NovelToon NovelToon

Kisah-Kasih Di Sekolah

Kepergok Leo

Bel istirahat berbunyi semua siswa berhamburan menuju kantin, namun berbeda dengan Bastian yang tengah sibuk memanjat tembok belakang sekolahnya demi bertemu dengan wanita pujaan hatinya.
Bastian
Bastian
"Buat Naura gue harus lakuin semua cara biar bisa ketemu dia,"
Namun tanpa ia sadari Leo sudah berdiri di belakangnya.
Leo
Leo
"Mau kemana si? Apa gerbang sekolah udah ga berfungsi? Sampai lu milih manjat tembok? "
Bastian
Bastian
"Astaga, sejak kapan lu ada disini?"
Leo
Leo
"Sejak lu sibuk sama misi gelap lu, mau kemana lu?"
Bastian
Bastian
"Kepo banget si kaya Dora!"
Leo
Leo
"Lu mau kemana Bastian? Gue nanya!"
Bastian
Bastian
"Gue ada urgen, udah ya gue sibuk nih, aman aja gue gak akan bolos lu tenang aja dan ga usah kasih tau anak-anak kalau gue manjat tembok sekolah,"
Leo
Leo
"Inget ya kalau kenapa-kenapa gue bakal habisin orang yang buat lu kenapa-kenapa!"
Bastian
Bastian
"Dih apaan si, tenang aja gue ga akan cari ribut sama siapapun!"
Leo
Leo
"Gue pegang omongan lu,"
Bastian
Bastian
"Iyaaa gue gak akan sebodoh itu,"
Leo terdiam saat Bastian sudah berada di balik tembok sekolah, Leo sangat curiga dengan gerak gerik Bastian, namun ia berusaha berfikir jernih, dan tidak ingin berfikir kotor sedikitpun dengan tindakan Bastian.
Apakah Bastian akan berhasil menemui Naura tanpa harus berkelahi? atau harus ada perkelahian terlebih dahulu baru ia bisa bertemu dengan Naura? Ikuti kelanjutannya besok ya readers.

