LISWA SESILIA CORNELIO ketika namanya di sebutkan sebagai lulusan terbaik di UNIVERSITY OF SYDNEY, sesil berjalan ke depan dengan bangga di saksikan oleh beribu pasang mata yang hari ini menghadiri acara wisuda.
Sesil mengenakan kebaya khas indonesia, sesil selalu bangga mengenakan pakaian yang berasal dari kota kelahiran maminya.
Sesil berjalan dengan anggun menuju panggung, ketika sudah berdiri di panggung, rektor menyematkan slempang bertuliskan CUMLAUDE, seketika tepukan bergemuruh terdengar di ruangan itu.
Swan kembali berkaca kaca, putri kecilnya sudah tumbuh menjadi wanita dewasa yang cantik seperti mendiang maminya.
"Rasanya baru kemarin aku mengantarnya ke TK, tak ku sangka putriku sudah menjadi wanita yang dewasa" swan tersenyum ke arah sesil. jo
Pembawa acara mempersilahkan sesil mengucapkan sepatah dua patah kata atas prestasi yang sudah di raihnya.
Sesil menarik nafasnya panjang, dan mulai mengucapkan sepatah kata
*Good afternoon, thank you for the time given to me, not many words I want to say here.
I present this achievement to my beloved Papi who has struggled to raise me alone, and to my late mother who was happy in heaven there.
mi, sessile and papi really miss mom
I love my parents
Thank you
(Selamat siang, terimakasih untuk waktu yang di berikan kepada saya, saya tidak akan banyak berkata di sini.
Saya persembahkan prestasi ini untuk papi saya, papi saya yang sudah membesarkan saya seorang diri, dan untuk mendiang mami saya yang sudah bahagia di syurga sana. Mi, sesil dan papi sangat merindukan mami.
Aku cinta kedua orang tua ku.
Terimakasih*)
Seketika terdengar tepukan yang bergemuruh di dalam gedung itu, seluruh tamu undangan berdiri memberi tepukan semangat kepada sesil. Sesil menyunggingkan senyuman terbaiknya dan membungkuk memberi salam kemudian turun dari panggung. Sesil berjalan menghampiri papinya yang duduk di salah satu bangku tamu undangan.
Sesil menghambur ke pelukan papinya, swan memeluk putri semata wayangnya dengan perasaan haru.
"Terimakasih sudah membesarkan sesil dan merawat sesil pi"
"Terimakasih juga sayang, sudah memberi warna di usia senja papi" swan mengusap puncak kepala putrinya.
"Lihat sayang, putri kita sudah besar dan dewasa,dia sangat cantik sepertimu" gumam swan dalam hatinya. Swan selalu merindukan mendiang istrinya, hingga saat ini hati swan hanya ada ayu seorang.
Swan melepaskan pelukan putrinya, kemudian sesil bergantian memeluk rara juga sean.
Hanya papi, tante dan om nya yang menghadiri acara wisuda dirinya, oma dan opahnya sudah tua dan kini tinggal menetap di indonesia bersama tantenya.
"Selamat ya sayang, tante bangga sekali sama kamu" rara mencium pipi sesil dan mengusap puncak kepala sesil.
Kemudian sean juga mengucapkan selamat kepada keponakan semata wayangnya itu.
Terimakasih banyak om, tante, sudah meluangkan waktu untuk datang kemari.
"Sil, kamu mau langsung ikut papi pulang atau besok" swan menaikkan kedua alisnya menunggu jawaban dari sesil.
"Bareng aja pih, barangku yang ada di sini biar orang papi saja yang membereskan"
"Baiklah" swan tersenyum ke arah putrinya.
Tak terasa sejam sudah berlalu, acara wisuda sudah selesai di laksanakan, satu persatu tamu undangan meninggalkan gedung tersebut, begitupun dengan sesil dan keluarganya.
Mereka langsung menuju bandara untuk kembali lagi ke indonesia.
