NovelToon NovelToon

Maafkan Aku Cinta

Ch.1 Pertemuan pertama

"Awww ... sakit. hiks...hiks...hiks..." Nia menangis karena terjatuh.

"Kamu kenapa? Ayo, aku bantu berdiri?" Tiba-tiba seorang anak lelaki tampan datang menolong Nia dan membantunya berdiri.

Nia pun mendongak memperhatikan siapa yang menawarkan bantuan padanya.

"Aduh, aku gak bisa berdiri! Kakiku sakit." Nia terisak

"Coba aku lihat. Wah, lukanya cukup besar! Ayo kita duduk disana dulu, nanti aku obati." tawar sang anak laki-laki

Nia pun menurut dan mengulurkan tangannya agar sang anak laki-laki membantunya duduk di tempat yang ditunjuknya.

Setelah Nia duduk, sang anak laki-laki berlari entah kemana lalu kembali lagi sambil membawa kapas, obat merah, dan perban. Lalu dengan cekatan, ia mengobati luka Nia.

"Nah, sudah aku obati! Kamu jangan nangis lagi ya, nanti lukanya gak mau sembuh." ucap sang anak laki-laki sambil tersenyum manis membuat mata Nia berbinar-binar memandanginya.

"Makasih ya, kak!" ucap Nia dengan senang.

"Oh ya, kenalin nama aku Azra, kamu siapa?"

"Nama aku Nia kak."

"Kalau gitu salam kenal ya. Mau aku antar pulang?"

Nia pun mengangguk tanda setuju.

Setelah mengantar Nia pulang, Azra pun pamit.

Keesokkan harinya di sekolah.

"Nia, kaki kamu kenapa kok jalannya pincang gitu?"

"Ini kemarin aku jatuh saat lari-larian, Mel."

"Kamu gak hati-hati sih. Eh, Nia liat tuh , kayaknya ada anak baru di kelas 5, cakep banget, ya?" Ucap Mela.

"Ikh Mela,masih kecil tau, masih kelas 3 aja udah ganjen." ledek Nia

"Biarin, wekkk ... Emang kakak kelas kita yang baru cakep banget kok. Kamu belum liat aja, entar kalo liat pasti kmu bakalan suka juga."

"Ikh, lo aja kali."Nia terkekeh geli.

"Ikh Nia, kok dia jalan ke arah sini ya! Apa mau ajak aku kenalan?"ucap Mela bersemangat.

"Ampun deh si cewek ganjen, GR'an amat, paling dia cuma mau lewat aja." jawab Nia acuh.

tiba-tiba ada suara tak asing menyapa Nia.

"Hai Nia!" Nia pun menoleh ke arah suara itu.

"Eh, Kak Azra? Kok kakak disini?" tanya Nia bingung

"Ikh pantesan aja lo sok gitu, ternyata udah kenal duluan." Mela mencebik.

"Aku baru pindah ke sekolah ini. Oh ya, kenalin nama aku Azra." sapa Azra pada Mela.

"Salam kenal kak. Namaku Mela. Oh ya, kakak bisa kenal si cupu ini dimana?"ledek Mela ke Nia

Mata Nia melotot ke arah Mela.

"Mau tau aja." jawab Azra sambil tersenyum-senyum ke arah Nia.

"Oh ya, gimana lukanya? Udah mendingan belum?" tanya Azra ke Nia

"Alhamdulillah, udah mendingan kak. Ini lukanya sudah hampir kering."

ting ting ting

"Eh Mel, lonceng dah bunyi tuh, kita masuk kelas yuk, entar kena marah bu guru kalo telat." ajak Nia

"Kak, aku masuk kelas dulu, ya!" pamit Nia pada Azra.

Pulang sekolah

tit tit ... bunyi klakson

Nia menoleh ke arah suara.

"Nia, bareng yuk!"ajak Azra

"Eh kak Azra, gak usah kak, aku jalan kaki aja." tolak Kania halus.

"Udah, ayo masuk sini, bareng aku aja."

"Tapi sepatu aku kotor kak, nanti mobil kakak kotor." tolak Nia

"Nggak papa, ,ayo cepetan masuk, please!"

Akhirnya Nia pun ikut masuk ke dalam mobil.

"Itu Nia kok bisa masuk ke mobil kakak kelas yang baru ya! Enak banget bisa kenalan terus naik mobil bagus kayak gitu. Aku juga mau. Ah, nanti aku minta Nia kenalin sama aku. "ucap Rani sepupu Nia

di rumah Nia

"Eh Nia, kamu kok bisa kenal sama kakak kelas yang baru itu sih! Kenalin aku juga donk."pinta Rani

"Aku juga baru kok kenalnya, Ran. Nanti kalau ketemu, aku kenalin sama dia."