Di tinju tak tumbang

Naura menyambut kedatangan Bastian dengan senyuman manisnya dan pelukan hangat yang menyelimuti tubuh Bastian, ada rasa rindu yang tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata, ada rasa ingin selalu jumpa dengan kekasihnya namun apa daya tangannya tak mampu menjangkau kekasihnya setiap saat.
Naura
Naura
"Sayang, aku kangen,"
Bastian
Bastian
"Iya sayang, aku pun demikian,"
Naura
Naura
"Sayang, kenapa ya sekolah kita harus bermusuhan?"
Bastian
Bastian
"Ya begitulah otak-otak kerdil, gak bisa tenang kalau hidup damai,"
Naura
Naura
"Betul juga ya sayang, lagian masalahnya juga gak jelas tahu-tahu musuhan,"
Bastian
Bastian
"Aku sebagai ketua OSIS juga bingung mau menengahi mereka, karena ini luka lama yang selalu mereka ungkit, sebenarnya sayang sekolah kita ini adalah rival sejati dalam pertandingan basket, Leo sebagai kapten basket disekolah ku tidak terima dengan keputusan juri saat itu yang berat sebelah dan membuat sekolah ku kalah saat bertemu sekolah mu di final dari situlah mereka bermusuhan, sekolah ku tidak terima dengan keputusan wasit dan sekolah mu memanas-manasi team basket dari sekolah ku, saat itu aku tidak bisa bermain karena cidera, tetapi saat aku berusaha menengahi mereka keadaan sudah semakin kacau, aku sudah malas melihat mereka jadi ku biarkan mereka seperti itu, dan sampai sekarang luka lama selalu mereka ungkit,"
Naura
Naura
"Astaga, tapi kenapa sampai mereka buat peraturan anak sekolah ku tidak boleh memiliki kekasih dari sekolah mu, begitupun sebaliknya sayang?"
Bastian
Bastian
"Ahk itu si akal-akalan Stiven aja biar aku tidak merebut mu dari dia,"
Bastian dan Naura tidak sadar bahwa sedari tadi Stiven mengawasi mereka dari kejauhan, dan saat Bastian membahas dan menyebut nama Stiven, dari belakang dan dengan kecepatan penuh Stiven segera meninju Bastian.
Stiven
Stiven
"Cupuu, cepat bangun serang aku!"
Bastian
Bastian
"Hahahhaa cupu ko teriak cupu!"
Stiven
Stiven
"Cepat bangun! Sudah ku peringatkan jangan sentuh Naura lagi sebelum ku patahkan tangan mu!"
Bastian
Bastian
"Siapa yang buat larangan gila seperti itu? Naura kekasih ku bahkan orangtua kami pun merestui hubungan kami, kamu yang bukan siapa-siapa jangan ikut campur!"
Stiven sudah tidak tahan dengan ucapan Bastian, dengan cepat ia meninju Bastian dan meninggalkan biru lebam di pipi kanan Bastian, dan itu membuat Naura sangat terkejut.
Naura
Naura
"Cukup kak, cukup! Kak Stiven jangan pukul kekasih ku lagi, Kaka harus ingat Kaka itu ketua OSIS tapi kenapa saat didekat Kaka aku malah merasa tidak aman!"
Naura membantu Bastian bangun, karena Bastian sedang menahan diri untuk tidak membalas tinjuan Stiven.
Stiven
Stiven
"Naura, kamu jangan tergoda dengan wajah tampannya, dia itu monster,"
Bastian
Bastian
"Cihh mau cari muka sampai mengatai aku begitu, ga level banget sama kamu yang cupu beraninya menyerang dari belakang, aku peringatkan kamu Stiven sekali lagi kamu meninju ku, kamu akan menyesal,"
Stiven
Stiven
"Dan aku tidak takut!"
Plak.... Tamparan keras dilayangkan oleh tangan Naura dan tamparan itu membekas di pipi sebelah kanan Stiven. Bastian terkejut begitupun Stiven.
Naura
Naura
"Cukup ya Kaka membuat aku risih, jangan sampai kejadian ini terulang lagi, jika kejadian ini terulang lagi Kaka akan menyesal!"
Stiven
Stiven
"Naura, beraninya kamu menampar Kaka,"
Tangan Stiven hampir menampar Naura, namun dengan cepat dan siaga, Bastian menahan tangan Stiven.
Bastian
Bastian
"Kamu itu manusia atau jelmaan iblis si? Kalau kamu meninju ku aku bisa diam tapi kalau kamu menyakiti kekasih ku, akan ku buat tangan mu berhenti bergerak detik ini juga, "
Bastian ingin melayangkan tinjunya kepada Stiven namun Naura memohon agar tidak ada keributan lagi.
Naura
Naura
"Sudah Bastian, jangan ada keributan lagi, ayo aku obati luka mu,"
Bastian
Bastian
"Iya sayang, kamu selamat Stiven!"
Naura mengandeng tangan Bastian didepan mata Stiven dan itu membuat Stiven sangat terluka. Naura mengambil P3K dan mengobati Bastian didalam mobilnya.
Naura
Naura
"Maaf ya sayang gara-gara kamu bertemu dengan ku, kamu jadi terluka seperti ini,"
Bastian
Bastian
"Sayang kenapa kamu yang minta maaf? Seharusnya si pecundang itu yang minta maaf kepada ku,"
Naura
Naura
"Karena aku lah, kak Stiven menyerang mu sayang,"
Bastian
Bastian
"AW sakit sayang,"
Naura
Naura
"Aduh maaf ya sayang, apa ke dokter aja sayang?"
Bastian
Bastian
"Ga usah sayang di cium kamu pasti sembuh ini,"
Bastian sudah memejamkan matanya dan siap menerima kecupan di pipinya.
Naura
Naura
"Cupp,"
Pipi Naura memerah karena ia menahan malunya.
Bastian
Bastian
"Nah udah sembuh, kalau dicium gini,"
Naura
Naura
"Ya sudah aku antar ke sekolah ya sayang,"
Bastian
Bastian
"Iya sayang, maaf jadi merepotkan,"
Naura
Naura
"Enggak lah, kalau kondisi kamu begini gak mungkin kamu bisa manjat tembok seperti biasa sayang,"
Bastian
Bastian
"Ahk wanita ku sangat cerdas,"
Naura
Naura
"Iya sayang ku,"
Naura mengantar Bastian, karena jika berjalan dari depan sekolah akan memakan waktu yang lama, Bastian tidak tumbang tetapi emosinya sangat terlihat, dan hanya Naura yang bisa membuat Bastian menahan emosinya.