Sesil yang masih mengenakan kebaya menjadi tontonan orang orang di bandara.
Sesil nampak sangat cantik dan anggun sekali.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*Ini cast dari KASIH TERAKHIR 2
Sesil*_
Nathan_
Dean_
Sasha_
Rara memesankan tiket untuk mereka berempat, penerbangan masih satu jam lagi.
Swan dan sean nampak asik mengobrol di ruang tunggu, sementara rara dan sesilsedang membeli pakaian ganti untuk sesil. Awalnya rara ingin mengenakan kebaya, namun karena rok yang dia gunakan sangat susah di buat bergerak alhasil sesil memutuskan untuk membeli pakaian ganti.
Sesil dan rara sedang memilih pakaian di salah satu toko yang terletak di dalam bandara.
Sesil memilih membeli celana jeans panjang dan kemeja hitam, tak lupa sesil membeli kacamata hitam. Sesil membeli serba hitam bukan tanpa alasan, sesampainya di semarang sesil ingin langsung mengunjungi maminya, sudah dua bulan terakhir sesil tidak berkunjung ke makam maminya, biasanya rutin setiap bulan ketika sesil pulang ke indonesia, sesil selalu menyempatkan diri mengunjungi makam maminya.
Setelah selesai berganti pakaian dan rara juga sudah selesai membayar barang belanjaan mereka, rara dan sesil berjalan menuju ruang tunggu. Di sana terlihat sean dan swan sedang mengobrol.
"Papi" sesil memanggil papinya.
Swan menoleh ke arah sumber suara, swan melihat sesil dari ujung kepala sampai kaki, sesil memang sangat mirip dengan maminya.
Kecantikannya sungguh menurun dari maminya, swan kembali membayangkan wajah ayu ketika pertama kali mereka bertemu, dimana hari itu adalah hari pertama ayu bekerja di kantornya, sama seperti sesil hari ini, ayu mengenakan celana hitam panjang di lengkapi dengan kemeja hitam dan blezer berwarna putih.
"halo pi" sesil mengibas ngibaskan telapak tangannya di depan wajah swan.
"Iya sayang" swan terbangun dari lamunannya dan tersenyum ke arah putrinya.
"Sesampai di semarang, kita mengunjungi mami ya pih"? sesil mendudukan dirinya tepat di samping papinya.
"Sayang papi tidak bisa, papi ada meeting bersama om sean dengan klien dari singapura"
"ah papi" sesil mengerucutkan bibirnya.
"Tante tidak bisa, papi sama om juga tidak bisa" sesil memutar bola matanya dengan malas.
"Weekend sayang ya, nanti kita mengunjungi mami bersama" swan mencoba merayu putrinya.
"Sesil pergi sendiri saja" dengus sesil kesal.
"Biar di antar supir" sambung swan
"no !!! sesil bawa mobil sendiri" sambung sesil lagi.
"tapi nak..????
"pi !!! sesil sudah dewasa, please"??? sesil mengatupkan kedua telapak tangannya di depan wajahnya.
Swan selalu tidak bisa menolak permintaan putri semata wayangnya, akhirnya dia mengangguk menyetujui permintaan sesil.
Tak lama kemudian swan, sesil, rara dan sean melakukan boarding pass.
9 jam penerbangan tak terasa kini mereka sudah Sampai di Bandara Acmad Yani semarang, sesil membawa mobil yang di kendarai oleh swan, sedangkan swan dan sean pergi menggunakan mobil milik sean. Rara yang ada keperluan penting bertemu dengan klien nya akhirnya menggunakan taxi online.
Waktu menunjukan pukul 3 sore, sesil mengarahkan mobilnya ke arah pemakaman bergota, namun terlebih dahulu sesil membeli bunga lili putih ke sukaan maminya, sesil memarkirkan mobilnya di sebrang jalan, kemudian sesil mampir ke salah satu toko bunga. yang berjajar rapih di dekat areal pemakaman.