"Awas ya lo kalo gak kenalin!" ancam Rani

"Iya, iya."

tok tok tok

"Ran,bisa bukain pintu dulu,kayaknya ada tamu. Aku mau ke toilet sebentar."

Rani pun segera membukakan pintu. Matanya tiba-tiba berbinar bahagia.

"Baru aja diomongin, eh orangnya udah ada di sini." gumam Rani

"Maaf, Nia nya ada?" tanya Azra

"Ada kak, silahkan masuk. Nia nya sedang sakit perut. Kenalin aku ,Rani. Sepupu Nia."

"Oh, aku Azra. Salam kenal juga."

"Silahkan duduk, kak!" Rani menawarkan Azra duduk di dalam rumah.

"Eh kak Azra. Ada perlu apa kak sore-sore ke sini."tanya Nia

"Ini, aku mau kasi undangan ulang tahunku yang ke 11. Kamu datang ya." undang Azra

"Aku gak janji ya kak soalnya aku harus izin sama ayah dan ibu dulu."

"Usahain datang ya! Awas, kalo gak datang." ancam Azra sambil tersenyum

"Aku boleh ikut kak?" tanya Rani

"Boleh, tapi Nia nya harus ikut. Oke.."

"Oke kak."ucap Rani bersemangat

Azra pun pamit dari rumah Nia.

Hari ulang tahun Azra sudah tiba. Nia sudah memakai gaun warna pink kesukaannya. Sebenarnya Nia malas datang ke pesta itu karena sifatnya yang pemalu. Tapi Rani selalu memaksa Nia supaya datang. Begitu juga tante Rina, ibu dari Rani membuat Nia terpaksa datang ke pesta tersebut. Tante Rina adalah adik dari ibu Nia. Dia seorang janda. Suaminya meninggal karena kecelakaan. Karena ibu Nia kasihan, jadi Tante Rina dan Rani diajak ibu Nia tinggal di rumah mereka sebab rumah Nia memang cukup besar karena ayah Nia adalah seorang pemilik toko material.

Di pesta ulang tahun Azra, Azra begitu perhatian pada Nia membuat Rani kesal karena iri. Apalagi saat Azra mengajak Nia foto-foto, sedangkan dia tidak ,dia semakin kesal. Karena rasa kesalnya itu, dengan sengaja ia menumpahkan sirup yang dipegangnya ke baju Nia. Sehingga Nia cepat-cepat pamit. Sebelum pulang, Azra memberi Nia beberapa foto mereka yang baru saja diambil menggunakan kamera polaroid. Nia senang sekali yang membuat Rani semakin membenci Nia.

Dari hari ke hari, Nia makin dekat dengan Azra. Tentu saja hal tersebut menyulut rasa benci yang mendalam pada diri Rani terhadap Nia. Rani pun menceritakan semuanya pada ibunya. Tante Rina yang memang sebenarnya benci dengan ibu Nia karena ia telah lama menyukai pak Djafar, ayahnya Nia. Hal tersebut membuat rasa iri dan benci Rina pada Nia dan ibunya. Membuatnya selalu berniat jahat ingin menghancurkan keluarga Nia.

1 tahun kemudian Azra terpaksa ikut papanya pindah kota lagi. Sebelum pergi, Azra memberikan sebuah kalung berbentuk hati sebagai kenang-kenangan.

"Kakak pergi ya, Nia. Ini kalung buat kamu. Kamu simpan ya. Aku harap kelak kita bertemu lagi. Cup..." Azra mencium pipi Nia secepat kilat membuat Nia terkejut hingga wajahnya memerah

"Hati-hati di jalan, kak. Semoga kita ketemu lagi." Nia melambaikan tangannya sambil terisak.

Nia sebenarnya sangat sedih karena Nia menganggap Azra sebagai teman laki-laki spesialnya.

"Nia harap kita berjumpa lagi kak. Nia akan simpan kalung ini baik-baik."isak Nia saat melihat mobil yang membawa Azra kian menjauh.

