adalah baju-baju kami semua. Tak ada baju ibu dan ayah. Karena tadi mereka membawa baju mereka. Apa mereka berniat kabur dan meningalkan kami? atau? Ah.. jangan fikir macam macam Caisar....
Aku sibuk menenangkan adiku yang terahir yang menangis sedari tadi.. adikku yang baru saja lahir tiga bukan lalu bahkan kulitnya masih merah-merah imut saat ini. tapi apa daya, ia harus kedinginan ditengah malam membuat aku risih dan takut.
“Kak.. aku mau tidur dulu ya. Nanti jika ayah dan ibu sudah kembali bangunkan ya..” Kata adikku yang lain membuat aku mengangguk karena iba. Adik ku, ia menentang tikar. Mataku tak pernah lepas dari jalan dimana kedua orang tua ku meninggalkan kami. aku masih menimang adik terahirku itu dengan embut. Ia mau minum susu, untunglah disini sudah ada susunya. Ibuku membelinya dari sore.
Aku lelah membuat aku duduk dan mengelus pipi adik terakhirku yang sudah tertidur pulas. Bahkan adk-adikku yang lain sudah tertidur sekarang. Hanya aku dan lagi. Karena maish mau menjaga adikku. Sampai ada pada orang tua yang datang kepadaku dan memberiku surat. Lantas aku bertanya dari siapa. Tapi dia malah mengangkat bahu lalu pergi dengan sinisnya menatap kami.
Dugh.. jantungku berhenti berdetak dikalah tau itu... itu surat dari ayah dan ibuku yang mengatakan jika mereka meninggalkan kami. kegelisahanu sedari tadi sekarang terjadi. Apa yang aku takutkan menjadi kenyataan. Dan apa yang aku tepiskan ternyata itu adalah satu kebenaran.
‘Caisar Alviano.. kami pergi ya.. karena kami tidak bisa membawa kalian, kami sudah tidak punya harta ataupun uang. Jadi kamu tidak bisa menghidupi kalian lagi. Kalian cari kehidupan kalian masing-masing dan jaga adik-adikmu. Tapi jika kau tak mau menjaganya juga tidak apa-apa.kau tinggal jual dengan pedagang gelap. Atau kau beri dengan ibu panti yang ada disekitar sana. Kami lelah dan kami tak sanggup jika harus mengrusmu dan adk-adimu...” tulah surat dari ibu dan ayahnya itu. Tak ada kata yang manis dan tak ada kata yang bisa dikenang untuk rasa manis.
Aku meremas kertas itu. Aku sadar jika mereka memang sosok yang sangat berambsi menjadi orang terkaya dan sukses. Sampai aku dan adik-adiknya itu diurus oleh baysuster. Setap malam ibu dan ayahku pulang larut dan paginya mereka berangkat lagi. Mereka memang selalu meninggalkan kamj tanpa kasih sayang.
Mata Caisar menatap adik-adiknya dengan sedih. Ternyata air matanya jatuh ditengah –tengah kesedihanya. Mana tega ia membuang adika-adiknya ini? mana tega ia jual dan beri kepanti asuhan? Tangannya terkepal dan megusap air matanya. Ia mengecup kening adik terakhirnya itu dan bersumpah demi langit dan bumi. Jika dia akan melindungi adik-adiknya dengan nyawanya sendiri. Sebab ia hanya punya adik untuk menjadi hartanya saat ini. Harta yang tak bisa ditukar oleh adapun....!
.
.
Perkenalan...
Caiasar Alviano Mahardika
Jangan lupa tinggalkan jejak ya guy... ini karya pertama yang tokoh utamanya adalah pria. semoga suka tas..
Matahari mengintip disela-sela gorden lusuh dirumah lapuk itu. Rumah yang dulunya milik nenek tua yang sekarang sudah meninggal. Dimana dia lah orang yang mau menampung Caisar dan adik-adiknya. Namun sayangnya nenek sudah meninggal setelah satu tahun saat sudah membawa Caisar dan adik-adiknya dirumah itu. Jadilah sekarang rumah itu jadi milik lima bersaudara itu.
