"Fatih pov"
Namaku Fatih al azzam tinggi 178 cm berat 65 kg cukup proporsional, dan aku sadar memiliki wajah yang lumayan buat kaum hawa tertarik padaku kulit sawo matang,alis tebal,hidung mancung dan stylist rambut kekinian. Beberapa gadis di SMA nusa bangsa tempat ku menuntut ilmu dengan terang terangan mengejar ngejar aku, bukannya sombong atau apa , aku hanya belum ingin berkomitmen dan direpotkan dengan rengekan pacar yang kadang ingin di temani kesana kemari atau minta dijemput,u entahlah bagiku itu sangat merepotkan,,,,
Beda dengan sahabat karibku Qiya farizi, wajahnya sebelas duabelas lah sama aku, tapi beda denganku dia cenderung gonta ganti cewek dari SMP, bahkan make out dengan pacar pacarnya sudah biasa dia lakukan. sering dia memamerkan tentang pencapaian menggrayangi para gadis gadis itu, tapi tetap saja itu tak membuatku iri. Aku masih menikmati duniaku yang tanpa pacar meski sesekali aku PHPin cewek cewek yang ngejar aku hahaahhaha biarlah salah sendiri mereka mengejar ngejar aku ,,,, tapi jangan salah aku dan Qiya memiliki nilai akademi yang cukup bagus.
Hampir enam bulan aku telah menuntut ilmu di SMA ini, tapi aku tetap acuh dengan teman teman cewek di kelas ku bahkan aku hanya mengenal beberapa dari mereka, pagi ini seperti biasa aku masuk kelas dan langsung duduk di bangku paling kanan nomor dua dari depan yang aku tempati dari awal aku masuk ke kelas ini, aku dan beberapa teman ku masih asik berbincang dan bercanda sambil menunggu bel masuk berbunyi, tiba tiba cewek gendut itu masuk ke kelas berjalan dengan perlahan dan menundukkan kepalnya, meski hampir enam bulan di kelas ini aku tak mengenal atau tau siapa namanya tapi entah mengapa hari ini aku melihatnya mataku mengikuti langkahnya menuju bangkunya
Karena terus menunduk saat akan duduk ia tak melihat teman di belakangnya sudah menarik jauh ke belakang kursi yang akan iya duduki, dan aku reflek meneriakinya " AWAS JANGAN DUDUK " tapi telat teriakanku berbarengan dengan ia meletakkan bokongnya dan "bruuuuukkkkkk" dia jatuh terjengkang di bawah meja,,,,,
Teman teman yang berada di sekitar bangku ku langsung menoleh mendengar teriakanku sementara para cewek yang mengerjai si gendut ( oh sementara ku panggil saja dia si gendut aku belum tau namanya) mereka tertawa menggelegar melihat si gendut jatuh terjengkang, entah mengapa dengan cekatan aku langsung berlari ke arah mereka dan mencoba membantu si gendut untuk bangun
biasannya aku tak terlalu peduli dengan lingkungan, mungkin karena kasihan saja melihatnya. Ku ulurkan satu tanganku untuk membantunya berdiri dan "bruuukkk" aku malah jatuh menimpanya tepat di atas tubuhnya dan dadaku tak sengaja menimpa dada sebelah kirinya dia berteriak dan matanya membulat sempurna, beberapa detik setelah tersadar aku langsung menjatuhkan badanku di sebelah kiri tubuhnya aku sudah tak peduli suara tawa para gadis pengganggu tadi aaahhh,,,,,, aku lupa badannya cukup besar jadi tangan satu tak cukup kuat untuk membantunya berdiri, lantas aku berdiri dan mengucapkan kata maaf padanya dan ku ulurkan lagi kedua tanganku untuk membantunya berdiri meski dengan tenaga yang besar akhirnya aku bisa membantunya untuk berdiri dan saat dia telah berdiri sempurna pandangan mata kami bertemu,,,,,,,
deg,,,,,,,,,
to be continue
" Fatih pov"
Pandangan kami bertemu
deg,,,,,,,,,,,,,,