Makanan hari-hari

Leo
Leo
"Wah ada yang di antar pacarnya ni,"
Ucap Leo dengan tatapan yang mengejek.
Bastian
Bastian
"Peduli apa aku? Yang penting aku kembali sebelum pelajaran dimulai"
Leo
Leo
"Siapa yang membuat mu terluka?"
Bastian
Bastian
"Apa si? Aku bukan anak kecil lagi Leo, yang apa-apa harus mengadu,"
Leo
Leo
"Katakan atau aku cari tahu sendiri?"
Bastian
Bastian
"Sepupu mu yang buat aku harus menahan tinju ku didepan Naura, dia tau aku lemah didepan Naura jadi Stiven meninju ku sesuka hatinya!"
Leo
Leo
"Astaga bedebah itu, kamu tenang saja aku akan balas luka mu dengan luka yang jauh lebih lebam dari ini,"
Bastian
Bastian
"Jangan jadi pecundang, biar saja dia merasa menang sekarang, kelak dia akan menyesal melakukan ini pada ku,"
Leo terdiam ia sadar maksud dari perkataan Bastian, karena bisnis ayah Leo dikendalikan oleh ayah Bastian jadi wajar jika Bastian tidak membalas Stiven sekarang, karena belum waktunya untuk bermain dengan rencana besarnya.
Miss Calandra datang membawa tumpukan ulangan harian yang Minggu lalu ia berikan.
Miss Calandra
Miss Calandra
"Selamat siang anak-anak, saya bangga dengan kelas ini walaupun anak-anaknya super menyebalkan tetapi nilai Fisika kalian tidak ada yang dibawah passing grade yang saya tentukan,"
Bastian
Bastian
"Iya lah Miss, fisika mah makanan hari-hari,"
Miss Calandra
Miss Calandra
"Bastian kamu yang tertinggi dikelas ini dengan nilai 100, di susul oleh Leo dengan nilai 95, dan yang lain di nilai 85-80 semua berhasil mendapatkan nilai yang bagus, saya bangga dengan keberhasilan kalian,"
Leo
Leo
"Hufft syukurlah jadi hari ini Miss Calandra mau kasih materi apa untuk kami?"
Miss Calandra
Miss Calandra
"Hari ini kita belajar santai saja, tidak ada soal latihan, kalian hanya menyimak video yang sudah saya bagikan dan kalian catat bagian pentingnya dan kumpulkan kepada saya, karena hari ini saya tidak bisa full mengajar, ada MGMP MIPA yang harus saya hadiri,"
Bastian
Bastian
"Hati-hati Miss, kami akan mengerjakan tugas ini dengan sukacita,"
Miss Calandra
Miss Calandra
"Bastian tolong kumpulkan kepada saya , letakan di meja kerja saya, baiklah anak-anak pertemuan kita hari ini saya akhiri, selamat siang"
Bastian
Bastian
"Baik Miss,"
Miss Calandra meninggalkan kelas karena ia sudah di tunggu untuk segera pergi ke SMAN 1 Tunas Bangsa untuk mengikuti MGPM MIPA.
Tea
Tea
"Bas, kamu dari mana kenapa wajah mu lebam seperti ini?"
Tea adalah wanita yang sangat mencintai Bastian namun ia memendam perasaannya karena Tea tahu bahwa hanya Naura yang dicinta oleh Bastian.
Bastian
