NovelToon NovelToon

CEO Rese Dan Secretary Matre Nya

PROLOG

Nadin Almira Queen

Kesan pertama yang gue lihat dari bangunan super luas di hadapan gue ini adalah amazing. Nggak sia-sia gue belajar mati-matian supaya diterima di SMA Garuda yang terkenal akan murid-murid populer dan tentu aja kaya raya. Kalian pasti berfikir gue matre ? Iya kalian boleh berfikir begitu karena gue memang Cinta uang. Di dunia ini siapa yang nggak suka uang, benda ajaib yang bisa membuat kita memiliki apa saja.

Sejak kecil gue terbiasa dengan semua barang-barang mewah dan kehidupan yang serba glamor. Ok itu bisa dibuktikan dengan penampilan gue dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tas bermerk, Baju keluaran merk ternama, dan jangan lupakan dengan semua aksesoris yang melengkapi penampilan gue.

Gue termasuk orang yang percaya, wanita cantik selalu bisa mendapatkan apapun yang dia mau. Hidup ini jahat bukan ? Jika lo ingin mendapatkan segala sesuatu dengan mudah maka jadilah wanita cantik.

Dan mendapatkan predikat cewek tercantik di SMA Garuda bukan hal yang sulit sejak gue menginjakkan kaki di sekolah ini. Seperti di novel romantis atau sinetron yang lagi booming di Indonesia. Setiap cewek paling populer tentu punya para dayang yang selalu membuntuti nya. Bisa di katakan, dua orang yang mengatakan temen gue ini numpang tenar dengan popularitas gue. Saat ini gue dan mereka sedang berkumpul di kantin,setelah pelajaran sejarah yang sesungguh nya membuat gue nyaris tertidur di kelas.

"Lo udah lihat belom sih edisi terbaru majalah fashion HB.  parah Katarina stuning banget disitu "ucap mila dengan sangat antusias.

Mila Angela adalah orang pertama yang gue kenal di SMA Garuda. Dia cantik gue harus akui itu, dan betapa irinya gue karena dia punya alis yang super rapih tanpa harus repot-repot duduk di depan meja rias sambil melukis dengan pensil alis.

"Katarina ?  Gak ada apa-apanya di bandingkan panutan gue.. Jessyca dengan bangga vero menunjukkan wajah Jessyca yang sedang wanita itu keppoin foto nya di IG.

Veronika ini punya prinsip sama kayak gue, dia juga pecinta pria dengan dompet tebal. Yah walaupun gue gak segila dia demi mendapatkan pria berdompet tebal. Vero bahkan rela jadi ehm sebut saja simpanan demi memenuhi obsesi nya untuk mengoleksi tas Mahal. Saat kami masih asik dengan obrolan kami mengenai model mana yang paling cantik, tiba-tiba ekor mata gue menangkap sebuah pemandangan yang memaksa gue untuk melebarkan mata selebar-lebar nya alis melotot.

"Oh my God..  "Gue mendelikkan mata saat menatap segerombolan cowok yang baru saja selesai dengan pertandingan basket nya.

Oke..  Kalian pasti berfikir gue termasuk wanita pemuja pria pemain basket yang notabene di dominasi oleh pria tampan dengan badan atletis yang sanggup buat para wanita ngiler di buatnya. Nyatanya gue nggak berhenti melihat satu orang cowok yang jalan dengan santainya dengan baju basket yang tersampir di pundaknya, dan kalian benar dia topless.

Gue menatap cowok itu berkali-kali, bukan karena gue suka atau kagum pada pahatan tuhan yang tercipta di badannya TIDAK. Ini seperti gue menatap diri gue sendiri dalam bentuk lelaki tampan. OH My God cowok itu punya wajah yang mirip gue.

"Mila....  Itu kak gavin liat liat "vero dengan heboh menepuk-nepuk pundak mila membuat gadis itu mengalihkan pandangannya dari majalah fashion nya.

"Biasa aja lah, gue lebih greget liat tampang nya kak briyan..  Oh my god dia bener-bener mirip Zac Efron "mila menatap cowok yang dia sebut mirip zac Efron itu tanpa berkedip, jelas banget di wajahnya kalau wanita itu mupeng.

Gue gak tau lagi mila dan vero ngomong apa. Gue masih sibuk memperhatikan cowok yang wajahnya mirip gue itu. Gue pastikan abis ini gue akan cek silsilah keluarga gue. Mungkin aja kan gue punya kembaran yang keberadaan nya di rahasiakan oleh orang tua gue, kayak sinetron aja.

"Hai girls...  Kalian ada soft drink ?"ujar seorang pria yang ternyata teman si lelaki itu.

Cih ketahuan banget modusnya, mana ada orang abis olahraga minum softdrink. Lagian emangnya dia fikir gue, mila dan vero mbak mbak tukang jual minuman apa?

Gue gak perduli dengan cowok yang sekarang sedang sibuk mesam-mesem sama mila. Gue lebih tertarik memperhatikan cowok yang sekarang sedang menatap gue seperti gue menatap dia. Sepertinya gue dan dia punya fikiran yang sama di otak kami.

