🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁
Renata kusuma ,gadis yang berasal dari kampung . Dia merupakan anak yatim piatu ,kedua orang tua nya meninggal secara bersamaan . Di malam yang sama dan dia tinggal bersama dengan sang nenek juga adik dari ayah nya yang merupakan janda anak satu karena suami nya menghilang, tiga hari setelah kedua orang tua Renata meninggal.
Ayah Renata meninggal karena kecelakaan, sedangkan ibu terkejut karena mendengar suami nya meninggal hingga penyakit jantung nya langsung kambuh dan akhir nya meninggal. Sedangkan tiga hari kemudian ,paman nya meminta ijin untuk merantau keluar kota bersama teman nya yang satu kampung . Tapi setelah berada di kota ,paman nya sama sekali ngak pernah mengirimkan uang atau bahkan memberikan kabar hingga bibik nya yang merupakan adik ayah nya mendatangi rumah orang yang membawa suami nya ke kota.
Teman dari suami nya hanya bisa menatap sedih pada bibik nya Renata ,dia menjelaskan kalau suami bibik nya sudah menikah lagi di kota dan sudah tidak bekerja bersama dengan nya lagi.
"Sebaiknya kamu lupakan suami mu Ta,dia sudah melupakan kalian . Kamu bisa menikah lagi ,kamu ngak akan bisa merebut suami mu dari wanita yang menjadi istri nya sekarang karena keluarga wanita itu orang kota yang hebat dan kaya"
Tita, bibik nya Renata hanya bisa menangis . Dia tidak tau harus bagaimana lagi karena memang dia benar benar mencintai suami nya, dia menyesal karena sudah mengijinkan suami nya pergi ke kota waktu itu.
"Bik....Renata di ajak pak Samsul ke kota, pak Samsul bilang kalau di perusahaan nya lagi ada lowongan. Boleh ya ....nanti Renata cari paman Rino dan bilangin ke paman kalau Sari sudah besar ,dia rindu sama ayah nya " ucap Renata saat mereka sedang berkumpul di ruang tamu sederhana itu, seperti biasa nya . Mereka sedang menonton film kartun kesukaan Sari anak dari bibik nya, dia langsung menyampaikan niat nya .
Renata baru saja lulus sekolah menengah atas ,banyak warga di kampung nya memilih bekerja di luar kota . Mereka memilih bekerja disana karena penghasilan nya yang besar,tidak seperti dikampung nya yang berada di pelosok .
Warga dikampung nya hanya bercocok tanam saja ,menjadi petani dan tukang jahit . Tidak ada mini market ataupun pabrik disana ,sehingga hampir semua nya memilih merantau dan saat ini Renata di tawari oleh pak Samsul yang sudah hampir dua puluh tahun bekerja di kota .
Pak Samsul hanya bekerja sebagai sekuriti perumahan ,dia cukup lama bekerja disana sehingga dia sering sekali memberitahukan mengenai lowongan pekerjaan dikota. Baik di perusahaan atau di komplek perumahan dekat perusahaan itu, dia memiliki koneksi sesama sekuriti.
Hanya saja, pak Samsul ngak pernah bisa memasukan mereka secara langsung. Hanya memberikan informasi ,setelah nya mereka harus berusaha sendiri. Dia juga memperbolehkan warga kampung nya untuk menginap di rumah nya sehari dua hari saat mereka mengajukan lamaran untuk bekerja, bukan tinggal selama nya di rumah nya.
Setelah di nyatakan di terima di perusahaan atau di komplek itu, maka pak Samsul akan membantu mereka mencari rumah kontrakan yang dekat dengan pekerjaan mereka. Mereka sangat bersyukur karena pak Samsul memudahkan mereka ,begitu juga dengan suaminya Tati .
Pak Samsul ngak bisa berbuat apa apa ,dia hanya ingin membantu. Jika setelah itu,warga yang dia bantu malah selingkuh atau melakukan hal hal yang ngak baik. Dia juga ngak bisa bantu, itu tergantung orang nya sendiri .
Banyak dari warga dikampung menjadi orang yang kaya ,memiliki sawah dan penghasilan yang baik sehingga bisa membantu kehidupan mereka. Pak Samsul ngak pernah meminta apa pun, dia memang niat membantu dan kini giliran Renata.
Nenek Renata menatap ke arah cucu nya, memang Renata sudah menjelaskan lebih dulu pada sang nenek . Dia baru mengatakan pada bibik nya karena nenek nya sudah menyetujui nya ,sebagai nenek . Dia hanya ingin Renata menjadi lebih baik dan membantu kehidupan mereka ,dirinya sudah tua dan ngak bisa lagi bekerja di sawah bersama yang lainnya untuk menanam sehingga dia hanya bisa duduk manis dirumah saja karena kaki nya yang sering kumat.