Ch.2 12th kemudian

12 tahun kemudian

"Mas,kapan sih kamu nikahin aku?Aku gak enak jadi bahan omongan tetangga karena kita hidup serumah tapi status gak jelas kayak gini?" desak Rina

"Apa aku pernah memintamu tinggal di sini? Kalau bukan demi menghormati mendiang istriku,sudah dari dulu kau ku usir dari rumah ini. Ingat,statusmu hanyalah adik iparku tak kurang dan tak kan pernah lebih. Jadi jangan pernah kau berharap aku akan menikahimu." tegas Pak Djafar.

"Sialan,pria tua itu selalu saja menolakku. Padahal istrinya sudah mati bertahun yang lalu,tapi dia sepertinya masih saja betah sendiri." rutuk Rina dalam hati.

Pak Djafar memang suami yang setia dan sangat mencintai ibu Kania. Walau sudah 10th berlalu setelah kematian ibu Kania ,ia tetap memilih sendiri. Selama itu pula,bu Rina,ibunya Rania selalu mencoba mendekati Pak Djafar tapi usahanya tak pernah berhasil.

Setelah kematian ibu Kania,bu Rani berkuasa di rumah itu. Ia menganggap dirinya sebagai nyonya besar yang harus dihormati. Kalau bukan demi menghormati mendiang istrinya yang masih kakak perempuan dari bu Rina,sudah lama Pak Djafar mengusir bu Rina. Pak Djafar bukan hanya menanggung biaya hidup ibu dan anak tersebut,tapi ia juga menyekolahkan anaknya dengan baik. Tapi air susu dibalas air tuba,tanpa sepengetahuan Pak Djafar, Bu Rina dan Rania selalu memperlakukan Kania seperti seorang pembantu. Bahkan di sekolah pun Rania menyebarkan gosip kalau Kania adalah anak dari pembantu mereka. Kania kesal,tapi ia malas meladeni karena ia masih menghormati tante dan sepupunya tersebut.

Di kampus

"Kania,temenin aku cari buku donk!" bujuk Sifa teman satu kampus Kania.

"Hmmm...boleh. Aku juga mau cari buku buat bahan referensi skripsi nih. Mumpung hari ini jadwal PPL kosong."

"Gimana PPL di SMA Bintang,asik gak? Secara kan disana kumpulan anak-anak berprestasi dan anak-anak orang tajir,Kan?"

"Asik banget malah. Karena mereka anaknya pinter-pinter,jadi gak susah ajarinnya. Mereka juga baik dan ramah,walau anak orang kaya tapi attitude mereka patut diacungi jempol lho." jawab Kania dengan wajah berbinar

"Iiikh enak banget lu ,Kan. Aku juga pingin banget lho PPL disana,tapi gak mungkin ,calon guru yang dipilih PPL disana pasti yang otaknya super encer kayak kamu,aku mah apa,syukur-syukur nanti sidang skripsinya lancar trus bisa jadi guru sesuai cita-citaku."

"Super encer? Air kali ah. hahah..." Kania terkekeh

Kania dan Sifa pun meninggalkan kampus menuju toko buku tujuan mereka.

di toko buku

"Kan,kira-kira buku ini bagus gak?" Sifa menyerahkan sebuah buku.

"Bagus sih,cuma aku saranin pilih yang gaya bahasanya mudah kamu mengerti."

Sifa hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.

"Halo bu guru cantik!" Sapa seorang anak lelaki berseragam putih abu-abu ke Kania yang sontak membuat Kania kaget.

"Eh Azril,kamu mau cari buku juga?" tanya Kania

"Gak bu,mau cari jodoh yang cantiknya kayak ibu,ada gak?" goda Azril

"Mulai ya anak nakal,godain mulu,mau ibu jewer hah?" sinis Kania

"Gak mau bu,tapi kalo di ajak jalan berdua,Azril mau bu." kekeh Azril

"Yeee,maunya. Ajak pacar kamu aja sana. Ogah ibu jalan sama kamu."

"Emang kenapa gak mau bu? Kan Azril cakep?"

"Iya cakep,tapi ngeselin. Masih bau kencur aja godain ibu." Kania menggeleng- gelengkan kepalanya

"Murid elo ,Kan?" bisik Sifa

yang hanya dibalas anggukan oleh Kania.

"Cakep amat. Hebat lo bisa dapat berondong."

"Aww,sakit.. Gak perlu cubit gitu donk Kan.

"Hai,nama kamu tadi siapa?Azril ya?" tanya Sifa pada Azril

"Iya kak. Kakak temennya bu Kania ya?" tanya Azril balik

"Iya,temen kampusnya."

"Btw,Azril boleh ya kapan-kapan main ke kampus bu Kania?"

"Boleh."

