2018
Nama ku Anisa Az-Zahra salah satu mahasiswa baru di Universitas yang ada di Salatiga.
Hari ini hari terakhir OSPEK. Banyak dosen yang memberikan sambutan panjang kali lebar hufft bosan sekali.
Untuk menghibur diriku sendiri ku putar mataku melihat sekeliling halaman kampus yang dipenuhi oleh mahasiswa baru yang tampaknya sih juga sama bosannya dengan ku.
Seiring berjalannya waktu mataku berhenti menjelejah ketika melihat sebuah bahu yang mungkin biasa saja, tapi entah kenapa aku tertarik dengan pemilik bahu itu. Bahkan aku belum mengetahui wajah si pemilik bahu. Ah dasar aku !.
Ku amati gerak geriknya yang terlihat bosan dan sedikit mengantuk terlihat dari keningnya disangga tangan yang dilipat di atas lututnya.
Yah memang Allah tak menginginkan ku terus berada dalam maksiat mata ini. Teman ku Aliya Sahira mengagetkan ku.
"Eh sadar Bu Nyai" sambil menepuk bahuku yang membuat jantungku hampir turun keperut
"Apa sih Ya, pliss deh" sahutku
"Aduh Bu Nyai ini baru OSPEK udah ngincer calon Pak Kiai" ledeknya
"Suttt, Ya jangan keras-keras" ucapku dengan sebel
Ngomong-ngomong Aliya memang sering memanggil ku Bu Nyai. Bukan karena aku anak Kiai atau seorang hafidzoh. Tapi karena pengetahuan agama ku yang lumayan, kemudian aku juga mondok di salah satu pesantren yang ada di Salatiga dan yang paling penting sih karena memang cita-cita ku ingin jadi Bu Nyai hehehe.
..
Bahu Itu !
Sedari tadi aku selalu mengingatnya siapa dia, kenapa aku terpesona bahkan aku tak mengetahui wajah rupawannya. Sampai selesai OSPEK dan sudah pulang ke rumah pun aku masih terniang si pemilik bahu itu.
Aku mengambil buku catatanku di rak buku gantung yang tertata rapi di kamarku, sedikit demi sedikit ku goreskan pena ke atas kertas putih itu.
...
Teruntuk Mr. Bahu
Entah aku harus bagaimana menghadapi rasa ini
Rasa yang menurutku aneh, aku tak tenang memikirkanmu aku tak bisa bila tak bertemu dengan mu
Akan kah hari ini hari pertama dan terakhirku melihat bahumu itu
Tolong beri aku waktu untuk mengenalmu
Dan berada di sisimu
...
"Zahra, Ra, kamu sudah sholat belum ?, ayo bangun ini sudah pagi lo " suara Bunda yang sangat merdu didengar telinga
"Sudah Bun, tadi Ra udah shalat subuh tapi OSPEK kemarin masih kerasa capek Bun, jadi Ra tidur lagi" sahutku dengan nada sangat mengantuk
"Tetap saja anak gadis harus bangun pagi nanti kalau bangun siang jodohnya dipatok ayam lo " kata bunda suka menggodaku
"Ihh apa sih Bunda kok ngomong gitu, rizki Bun yang dipatok ayam bukan jodoh" timpalku dengan besungut
"Udah ayo bangun siap-siap sarapan terus berangkat kuliah" kata Bunda sambil berjalan menuju pintu
Tak berfikir lama aku langsung bergegas bersiap-siap dan sarapan mengingat ini hari pertamaku masuk kuliah aku tidak mau telat masuk kelas, hari ini harus menjadi hari yang sempurna untuk ku.
Setelah sarapan aku berangkat menggunakan mobil sedan putih yang sering ku kendarai.
"Bunda, Ayah, Ra berangkat dulu ya" sambil mengulurkan tangan
"Iya sayang, semangat kuliahnya ya" suara Bunda begitu merdu
"Iya Nduk jangan lupa nanti di kampus Ayah cariin calon mantu ya, " ucap Ayah dengan tawanya
"Ihh apaan sih Ayah wong njeh lagi pertama mlebet kok udah disuruh cari calon mantu" timpalku kesal
Tak lama-lama aku bicara dengan Ayah Bunda, ku injak gas mobil ku dan berangkat menuju kampus.
Sesampainya di kampus aku langsung menuju kelas ku yang berada di lantai dua. Setelah sampai kelas aku duduk di bangku terdepan, aku diam di sana berhubung tidak ada satu orang pun yang aku kenal.