Sesil membeli bucket bunga lili dan bunga tabur serta air mawar.
Setelah semua keperluan yang di butuhkan terbeli, sesil melihat kondisi lalu lintas untuk menyebrang jalan.
Ketika di rasa jalanan agak sedikit lengan, sesil dengan hati hati menyebrang jalan dan memasuki gerbang utama pemakaman. sesil melangkahkan kakinya menuju makam maminya, rasanya sesil sangat merindukan maminya, dua bulan sesil tak berkunjung kemari.
Biasanya sesil rutin sebulan sekali berkunjung kemari, dan menceritakan segala keluh kesahnya kepada maminya, itu cara sesil melepaskan rindu terhadap maminya yang sudah pergi lebih dahulu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
*Srayu buat cerita itu buat menghibur para pembaca, bukan malah pembaca pada nangis, duh srayu slah dong✌️
kalo di lihat di season yang pertama banyak yang komentar pake emoticon nangis soalnya hm.
Gimana di season kedua* ????
Sesil berjalan menapaki jalan menuju makam maminya. Sesil sudah sangat merindukan maminya dan ingin segera memberi tau kabar gembira.
Senyum di wajah sesil semakin mengembang, hari ini adalah hari wisudanya, papi dan tantenya lah yang sudah menemaninya tadi, berhubung papinya sedang ada proyek penting, alhasil sesil datang ke makam maminya sendirian, sesil melangkah dengan pasti menuju makam maminya, sesil bahkan rutin setiap akhir pekan selalu datang dengan papinya untuk mengunjungi maminya.
Sampai sesil usia segini, swan belum menikah lagi, bahkan swan tidak berniat untuk menikah dan mencari pengganti ayu.
Sesil berdiri di depan sebuah makam dengan nisan bertuliskan nama Anindia Ayu Prisilia, sesil berjongkok dan meletakkan bucket bunga lyly di dekat nisan ayu, kemudian sesil mengelus nisan ayu perlahan, sesil sebenarnya sangat merindukan maminya, dulu sesil hanya bertemu dengan maminya sebentar, meskipun sebentar tapu sesil tau betul kalau maminya adalah orang yang baik, maminya selalu mengurusnya dengan sabar.
Sesil kembali mengenang dimana saat saat sesil di antarkan ke sekolah oleh maminya, di suapin makan bahkan sesil sering tidur bersama papi dan maminya.
Mungkin jika dulu sesil tidak manja dan sering tidur bersama kedua orang tuanya, bisa jadi sekarang sesil sudah memiliki seorang adik, seorang adik yang lucu yang bisa menemaninya di saat papinya pergi dinas. Sesil selalu merasa kesepian bila papinya pergi keluar kota bahkan keluar negri untuk urusan bisnisnya.
"Mi, sesil sudah wisuda, dan nilainya lumayan bagus" sesil menatap ke nisan maminya, matanya mulai berkaca kaca.
"Mi, sesil rindu sekali mami, papi juga sangat merindukan mami, bahkan hingga saat ini papi tidak menikah lagi mi, papi bilang hatinya sudah di bawa mami ke syurga, yang papi pikirkan hanya kebahagiaan sesil mi, sebenarnya sesil ingin papi menikah mi, karena suatu saat pasti sesil juga akan menikah dan meninggalkan papi, sesil takut papi tidak ada yang mengurus mi" sesil menarik nafasnya panjang dan membuangnya perlahan, dadanya terasa sesak, kemudian dia melanjutkan lagi berbicaranya
"Mi, kalau papi menikah apa mami setuju? atau mami akan marah pada sesil?" tiba tiba sesil tersenyum, sesil kembali mengingat cerita papinya kalau maminya seorang yang sangat cemburuan juga galak.
"Mami pasti cemburu kan, hehehe sesil tau mi ! mami selain cemburuan juga galak kan ? makannya sampai hari ini papi takut menikah lagi mi" sesil tersenyum sendirian di hadapan nisan ayu.
