Hai👋 Sebelum kalian lanjut, boleh tau dimana kalian tau novel ini?
Thanks yg udh jawab😊
...NOTE:...
...ALUR RINGAN DAN MUNGKIN CEPAT BAGI SEBAGIAN PEMBACA....
...DIBACA DULU, GASUKA LANGSUNG SKIP!!...
...HARAP BERKOMENTAR BIJAK^^...
...Novel ini juga belum dilakukan revisi menyeluruh ya bestii. kalo ada yang typo atau aneh, koreksi aja yaa....
...IG @arosee23...
...----------------...
Seoul, South Korea.
Tap tap tap
Langkah kaki terdengar di sepanjang lorong menuju Lift di Hotel berbintang di Korea. Terlihat sosok pria tampan bersama asistennya tengah memasuki Lift yang akan mengantar keduanya.
Saat Lift hampir tertutup, mereka dikejutkan dengan kemunculan tangan lembut berkulit putih menahan pintu lift agar tidak jadi tertutup. Kemudian, tampaklah seorang wanita cantik berjalan masuk ke dalam lift dengan earphone headset yang masih melekat cantik di telinganya.
Wanita itu nampak tidak peduli dengan kehadiran mereka. Dengan pakaian casual yang nampak sederhana, namun sangat pas di tubuhnya. Wajah cantik natural tanpa make up, serta rambut yang di cepol asal, membuat gadis itu nampak menggemaskan dengan wajah cantiknya.
Tanpa sadar ada seseorang yang menilai penampilan yang sedikit berantakan itu.
Ada apa denganku? Sejak kapan aku menilai seorang wanita, batin Alex.
Wanita itu menyadari tatapan keduanya lantas membuatnya mendongak hingga tatapan mereka bertemu.
“Kau melihat apa?” Bella bertanya dengan wajah datar yang menghiasi wajahnya cantiknya. Mereka tertegun saat melihat sorot mata yang tampak menyejukkan walau dengan wajah datar sekalipun.
Merasa tidak mendapat jawaban, Bella mengedikkan bahunya acuh dan kembali menatap layar ponselnya tanpa peduli dengan wajah kesal Alex. Harga dirinya terasa langsung menurun saat gadis di dekat mereka ini tidak tampak tertarik sama sekali. Apa pesonanya telah memudar? Atau gadis ini memiliki kesalahan pada matanya?
Wah ... seandainya wanita itu bisa mendengar isi hati, dipastikan ia akan mencibir mendengar keangkuhan pria itu.
“Kau tau siapa aku?” tanya Alex dengan ekspresi dingin.
Bella mengerutkan keningnya, heran. Baru kali ini ia mendapatkan pertanyaan semacam itu. Memangnya ada yang bertanya seperti itu sebagai pembuka? Orang aneh dari mana ini, pikirnya.
“Memangnya kau siapa?” Bella mengangkat satu alisnya seraya bertanya alih-alih menjawab. Lalu, kembali memalingkan wajahnya.
Wanita ini ... sungguh, baru kali ini dia merasa diacuhkan oleh seorang gadis!
“Marcelio Alexander Ramona! Apa kau tau sekarang?” ucap Alex nada menekan.
Bella lagi-lagi mengerutkan kening sambil berpikir sebentar, kemudian mengangkat bahunya. “Tidak, aku hanya pernah mendengar saja. Apa kau presiden?" Bertanya balik. Bean terbatuk kecil karena terkejut, kemudian menormalkan dirinya kembali.
Sepertinya, ia wanita yang hidup di dalam kamar hingga dewasa, pikir Bean saat ini.
"Bukan!" ketus Alex kesal. "Kau benar-benar tidak tahu? Kau tidak memiliki ponsel atau televisi di rumahmu?"
Mendengar itu, Bean segera menepuk pundak Alex pelan sambil menunjuk dengan matanya ke arah tangan Bella yang memegang ponsel.
"Sepertinya kalian kelelahan bekerja. Aku tidak peduli kau siapa, tapi semangat-lah, ” jawab Bella acuh.