"Lo siapa? "Ujar cowok itu.

"Lo tanya Gue? Haha wah ternyata lo cukup to the point ya buat tau nama gue "

See..  Bahkan cowok yang mirip gue ini gak bisa tolak pesona gue, cewek cantik selalu dapat perhatian bukan?

Cowok itu mendecak. "Iya..  Lo cewek yang lagi duduk di depan gue? lo siapa ? "

Gue berdiri dengan gaya seanggun mungkin. Sambil mengulurkan tangan gue menyebutkan nama lengkap gue dengan senyum selebar mungkin. "Gue Nadin Almira Queen..  "

Gue sadar banget seluruh mata orang di kantin sedang menatap kami. Apalagi vero, ya cewek itu mungkin tidak sadar kalau mulutnya sampai terbuka melihat cowok yang sedang flirting sama gue ini adalah cowok yang dia sebutkan tadi.

Cowok itu menjabat tangan gue kemudian menariknya sampai jarak antara kami cukup dekat dan gue bisa menghirup aroma maskulinnya. Cowok itu semakin mendekat sampai dia membisikkan sesuatu yang membuat gue ingin membunuh cowok itu saat itu juga.

"Ngaku sama gue, lo anak selingkuhan bokap gue kan ?"cowok itu menjauhkan tubuhnya dari hadapan gue.

Gue cuma bisa melotot mendengar omongan cowok itu. Dan sialnya gue gak bisa ngapa-ngapain karena saat ini semua mata tertuju pada kami. Demi menjaga eksistensi gue di sekolah ini, gue coba menahan diri buat tidak menampar bibir nya yang sekarang sedang tersenyum pada gue dengan senyuman mengerikan.

Catat!!  Mulai hari ini gue bersumpah gue membenci cowok bernama Gavin Christopher.

Gavin Christopher

Kalian tau bagaimana rasanya jadi cowok populer. MUAK itu yang gue rasakan selama 3 tahun bersekolah di SMA yang seluruh isinya cuma seputaran cowok atau cewek yang sibuk mempertahankan eksistensi mereka dari pada memperbanyak prestasi mereka.

Dan gue?  Gue termasuk cowok apes yang cuma bisa nurut apa kata bokap gue yang kata orang kekayaannya gak habis 7 turunan. Yah terlahir sebagai putra mahkota dengan saldo atm yang gak pernah berkurang malah bertambah setiap bulannya kenyataannya betul-betul menyiksa gue.

Terserah kalian mau bilang gue sombong atau gak bersyukur. Coba aja kalian rasakan hidup jadi gue, umur 5 tahun gue selalu mendapatkan ancaman mau di bunuh lah, di santet lah dan segala hal yang gue gak faham saat gue umur segitu.

Di saat anak umur 5 tahun sibuk dengan mobil mainan atau robot-robot an, orang tua gue memaksa gue belajar 5 bahasa. Bayangkan belajar bahasa inggris aja susahnya bukan main apalagi ini harus belajar bahasa Perancis, Belanda, china dan Jepang.

Dan saat gue melihat cewek itu di kantin, jujur gue kaget pake banget. Coba kalian bayangkan bagaimana rasanya bertemu sama orang yang wajahnya mirip sama kalian. Gue berasa liat gue versi cantik. Oke gue akuin dia cantik karena gue ganteng.

Dan saat gue bertanya dia siapa, keliatan banget cewek itu udah besar kepala merasa kalau gue naksir dia?. Mungkin kalian berfikir begitu juga dan tentu aja seluruh pasang mata yang ada di kantin ini berfikiran sama.

Alasannya?  Karena selama 3 tahun gue bersekolah di SMA garuda gak pernah sekalipun seorang gavin christopher bertanya tentang nama seorang cewek. Kebanyakan para wanita yang gue temui udah tau nama gue walaupun gue gak kenal siapa mereka, ya resiko jadi cowok paling populer.

Oke kembali membicarakan cewek itu, yang sedang menatap gue dengan tatapan ingin membunuh. I know siapapun yang dengar pertanyaan gue ke dia, mungkin akan berfikir begitu juga, tapi nyatanya cewek ini cuma diam sambil melotot ke arah gue.

Gue tanya ke dia, apa dia itu anak selingkuhan bapak gue ? Bukan maksudnya gue kurang ajar sama dia. Serius gue gak berniat begitu, gue cuma berharap dia bener-bener anak selingkuhan bokap gue yang bisa membebaskan gue dari predikat anak tunggal bapak Christopher Hadinata. Tapi sepertinya cewek itu sudah terlanjur salah faham, dan jika di lihat dari cara dia menatap gue, sepertinya akan terjadi peperangan hebat.

Dan sejak peristiwa di kantin itu gue dan cewek yang bernama Nadin itu jadi bahan gosip di sekolah. Bertambah banyaklah penderitaan gue

Episode 1

Bagi semua orang senin adalah hari di buka nya pintu neraka. Ya semua orang berteriak i hate monday berkali-kali sambil membunyikan klakson kendaraan mereka atau mengumpat di angkutan umum. Semua orang membenci hari yang entah kenapa sejak zaman dulu sudah jadi lambang dari kesialan semua orang.