Nenek Renata memiliki penyakit asam urat, kaki nya sering sakit dan kebas. Terkadang sulit untuk digerakan ,sehingga saat ini nenek hanya bisa beraktifitas di rumah saja . Jadi saat ini, hanya Tati lah yang membantu di sawah . Menggarap sawah milik orang lain, dia mendapatkan upah setiap hari nya.
Dari upah bibik dan nenek nya lah Renata dan Sari bisa melanjutkan sekolah nya, Sari masih kecil. Masih sekolah dasar kelas tiga ,dia tidak pernah bertemu dengan ayah nya selama lima tahun karena saat ayah nya pergi merantau . Sari baru berusia empat tahun, walaupun belum jelas bayangan ayah nya tapi dia merindukan sosok ayah karena hampir semua teman nya memiliki ayah .
"Ngak usah Nat,kamu disini saja . Kita tinggal bersama disini ,susah senang selalu bersama. Bibik ngak butuh paman mu lagi, bibik bisa memberikan yang terbaik untuk Sari" jawab Tati ,dia ngak ingin Renata mencari keberadaan suami nya yang memang memilih untuk pergi bersama wanita lain .
"Bik....aku ingin membalas kebaikan kalian, bibik dan nenek sudah banyak menolong ku . Lagi pula, aku ingin nenek berobat di rumah sakit yang bagus dan aku juga ingin membetulkan rumah ini " jelas Renata, dia menggenggam tangan Tati. Berharap bibik nya mengijinkan nya, dia hanya ingin membantu kehidupan mereka saat ini .
"Nat....bibik dengar,tahun depan akan dibangun pabrik di dekat sungai belakang itu. Kita bisa melamar kerja disana ,pemiliknya merupakan orang kota . Dia ingin membuat pabrik penggilingan padi ,sehingga banyak yang akan bekerja disana .Kamu juga bibik bisa sama sama setiap hari " ucap si bibik, dia enggan melepaskan Renata.
Usia Tati dan Renata memang tidak lah begitu jauh ,hanya beda sepuluh tahun saja karena saat Renata dilahirkan. Tati masih sekolah, dia bahkan sering membantu menjaga Renata kecil dulu.
"Bik.....aku ngak akan mencari keberadaan paman ,hanya saja aku ingin mencari pengalaman di kota. Tahun depan ,jika pabrik itu sudah beroperasi dan aku merasa ngak nyaman bekerja di kota maka aku akan kembali ke sini . Kita akan bekerja bersama " ucap Renata dan Tati hanya bisa menghela nafas nya saja ,sedangkan nenek nya hanya bisa menunggu jawaban dari anak bungsu nya. Dia sudah merelakan kepergian Renata, dia juga ngak bisa mengekang Renata lagi dan berdoa yang terbaik untuk Renata.
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘😘😘
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Tati menatap sedih ke arah Renata, dia merasakan kehilangan saat ini. Renata sudah berkemas dikamar nya, dia ngak bisa menahan Renata untuk tetap bersama nya setelah ibu nya mengucapkan sesuatu.
"Nata sudah besar Ta,kita ngak bisa larang dia pergi. Biarkan semua nya berjalan seiring waktu ,jangan membuat nya terus duduk disini. Ibu yakin kalau Renata bisa menjaga dirinya, jika pun kedepan nya sesuatu terjadi. Mungkin ini sudah takdir Tuhan ,kita hanya bisa menerima nya "
Ucapan Nek Erna membuat Tati sadar ,dia memang ngak bisa menahan Renata. Walaupun sebenar nya dia takut dan khawatir,tapi benar kata ibu nya. Biarkan semua nya berjalan seiring waktu ,dia harus menerima nya walaupun akan kehilangan nantinya .
Tati sudah begitu dekat dengan Renata, bahkan mereka sudah seperti kakak adik dan selalu berbagi untuk segala hal. Tati juga tau kalau dia harus bisa menerima semua nya, dia hanya bisa memberikan restu dan doa agar Renata menjadi lebih baik lagi selama bekerja disana .