beberapa menit ku pandang wajah sesungguhnya di balik tubuh gendut itu bola mata coklat bulat terbingkai kelopak indah meski saat ini terpancar sorot malu dan ketakutan, alis bak bulan sabit,hidung mancung serta bibir mungil berisi warnanya kemerahan alami,rambutnya coklat sedikit bergelombang di kuncir satu,,,,pipinya yang cabi terlihat merona alami karena malu,,,,,, "apa yang aku fikirkan? " selama ini bahkan banyak cewek cewek cantik dengan body yang aduhai mengejar ngejar aku, mereka dengan suka rela menyerahkan diri padaku tapi aku malah mengagumi si gendut ini?????? oh no,,,,,, pasti aku sudah mulai tak waras
" te,,,,,terima kasih ,,,,," tiba tiba suara terbata itu menyadarkanku dari lamunan "Oh,,,,ya,,, sama sama" dan kemudian aku menoleh pada gadis gadis yang mengerjainya "kalian kenapa keterlaluan? itu membahayakan orang bisa bisanya kalian menarik kursinya,,,," mereka semua menghentikan tawanya dan hanya terdiam saat aku marahi, dan kemudian aku berjalan kembali ke bangku ku sayup sayup masih ku dengar para gadis itu mengganggu si gendut "uh,, kepede an banget kamu run dibelain fatih,,,,,dasar aruna ikan buntel gendut ha ha ha ha ha ha" oh jadi namanya Aruna nama yang cukup indah dan entah kenapa aku jadi tersenyum karena tau namanya,,,
Hari demi hari terus berjalan entah mengapa dengan diriku sejak kejadian itu kini diam diam aku jadi suka memandangi Aruna, meski terbalut tubuh gendutnya dia cantik ,,,, "ah mungkinkah aku menyukai Aruna si gendut?" kadang kupukuli kepalaku sendiri karrna fikiran ketidak warasanku ini, tapi karena sering memperhatikannya aku jadi tau kalau nilai nilai akademisnya bagus,,,,,tapi teman temannya selalu saja membulinya dan menyuruhnya mengerjakan PR mereka tapi kenapa dia selalu diam tak melawan, terkadang aku jengkel sendiri melihatnya tapi aku tak mau terus membantunya akan ada gosip aneh jika aku terus saja membantunya.
Saat bel istirahat berbunyi ku lihat dia tak keluar dari kelas, dia mengeluarkan kotak bekalnya dan mulai membukanya aku diam diam masih melihatnya, saat Qiya menepuk bahuku dan mengajakku ke kantin aku menolaknya entahlah aku seperti kecanduan melihat Aruna jadi aku enggan mengikuti Qiya ke kantin, ku lihat aruna mengambil potongan roti bakar dari kotak bekalnya saat mulai mengunyah tiba tiba gadis gadis pengganggu itu menghampiri Aruna dan merebut roti yang dipegang aruna kemudian menjatuhkannya ke lantai lantas menginjaknya pun yang ada di kotak bekalnya dia balik dan buang juga
" Eh gendutt,,,,, udah tau badan melar kemana mana udah kaya ikan buntel eehh malah makan mulu loe ha ha ha ha ha ha ha" kata salah satu cewek
"Biar aja sihhh ,,, dia kan pengen kayak gorila ha ha ha ha" sahut cewek satunya lagi
ku lihat beberapa dari mereka menoyor kepala Aruna tangan ku sudah mengepal ingin menhampiri mereka tapi Aruna berdiri dan lari keluar dari kelas, tanpa fikir panjang ku ikuti kemana dia pergi, ternyata dia pergi ke belakang gudang sekolah yang sepi, aku masih memperhatikannya dari kejauhan aku melihatnya menangis sesenggukan disana
Hatiku merasa tak nyaman melihat air mata itu membasahi pipinya, tanpa kusadari kakiku sudah melangkah mendekatinya, aku duduk disampingnya dan dia terkaget melihatku, tapi ku balas kekagetannya dengan senyum,,,,,,,,
" kamu itu cantik,,,,,jangan rusak kecantikanmu dengan air mata lagi" Fatih
"kamu gak usah hibur aku,,,,aku cukup tau diri kok" Aruna
" tapi aku cuma bilang sejujurnya apa yang aku lihat dan rasakan padamu" Fatih
to be continue
Ih ,,,,,aruna baper gak ya dikasih gombalan Fatih,,,,, u,,,,, author mau dong di gombalin kayak gitu,,,,,hahahahahaha
" Fatih pov"
"kamu itu cantik,,,,,jangan rusak kecantikanmu dengan air mata lagi" Fatih
"kamu gak usah hibur aku,,,,aku cukup tau diri kok" Aruna