“Dek... udah belum,, ini kakak udah mau berangkat loh..” Teriak dari Caisar dikala diruang tamu. Ditangannya sudah menyiapkan lima kotak bekal yang berbeda warna itu. Harga kotak makan itu hanya lima belas ribu perbuah nya tapi cukup kok untuk mereka. Ada beberapa tempat minum yang sebenarnya itu bekas minum dari botol mineral yamg dipungut dari jalanan dan dicuci bersih Oleh Caisar. Jika mau dibeli ia tak mampu. Makan saja sudah sulit...
“Iya kak.. Udah siap kok...” Teriak dari adiknya menyahuti. Adiknya yang nomor dua, adiknya itu tahun ini masuk SMA yang berbeda dengan Caisar. Ia hanya masuk SMA negeri dan juga mendapatkan beasiswa. Ia tak mendapatkan beasiswa disma kakaknya.
“Kak.. kami sudah siap.. ayok..” Ujar dari dua saudara laki-laki nya yang lain mendekati kakaknya itu. Dengan style mereka masing-masing.
“inces juga sudah kak..” setelah itu datang makhluk mungil dengan pipi tembemnya itu. Rambut sebahu dengan poni Dora nya mampu membuat siapapun akan terpikat menatapnya. Apalagi mata yang nampa sangat besar itu.
Dia adik yang Caisar besarkan dari bayi... Masih ingatkan siapa dia?
“Yasudah.. kalian Farel, Rafael anterin Prinses ya ke sekolahnya.. kakak sama kak Cessy juga berangkat. soalnya kita satu arah..” Ujarnya membuat dua adiknya itu mengangguk “Kalian ingetkan pesan kakak... jangan pulang lebih dari jam empat... dan ini buat jajan kalian..” Ujarnya memberikan uang sebesar tiga ribu rupiah pada satu persatu adiknya. Setelah berhenti didepan Prinses ia memberikan uang hanya dua ribu.” Ices dua ribu aja ya sayang. Soalnya kamu enggak boleh jajan banyak. Nanti sakit ya..” ujarnya menggendong adiknya sayang.
“Inces nggak suka jajan kok kak. Kan kalo Inces sakit kakak repot. Mau pinjem uang sana sini.. Inces enggak mau kakak-kakak sedih.. kemarin aja uangnya Inces tabung kok..”Ujarnya dengan polos.
"Tapi kayaknya nggak usah sih kak Kami jajan, mending beli beras aja ya..." Sahut Farel dan diangguki oleh kedua temannya ini. Karena memang mereka hari ini baru masuk disemester baru dan ajaran baru.
Caisar menggeleng. " Biar kakak kerja keras siang dan malam asal kalian bisa hidup layak dan kayak anak lain. Jangan sampek ketika orang makan gorengan kalian makan angin... Kakak Nggak bakal ikhlas liat adek kakak menyedihkan itu..." Ujar Caisar dengan menggeleng.
Caisar tau rasanya bagaimana ketika anak lain makan goreng dia hanya melihat. ketika orang lain makan es krim dia hanya menelan saliva. Dia pernah..! Dan dia sebagai kakak tak akan membiarkan hal itu terjadi pada adik adiknya.. Biar ia susah cari uang sekalipun ia akan tetap berjuang! Tanpa ibu atau ayah ia bisa.!
Keempat adiknya hanya menunduk dengan rasa sesak... " Rezeki udah ada yang mengatur.. Jangan takut menghadapi hari esok. Sebab meragukan hari esok sama saja meragukan Tuhan..Ingat ya...!" Ujar Caisar yang paham akan pikiran adik adiknya membuat adik adiknya itu mengangguk.
Caisar terkekeh sedih menatap adik-adiknya lalu memberikan Inses dengan Farel disambut adiknya.” Yaudah kak. Kita berangkat ya kak.. Assalamu’alaikum..” Ujarnya menyalami kakaknya itu.
“Bekalnya jangan lupa ya... dimakan nanti..” Ujarnya dengan adik-adiknya itu. Diangguki dengan adik-adiknya dengan patuh tak ada yang berani membantah karena mereka tau betapa besar perjuangan kakaknya menghidupkan mereka.
Oke.. perkenalkan adik-adik Caisar... adik pertanya Caisar bernama Cessy Alviano Mahardika... sang gadis yang lucu dan tomboy.. ia baru masuk kelas 1 dalam jalur beasiswa disalah satu SMA Negeri... banyak yang mendekatinya tapi Cessy type gadis yang tidak mau bergulat dengan cinta. Sebelum bisa membawa keluarganya bahagia. dia sosok yang mau memberikan cintanya kepada keluarganya dulu, baru dengan orang lain. tapi nanti ketika waktunya sudah tiba.