Ting! Lift terbuka. Bella langsung keluar tanpa melihat ke arah mereka lagi. Hal itu membuat Alex semakin kesal. Gadis ini telah menarik perhatiannya tanpa sengaja.
“Harus saya apakan wanita itu, Tuan?” tanya Bean yang merupakan asisten pribadi Alex yang sejak tadi menyaksikan perdebatan kecil mereka.
“Cari informasi mengenai gadis itu, Bean. Aku ingin hari ini juga!” seru Alex dengan nada perintah, lalu beranjak keluar.
-
-
-
-
Seung Group
Sosok wanita cantik dengan sikap tenangnya berjalan memasuki lobi. Seperti biasa Bella menjadi pusat perhatian meskipun ini bukan pertama kalinya wanita itu datang. Sosok nya yang sangat cantik membuat siapa saja yang melihatnya enggan untuk memalingkan wajah dari kecantikannya.
Nona Qi memang selalu luar biasa.
Dia sangat cantik.
Kira – kira seperti itulah yang terdengar setiap kali Bella datang. Tentu bukan hanya karena kecantikannya yang membuat Bella begitu dikagumi, tapi karena sosok pemimpin yang begitu melekat pada dirinya.
Jangan tertipu dengan penampilan sederhananya, karena dibalik kesederhanaannya terdapat sosok yang luar biasa yang telah mereka semua ketahui latar belakangnya.
Bella yang memang tidak begitu peduli dengan sekitarnya terus berjalan dengan menyungging senyum tipis membalas sapaan mereka. Hingga sosok nya menghilang di balik lift menuju ruang Presdir Seung Group.
“Baru kali ini aku melihat seorang CEO, tapi seperti pengangguran sejati," kata Jung, sang Presdir berdarah Korea itu setelah melihat sosok Bella muncul di balik pintu.
“Nampaknya kau selalu mempunyai waktu luang untuk mengajakku bermain," jawab Bella tanpa menjawab pertanyaan Jung.
Apa pria itu tersinggung? Bisa dibilang tidak. Ia telah terbiasa dengan sikap Bella yang menurutnya sangat menyebalkan dan sedikit arogan. Wanita itu bahkan tidak pernah tertarik dengan wajah tampan dan rayuannya yang bisa membuat para wanita menjerit histeris. Sahabat nya yang satu ini memang sesuatu. Jung menggelengkan kepala.
Bella dan Jung dulunya satu universitas di Oxford dan menjadi sahabat satu satunya Bella jika tidak salah. Anggap saja begitu saat ini.
"Aku akan kembali ke New York besok pagi," ucap Bella sambil bermain menatap ponselnya.
"Aku akan mengantarmu besok."
“Tidak perlu. Lagipula aku pergi pagi - pagi sekali. Aku yakin kau tidak akan bangun sebelum matahari membakar wajahmu."
"Jahat sekali," gumam Jung.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Diawal memang sedikit membosankan, tapi akan seru di bab2 selanjutnya. Jangan di skip bacanya, biar alurnya jelas.
**Novel pertama dan pemula, wajar jika tulisan kurang rapi, tapi sudah di revisi beberapa.
Selamat membaca** ....
...****************...
Mampir juga disini yuk
...PERMISI GESS......
...MINTA TOLONG SIAPAPUN KALIAN UNTUK KEMURAHAN HATINYA TOLONG KASIH TAU AKU JIKALAU ADA YANG PLAGIAT!!...
...AKUN AKU CUMA INI TITIK! KALO ADA YANG SAMA FIX PENCURII. JAUH2 DEH SI HOBI NYURI KARYA ORANG HUS HUS...
...THANKS GES...
...----------------...
“Jadi, dia pemilik Hyuna Restaurant?” tanya Alex yang kini berada di kamar hotel miliknya setelah kembali dari rapat dengan berkas mengenai Bella di tangan nya.
“Menurut data yang saya dapatkan seperti itu, Tuan.” Sulit sekali mendapatkan informasi tentang wanita itu. Padahal terlihat seperti wanita biasa, ternyata informasinya tertutup sekali seperti orang penting.