Dan salah satu orang yang sedang mengumpat itu adalah nadin. Dia berujar siapapun yang jadi presiden di Indonesia tidak akan ada yang mampu mengatasi masalah kemacetan di Indonesia. Sepertinya jalanan di Jakarta memang perlu diperluas atau sekalian saja buat kendaraan yang bisa melayang jadi masalah kemacetan tidak akan ada lagi. Tapi ini dunia nyata bukan di negeri doraemon sayangnya.

Pagi itu nadin sudah rela bangun lebih pagi, bahkan sangat pagi demi mempersiapkan penampilannya di hari pertama bekerja di Bregan Corp. Bekerja disana sudah menjadi tujuan hidup nadin sejak kuliah dan magang di bregan corp. Perusahaan bergengsi yang di gadang-gadang karyawan nya memiliki paras yang tampan di tambah berkantong tebal.

Bagi nadin bekerja di sana akan membawanya pada tujuan hidup sesungguhnya dari seorang nadin almira queen, yaitu mencari eksekutif muda yang tampan dan kaya raya .Walaupun demi di terima di perusahaan ini nadin harus melewati serangkaian tes yang luar biasa membuat isi otak nya terkuras, tapi nadin cukup beruntung saat pihak HRD memberitahu kalau dia di terima tanpa harus wawancara dengan si pemilik perusahaan, karena beliau masih berada di luar negeri.

Jadi langkah nadin sudah benar bukan dengan memilih pakaian yang dia kenakan sekarang blouse berwarna putih gading dan rok selutut. Well dengan rajin pilates dan makan sayur mayur nggak heran kalau nadin memiliki porporsi tubuh yang sempurna. Catat cantik itu butuh pengorbanan kawan.

Tin tin..

"Keterlaluan ya ini jalan tol loh masih aja main serobot sana sini "nadin ngedumel sendiri sambil terus membunyikan klakson.

Entah hari itu sepertinya Dewi keberuntungan sedang mengadakan perang dengan seorang nadin. Tidak cukup dengan terjebak di kemacetan sekarang dia harus gelagapan karena tidak membawa e-toll.

Tapi bukan nadin namanya kalau tidak punya banyak akal. Wanita itu mengenakan kaca mata hitam nya, kemudian keluar dari dalam mobil dan berjalan bak super model menghampiri mobil di belakangnya.

Nadin sempat berhenti sebentar untuk mengamati mobil di hadapannya. Hm lexus ES 300 H,  pasti yang punya mobil ini pria tua yang bisnis nya menjamur dimana-mana. Haha nadin tiba-tiba teringat vero, pria mapan dengan dompet super tebal pasti akan membuat Veronika mengangkat rok nya tinggi-tinggi.

Tok.. Tok..

Nadin tersenyum sambil menatap kaca mobil yang di buat sangat gelap, sampai siapapun di luar tidak akan bisa melihat ke dalam. Nadin bergumam pasti yang punya mobil ini om om ganjen yang sering mesum dalam mobil. Kemudian si pengemudi lexus membuka setengah kaca mobilnya. Nadin berusaha untuk melihat si pengemudi  tapi si pengemudi tidak juga menurunkan kaca mobilnya seluruhnya.

"Maaf pak "nadin membuka kaca mata hitamnya kemudian menaruhnya di atas kepala.

"Saya nggak bawa e-toll boleh nggak saya pinjem e-toll bapak, saya bayar cash deh di depan? "Nadin tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi nya hasil veneer minggu lalu.

Si pengemudi itu hanya mengeluarkan kartu dari balik kaca mobil, kemudian membuat gesture tangan seolah mengusir nadin. Tentu saja nadin langsung mendecak sebal. Pria pengemudi mobil itu benar-benar merusak harga dirinya. Hanya karena pinjam kartu e-toll bukan berarti nadin seorang pengemis bukan?

Jika bukan karena dia sudah hampir terlambat di hari pertamanya bekerja.  Pasti nadin akan dengan senang hati memecahkan kaca mobil mewah itu dengan heels 15 cm nya. Pengemudi itu masih bernasib baik, karena nadin langsung kembali ke mobilnya setelah mendapatkan kartu e-toll berwarna biru milik si pengemudi mobil.

Setelah berhasil melewati gerbang toll nadin menepikan kendaraannya untuk mengembalikan e-toll tersebut dan membayar seharga yang disebutkan oleh nadin sebelumnya. Baru saja nadin membuka pintu mobilnya, dengan sangat kencang si pengemudi itu melesat cepat masuk ke dalam jalan tol.

"Woyy pak ini e-toll nya !!" teriakkan nadin sangat keras tapi tidak cukup membuat si pengemudi itu menghentikan kendaraannya.

Nadin membanting pintu mobilnya dengan keras, kemudian dengan gaya bak Rio hariyanto ( pembalap mobil asal Indonesia)  nadin melesat masuk ke jalan tol menembus kepadatan kendaraan yang sudah lebih dahulu meninggalkannya .

Gavin Christopher

Sial !!!  Gue gak tau lagi harus menyebut Indonesia semakin sempit atau nasib gue yang memang selalu apes setiap kali gue menginjakkan kaki di tanah kelahiran gue.