Sesil membersihkan beberapa daun kering yang ada di atas makam ayu, kemudian setelah di rasa bersih sesil menaburkan bunga yang sempat dia beli tadi dan menyiramkan air mawar hingga habis. Sesil kemudian mendoakan maminya semoga selalu bahagian di sisi Tuhan.
Setelah rasa rindunya sedikit terobati, sesil pamit pulang karena waktu juga sepertinya sudah senja.
"Mi sesil pulang ya, weekend sesil akan kemari bersama papi untuk menjenguk mami" kemudian sesil mencium nisan ayu dan berdiri dari tempatnya, mengenakan kembali kaca mata hitamnya dan berjalan meninggalkan makam ayu, Ponsel di dalam tas sesil berdering, sesil meraih ponselnya dari dalam tas jinjing yang dia bawa.
Tertera pesan masuk dari tante Rara, tante rara menanyakan dimana keberadaan sesil saat ini.
Sesil mengetik balasan untuk tantenya dengan berjalan, sesil yang fokus tak menyadari jalanan sekitar, alhasil sesil menabrak seseorang.
Bucket bunga lyly yang orang tersebut bawa pun jatuh ke tanah, sontak sesil langsung mengambil bunga lyly tersebut
"Maaf ya, aku tidak sengaja" sesil menyerahkan bunga lili kepada orang tersebut tanpa menatap orangnya.
"Jalan pakai mata dong"!!! gerutu lelaki yang sesil tabrak.
Sontak saja sesil menatap orang tersebut dan sesil membuka kacamata hitamnya "Kau"
"Gadis bodoh ternyata" terdengar nada sinis dari ucapan nathan.
Nathan adalah kakak kelas saat sesil berada di bangku Sekolah Menengah Atas, dan sekaligus kakak tingkat saat sesil duduk di bangku Universitas.
Nathan dua tahun di atas sesil umurnya, nathan selalu bersikap menyebalkan dan usil terhadap sesil.
Sudah dua tahun terakhir hidup sesil terasa damai semenjak nathan lulus kuliah, tak di sangka hari ini akan tiba, sesil kembali lagi bertemu dengan nathan yang selalu membuatnya merasa kesal.
Sesil memutar bola matanya malas, kemudian mengenakan kembali kacamata hitamnya, dan berjalan meninggalkan nathan, Baru berapa langkah tangan sesil di tarik oleh nathan, sontak saja sesil kini berdiri sangat dekat dengan nathan, bahkan sesil bisa melihat wajah nathan dengan begitu dekat, dulu nathan adalah bintang kampus, banyak gadis menggilai nathan, tapi anehnya nathan tidak pernah serius menjalin hubungan.
Sesil memperhatikan wajah nathan dengan seksama, 2tahun berlalu nathan terlihat semakin dewasa dan ganteng.
"Kau terpesona" nathan menarik sudut bibirnya menjadi. sebuah senyuman usil
"iuhhhhhh" sesil menjauh dari nathan, namun wajahnya yang merona membuat nathan ingin menggoda sesil kembali.
"katakan saja, aku akan pertimbangkan kalau kau mengatakan...." nathan berjalan mendekat dan membisikkan sesuatu di telinga sesil " I Love You"
"Tidak akan" sesil menolak mentah mentah permintaan nathan, sesil mana sudi berdekatan dengan nathan yang selalu membuatnya kesal bukan main. Sesil akhirnya berjalan dengan setengah berlari meninggalkan nathan, sesil tidak betah berdekatan dengan nathan lama lama.
Nathan hanya bisa tersenyum melihat tingkah sesil, sesil memang nampak sangat menggemaskan, selalu bisa membuat nathan tertawa.
Nathan kembali mengenakan kacamata hitamnya dan berjalan menuju salah satu makam yang tak lain tak bukan adalah makam ibunya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!