“Hmm ... pergilah.” Bean menundukkan kepala, lalu berlalu keluar dari ruangan, menyisakan Alex yang masih terbayang-bayang akan sosok Bella.
Senyum tipis tersungging di bibirnya. Ini pertama kalinya ia begitu tertarik dengan seorang wanita. Namun, wanita itu tampak tidak tertarik kepadanya. Meski begitu, dia tidak akan membiarkan wanitanya lari.
Wanitanya? Tentu. Karena Bella hanya akan menjadi miliknya. Dia tidak akan melepaskan Bella. Liat saja, dia akan membuat wanita itu jatuh cinta kepadanya.
.
.
.
.
09:00 p.m
Di kamar lain, Bella tengah sibuk membereskan pakaiannya untuk kembali ke New York. Besok dia akan dijemput oleh Sandra, Asisten Pribadinya. Bella menghempaskan diri di atas kasur. Tiba – tiba, bayangan pria di Lift tadi datang menghampiri otak kecilnya.
“Ada apa denganku? Apa aku sudah gila!” Bella merutuki dirinya.
Bella menghela nafas pelan. Jujur saja, dia mulai merasa bosan dengan hidupnya. Tidak ada hal baru, tidak ada yang menarik. Berbeda dengan gadis kaya lainnya yang mungkin sangat menikmati kekayaan mereka.
Bersenang-senang, berkencan atau pergi shopping untuk menghabiskan banyak uang. Tapi Bella bukan mereka. Hal yang biasa wanita sukai belum tentu disukai Bella. Seperti shopping. Jika tidak terpaksa, dia akan meminta bawahannya untuk pergi membeli keperluannya.
Meskipun dia sendiri sangat kaya.
INGAT SANGAT KAYA. Dia bisa mendapatkan apapun yang dia inginkan. Walau begitu, menjadi kaya tidak selalu menjamin kebahagiaan bukan? Karena tidak semua hal bisa di dapat dengan uang.
Hidup sendiri tanpa kasih sayang. Bahkan menjadi dewasa sebelum waktunya. Punya keluarga tapi justru diberlakukan bagaikan sampah! Jika kalian bertanya, apakah dia haus akan kasih sayang? Maka jawabanya YA.
Bolehkah dia berharap jika suatu hari ada orang yang bisa mengubah hidupnya. Memberikan sebuah keluarga untuknya. Tempat untuk dia pulang nantinya, yang tulus mencintainya tanpa melihat siapa dirinya?
Pantas kah dia menerima itu semua dengan status nya yang lahir tanpa sebuah pernikahan? Mungkin di negara bebas seperti ini banyak yang terlihat biasa saja atau masa bodohnya dengan hal ini. Tapi, setiap kali ibu tirinya mengatakan itu, dia mulai merasa itu adalah masalah.
Tanpa sengaja, lagi – lagi air matanya mengalir membasahi pipinya, yang semakin lama semakin deras. Dia merindukan sosok ibunya. Wanita yang membesarkannya dengan kasih sayang. Wanita yang membelai nya dengan penuh cinta, wanita yang akan menghiburnya ketika dia merasa sedih dan menangis.
Tapi sekarang ....
Dia hanya sendiri.
Tidak ada lagi yang menghiburnya kecuali dirinya sendiri. Dan malam ini, Bella terlelap dengan air mata yang lagi – lagi menjadi teman dalam tidurnya.
.
.
.
.
05:00 a.m
Bella terbangun dengan wajah sembab. Nampaknya dia terlalu lama menangis. Dia segera bangun untuk membersihkan diri dan tentu saja sarapan sebelum berangkat.
Setelah selesai membersihkan diri dan sarapan, Bella kemudian bersiap. Mengambil mantel dan sepatu kets miliknya. Menarik koper nya dan beranjak keluar. Bella meluncur dengan taksi online yang telah dipesan menuju bandara.
“Good Morning, Miss.” Sandra menyapa sambil menyunggingkan senyumnya.