Gue terpaksa kembali ke Jakarta demi mengurus perusahaan bokap gue yang sesungguh nya bukan jadi bagian dari rencana hidup gue. Gue harus mengucapkan selamat tinggal pada kehidupan bahagia gue di Las Vegas. Selamat tinggal temen club, selamat tinggal bule sexy yang selalu gue pandangi di pinggir pantai, dan selamat tinggal Cinta pertama gue, Aurora.

4 tahun gue sudah  meninggalkan kota yang selalu buat gue muak setiap harinya itu. Dan gue memilih Amerika Serikat sebagai tempat gue melanjutkan studi di bidang bisnis. Tentu saja bokap gue yang Cinta rupiah itu yang memaksa gue untuk memilih jurusan yang gue benar-benar benci.

Ya hidup sebagai putra mahkota yang punya berbagai koleksi mobil dengan harga fantastis kenyataannya bukan hal yang buat gue bahagia sampai saat ini. Gue bahagia dengan kehidupan gue di las vegas, teman-teman gue gak memperlakukan gue sebagai ATM berjalan.

Mereka mengenal gue hanya seorang gavin, mahasiswa yang merangkap sebagai bartender di sebuah club malam. Mereka tahu persis setajir apa orang tua gue di Indonesia, tapi mereka tetap memperlakukan gue biasa saja. Ah gue jadi kangen mereka.

Dan tentang Cinta pertama gue...  gue rasanya ingin tertawa dan menangis di waktu yang bersamaan saat menyebut namanya. Masih jelas di ingatan gue saat gue melihat dia untuk terakhir kali nya, tersenyum di sebuah foto yang di tunjukkan oleh Andrea,salah satu kakak senior gue di kampus.

Gue kembali pada kenyataan kalau gue sekarang sudah ada di Indonesia. Lebih tepatnya terjebak di kemacetan saat mau memasuki gerbang toll. Dan gue bertemu dia lagi, cewek yang sudah membuat kehidupan gue di SMA Garuda penuh dengan konflik. Cewek itu berjalan menghampiri mobil gue dengan gaya bak super model. Oh mungkin memang dia sekarang sudah jadi model kalau dilihat dari cara berpakaiannya dan kaca mata hitam yang dia gunakan.

Gue mau ketawa lihat ondel-ondel itu mengetuk kaca mobil gue dengan gaya menggoda. Wah memang dasar cewek yang sudah punya naluri ganjen dari orok ini gak akan pernah berubah. Bahkan setelah bertahun-tahun gue tidak berjumpa dengan dia, penampilan nya masih sama seperti dulu walapun harus gue akui dia bertambah cantik.

"Maaf pak "dia berkata dengan suara yang emm mungkin sengaja dia lembut-lembutin.

"Saya nggak bawa e-toll boleh nggak saya pinjem e-toll bapak, saya bayar cash deh di depan? "

Gue rasanya mau ngakak saat dia sebut gue bapak. Ada perasaan dongkol karena gue ogah punya anak kayak dia dan gue juga ogah dia jadi ibu dari anak-anak gue. Untung saja kaca mobil gue sangat gelap sampai dia gak mungkin bisa liat muka tampan gue. Gue sengaja cuma buka setengah kaca mobil lalu memberikan kartu e-toll gue. Untung gue punya cadangan kartu e-toll lainnya.

Dengan gaya bak ngusir pengemis  gue  mengibaskan tangan gue. Kalian tau pasti sekarang dia lagi maki-maki gue dengan sumpah serapahnya. Kenapa gue bisa tau?  Gue bukan peramal tapi gak butuh kemampuan meramal untuk tau kelakuan seorang Nadin Almira Queen.

Ya dia Nadin cewek yang dalam waktu satu jam dari sekarang akan merasa hidupnya sedang ada di kerak neraka. Kenapa gue bisa berkata begitu, tentu saja karena notifikasi e-mail yang baru saja gue baca membuat gue merasa takdir itu memang lucu.

Wahahaha

Boleh dong sesekali gue memperagakan ketawa mak lampir dari sinetron misteri gunung berapi. Generasi 90 an pasti tau deh sinetron itu.

Nadin Almira Queen

Gue menyapukan bedak Laneige dan berharap separuh kecantikan Song Hye Kyo berpindah pada gue. Gue tau gue cantik tapi kalau dibandingkan dengan Hye Kyo unnie gue sih berada di kategori tiarap.

Mana mungkin gara-gara pakai bedak yang diiklankan oleh pemain full house itu gue langsung bisa gaet suami setampan Song Joongki. Catatan pertama dari nadin almira queen jangan terpengaruh dengan iklan kawan.

Oke setelah lipstik merah (andalan gue kalau lagi gugup)  gue sapukan dengan sempurna di bibir gue yang kata orang cipokabel ini, gue melangkah dengan mantap menuju resepsionis untuk bertemu dengan mba siena, HRD yang tempo hari menelfon gue dan sukses buat gue lompat kegirangan karena memberi tahu kalau gue di terima di perusahaan ini.