Aku memperhatikan setiap mahasiswa yang masuk berharap ada satu yang ku kenal, yah benar saja ku lihat Aliya masuk ke kelas ini, tak ku sangka kita sekelas untung lah aku jadi punya satu teman yang ku kenal.
"Hallo Ra" sapanya dengan ceria
"Assalamu'allaikum" kataku
"Hehheeh iya Bu Nyai wa'alaikumsallam" sebari duduk di samping ku
"Kemarin katanya kita nggak sekelas, kok kamu masuk sini" tanyaku
"Ya buat kejutan aja untuk kamu hehhehe" dengan nada cengengesannya
Malas dengan ocehan-ocehan Aliya aku melanjutkan kegiatan yang sempat terpotong akibat kedatangan Aliya, Yups melihat ke arah pintu dan memperhatikan setiap mahasiswa yang masuk.
Dan BOOM! tak ku sangka aku melihat bahu itu, dia berdiri di luar pintu aku berharap dia satu kelas dengan ku. Dan benar saja dia masuk kelas ku dan untuk pertama kalinya aku melihat wajah yang tersimpan di balik bahu yang ku kagumi.
"Manis " dengan sedikit senyum tipis
"Apa Ra ?, manis apanya" dengan nada keponya
"Apa sih, nih bolpen manis, mau? " kataku
"Ihh jorok kamu Ra" jawabnya
Tak berapa lama dosen pun masuk, mata kuliah pertama ini adalah Bahasa Inggris. Haduh aku lemah sekali dalam bidang ini, seperti biasa pertemuan pertama adalah perkenalan.
Diabsennya nama kita satu persatu dan sampailah pada nama laki-laki yang ku kagumi dari melihat bahunya itu.
"Hello guys !! How are you .. My name is Muhammad Ali Haidar you can call me Ali .. Blablabala" ucapnya
Aku tertegun melihatnya yang pandai mengucap setiap kata dalam bahasa Inggris. Dan untuk pertama kalinya aku mengetahui namanya Muhammad Ali Haidar.
"Ya Allah apakah kau memberiku kesempatan untuk besamanya" pekikku dalam hati
"Woy Anisa Az-Zahra ngelamun bae, Iku giliran kamu perkenalan" senggol Aliya yang membuyarkan lamunan ku
"Ehh iya Ya" jawabku
...
Hari demi hari perkuliahan berjalan. Aku masih selalu memperhatikan Ali yang semakin membuatku tertarik, tampak sebagian besar teman sekelas ku kurang suka dengan Ali karena sering memberi kritik yang kritis dan menyanggah hasil presentasi mereka.
Sering ku dengar kata-kata tidak suka yang dilontorkan di belakang Ali. Rasanya geram namun apalah daya aku tak mampu melawan teman satu kelas.
Hingga Aliya teman dekatku pun sering membicarakan rasa ketidak sukaannya pada Ali.
Sesekali aku hanya membelanya dengan cara menegur teman-teman ku agar tidak meng-ghibahnya, ya setidaknya agar aku tidak mendengar hal-hal buruk tentangnya lagi.
"Eh Ra kamu sebel nggak sih sama Ali, dia tu sok pinter terus sok ngeritik-ngeritik ngasih pertanyaan, pokoknya nyebelin nyusahin kelompok banget, hampir semua temen sekelas kita nggak suka lo Ra sama dia, kalau menunurutmu gimana ?" ocehan Aliya
"Ya menurutku biasa aja sih mau apa lagi kalau nggak nyanggah, ngeritik, ngasih pertanyaan. Masak harus diem ngalamun atau tidur, kalau aku sih biasa aja Ya apa sih yang harus direpotkan" jelasku
"Hahah kamu mah gitu Ra, bisa berfikir positif orang kamu pinter lah kita kalau dapat pertanyaan dari Ali udah pusing tujuh keliling" sahut Lisyani
"Bukan begitu tapi kan kita bisa tau dari pertanyaan itu ohh ternyata gitu to, kalau pertanyaannya udah standar-standar aja kapan kita berkembangnya" timpalku
"Iya sih, hebat emang temen kita yang satu ini kaya bidadari yang turun buat nenangin hati kita" ucap Lisyani
"Siapa dulu sohib gue" saut Aliya
Sampai pada saat identitas Ali terbongkar ternyata Ali adalah seorang anak Kiai besar dan memiliki pondok pesantren di Jawa Timur, kakaknya juga seorang dosen di Universitas kami kuliah, sedang kakak iparnya seorang pengusaha batik terbesar di Pekalongan.