"Gak boleh." potong Kania

"Emang kenapa Kan? Kan lumayan tu buat pamerin ke orang kampus kalo kamu bisa dapetin berondong. "

"Gak usah ngaco deh kamu,Sif. Udah Zril,kamu cari buku yang kamu cari sana,ibu mau ke kasir bayar buku trus pulang."

"Yah,ibu! Padahal Azril masih pingin ngobrol banyak nih sama ibu. Atau Azril antar pulang aja gimana?"

"Gak usah,makasih. Udah ya,ibu pamit dulu." Lalu Kania pun berlalu dari hadapan Azril.

"Besok main aja ke kampus,kami masuk jam 1 siang." bisik Sifa pada Azril tanpa sepengetahuan Kania

"Sippp kak." jawab Azril girang

"Hei Zril,gue perhatiin kayaknya lu demen banget tu sama bu Kania. Gak di sekolah,gak ketemu dimana aja doyan banget godain bu Kania. Emang tipe lu yang lebih tua kayaknya ya!" ledek Evan teman sekelas Azril.

"Kalo iya kenapa? Gak boleh!." jawab Azril jutek

*****

tok tok tok

"Assalamualaikum" ucap Kania sebelum memasuki rumah

"Dari mana aja kamu jam segini baru pulang?" tanya tante Rina

"Dari toko buku tan." sambil menunjukkan paperbag berisi buku.

"Ya udah,cepetan masak trus cuci piring sana,tante mau pergi dulu. "

"Iya tan."

"hhmmm...wangi banget,masak apa sayang?" tanya ayah Kania

"Masak soto daging ayah sama tempe goreng plus sambal terasi. Ayah kok pulangnya gak ketuk pintu dulu sih?"

"Maaf,ayah kelupaan abisnya aroma masakan kamu mancing hidung ayah kesini." kekeh ayah Kania

"Emangnya ayah ikan apa pake dipancing segala."

"Oh ya ,tante kamu sama Rani mana?"

"Gak tau yah,tadi tante bilang mau pergi tapi gak tau ke mana,kalo Rani ,Nia gak tau,belum liat dia dari tadi. Oh ya,ayah mau makan sekarang?"

"Boleh,ayah juga udah laper. Tapi ayah mau mandi dulu sebentar."

"Oke,makanannya juga siap sebentar lagi."

Setelah mandi,Pak Djafar dan Nia pun makan bersama,hanya berdua,tanpa tante Rina dan Rani seperti biasanya.

Ch.3 bertemu ibu Azra

"Zril,kamu dimana sayang? Mama udah nungguin kamu dari tadi kok kamu belum keluar juga?"

"Sebentar Ma,Azril masih ada kerjaan sebentar sama temen. Tunggu Azril sekitar 10-15 menit lagi baru kita berangkat ke rumah Oma." jawab Azril via telfon.

"Ya udah,cepetan yah! Mama udah gerah ni nungguin kamu dari tadi."

"Iya iya ,ma. Sebentar lagi aja."

Azril pun menutup telfonnya.

"Huh,mana panas banget ini. Urusan apa sih Azril. Ah,mending aku duduk di bawah pohon itu dulu." Mama Azril pun keluar dari dalam mobil hendak duduk di bawah pohon depan sekolah Azril.

Dari arah berlawanan nampak Kania sedang berjalan keluar dari sekolah,lalu Kania terkejut melihat seorang wanita paruh baya yang masih nampak cantik yang ada di depan sekolah tempat ia mengajar. Ia mendekati wanita itu karena penasaran.

"Maaf,permisi." sapa Kania

"Iya,siapa ya?" tanya Mama Azril

"Emmm...apa benar tante ibunya Azra?" tanya Kania penasaran.

"Ah,benar. Kamu siapa ya? Kok bisa kenal anak sulung saya?"

"Alhamdulillah,tante. Saya Nia teman Azra saat masih kecil dulu."jelas Kania dengan bahagia

"Ah,Nia yang tinggal di kampung B dulu ya! Yang pernah diundang Azra ke pesta ulang tahunnya?"

"Benar tante."

"Wah,Nia! Kamu makin cantik saja. Sini peluk tante. Sudah lama sekali tante gak liat kamu." sambil memeluk Kania

"Iya tante. Sudah 12 thn lebih kalau gak salah."

"Bener. Tempo hari Azra terpaksa ikut papanya pindah jadi kalian gak pernah ketemu lagi. Tapi beberapa tahun setelahnya Azra sempat lho cari kamu,tapi kamu udah gak ada."