" tapi aku cuma bilang sejujurnya apa yang aku lihat dan rasakan padamu" sambil kusodorkan tanganku untuk menjabatnya, tapi dia sepertinya bingung dengan ya ku lakukan, akhirnya ku tarik tangan nya sambil ku ucapakan "Fatih"
" aku tau kau fatih" jawabnya datar
"ah rupanya kau mengenalku"
"haaaa??" tampak raut kebingunan di matanya seketika aku tersadar bodohnya aku bukankah memang dia sekelas denganku tentu dia mengenalku ah,,,,, rasanya ingin ku tenggelam kan saja kepalaku yang tetiba jadi bodoh karena melihat mata indahnya
" ah ya mari kita berteman" ku ucapkan untuk mengalihkan rasa maluku, namun dia tampaknya terkejut dan memandangku dengan membuka sedikit mulutnya,,, dan entah mengapa mulutnya yang sedikit terbuka itu membuat getaran aneh di intiku rasanya ingin ku lu*** bibirnya, apakah itu manis,,,,,
"mengapa kau ingin berteman denganku?" tetiba kata katanya menyadarkanku dan mengalihkan fokusku dari bibirnya,,,,,
"apakah harus ada alasannya jika aku ingin berteman denganmu??" jawabku sambil memicingkan sebelah mataku
"ah tidak juga tapi bukankah kau tau kebanyakan orang menghindariku?"
"tapi aku bukan bagian dari orang orang itu" kuberikan senyum terbaikku padanya sambil memandangi mata indahnya yang dihiasi bulu mata panjang nan lentik itu,,,,,
"ba baiklah" mesti tampak ragu dia mengucapkan itu namun aku senang mendengarnya
" ta tapi aku hanya ingin kita berteman di belakang gudang ini saja tidak di depan orang lain"
" kenapa harus begitu??" aku bingung dengan kata katanya apakah memalukan berteman denganku "kamu malu berteman denganku?"
"tentu tidak bukan itu maksutku,,, kamu yang akan malu jika berteman denganku dan lagi aku juga takut para gadis gadis jahil itu akan semakin membuliku karena berteman denganmu, mereka mengidolakanmu,,,,,,beberapa kali aku mendengar mereka bercerita tentangmu" tutur aruna padaku dengan polos
" o ya??? tapi aku tak menyukai mereka" jawabku enteng atas kata katanya
"tapi mereka menyukaimu dan aku takut"
" baiklah,,,,,kita hanya akan berteman di belakang gedung ini sesuai permintaanmu, bisakah aku meminta nomor hpmu?" dia memandangku dan sepertinya ingin bertanya untuk apa, sebelum dia sempat bertanya aku segera menjawabnya
"kau bilang di depan mereka kita harus berpura pura tidak berteman jadi jika aku ingin berbicara denganmu tentu akan lebih aman jika aku berbicara lewat telepon atau chat" dia mengangguk mengerti akan penjelasanku
"baiklah,,,,,,,simpan nomerku!"
"ah sebentar ku keluarkan dulu hp ku*" kemudian ku sodorkan hp ku padanya agar dia menyimpan nomornya pada hp q
"ini,,," ku ambil hp ku lalu ku miscall nomernya dan hpnya bergetar
"simpan nomorku" dan kusimpan juga nomornya dengan nama si imut
***
Sejak hari itu hari hari ku lewati dengan sering berbincang dengannya lewat chat atau mengobrol di belakang gudang sekolah,,aku bahagia dan senang berada di dekatnya.
Suatu ketika saat ada tugas mengarang sebuah cerpen, aku mengajaknya janjian keluar untuk mencari buku sebagai referensi kami untuk mengerjakan tugas itu
Dan di sini lah sekarang aku berada menunggunya di sebuah kafe tempat kami janjian, ku tunggu dia beberapa menit ia tampak muncul dari gang depan kafe, dan ya aku sangat terkejut melihat tampilannya kini dia sangat berbeda dengan tampilannya saat ber ada di sekolahan "Aruna zahara kau memang sangat cantik biarlah aku saja yang akan menyadari betapa cantik dan imutnya dirimu"
to be continue
Makin bucin deh ma mas Fatihnya,,,,,,,,,
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!