“Morning.” Bella ikut tersenyum
Bella berjalan memasuki Jet Pribadi miliknya, diikuti oleh Sandra dibelakangnya.
...--- o0o ---...
New York, Amerika Serikat
Seorang wanita berjalan ke luar dari pesawat ditemani Sandra yang masih setia mengikutinya. Ya. Disinilah Bella sekarang, tempat dimana dia belajar arti kerasnya hidup. Tempat yang menempa dirinya menjadi sosok yang luar biasa.
Dua tahun sudah Bella tinggal di korea. Sekarang dia kembali menginjakkan kakinya disini untuk pertama kalinya dalam dua tahun ini.
“Nona Qi.” Suara lain yang familiar terdengar
Ahh ... ternyata Kennard atau tangan kanan nya juga datang menjemputnya.
“Nona semakin cantik saja,” ujarnya memperlihatkan senyum maut nya.
Bella menatap Ken dengan wajah datar, sepertinya pria itu lupa bahwa Bella bukan gadis yang akan terpengaruh dengan hal seperti itu.
“Yah, kau benar. Aku semakin cantik tapi kenapa kau tetap jelek.” Bella tanpa rasa bersalah meninggalkan Ken yang masih melongo ditempatnya.
Whatt ... Jelek! Jika orang setampan dia dikatakan jelek. Lalu, bagaimana orang jelek yang sesungguhnya? Ken menggerutu dalam hati.
Sandra yang mendengar itu berusaha menahan tawanya agar tidak keluar.
“Jika ingin tertawa, tertawa saja!" Saat melihat Sandra yang menahan tawanya. Lalu, beranjak pergi menyusul Bella.
Untung Boss. batin Kennard.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Tinggalkan jejak agar aku semangat terus ngetiknya😊...
...Jangan lupa Vote, Favorit, Like...
Seoul, South Korea
"Apa katamu!" Seseorang tengah berusaha menahan emosi.
"Maaf, Tuan. Nona Qiara sudah lama pergi. Saya sudah berusaha melacak keberadaan Nona, tapi tidak berhasil." Bean menunduk tidak berani menatap Tuannya yang tengah diselimuti emosi.
"Cari tau keberadaan nya! Aku tidak mau tau."
"Baik, Tuan Muda." Bean segera beranjak sebelum terkena amukan dari Tuannya ini.
Bean benar-benar bingung dibuat nya. Padahal selama ini, tuannya tidak pernah tertarik dengan seorang wanita. Tapi sepertinya kali ini dia telah benar - benar jatuh cinta pada wanitu itu.
Akhh ... Alex mengusap kasar rambutnya.
Tidak! Dia tidak boleh kehilangan wanitanya. Sekalipun dia milik orang, maka Alex akan merebutnya.
Drttt ... Mommy calling.
Alex melirik malas ponsel nya. Melihat nama yang tertera, sudah bisa ditebak akan jadi apa akhirnya.
"Ya."
"Halo, sayang. Bagaimana keadaan mu?"
"Aku baik. Ada apa? Ku harap ini bukan tentang perjodohan."
Astaga ... putranya ini memang tidak bisa berbasa – basi.
"Kami melakukannya demi kebaikanmu, Al. Sampai kapan kau akan seperti ini! Mommy dan Daddy sudah tidak muda lagi. Kami juga ingin memiliki cucu!" Alex menghela nafas pelan saat mendengar ocehan ibunya yang tidak pernah lepas dengan kata cucu.
"Mom, aku berjanji kau akan mendapatkannya nanti."
"Sampai kapan Alex! Kau selalu bilang seperti itu, tapi nyatanya kau tidak pernah membawa seorang wanita pun."
"Aku sudah menemukannya..." Ucapan Alex terputus saat ibunya berteriak di seberang sana dan refleks menjauhkan ponsel miliknya.
"BENARKAH!" Tentu saja sang Mommy sangat bahagia. Putra akhirnya menemukan seseorang setelah sekian lama melajang.
"Ya. Aku akan membawanya." Alex berdecak karena kelakuan ibunya itu.
Setelah aku mendapatkan nya. batin nya melanjutkan.