"Ra, kamu tau nggak ternyata si Ali itu anaknya Kiai gede lo punya pondok pesantren juga. " katanya lirih ditengah pelajaran berlangsung
"Ohh gitu " jawabku
"Terus terus, kakaknya juga jadi dosen sini lo Ra, Bu Hanum itu lo Ra kenal kan ?, kamu tau nggak kalo suaminya Bu Hanum itu pengusaha batik terbesar di Pekalongan" Aliya nerocos
"Emmmm iya kenal " bete
"Aduh Ra tau gitu gue incer Ali dari awal masuk Ra, toh juga nggak jelek-jelek amat muka aku" hayalan Aliya
Btw Ali tu orangnya cakep, ganteng, tinggi, putih, matanya coklat, bulu matanya panjang, alisnya tebal ya emang idaman banget sih.
"Hemmm terserah kamu lah " jawabku malas
"Kamu kenapa sih Ra jawabnya cuma pendek-pendek gitu, nggak ada kata lain? gue ngomong serius ini, jangan bilang kamu nggak percaya ya" kata Aliya
"Yang kenapa tu sebenarnya kamu Ya, juga teman satu kelas ini !, kalian tu aneh tau, aku jadi gregeten sama kalian" jawabku tegas
"Maksudnya Ra ?, aku nggak paham sama kata-kata kamu" tanyanya dengan muka bingung
"Dulu aja pada jelek-jelekin Ali, yang nggak suka yang sok kritis sok pinter sok tau, ehh sekarang tau dia anaknya Kiai kakaknya dosen baru pada baik-baikin Ali, bingung aku sama jalan pikiran kalian, seharusnya kita itu tidak boleh mendiskriminasi orang begitu apapun kekurangannya atau kelebihannya kita harus hargai pendapatnya, masak kalian tu udah gede masih kaya TK aja nggak suka sama temennya karena temenya sok-sokan" ucapku dengan nada kesal
"Iya ya Ra, aku juga sadar diri sih kok gitu banget aku, menjaj orang dari sampulnya aja, tapi ngomong-ngomong dari dulu kamu suka belain Ali kalau ada yang ngomongin di belakangnya, kamu suka ya Ra sama Ali " kata Aliya
"Suutt ngomong apa sih Ya ngawur kamu, mana ada cuma belain kok suka, aku cuma nggak mau temen-temen gue pada dapet dosa karena ghibahin orang mulu" sahut ku disertai pipiku yang mulai memerah
"Ahh iya kan Bu Nyai ini suka sama Ali" desak Aliya
"Aliya udah lagi pelajan, nggak usah ngomong yang enggak-enggak deh" mengalihkan pembicaraan
"Demi apa sahabat ku iki jos banget pokoke, pokoknya setelah makul kamu harus jelasin ini semua Ra" desaknya
"Ya udah dong jangan bikin aku salting orang aku biasa-biasa aja sama dia" kataku
"Siap Bu Nyainya gus Muhammad Ali Haidar hahaaa" ledek Aliya
Setelah itu teman sekelas ku mulai menghilangkan kebiasan menjelek-jelekkan Ali dan mulai mendekati Ali.
Mereka juga mulai sering mengajaknya ngobrol istirahat bersama memanggilnya dengan kata Gus atau melakukan hal-hal ya yang lumayan membuatku cemburu.
Apa cemburu ?
Ku buka lagi buku catatan ku yang sering ku gunakan untuk menorehkan rasa yang tersimpan pada kalbu.
Dear Kamu
Aku melihat kau lebih baik dibanding dengan hari-hari sebelumnya.
Aku sering melihatmu tertawa bukan seperti dulu kau hanya diam membeku
Karena mereka menganggapmu sekarang ada
Setelah merereka mengetahui kalau kau ini
Gus
Semakin banyak teman yang menyukainya banyak juga para wanita yang sering membicarakan bahwa ia memendam rasa dengan Ali.
Ahh entah mengapa aku semakin tak tampak didepan Ali. Terlihat Ali juga sering menggoda cewek-cewek di kelas. Aku merasa kesal. Tapi apalah daya ku seorang wanita yang mencintai seseorang laki-laki secara diam.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!