Adik Caisar yang kedua itu ada kembar. Nama mereka Rafael Alvaro Mahardika... Pria yang mengunakan baju yang selalu diluar. Alasannya, ia tak mau nampak menjadi goodboy. sebab yang berpenampilan Good boy belum tentu Good.. Dia juga tak ingin dibully sebab mereka miskin. Mereka harus semaksimal mungkin hidup kata Caisar.. Jangan sampai dibully hanya karena miskin. Mangkanya ia bersikap layaknya peran antagonis saja supaya bisa dihormati dan disegani.
Beda dengan kembarannya yang hanya berjarak satu menit saja lahirnya itu. Ia bernama Farel alviano Mahardika... pria yang bukan Goodboy atau fackboy atau Badboy.
Dia pria biasa saja. Hanya saja wajahnya luar biasa. matanya beda dengan kembarannya itu. Matanya berwarna hitam sedangkan kembarannya sedikit kebiru biruan
Adik terakhir bernama Cleo Alviano Mahardika tapi dipanggil prinses. Sebab ia adalah prinses dari mereka. Umurnya memasuki 6tahun.
.....
Langkah kaki Caisar sedikit lebih gesit karena ia harus jalan kaki dari rumah kesekolah, ia tak punya kendaraan. sepeda atau apapun itu ia tak punya... Apalagi jarak sekolah dan rumah cukup menguras tenaga...
Pras..
Hahaha....
Suara gelak meledak dikalah air tiba tiba saja menumpahkan seragamnya Caisar membuat Caisar tertegun. Caisar melihat seragamnya yang tadinya berwarna putih tulang itu sekarang berwarna kopi. Ia.menatap kesamping dan disana ada mobil Sport membuat ia diam seketika...
disana ada tiga pria tertawa terpingkal pingkal. " Woy miskin...! Gue baik kan.. Gue mandiin loe yang gue yakin loe belum mandi karena nggak mampu beli air...!" Ujar dari pria yang Caisar ingat jika dia adalah teman dari ketua geng itu.
Caisar diam dan kembali berjalan tanpa menghiraukan mereka. Membuang waktu. " Woy tuli..! loe denger nggak..!" Sekali lagi kepala Caisar dilempar dengan snack yang masih utuh membuat Caisar diam dan menatap snack itu.
ia diam dan berjongkok. Ia mengambil snack itu lalu berjalan membuat salah satu dari mereka turun dan mendekati Caisar... Karena tak terima dicueki oleh Caisar. " Woy miskin...! semiskin itu ya loe sampek ngabil makanan yang gue buang..! Sini balikin..!"
Dua temannya turun. Faro.. Alfi.. Dan Fadli.. Anak kaya raya yang suka sekali mengganggu Caisar sejak awal ia masuk. Tapi otaknya nol besar.. isinya tentang bokep semua cuy..!
" Gue tanya. Miskinan gue atau loe? Yang udah buang makanan terus dipungut.. " Ujar Caisar dengan sinis nya. " Dan sampahan mana yang mungut sampahnya sendiri?" Lanjutnya dengan dingin. Ia membuka snack itu dan membuangnya diselokan.. " Biar lebih rendah tu pungut di got! siapa tau otak kalian bisa dicuci sekalian kan.."
Semuanya menganga mendengarnya membuat mereka mau menjawab tapi Caisar sudah lebih dulu menyelah. " Oh maaf. Gue lupa..! Kan otak kalian kotor, mana bisa dicuci sama yang kotor... Temenan dong otak kalian sama god nanti haha... " Caisar terkekeh dengan sinisya...
.
.
.
.
Ini di up kemarin seharusnya. Tapi mager Maaf ye hehe. Tinggalin jejak ya..!