"Selamat pagi mba, saya ingin bertemu dengan ibu siena "ucap gue dengan gesture bak profesional.

"Pasti mba ini yang namanya mba nadin ya "

Hohoho...  See bahkan ketenaran gue tidak pernah bisa pudar walaupun umur gue sudah menginjak seperempat abad.

"Iya mba..  Saya nadin almira queen "gue tersenyum memamerkan gigi mahal hasil karya dokter Budi.

"Tunggu sebentar ya mba "

Perempuan yang kalau gue baca di nametag ya bernama rahma itu terlihat sedang menelfon seseorang. Beberapa saat kemudian rahma menutup telponnya kemudian menyerahkan sebuah kartu.

"Mba.. Ini kartu khusus lift eksekutif, lift nya ada di ujung lorong "

Gue mengangguk-angguk sambil memperhatikan instruksi rahma. Setelah faham dengan petunjuknya, dengan percaya diri gue melangkah menuju lift yang dikatakan rahma khusus untuk para eksekutif.

Huhu..  Termasuk calon istri eksekutif  juga kan ya?  Gue terkekeh sendiri sambil memencet tombol lantai 15. Untung saja didalam lift ini cuma ada gue doang, kalau nggak gue pasti di sangka gila karena senyum-senyum sendiri.

Ting

Pintu lift terbuka saat sudah mencapai lantai 15. Gue segera berjalan sambil sesekali melirik sekeliling. Lantai 15 ini memang khusus di huni oleh para petinggi perusahaan, jadi gak heran kalau interior dan perabotan yang ada di dalam sini semua produk impor dari eropa.

"Mba nadin ya? "Suara lembut seorang wanita membuat gue membalikkan badan.

Gue segera menurunkan pandangan gue saat melihat cewek yang postur nya cukup imut ini berdiri di hadapan gue. Oke terkadang punya badan yang cukup tinggi membuat gue merasa gak normal.

"Mba..  Siena? "Gue mengernyitkan dahi, semoga gue gak salah orang.

"Iya.   Saya siena, mari saya antarkan ke ruangan pak Chris "

Mba siena dan gue berjalan bersisian menuju sebuah pintu yang terdapat tulisan CEO di depannya. Sesekali kami berbasa basi tentang kerjaan dan tempat tinggal kami yang ternyata cukup dekat.

"Mba.. Pak Chris ini baru datang dari amerika "

"Dia bule? "

Mba siena menggeleng. "Asli Indonesia, tapi lebih sering ngomong pake bahasa inggris "

"Oh...  Orangnya gimana mba? "

"Orangnya ramah kok, pas dia sampai ke sini kami semua di traktir Starbucks. bayangkan satu kantor mba "

"Royal juga ya dia "

"Bukan cuma ramah dan royal mba,  pak Chris itu astaga ganteng banget sumpah kalau saya belom punya suami udah naksir kali "

Tinong

Radar pencari calon suami tampan dan kaya gue berdering. Gue langsung lupa dengan kejadian apes tadi pagi. Istilah dibalik hujan lebat ada pelangi ada benarnya juga ternyata. Gue terkekeh sendiri dalam hati.

"Wah istrinya pasti beruntung banget itu ya "gue bergumam dalam hati semoga aja ucapan gue gak bener.

"Istri?  Orang pak Chris masih jomblo mba "

Fuih, terima kasih tuhan

"Haha wah pasti banyak yang mau jadi pacarnya ya mba "termasuk gue, kali ini gue berdoa semoga malaikat gak lupa catat doa gue.

"Pastinya mba "mba siena terkekeh lagi. "Oke kita sampai "

Gue bener-bener deg-degan sumpah. Bukan karena membayangkan hari pertama bekerja. Gue penasaran pake banget sama cowok yang namanya Chris itu. Jika benar cowok itu seperti apa yang mba siena bilang, maka dia adalah calon sempurna untuk suami masa depan gue.

Tok tok tok

"Yuk mba "mba siena membuka pintu coklat itu, gue membuntuti nya di belakang.

"Selamat pagi pak Chris, saya ingin memperkenalkan sekretaris untuk bapak. Dia Nadin yang akan mengurus semua keperluan pak Chris "

Gue semakin deg deg an karena cowok itu duduk membelakangi kami. Membuat gue sulit membuktikan kebenaran omongan mba siena.

"Oke, thanks siena,  you can go back "ujar cowok Itu , ya ampun suara nya mirip shawn mendes.

Setelah pintu tertutup dan mba siena sudah tidak nampak, tinggallah gue berdua dalam situasi canggung dengan cowok yang entah harus gue panggil pak atau gue panggil beib aja sekalian.

Gue buru-buru menggelengkan kepala. Sepertinya kelamaan jomblo bikin gue jadi suka berkhayal yang iya iya.

"Maaf pak Chris, ada yang bisa saya bantu? "Gue mencoba memecahkan keheningan karena terus terang gue mulai bosan.

Saat laki-laki itu berbalik dan menghadap gue, disaat yang bersamaan mahal yang gue beli dengan harga Rp. 8.835.000 itu terjun bebas ke lantai yang di dominasi oleh parquet.