Pak Samsul menyuruh Renata untuk melamar pekerjaan di perusahaan yang dekat dengan perumahan ,disana yang dia dengar kalau mereka menerima karyawan kontrak yang lulusan sarjana dan lulusan SMA. Bagi yang SMA ,mereka akan memberikan kesempatan selama beberapa bulan untuk training . Jika memang mereka memiliki kemampuan yang diminta perusahaan, maka mereka akan langsung menjadi karyawan kontrak dan akan di sekolah nya selama sebulan untuk mendapatkan lisensi dan semua nya di tanggung oleh perusahaan
"Kapan berangkat nya Nat?" tanya Tati yang sedari tadi menatap punggung keponakan nya, kini dia berjalan masuk dan duduk dipinggiran tempat tidur karena dia ngak ingin mengganggu Renata berkemas .
Tati merasa sedih harus di tinggalkan oleh keponakan nya, orang yang selama ini dekat dengan nya dan sudah seperti anak nya sendiri . Dia ngak ingin Renata melupakan mereka seperti suaminya dan menjadi sombong, kebanyakan dari warga di kampung itu seperti itu. Lupa dengan keluarga nya sendiri ,tapi tidak semua nya begitu.
Tati hanya takut saja ,dia ngak ingin Renata menjadi salah satu nya . Tapi benar kata ibu nya, mereka ngak bisa menahan Renata untuk tetap tinggal. Mereka hanya bisa berdoa saja, berharap Renata mendapatkan kehidupan yang lebih baik .
"Besok bik,bibik anter aku ke terminal kan ?" ucap Renata, dia tau kalau bibik nya merasa sedih karena kepergian nya.
Sebenar nya Renata juga sedih, tapi dia harus kuat dan bisa membantu ekonomi keluarga nya . Dia ingin memberikan yang terbaik untuk nenek dan bibik nya, rumah yang sekarang mereka tempati sudah tidak layak lagi .
Rumah peninggalan kakek nya Renata, sebagian atap nya sudah banyak yang bocor. Kalau hujan ,sebagian air hujan akan menetes cukup deras di beberapa tempat sehingga mereka harus menampung nya dengan ember yang ada .
Bahkan lantainya pun sudah mulai retak ,makanya Renata dan Tati menyiapkan sendal untuk di dalam rumah untuk nek Erna. Mereka ngak ingin kaki wanita yang mereka sayangi terluka, apalagi nek Erna sudah membesarkan mereka dengan kasih sayang.
"Iya ,bibik antar sama Sari tapi Nat . Bibik harap kamu bisa jaga diri disana ,jangan buat malu keluarga dan bibik harap kamu ngak kayak anak nya pak Rahmat " ucap Tati dengan wajah sendu nya ,dia menatap wajah Renata yang kini sudah menangis.
Renata mengangguk ,dia tau bagaimana anak nya pak Rahmat yang sudah lama bekerja di perusahaan karena dia memiliki keterampilan yang baik dan sekarang sudah memiliki jabatan tinggi di perusahaan itu karena dia di sekolahkan oleh oleh perusahaan tapi dia ngak pernah mau kembali ke rumah orang tua nya bahkan ngak mau mengakui keluarga nya lagi dan memilih untuk menikah dengan orang kota .
Anak pak Rahmat pun ngak pernah mau membantu warga yang lainnya untuk dapat bekerja di kota padahal perusahaan terkadang membuka lowongan kerjaan tapi tetap saja dia ngak pernah mau membawa warga kampung nya . Mereka tau nya dari pak Samsul ,makanya mereka juga ikut merasa kesal pada anak nya pak Rahmat.
Pak Rahmat ngak bisa melakukan apa pun ,dia juga jadi malu memiliki anak yang seperti itu. Padahal awal nya pak Samsul lah yang memberitahukan informasi pekerjaan pada nya ,tapi dia malah belagak sok ngak kenal dengan pak Samsul dan pak Samsul jelas ngak perduli akan hal itu.
Pak Samsul sudah pindah ke kota ,dia juga membawa anak dan istri nya untuk tinggal disana. Walaupun rumah nya kecil dan sederhana tapi tanah nya yang lebar ,hingga pak Samsul bisa membuat beberapa kamar agar bisa menampung warga di kampung nya yang datang ke kota dan berniat mengurus pekerjaan disana .
"Aku akan menjaga diri disana bik, aku akan meninggalkan ponsel ku dirumah . Nanti sampe sana aku akan beli ponsel yang murah saja ,biar bisa video an sama bibik dan nenek " jawab Renata, dia kini sudah menangis di pelukan sang bibik .