“Tuan, kita akan kembali malam ini.” Bean masuk setelah mengetuk pintu ruangan milik Alex.
“Hmm.”
Sudah tiga hari dirinya berada di Korea untuk melakukan kerja sama dengan perusahaan Seung Group dalam pembangunan Resort yang akan dibangun di daerah Pulau Jeju, Korea Selatan.
Dan sekarang dia harus kembali karena masih banyak pekerjaan lain yang menunggu. Menatap keluar balkon, Alex berjanji akan menemukannya.
Tunggu aku gadis manis ....
...--- o0o ---...
New York, Amerika Serikat
Mobil yang ditumpangi Alex memasuki halaman Mansion milik Keluarga Ramona. Alex memang tinggal bersama kedua orang tuanya, tentu saja karena ibunya tidak mengijinkan dia pergi.
“Kakak!”
“Aku merindukan kakak.” Sofia memeluk Alex.
Alex mempunyai adik bernama Sofia yang masih duduk dibangku kuliah, satu tahun lebih muda dari Bella. Meski begitu Sofia kadang masih memiliki sifat yang sedikit manja dan kekanakan, jadi jangan heran saat melihat tingkahnya itu.
Alex tersenyum sambil menuntun adik kesayangannya itu masuk. Sofia masih enggan untuk melepaskan kaitan tangannya.
“Alex.”
“Dimana dia. Seperti apa dia. Dia gadis baik – baik, kan?” Ibunya menghampiri dengan pertanyaan.
See ... bukannya memeluk dirinya, ibunya malah mencercanya dengan pertanyaan.
“Mom ... tidak bisakah aku istirahat dulu. Aku lelah.” Dia benar – benar lelah saat ini. Apalagi belum mendapat kabar mengenai gadis nya.
“Baiklah. Kita berbicara setelah makan malam. Istirahatlah.” Sambil memeluk Alex.
Tidak langsung beranjak, Alex menatap ayahnya yang sedari tadi duduk diam sambil menyesap kopinya.
“Apa Dad tidak ingin menyapaku?”
“Tidak. Lagipula kau pasti baik – baik saja.” Alex mendengus sambil menatap jengkel ke arah ayahnya. Lalu beranjak pergi ke kamarnya.
.
.
.
Di sebuah cafe, duduk seorang wanita cantik yang sedang menunggu kedatangan seseorang yang sudah lama dia tinggalkan.
“Maaf, apa kakak menunggu lama?”
“Tidak.” Bella tersenyum melihat adik tirinya ini.
Selo Victor saudara kembar dari Sela Victor ini memang mempunyai sifat yang bertolak berlakang dengan keluarganya. Selain para maid, hanya Selo yang mau menerimanya dan berlaku baik saat dia berada di keluarga Victor.
Bella sangat menyayangi Selo seperti adik kandungnya sendiri. Dia bersyukur, meski keluarga Victor tidak begitu menerimanya, namun masih ada Selo yang mau menemaninya.
Selo tersenyum sambil memeluk Bella. “Bagaimana keadaan Kakak? Kuharap kakak baik – baik saja."
“Aku baik. Kau sendiri?”
“Aku merindukan Kakak tentu saja. Sudah dua tahun kakak pergi dan aku senang kakak kembali,” ucapnya dengan wajah memberengut. Sedikit kesal karena pergi terlalu lama.
Bella tertawa, membuat siapa saja yang melihatnya akan terpesona. Jika saja Bella bukan kakaknya, Selo yakin bahwa dia sendiri pasti akan jatuh dalam pesona Bella.
Dan juga, sudah dipastikan bahwa Bella tidak cantik diluar saja tapi juga dari dalam. Selo berharap semoga kakak cantiknya ini selalu mendapatkan kebahagian dan dikelilingi oleh orang – orang yang baik.
Mereka melanjutkan obrolan diselingi canda maupun tawa setelah berpisah cukup lama.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
...Tinggalkan jejak agar aku semangat terus ngetiknya😀...
...Jangan lupa Vote, Favorit, Like...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!