"Oh my god "

Gue cuma bisa mengeluarkan 3 kata itu saat menatap pria yang sedang menatap gue dengan seringai iblis nya. Wah tarik kembali ucapan gue yang bilang kalau setelah hujan akan ada pelangi. Kenyataannya sebentar lagi gue akan tergulung dalam gelombang tsunami.

Bersambung....

Episode 2

Pria itu menatap nadin dengan seringai jahatnya. Sudah jelas sekali kalau di dalam otak pria itu sudah ada berbagai macam rencana untuk membuat hidup nadin susah, lebih tepatnya menderita.

"Apa kabar nadin ?"gavin berdiri dari kursi kebesaran nya kemudian berjalan perlahan menghampiri nadin.

Gavin membungkuk mengambil tas nadin yang baru saja terjatuh, kasian tas yang gavin tebak harganya bisa membeli sebuah sepeda gunung buatan eropa itu kalau lama-lama tergeletak di lantai.

"Tas kamu jatuh "gavin berdiri di depan nadin sambil menjinjing tas milik wanita itu.

"Gak usah sok pakai aku kamu, gue mual "nadin menyambar tas nya dengan kasar.

"Mual? Wahahaha jangan-jangan kamu beneran lagi hamil? Anak kita cewek atau cowok sayang? Aku bahagia banget "cerocos gavin yang hanya di hadiahi tatapan tajam dari nadin.

Bukan nadin namanya kalau perkataan gavin membuatnya terintimidasi. Dengan perlahan nadin memajukan langkahnya membuat gavin mundur perlahan sampai dia tersudut di pinggir meja.

Ujung bibir nadine sedikit terangkat, di tatapnya lelaki yang sudah pasti sedang mati-matian mengendalikan nafsunya melihat sebuah pemandangan yang membusung di hadapannya.

"Jangan main-main sama gue gavin, lo kenal siapa gue "bisik nadin dengan nada sensual tepat di telinga gavin, bulu kuduk lelaki itu langsung meremang.

Flashback

Hari kelulusan gavin

"Bro.. Prom night nanti lo pasti ngajak si cantik dong? "Entah dari mana munculnya Bimo sudah merangkul pundak gavin.

"Si cantik siapa maksud lo? "

"Ya siapa lagi kalau bukan adik kelas kita yang paling cantik dan sexy itu, nadin "

"Oh dia yang lo maksud "jawab gavin dengan nada malas.

"Gila.. Lo hoki banget dapet cewek kayak nadin. Ngaku sama gue lo udah main sama dia di mana aja hm "Bima menaik turunkan alisnya dengan niat menggoda gavin.

"Maksud lo main? "

"Ah lo pura-pura bego deh vin, lo tau lah main antara cewek sama cowok yang gue maksud "

"Oh itu "gavin berusaha untuk tetap tenang menjawab Bimo si Raja gosip ini.

"Jadi udah berapa sering? "

Si Bimo ini masih aja ngotot, gavin tau persis satu aja kalimat yang meluncur pasti akan Bimo tambahkan bumbu-bumbu mecin dan boom akan menjadi skandal satu sekolah.

"Lo keppo banget sih bim, gue sama gavin Mau main di mana aja itu kan hak kita "entah muncul dari mana tau-tau nadin sudah melingkarkan tangannya di lengan gavin.

Gavin hanya bisa melotot menatap si centil yang sekarang sedang ngomong ngelantur menjawab pertanyaan Bimo. Oke perasaan gavin mulai gak enak.

"Jelas lah gue keppo, secara gitu kalian kan pasangan fenomenal di SMA Garuda. Sedikit aja info dari kalian akan jadi hot topik di tabloid sekolah "

Oke Bimo mulai ngeselin.

Gavin melingkarkan tangan nya di pundak nadin. Kali ini cewek itu yang mendelikkan mata.

"Gue sama nadin... "

"Sayang aku hamil "

"What!!! "Gavin langsung melepaskan pegangannya pada pundak nadin, di tatapnya wanita yang sedang menatapnya dengan tatapan seolah ingin menangis.

Wah bilang sama pak hanung bramantyo kalau di SMA Garuda ada salah satu murid yang sangat jago akting dan namanya nadin.

"Vin.. Gue bangga sama lo sumpah "Bimo menepuk-nepuk pundak gavin yang masih shock mendengar pernyataan nadin barusan.

Gavin merasa nadin itu betul-betul sakit jiwa. Pertama, mereka berdua bahkan gak pacaran, jalan berdua aja nggak pernah, apalagi sampai begituan. Tolong siapapun ada yang punya pistol gak? Gavin ingin mati sekarang.

"Berita ini harus gue sebar.. "Ujar Bimo dengan semangat.

"Bim tolong ya sebarkan berita bahagia ini dengan baik ah gue lupa bilang ya kalau gue sama gavin udah nikah "

Jika membunuh orang gak dosa, sumpah gavin mau banget bunuh nadin dengan mulut racun nya saat ini juga.

"Hah? Serius vin? Tuh kan lo gak bilang , gue kan sohib lo vin tega"

"Maaf ya Bimo, waktu itu gue dan ehm suami gue ini sengaja merahasiakan pernikahan kita, iya kan sayang "nadin menatap gavin yang masih tercengang di tempatnya.