"Aku ingin Sari memiliki sekolah tinggi bik, aku akan bantu uang sekolah buat sari kalau aku sudah memiliki gaji bik" ucap Renata lagi dan kedua nya sudah menangis bersama
"Jangan mikirin Sari Nat,kamu harus bisa merasa nyaman disana ya. Kalau ngak nyaman, kamu bisa kembali kesini saja. Nanti kita bekerja di pabrik yang mau dibangun itu, bibik ngak mau kamu terpaksa karena ingin membuat kami merasa nyaman dirumah ini " ucap Tati dan Renata hanya mengangguk
Malam ini ,mereka sengaja tidur bersama . Berempat di ruang tamu dengan beralaskan ambal ,sedangkan nek Erna menggunakan kasur yang sengaja di angkat dari dalam kamar milik sang nenek.
Saling memberikan nasehat ,berpelukan hingga menangis bersama. Sari juga ikut menangis, hingga larut malam dan tertidur dengan damai . Berharap besok bisa menjadi lebih baik ,kini mereka memimpikan yang indah untuk masa depan yang akan berjalan didepan nya .
Pagi nya, Tati lebih dulu bangun. Dia menatap ke arah wajah Renata, dia masih ingin mendengar Renata membatalkan kepergian nya ke kota tapi pasti nya hal itu hanya merupakan pikiran nya saja hingga Renata pun membuka mata nya dan menatap ke arah Tati yang sudah menangis.
"Bik....aku akan baik baik saja ,aku janji akan usaha pulang sebulan sekali jika bisa bik . Jangan menangis lagi, aku jadi sedih meninggalkan kalian kalau begini " ucap Renata dan Tati langsung memeluk tubuh nya ,dia tersenyum saat mendengar ucapan dari Renata.
"Jangan dipaksa ya ,Kalau memang ngak bisa pulang ya ngak apa apa . Yang penting kamu baik baik saja disana " jawab Tati
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Tangis haru masih terasa di area terminal, bukan hanya Renata yang berangkat dari kampung ini tapi beberapa orang yang memang ingin bekerja di kota. Mereka ingin mencoba peruntungan di kota, jika nantinya mereka ngak diterima bekerja maka mereka akan kembali ke kampung halaman nya .
"Aku berangkat ya bik,Sari jaga ibu sama nenek di rumah ya . Nanti kalau kakak sudah punya uang, kakak pasti beliin boneka beruang yang besar seperti punya teman nya Sari" ucap Renata sebelum dia naik ke bus yang sudah akan berangkat, Sari mengangguk dengan mata berkaca kaca.
"Aku pasti jagain nenek dan ibu kak ,aku janji. Nanti kalau aku sudah lulus seperti kak Nata,aku juga ingin pergi ke kota dan menikah dengan pria yang tinggal di sana . Nanti aku ajak ibu dan nenek buat tinggal disana juga " jawab Sari yang kini sudah tersenyum lebar .
"Otak kamu tu ya ,masih kecil dah mikirin menikah" bentak Tati dan Renata langsung tertawa ,walaupun air mata nya masih mengalir di pipi nya.
"Sudah....sudah ,itu bus nya sudah mau berangkat. Kamu baik baik disana ,jaga kesehatan hhmm. Nanti kalau sudah sampai langsung beli ponsel dan telpon bibik ya " ucap Tati yang kini sudah bisa melepaskan kepergian Renata
Perjalanan ke kota memang ngak lah terlalu lama ,hanya perlu sekitar sehari semalam kesana melalui jalan utama tapi jika menggunakan jalan tol hanya butuh sehari saja . Berangkat pagi, malam sudah sampai disana karena lebih cepat tapi lebih mahal karena harus membayar uang tol .
Renata menatap jalanan sekeliling nya, ini pertama kali nya dia pergi jauh . Selama ini hanya berkeliling kampung saja ,atau tour ke daerah wisata yang hanya berjarak beberapa jam saja dari kampung nya.
Renata memilih untuk tidur saat hari sudah mulai malam ,perjalanan cukup panjang hingga dia bisa tidur dan menikmati setiap perjalanan nya . Dia mengingat bagaimana perjuangan nenek dan bibik nya dalam mengurus dirinya juga Sari selama ini ,bahkan si bibik memilih menjadi tukang cuci. Ngak perduli orang lain mengatakan apa pun, tidak perduli dengan penampilan nya .
Oleh karena itu lah ,Renata juga ingin ikut berjuang untuk kebahagiaan bibik dan nenek nya . Dia ingin memberikan yang terbaik untuk kedua nya, apalagi dia masih muda dan memiliki tenaga yang cukup banyak .
Setelah semalaman berada di dalam bus ,kini hari sudah menjelang pagi . Bus berhenti di rest area ,sebagian dari mereka turun untuk sekedar sarapan dan bersih bersih saja karena memang di berikan waktu sekitar satu jam untuk hal itu.