Semuanya menganga mendengarnya membuat mereka mau menjawab tapi Caisar sudah lebih dulu menyelah. " Oh maaf. Gue lupa..! Kan otak kalian kotor, mana bisa dicuci sama yang kotor... Temenan dong otak kalian sama godd nanti haha... " Caisar terkekeh dengan sinisya...
tangan mereka mengepal tat kalah Caesar memainkan mereka dan menghina mereka seperti itu membuat mereka menarik kera baju Caesar dan berteriak "Berani Loe sama gue ya? Ingat... Beasiswa Loe itu dari orang tua gue... jadi kalo bukan karena orang tua gue. Loe nggak bakal bisa sekolah disini.. paham? "Tanya dari Fadli sinis kepada Caesar yang tak tau diri gumamnya itu.
Caesar malah tersenyum "Ingat ya... Garis bawahi orang tua... Jadi loe harus tau karena orang tua loh, Lagi pula bukan Loe kan alasan kenapa gue bisa sekolah disini, jadi apa yang perlu Loe banggain ha? Dan satu hal lagi yang harus Loe tau. Kalo gue enggak pinter gue juga nggak bakal bisa dapat beasiswa.."Ujarnya dingin dikalah itu.
Bugh....
satu pukulan melayang Dipipinya caesar namun dengan mudahnya Caesar menahannya dan menatap tajam Bastian disana"Berani main tangan? Maaf tujuan gue sekolah bukan jadi tukang tinju ataupun aduh tanding. Tapi buat mas depan gue... jadi... "Ia menghempaskan tangan Fadli cepat karena tak suka diginikan. "Jangan ganggu gue...! Karena gue enggak selevel bukan sama kalian? jadi ngapain ngabisin waktu buat gue? "Ujarnya lalu pergi dari sana.
Fadli menatap Caesar dengan alis terangkat menguat yang lain diam.. "Sebenarnya apa si yang bikin kita benci sama dia semenjak masuk SMA? "Tanya Bastian aneh pada dirinya sendiri.
Fadli mengangkat bahu acuhnya. "Karena dia pernah nolak kita buat jadi teman nya dia. padahal dia nggak punya apa apa.. May Be. "Ujar Fadli.
Sedangkan Caesar sendiri tetap berjalan dengan santainya menuju sekolahnya namun ia sebenarnya sekarang sedang gelisah karena ia sudah telat. tapi ia harus apa sekarang? berlari juga tidak ada gunanya.
Ini semua gara gara anak yang enggak ada kerjaan itu...!... Dan sesampainya ia didepan gerbang sekolah ia menatap nanar sekolahnya yang sudah tutup itu..
Caisar mengusap kepalanya kasar karena telat...
tintin.....
suara mobil itu membuat Caisar menatap kebelakang.."Minggir.. minggir... Orang kaya mau lewat..! "teriak fadly dan teman temannya membuat Caisar tertegun...
Seketika pula gerbang itu dibuka, mungkin karena mereka adalah orang kaya dan juga anak pemilik yayasan membuat Caisar cepat cepat menyusul, namun Fadly dengan lantangnya bilang. "Jangan Sampek dia masuk pak... Jika dia masuk awas aja... Bapak kita hukum..!"Teriak Fadli kepada sang satpam Disana yang membuka pintu gerbang dan diangguki oleh teman temannya.
Satpam yang memang tau kearoganannya itu dengan gugup membuka pintu dan mengangguk"Ba baik dennn... "Jawabnya takut kepada Fadli.
Fadli tersenyum dibuat nya menatap Caisar yang ada Disana diam menatap mereka. "Bay bay anak yang dibuang...! "Ujarnya dengan lantang lalu memadukan mobilnya kedalam bagasi sekolah.
Satpam itu mendengus dibuatnya lalu mendekati Caisar yang diam menatap mereka karena sadar diri... ia menepuk pundaknya Caisar dan berkata. "Sekarang kamu biarkan mereka menghina kamu... Tapi kamu harus bisa membungkam mulut mereka dirasa depan ya..! " Ujarnya menepuk nepuk pundaknya Caisar dengan sayang.
Caisar yang dibuat seperti itu dan diberlakukan lembut membuat ia tersenyum. "Pasti...! "Jawabnya dengan penuh keyakinan meski sakit dihina tapi baginya lebih sakit lagi jika ia tetap ditempat tanpa ada kemajuan.
Satpam itu mengangguk menatap Caisar. "Yasudah kamu masuk gih... Kamu pergi keWC. bilang sama guru kalo bapak suruh kamu bersih WC sebagai hukumannya. Bapak tau kamu lelah... Sana... "Ujarnya.