"Gak apa-apa din, selamat ya buat pernikahan kalian "

"Makasih bim "nadin tersenyum sangat lebar, kemudian bimo dengan semangat menyalami nadin dan gavin satu persatu, lelaki itu berbaik pergi entah kemana, mungkin bimo akan memajang berita ini di mading sekolah.

Satu dua tiga

"NADIN!!!! LO GILA? GAK WARAS ATAU OTAK LO ITU EMANG GAK PERNAH ADA!! "gavin berteriak tepat di telinga nadin.

"Gimana rasanya vin? Gimana rasanya nama baik lo tercemar !"nadin tidak kalah berteriak di hadapan gavin.

"Kapan gue ngelakuin itu nadin? Ah lo sakit hati gara-gara gue tolak "seringai jahat muncul di wajah gavin walaupun wajah nya sudah memerah menahan emosi..

"Ternyata keputusan gue buat nolak lo emang tepat, cewek gak ada otak kayak lo, yang cuma mengicar gue hanya karena gue KAYA "

Nadin menggengam ujung rok nya kuat-kuat. Nyaris saja air mata jatuh di wajah cantiknya, perkataan gavin bukan hanya menyakiti hati  tapi juga menjatuhkan harga dirinya. Lelaki bermata coklat ini seminggu yang lalu baru saja menolak nadin mentah-mentah.

Seumur hidup seorang nadin almira queen tidak pernah menerima penolakkan apalagi dari seorang laki-laki. Jadi wajar dong kalau nadin merasa dendam pada cowok yang dia benci setengah mati ini.

Nadin Almira Queen

Gue pernah di permalukan di depan orang-orang hanya karena gue lupa bawa dompet waktu gue lagi belanja baju di Zara. Waktu itu gue bener-bener nggak ingat apapun karena gue kabur dari rumah. Dan satu-satunya pelampiasan ya gue belanja sampai tagihan kartu kredit gue menggunung.

Tapi sikap gavin waktu nolak gue dulu betul-betul membuat harga diri gue jatuh ke lembah paling nista. Lebih dari di permalukan di depan toko Zara, gue bener - bener malu sumpah. Sejak itu gue bersumpah gue benci gavin benci sebenci benci nya. Bodo amat mau dibilang dosa atau apapun, gue gak perduli sama cowok brengsek yang pernah nuduh gue jadi anak haram hasil selingkuhan bokap nya itu.

Dan sekarang cowok yang gue benci setengah mati itu sedang menatap gue dengan tatapan seolah gue pembantu dan dia majikan. Oke pekerjaan gue memang sekretaris dan sudah tugas gue untuk membantu pekerjaan dia dan mengatur semua urusan dia. Tapi sikap dia yang tengil seolah menegaskan gue ini cuma kacung nya dia itu loh bikin gue mau nyampurin sianida aja dalam kopi nya biar mampus sekalian itu kutu loncat.

"Oke.. Tugas pertama lo cukup mudah "ujar gavin, dari senyumannya dia gue manangkap sesuatu yang gak enak.

Firasat gue gak enak

"Beliin gue kopi, gue mau lo beli kopi . kopi Espresso dan gula nya seperempat sendok teh dan gue mau lo sendiri yang buat kopi nya "

Tuh kan dugaan gue bener, kampret emang si gavin.

"Vin.. Jangan nguji kesabaran gue "

"Eits... Stop panggil gue gavin, gue bos lo inget "

"Terus gue harus panggil apa? Yang mulia? Atau bapak? Ah gak mungkin kan ndoro "

Sumpah gue pengen tampol mukanya gavin yang belagu itu.

"Bos ganteng, gue mau lo panggil gue bos ganteng "

Tuh kan minta di sianidain aja nih laki, ya tuhan bolehkah hamba bunuh tikus got satu ini.

"Kok lo diem? Bos lo lagi ngomong hello "gavin mengibas kan tangannya di depan wajah gue.

"Gue mau resign, bisa gila gue lama-lama ngomong sama orang yang otaknya kebanyakan di pake buat judi "

Gue Buru-buru menuju pintu ruangan gavin, gue mau banting pintu itu sampai buat yang punya ruangan tahu kalau gue nadin almira queen gak bisa diperlakukan semena-mena.

"Eits lo mau kemana? "Gavin sudah berdiri di depan pintu tepat sebelum gue memegang handle pintunya.

"Minggir gue mau ketemu sama mba siena "

"Lo lupa sama ini "gavin menunjukkan selembar kertas.

Damn, itu surat kontrak yang gue tanda tangani belum lama ini. Dan jelas sekali disana tertera kalau gue keluar sebelum 3 bulan masa kontrak gue berakhir maka gue harus membayarkan pinalty sebanyak 200 juta.

"Masih berminat ketemu mba siena? "

Kampret si gavin menunjukkan seringai iblisnya, dia menang.

"Gue mau beli pesanan lo, kopi pakai sianida "

Gavin menggeleng. "Kopi espresso gulanya setengah sendok teh, dan dibikin pakai Cinta "davin mencolek dagu gue.