Bastian
"Oh ini cuma luka biasa, kamu apa kabar Tea? Semenjak jadi ketua OSIS aku jarang berbincang-bincang dengan mu,"
Tea
Tea
"Aku baik-baik saja Bastian, iya kamu sudah sibuk,"
Leo
Leo
"Ekhem awas ada yang cemburu,"
Bastian
Bastian
"Naura ga cemburuan, tapi dia ga suka kalau aku telat memberinya kabar, Tea aku tinggal dulu ya ada berkas yang harus aku selesaikan di ruang OSIS, Leo tolong temani Tea ngobrol ya, aku mau ngurus proposal dan beberapa berkas yang kemarin kamu kerjakan,"
Leo
Leo
"Oke, Tea sama aku aja yang ngobrol nya, Bastian lagi sok sibuk,"
Tea
Tea
"Emm sibuk beneran deh itu mah,"
Bastian
Bastian
"Tea aja tau kalau aku sibuk beneran,"
Leo
Leo
"Okeee ketos ku, semangat ya,"
Bastian
Bastian
"Iya Leo aku pasti semangat,"
Tea memandangi punggung laki-laki yang sangat ia cintai, walau ia sadar cintanya bertepuk sebelah tangan. Sesampainya Bastian diruang OSIS ia segera memeriksa berkas yang dikerjakan oleh Leo dan menandatangani proposal pengajuan pentas seni yang akan ia serahkan kepada kepala sekolah.
Goblin
Goblin
"Bas, sorry gue telat,"
Bastian
Bastian
"Apa si gue ga manggil perangkat kok,"
Goblin
Goblin
"Lah tadi Leo chat gue katanya lu di ruang OSIS sendirian,"
Bastian
Bastian
"Iya tapi gue ga manggil perangkat, ga enak kalau lu Dispen Mulu,"
Goblin
Goblin
"Gak masalah, gue malah seneng kalau bisa bantuin elu,"
Bastian
Bastian
"Hmm, thanks ya Lin,"
Goblin
Goblin
"Lu ngapa si?"
Bastian
Bastian
"Gue? kenapa? Ada yang salah dari gue?"
Goblin
Goblin
"Lu berantem lagi kan? kemarin Stiven chat gue dan nitip pesen buat lu jauhin Naura,"
Bastian
Bastian
"Terus lu jawab apa Lin?"
Goblin
Goblin
"Gue bilang, jangan jadi pecundang kalau berani by one sama Bastian,"
Bastian
Bastian
"Oalah, cupu banget si, kemarin dia ninju gua dari belakang, habis itu dia belum puas terus ninju gue pipi gua lagi"
Goblin
Goblin
"Dan elu terpaksa diem karena didepan Naura, please kalau lu ngerasa wajar buat ninju orang mending tinju aja deh, gue ga suka lu lemah kaya gitu,"
Bastian
Bastian
"Ini demi menjaga nama baik Naura juga Lin, kalau gua si pengen banget ninju ulu hati Stiven, tapi gue mau jaga perasaan cewe gue juga, gue gak mau karena tindakan gue itu, buat dia ilfil sama gue,"
Goblin
Goblin
"Lagi-lagi cinta mengubah seseorang, udah ah tugas gue apa cepet gue bantu,"
Bastian
Bastian
"Itu tolong cap surat pemberitahuan bakal ada kemah di sekolah dan nanti di bagiin OSIS ke orangtua, "
Goblin
Goblin
"Iye,"
Bastian terdiam dan mencoba mencerna omongan Goblin kepadanya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!