Caisar tersenyum dibuatnya karena memang Satpam ini sangat baik, Ia mengambil tangan satpam tersebut dan berucap. "Makasih ya pak.. Bapak baik banget... "Jawabnya karena ini bukan pertama kali satpam ini berlaku baik dengannya
Satpam itu mengangguk dibuatnya membuat Caisar berjalan hati hati menuju WCnya, karena Satpam disini itu yang mengurus bidang kesiswaan yang telat...
Satpam pun kenapa berlaku seperti itu karena tak suka jika anak yang kaya yang telat biarkan sedangkan anda miskin harus dihukum. Baginya itu tidak adil membuat ia mencari cara sebaik mungkin supaya orang miskin pun bisa merasakan hal yang sama.
Menghukum anak orang kaya pasti sia sia saja karena ia kalah, kenapa tidak memberikan hukum sama dengan orang miskin saja bukan? Ia orang miskin membuat ia tau apa yang dirasakan orang lain.
Caisar cepat cepat masuk kedalaman WC yang ada dibagikan belakang... Dimana tempat yang sepi dan sunyi, Dimana ia bisa duduk sambil baca buku untuk menghabisi waktu hukumannya. Ya.. ia hanya pura pura dihukum saja dan ini lebih baik bukan?
Dulu Caisar selalu menolak jika dibuat begini. tapi ketika tau jika keadilan tak ditegakkan disini membuat ia juga tak menegakkan peraturan yang ada, baginya menjadi orang baik ditengah tengah orang jahat itu adalah kebodohan yang hakiki...
Bukan sekali atau dua kali ia telat.. Tapi berkali kali..
Ada yang bertanya kenapa?
karena ia harus mengurus adik adiknya dulu setiap pagi, memasak, menyiapkan baju adik nya yang paling kecil... Menunggu semua sudah siap baru ia bisa berangkat...
Ia mengambil sesuatu dalam tanya yang berisikan buku Filosofis yang sangat ia gemari karena ia suka berfikir... buku yang sudah usang karena ia beli buku bekas itu.. Iya hanya buku bekas karena tak mampu membeli buku baru..
Tapi tak apa baginya, selagi bisa dibaca dan dipamahi baginya... Ilmu itu tak akan berkurang hanya karena itu buku bekas atau buku baru bukan? dia akan tetap sama.. sama sama berisikan ilmu dan juga wawasan meskipun ia sudah usang sekalipun.
Sama dengan motonya Caisar.. Meskipun kaya sekalipun.. Jika tak bisa berguna untuk orang banyak. maka ia adalah orang yang paling miskin didunia dan hanya sampah masyarakat.. Lebih baik miskin tapi berguna maka ia adalah orang paling kaya...
Caisar sibuk membaca bukunya sampai lupa pada waktu... Terseret keduniawian Filosofi yang mampu membuat otaknya tak berhenti untuk berfikir...
sampai pada satu suara yang membut ia mengerutkan keningnya karena merasa terganggu..
Srekkk Sreeekkkk...
Caisar menghela nafas lalu menatap kesembarang arah disekitarnya... "Siapa Disana? "Gunanya Disana. Tapi Disana sangat sepi membuat ia melanjutkan bacaannya. Tak ada yang menyahut menguat ia berfikir mungkin cicak.. Karena ia sedang dibelakang gedung toilet itu...
Srekk... srekkkkk... sreekkkkk..
bunyinya semakin berisik membuat Caisar menutup bukunya kasar.. "Pengganggu... "Gumamnya kesal karena sudah mengganggukan konsentrasi nya dalam membaca. "Siapa Disana...?!! "Teriaknya Caisar disana karena tak juga disahuti...
.
.
Maaf ya selama ini belum Ya Up .. soalnya laptop author dibawa siangnya Novi buat kerja, dia pulang nya jam 4 sore kadang magrib juga... Jadi ya author fokus sama dua novel autogen yang udah lama aja dulu.
Dan sekarang Alhamdulillah Author udah punya laptop baru jadi insyallaha kan jalan lagi meski mungkin enggak serutan novel yang lama. Soalnya author juga kejar target Tanahnya mereka dan harus lulus dan ngerjain Tugas yang numpuk...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!