"Minggir tuan gavin yang terhormat "

Gavin menyingkirkan badanya dari pintu. "Silahkan lewat tuan Putri gold digger "

Gue cuma bisa melotot saat dengar dia sebut panggilan itu. Gold digger adalah kata yang gue paling benci dan gue hapus dari otak gue sejak gue lulus SMA.Ya gue memang seorang gold digger gue akui itu, gue emang cuma cewek matre yang berharap menikah sama pria kaya.

Nadin hanya bisa mengetukkan kuku-kuku jarinya di meja kayu sambil menunggu pesanannya dibuat oleh si barista yang sepertinya masih kuliah kalau dilihat dari wajahnya yang masih kinyis-kinyis.

"Mas jangan dituang dulu.. "Nadin berteriak membuat si barista kaget sampai nyaris menumpahkan kopi nya.

"Kenapa mba? "

"Biar saya aja yang tuang "nadin buru-buru berdiri di samping si mas-mas barista.

"Lah kalau mba yang tuang saya kerja apa dong? "

"Mas diem aja perhatiin saya nuang nya bener atau nggak "

"Tapi mba nanti saya dipecat kalau kerja setengah-setengah "

Nadin memulai aksinya, semua laki-laki pasti tidak akan mampu berkata tidak saat nadin mengeluarkan jurus andalannya. Tatapan tajam ala bae suzy.

"Mas... Please ini buat orang hamil dia lagi ngidam mau saya yang buatin kopi nya"

Satu dua tiga

"Baik deh mba, kalau buat ibu hamil saya gak bisa nolak"

Tuh kan jurus tatapan ala bae suzy emang selalu ampuh, thanks unnie.

"Semoga anaknya sehat ya mba buat temen mba yang lagi hamil"

"Iya nanti saya sampaikan, makasih ya mas ganteng "nadin mengedipkan sebelah matanya.

Si mas-mas barista itu cuma bisa cengar-cengir gara-gara di goda nadin. Lihat saja besok - besok bisa jadi nadin akan dapat kopi gratis karena sepertinya si mas barista itu sudah masuk nadin fans club.

"Kasian itu mas-mas gue bohongin, tapi gue gak sepenuhnya bohong sih gue emang merasa nurutin permintaan ibu hamil. Tapi kalau kasus gavin hamil anak kadal eh tunggu ibu hamil mana boleh minum kopi haha gampang banget mas nya gue tipu "gumam nadin dalam hati sambil memencet tombol lift khusus eksekutif.

Pintu lift terbuka dan ternyata gavin sudah berdiri disana sambil memasukan kedua tangannya di kantong celana. Catat jika dulu nadin pernah bilang kalau gavin ganteng tapi sekarang ada tambahan iya sok ganteng lebih tepat.

"Jadi jadwal saya hari ini apa? "Gavin meniup kopi nya perlahan kemudian meminumnya.

"Jam 10 bapak harus ketem... "

"Bos nadine bos, perlu saya kasih kamu pelatihan khusus untuk manggil saya bos ganteng. Gitu aja gak becus "

Sumpah demi apapun rasanya nadine mau nyiram wajah sok ganteng gavin dengan kopi panas yang sedang dia minum. Nadin mencoba menyabarkan diri dan selalu merafalkan denda 200 juta itu.

"Baik bos.. Ganteng "nada suara nadin merendah saat menyebut kata ganteng.

"Pagi ini jam 10 bos ada pertemuan dengan jitec corp untuk membahas prihal software baru yang akan kita gunakan. Malam hari jam 7 bos ada gala dinner acara amal yang diadakan oleh moli corp "

Gavin cuma manggut-manggut sambil menikmati kopinya, entah lelaki itu faham atau nggak apa yang dikatakan nadin. Yang jelas gavin tiba-tiba menghentikan langkahnya, nyaris saja nadin menabrak punggung gavin jika perempuan itu tidak menghentikan langkahnya.

"Nadin, beliin saya bubur ayam.. Saya gak mau pake kuah dan kecap manis sambel nya setengah sendok dan pakai kecap asin sedikit aja, oh iya jangan pake bawang goreng dan seledri saya gak doyan. 10 menit lagi antarkan ke meja saya "

Jika ini film kartun, mungkin sekarang dikepala nadin sudah banyak asap hitam yang menguar. Nadin menatap punggung gavin yang baru saja menghilang di balik pintu ruangannya.

"Dasar gavin kampret! Otak udang! Lo fikir gue kerja disini buat jadi pesuruh lo beli makanan! "Nadin mendesis sambil memandang ke arah ruangan gavin.

Ceklek

Pintu ruangan gavin terbuka, setengah badan pria itu muncul dari ambang pintu.

"Jangan banyak ngedumel !, inget siapin 200 juta kalau mau bebas dari gue "

Brak

Gavin kembali masuk ke ruangannya setelah menutup pintu cukup keras.

Kampret emang si gavin dia seperti cenayang yang bisa baca fikiran orang, nadin rasanya mau bertanya kapan lelaki itu musnah dari muka bumi ini.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!