Supir bus juga butuh istirahat, makanya mereka memilih untuk memanfaatkan waktu itu. Renata ikut turun ,memperhatikan sekeliling nya yang masih terlihat asri karena mereka masih berada di pinggiran kota . Hanya tinggal beberapa jam lagi mereka sampai di kota, dia menarik nafas dan menghembuskan nya dengan santai.
"Aaakh....semoga cepat sampai ,aku sudah ngak sabar ingin segera bekerja. Biar bisa kasih nenek dan bibik " ucap Renata dalam hati ,dia sudah ngak sabar ingin segera sampai di kota.
"Nat.....kamu ngak beli sarapan ? Disana tuh, kalau mau biar sekalian sama aku " ucap salah satu penumpang bus, dia juga satu kampung dengan Renata. Dia akan bekerja di kota juga, hanya saja Renata ngak tau dia akan bekerja dimana karena pak Samsul memberikan beberapa perusahaan untuk mereka mengajukan pekerjaan .
Pak Samsul masih berada dikota, dia yang akan menjemput mereka di terminal menggunakan mobil milik nya . Walaupun mobil nya bukan mobil mewah dan mahal ,tapi dia berusaha membantu warga kampung nya agar bisa hidup lebih baik lagi .
"Ngak usah mbak,aku bawa bekal dari rumah. Ada roti juga kok ini " jawab Renata, Tati sudah memasakan nya sambal kering yang ngak basi jika di makan dua hari . Nasi nya juga tanek, sehingga masih bisa dimakan juga beberapa roti dan cemilan .
Renata juga ingin berhemat, dia ngak ingin menghabiskan uang nya apalagi dia belum tau akan diterima bekerja atau ngak nanti nya . Kalau pun di terima, paling ngak dia harus cari kamar kos kos an di dekat perusahaan tempat nya bekerja nanti .
Lagian Renata ngak mungkin menghabiskan uang nya untuk hal yang dia rasa bisa dia tahan ,dia harus ada pegangan juga untuk kedepan nya. Dia benar benar harus berhemat sampai gajian ,dia akan mencari cara untuk bisa menghasilkan uang dengan halal.
Wanita itu pun mengangguk, dia meninggalkan Renata yang masih menikmati udara sejuk di sekitar rest area . Dia tidak membawa apa pun, makanya dia memilih membeli makanan disana .
Setelah satu jam ,bus kembali jalan . Mereka mulai menuju kota ,hampir semua nya turun di terminal . Banyak dari mereka langsung menuju bus yang berada didalam kota ,bergerak menuju tujuan mereka masing masing.
Sedangkan Renata dan beberapa lainnya masih menunggu kedatangan pak Samsul, salah satu dari mereka sudah menghubungi pak Samsul dan mengatakan kalau bapak masih jalan menuju terminal.
"Kamu bekerja di mana Nat?"
"Mungkin di perusahaan yang dekat rumah pak Samsul, kalau kamu ?"
"Aku masih bingung, kalau kamu sih enak . Lulusan SMA,lah aku ...."
Renata hanya tersenyum saja, dia tau kalau kebanyakan warga kampung nya hanya bersekolah sampai SMP saja karena lebih memilih untuk makan sehari hari . Dia bersyukur karena nenek dan bibik nya bisa memberikan pendidikan yang tinggi di kampung nya, makanya dia berniat membalas nya.
"Di perusahaan kan juga bisa bagian cleaning service nya ,mungkin gaji nya besar juga " ucap Renata dan dia pun langsung mengangguk dengan mata berbinar ,dia tidak berpikir seperti itu.
"Bener ya Nat ,kok aku ngak mikir kesitu . Siapa tau juga aku dapat suami yang karyawan nya ya ,jadi bisa mengubah nasib aku " jawab wanita yang sebaya Renata itu, Renata hanya mengangguk saja.
"Tapi jangan terlalu berharap ,takut nya malah di manfaatkan. Kita ini kan orang kampung, takut nya mereka malah jadikan kita mainan dan ngak serius . Yang ada kita sebagai perempuan yang rugi sendiri " jelas Renata, dia ngak mau kalau warga kampung nya di manfaatkan oleh orang kota dan dia pun berharap hal itu juga tak terjadi pada nya.
"Ya....ya....kau benar ,untung aku bicara nya sama kamu . Kalau ngak kan bisa bisa aku kayak anak nya pak Rahmat yang ngak sadar diri, sampe sekarang aja kita ngak tau siapa suami nya karena dia ngak pernah kembali ke kampung lagi" ucap wanita itu dan Renata pun mengangguk.
Bersambung
Jangan lupa vote like dan komentarnya ya makasih 😘😘😘😘😘😘😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!