"Ah,yang bener tante!" tanya Kania mencoba meyakinkan.

"Bener. Tapi kamu kemana kok gak ada ,rumah kamu juga katanya udah ditempati orang lain."

"Nia ikut ayah pindah rumah tan. Ayah beli rumah baru yang lebih besar,jadi kami pindah ke rumah baru."

"Oh gitu. Pantesan aja. Oh ya,sampai lupa,gimana kabar kamu dan keluarga?"

"Kabar Nia baik tante,tapi kalo ibu udah meninggal 10th yang lalu. Kalau kabar tante dan keluarga gimana?"

"Kabar tante atau kabar Azra nih yang sebenarnya pingin ditanyain?" goda mama Azra

Kania tersipu malu.

"Kabar semuanya tante,dari om,tante,sama kak Azra." jawab Kania

"Kabar tante baik kok. Azra juga,sangat baik ,malah ia sudah sukses jd pemimpin perusahaan papanya."

"Kak Azra emang hebat ya,tan. Apalagi dia emang anak yang pintar jadi pasti gak sulit buat dia mimpin perusaaan besar."

"Iya,emang Azra itu anak yang pintar,tapi itu untuk urusan pekerjaan,kalau urusan pacar,Azra itu bodoh,masa' umur udah berapa masih jomblo aja." kekeh mama Azra

"Ah,masa' tan!" tanya Kania penasaran

"Beneran kok. Kadang tante pingin banget dia pulang ke rumah sambil ngenalin pacarnya ke tante,tapi ntah sampai sekarang dia gak pernah sama sekali bawa pacar atau teman cewek sekali pun. Oh ya,kalau Nia udah punya pacar belum?" selidik mama Azra

"Mmmm....belum tante." jawab Kania malu

"Ah,yang bener? Gadis secantik kamu belum punya pacar? Gak lagi bohong sama tante kan?"

"Beneran tan,untuk apa Nia bohong. Bohong itu kan dosa tan. Oh ya,kok tante bisa ada disini? Tante lagi nungguin siapa atau ada yang tante cari?" Kania mencoba mengalihkan pertanyaan mama Azra

"Tante lagi nungguin anak kedua tante,nah itu orangnya lagi jalan kemari?" sambil menunjuk seseorang.

"Azril tan?" tanya Kania

"Iya,oh kamu udah kenal ya sama Azril? Dia anak kedua tante."

"Yuk Ma,ke rumah oma! Eh,bu Kania kok disini sama mama?" Azril memandang heran.

"Mama kenal bu Kania?" tanya Azril pada mamanya

"Iya,mama kenal. Kok kamu kaget gitu,Zril?" tanya mama Azril

"Gak kaget ma,seneng malah." Azril tersenyum senang.

"Kok senang?" mama Azril heran

"Iyalah,berarti pintu harapan supaya Azril bisa lebih deket sama bu Kania terbuka lebar." goda Azril sambil menaik turnkan alisnya di hadapan Kania

"Pintu harapan? Maksud kamu ,Zril?"tanya mama Azril bingung

"Eh,gak kenapa-kenapa tan. Kalau gitu,Nia pamit dulu ya tan! Mau ke kampus lagi soalnya." lalu Kania mencium punggung tangan mama Azril lalu berlalu dari hadapan ibu dan anak itu.

"Mah,bu Kania cantik ya! Azril mau nanti kalo dapet jodoh yang secantik dan sebaik bu Kania." ucap Azril

"Hhmmm...kamu ini,emang kamu mau saingan sama kakak kamu,Zril?" tanya mama Azril yang sontak membuat Azril menoleh ke mamanya

"Maksud mama?"

"Kamu tau kan foto kakak kamu sama gadis kecil saat acara ulang tahun yang terpajang di kamarnya?"

"mmm...yang kata mama itu cinta pertama kak Azra?Emang kenapa? Apa hubungannya dengan bu Kania?"

"Gadis di foto itu ya Nia yang kamu panggil bu Kania."

"Apa? Yang benar ma?" tanya Azril mencoba meyakinkan.

"Beneran,buat apa juga mama bohong. Tapi kamu jangan kasi tau kakak kamu ya,kita rahasiain dulu!" ancam mama Azril

"Ya ya ya." jawab Azril Frustasi sambil mengusap kasar wajahnya.

"Apa mungkin ia bisa bersaing dengan kakaknya?" gumamnya dalam hati.

Lalu Azril dan mamanya pun pergi dengan mobilnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!